Anda di halaman 1dari 18

LAPAPORAN PRATIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“KONTRAKSI OTOT JANTUNG”

GOLONGAN W

NAMA KELOMPOK

1.ANDREAS AGNESIO ARYO BASUKI (2443022056)

2.MASSY SYADZA (2443022057)

3.NATASYA KHOIRUZ ZAHRO (2443022058)

4.INAYAH WULANDARI (2443022067)

5.REGINA GANDHI (2443022255)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Jantung merupakan organ yang sangat penting dalam makhluk hidup seperti manusia.fungsi
jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh .namun secara umum jantung berkerja
berkontraksi secara terus menerus untuk memompa darah keseluruh jaringan tubuh manusia

Kontraksi jantung dipengaruhi oleh arus listrik jantung .arus listrik tersebut bermula dari
nodus sinoatrial (SA)sebagai pacemaker yang berguna sebagai pemicu setiap siklus
jantung,setelah implus listrik yang diinisiasi oleh nodus SA impulnya akan menyebar melalui
kedua atrium sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara
berkesinambungan .pada saat yang sama implus tersebut mendepolarisasi nodus
antrioventrikular (AV)yang berada dibawah atrium kanan dari nodus (AV) tersebut,akan
menyakurkan arus listrik ke berkas atriventrikular.

HIS,berkas HIS tersebut kemudian bercabang menjadi cabang kanan (right bundle)dan cabang
kiri (lift bundle)hal tersebut adalah fase depolarisasi atau keadaan dimana saraf sedang
menjalankan rangsang.setelah mengalami depolarisasi maka selanjutnya akan mengalami
repolarisasi atau juga disebut juga periode istrirahat adalah saraf mengalami depolarisasi

B.TUJUAN PRATIKUM

1.memahami periode refrakter pada kontraksi otot jantung

2.memahami pengaruh stimulasi saraf vagus terhadap kontraksi otot jantung

3.memahami efek temperature terhadap nadi

4.memahami efek obat terhadap nadi

5.memahami efek sebagai macam ion terhadap nadi


BAB II

LANDASAN TEORI

Pada jantung manusia, simpulan SA terletak pada hubungan antara vena kava superior
dengan atrium kanan. Simpulan AV terletak pada bagian posterios kanan septum antar-atrium.
Secara normal simpulan AV adalah satu-satunya lintasan yang menghubungkan atrium dengan
ventrikel. Simpulan SA berkembang dari struktur pada sisi kanan embrio dan simpul AV dari
struktur pada sisi kiri. Serat noradrenergic berada pada epikardium, sedangkan serat vagus pada
endocardium. Meskipun demikian, terdapat hubungan efek penghambatan resiprokal satu dengan
lain pada persarafan simpatis dan parasimpatis jantung. Jadi, asetilkolin bekerja di presinap
untuk mengurangi pelepasan neropinefrin dari saraf simpatis, dan sebaliknya neuropeptida Y
yang dilepaskan dari ujung noradrenergic dapat menghambat pelepasan asetilkolin.
(Ganong,2002)

Pada jantung terdapat dua macam saluran Ca, yaitu saluran T (sekejap) dan L (berlangsung
lama). Arus kalsium yang terjadi karena pembukaan saluran T, pembukaan saluran L
menghasilkan implus. Potensial aksi pada simpul SA dan AV sebagian besar oleh karena Ca²,
dengan sedikit peranan aliran masuk Na Akibatnya, tidak terdapat gelombang runcing
depolarisasi yang tajam dan cepat sebelum mendatar, seperti terlihat pada bagian lain sistem
penghantar serat-serat otot atrium dan ventrikel. Serat atrium dan ventrikel tidak mempunyai
prapotensial, dan listrik spontan hanya bila terjadi kerusakan jaringan atau keadaan abnormal.
Depolarisasi yang dimulai pada simpul SA disebarkan secara radial keseluruh atrium kemudian
semuanya bertemu di simpul AV seluruh depolarisasi atrium berlangsung selama kira-kira 0.1
detik karena hantaran simpul AV lambat. Perlambatan ini diperpendek oleh perangsang saraf
simpatis yang kejantung dan akan memanjang akibat perangsangan vagus. (Ganong.2002)

Pada jantung orang normal, tiap denyut berasal dari simpulan SA(irama sinus normal, ISN).
Jantung berdenyut kira-kira 70 kali dalam satu menit pada keadaan istirahat. Frekuensi melambat
(bradikardia) selama tidur dapat dipercepat (takikardia) oleh emosi, olahraga. demam, dan
rangsangan lain. Frekuensi jantung bervariasi sesuai fase pernapasan meningkat selama inspirasi
dan menurun selama ekspirasi. Aritmia sinus adalah fenomena normal terutama disebabkan oleh
fluktuasi persarafan parasimpatis ke jantung. Selama inspirasi. implies vagus dari reseptor
regang dalam menghambat daerah hambat jantung di medula oblongata. (Ganong.2002)

Simpul AV keadaan abnormal dapat menjadi pemacu jantung. Bila hantaran atrium dan
ventrikel diperlambat tetapi tidak diputus lengkap, tejadi blok jantung tidak lengkap. Pada bentuk
yang dinamkan blok jantung derajat satu, semua implus atrium mecapai ventrikel tetapi interval
PR memanjang abnormal. Pada blok jantung tidak lengkap lain, terdapat ulangan rangkain
denyut dengan interval PR memanjang secara progresif sampai denyut ventrikel hilang
(fenomena wenchkebach). Blok dapat juga terjadi di fasikulus anterior atau posterior cabang
bekas kiri, menimbulkan kondisi yang disebut hemiblok atau blok fasikulus. Hemiblok anterior
kiri menimbulkan deviasi sumbu listrik kiri abnormal pada kurva, sedangkan hemiblok posterior
kiri menghasilkan deviasi sumbu kanan abnormal. (Ganong.2002)

Pada kontraksi otot jantung ini, kita ingin memahami periode refrakter pada kontraksi otot
jantung. Dan kita juga ingin mengetahui pengeruh stimulus saraf vagus terhadap kotraksi otot
jantung. Praktikum ini dilaksanakan menggunakan aplikasi PhysioEx melalui komputer. Dengan
PhysioEx kita tidak perlu menggunakan hewan percobaan. Dalam PhysioEx, terdapat berbagai
aktivitas yang dapat membuat praktikan mengetahui bagaimana cara otot jantung bekerja. Untuk
menggunakan PhysioEx, kita harus melihat dan melaksanakan perintah atau langkah-langkah
yang ada di dalam aplikasi tersebut.
BAB III

TATA KERJA
BAB IV

HASIL PRATIKUM

Activity 1

Gambar 1.1 terlihat efek dari single stimulus yang memberikan kejutan listrik ke jantung pada
setiap 10 rangsangan/detik dengan menggunakan external stimulation electrode

Gambar 1.2 terlihat efek dari kejutan istrik multiple stimuli ke jantung dengan kecepatan 20
rangsangan/detik dengan menggunakan external stimulation electrode
Activity 2

Gambar 2.1 terlihat efek dari multiple stimuli yang mengirim kejutan listrik ke saraf vagus
dengan kecepatan 50 stimuli/detik

Activity 3

SOLUTION HEART RATE


23°C Ringer's 62
5°C Ringer's 51
32°C Ringer's 72
Table diatas menjelaskan tentang efek ketika larutan dengan suhu tertentu pada jantung

Gambar 3.1 terlihat gambar detak jantung semakin lambat ketika larutan ringer’s dengan suhu 5°C
distimulisasikan pada jantung
Gambar 3.2 terlihat gambar detak jantung normal ketika larutan ringer’s dengan suhu 23°C
distimulisasikan pada jantung

Gambar 3.3 terlihat gambar detak jantung semakin cepat ketika larutan ringer’s dengan suhu
32°C distimulisasikan pada jantung
Activity 4

Table di bawah menjelaskan tentang ketika larutan ephineprin, pilocarpine, atropine, dan digitalis
menstimulisasi heart rate pada jantung

Solution Heart rate


- 59
Ephineprine 72
Pilocarpine 45
Atropine 69
Digitalis 41

Gambar 4.1 terlihat heart rate ketika distimulisasi dengan baseline


Gambar 4.2 terlihat heart rate ketika distimulisasi dengan ephineprin

Gambar 4.3 terlihat heart rate ketika distimulisasi dengan pilocarpine


Gambar 4.4 terlihat heart rate ketika distimulisasikan dengan atropine

Gambr 4.5 terlihat heart rate ketika distimulisasikan dengan digitalis

Activity 5

Solution Heart rate


- 59
Calcium 69
Sodium ~34
Potassium ~28
Table di atas menjelaskan ketika heart rate distimulasasikan dengan larutan calcium, sodium dan
potassium
Gambar 5.1 menjelaskan ketika baseline distimulisasikan dengan heart rate

Gambar 5.2 terlihat ketika heart rate terdapat ion kalsium

Gambar 5.3 terlihat ketika heart rate terdapat ion kalium


Gambar 5.4 terlihat ketika heart rate terdapat ion kalsium
BAB V

PEMBAHASAN

Kontraksi otot jantung terjadi karena adanya rangsangan yang diterima oleh saraf. Dalam sistem
saraf terdapat istilah polarisasi, depolarisasi, dan repolarisasi. Polarisasi adalah keadaan dimana
saraf sedang istirahat atau sedang tidak menjalankan rangsang, depolarisasi adalah keadaan
dimana saraf sedang menjalankan rangsang, dan repolarisasi adalah keadaan setelah saraf
mengalami depolarisasi. Diantara depolarisasi dan repolarisasi terdapat satu periode yang disebut
periode refrakter (refractory period), yaitu jangka waktu tertentu saat sel saraf benar-benar tidak
dapat menanggapi rangsang yang diberikan. Otot jantung memiliki periode refrakter yang relatif
panjang, sehingga tidak terjadi wave summation dan tetanus pada otot jantung. Jangka waktu
pada akhir repolarisasi disebut periode refrakter relatif (relative refractory period), dimana sel
saraf sudah dapat kembali menanggapi rangsang. Gelombang yang lebentuk pada osiloskop
merupakan bentuk kekuatan kontraksi arteri dan ventrikel. Gelombang yang lebih rendah
menunjukan kontraksi dari arteri, sedangkan gelombang yang lebih tinggi (besar) menunjukan
kontraski dari ventrikel. Ventrikel menghasilkan gelombang yang lebih besar karena pembuluh
darah ventrikel memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh, sehingga menghasilkan tekanan
pendorong yang lebih kuat. Otot jantung memiliki periode refrakter yang lebih lama, hampir
sepanjang kontraksi otot jantung, Sehingga, sebesar apapun frekuensi yang distimulasi tidak
akan mempengaruhi amplitudo, serta tidak memungkinkan terjadinya wave summation dan
tetanus. Ekstrasistol hanya memungkinkan selama relaksasi, dikarenakan esktrasistol tidak dapat
terjadi sampai kekuatan kontraksi otot jantung kembali relaksasi. Dalam sistem saraf otonom
terdapat sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik Saraf vagus adalah salah satu saraf
untuk menginervasi organ tubuh, yang dikenal secara kolektif sebagai visera. Fungsi saraf vagus
adalah untuk mengirim sinyal ke jantung. Saraf vagus (saraf kranial X), juga berfungsi sebagai
jalur komunikasi antara otak dan visera. Saraf vagus bekerja memperlambat laju denyut jantung.
Stimulasi berlebihan dari vagus dapat menghentikan jantung dalam waktu yang singkat atau
bahkan untuk selamanya. Pada saat jantung berhenti berdenyut, aliran darah terus mengalir ke
ventrikel, sehingga terjadi kontraksi agar jantung tetap berdenyut, kelanjutan detak jantung
tersebut disebut sebagai lolos vagus (vagal escape). Jantung mempunyai otot yang bersifat
otomatisasi, artinya dapat membentuk pusat denyut sendiri (SA Node). Meskipun SA Node
(pacemaker) yang menentukan denyut jantung, saraf juga mempengaruhi kerja pacemaker, yaitu
saraf simpatik untuk meningkatkan denyut jantung, dan saraf parasimpatik untuk menurunkan
denyut jantung. Stimulasi saraf vagus yang berlebihan dapat mengakibatkan denyut jantung
berhenti berdetak, karena saraf vagus mengendalikan sistem saraf parasimpatik, yaitu
memperlambat atau menurunkan denyut jantung. Cara jantung mengatasi vagal berlebihan
tersebut adalah dengan memompa aliran darah terus-menerus ke ventrikel, sehingga terjadi
kontraksi kembali dan jantung tetap berdenyut, kelanjutan detak jantung disebut sebagai vagal
escape dan dapat menjadi hasil dari simpatik refleks atau inisiasi ritme oleh serat purkinje.
Sistem saraf otonom dibagi menjadi duan cabang, yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatetik.
Sistem saraf simpatik dikenal sebagai "fight or flight" dan sistem saraf parasimpatis dikenal
sebagai "resting and digesting". Keduanya memasok impuls saraf ke jantung, saat istirahat
cabang parasimpatis lebih aktif. Sedangkan cabang simpatis aktif ketika dibutuhkan, misalnya
pada saat latihan dan ketika menghadapi bahaya. Jika saraf vagus dipotong, tidak akan ada yang
memperlambat kinerja jantung, sehingga kontraksi akan terus cepat dan
frekuensi pun meningkat.

Manusia memiliki kemampuan untuk mempertahankan suhu yang disebut homeothermic,


dengan rentang 35.8°C - 38,2°C. Sedangkan pada katak, suhu internal berupaya untuk
beradaptasi dengan suhu eksternal yang ada di lingkungan disebut poikilothermic. Pada keadaan
semakin tinggi suhu menyebabkan kerja jantung meningkat, karena terjadi peningkatan
depolarisasi sehingga menaikkan SA node kemudian meningkatkan kontraksi jantung.
Sedangkan semakin rendah suhu menyebabkan kerja jantung menurun sehingga terjadi
penurunan depolasisasi, SA node menurun sehingga menurunkan kontraksi jantung karena
terjadi hipotermia. Larutan ringer yang terdiri dari elektrolit penting, diperlukan untuk
mempertahankan kontraksi jantung. Meningkatkan suhu solusi Ringer menghasilkan
peningkatan denyut jantung pada katak, karena terjadi peningkatan depolarisasi sehingga
menaikkan SA node kemudian meningkatkan kontraksi jantung. Hal ini dikarenakan katak tidak
memiliki sistem regulasi homeostatik internal. Menurunkan suhu solusi Ringer menghasilkan
penurunan denyut jantung pada katak, karena terjadi penurunan depolarisasi sehingga
menurunkan SA node kemudian menurunkan kontraksi jantung. Hal ini dikarenakan katak tidak
memiliki sistem regulasi homeostatik internal. Manusia memiliki kemampuan untuk
mempertahankan suhu yang disebut homeothermic, yang berarti peningkatan suhu eksternal
akan menghasilkan pemicu pusat kehilangan panas. Mekanisme ini membantu menjaga suhu
internal dalam kisaran. Larutan ringer terdiri dari elektrolit penting, yaitu klorida, natrium,
kalium, kalsium, dan magnesium. Larutan ringer memberikan lingkungan yang diperlukan untuk
jantung katak sehingga potensi aksi jantung spontan dapat terjadi. Solusi Ringer menyediakan
sarana untuk jantung katak agar dapat terisolasi dengan layak sedangkan semakin rendah suhu
menyebabkan kerja jantung menurun sehingga terjadi penurunan depolasisasi, SA node menurun
sehingga menurunkan kontraksi jantung karena terjadi hipotermia.

Pilokarpin adalah alkaloid muskarinik yang diperoleh dari isolasi daun Pilocarpus jaborandi, P.
microphyllus. Pilokarpin bekerja sebagai reseptor agonis muskarinik pada sistem saraf
parasimpatik. Pada jantung, pilokarpin bekerja menurunkan denyut jantung. Atropin adalah
antagonis reseptor muskarinik yang berasal dari alam merupakan alkaloid tumbuhan Atropa
belladona. Efek utama atropin pada jantung adalah mengubah frekuensi jantung. Kerja
muskarinik ACh dan semua obat golongan ini diblok secara selektif oleh atropin, terutama
melalui pendudukan tempat reseptor muskarinik pada sel efektor autonom secara kompetitif dan
kemudian pada sel ganglion autonom. Digitalis diperoleh dari ekstrak Digitalis purpurea.
Glikosida dari tanaman ini digunakan untuk memperkuat kerja jantung (positif inotrop). Bagian
bagian yang murni dari tanaman ini digunakan untuk obat digoksin. Digitalis bekerja ditubuh
dengan cara menghalangi fungsi enzim natrium-kalium ATPase sehingga meningkatkan kadar
kalsium di dalam sel-sel otot jantung. Meningkatnya kadar kalsium di dalam otot sel-sel jantung
inilah yang menjadi sebab meningkatnya kekuatan kontraksi jantung tetapi sedangkan denyut
jantung menurun. Atropine menghambat kerja asetilkolin. Adrenergik adalah zat-zat yang
melawan efek perangsang saraf-saraf simpatis. Atropin adalah agonis kolinergik yang menaikkan
denyut jantung. Sedangkan kolinergik adalah yang merangsang organ-organ yang dilayani saraf
parasimpatis dan meniru efek perangsang oleh asetilkolin. Epinefrin adalah agonis kolinergik
yang berikatan dengan adrenergic receptor dan meningkatkan detak jantung. Potensial aksi
disebabkan oleh perubahan permeabilitas terhadap ion. Perubahan permeabilitas yang terjadi
pada sel otot jantung melibatkan ion kalsium, ion kalium, dan ion natrium. Ketiga ion tersebut
sangat mempengaruhi kekuatan kontraksi otot jantung. Calcium Channel Blockers digunakan
untuk mengobati darah tinggi. Mereka memblokir pergerakan kalsium ke sel otot jantung.
Pengubah yang mempengaruhi kekuatan denyut jantung adalah chronotropic, dan pengubah yang
memepengaruhi kekuatan kontraksi adalah inotropic. Terdapat tiga lon yang mempengaruhi
kekuatan kontraksi otot jantung, yaitu ion kalsium, kalium, dan natrium. Efek dari ion kalsium
sendiri adalah meningkatkan denyut jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung,
sedangkan efek dari ion kalium berlawanan dengan ion kalsium, ion kalium menyebabkan
meningkatnya kekuatan kontraksi otot jantung, karena ion kalium mempunyai konsentrasi yang
tinggi. Calcium Channel Blockers biasa digunakan untuk mengobati pasien darah tinggi, karena
CCB mempunyai manfaat untuk memperlambat gerakan kalsium ke sel otot jantung, sehingga
menurunkan tekanan darah.
BAB VI

KESIMPULAN

 Kontraksi otot jantung terjadi karena adanya rangsangan yang diterima oleh saraf dalam
sistem saraf terdapat polarisasi ,depolarisasi,dan repolarisasi .diantara depolarisasi dan
repolarisasi terdapat suatu periode yang digunakan refractory period
 Stimulasi saraf vagus yang berlebihan menyebabkan jantung berhenti berdetak dan setelah
beberapa saat ventrikel akan berdetak lagi kelanjutan dari detak jantung tersebut disebut
vagal escape
 Pada keaadan semakin tinggi suhu menyebabkan kerja jantung meningkat karena terjadi
peningkatan depolarisasi sehinggga menaikan SA node kemudian meningkatkan
kontraksi jantung
 Obat kolinergik membuat memberikan efek yaitu menurunkan denyut jantung .obat
adrenergic memberikan efek yaitu menaikan denyut jantung
 Potensial aksi disebabkan oleh perubahan permeabilitas terhadap ion.pengubah yang
mempenagruhi kekuatan denyut jantung adalah chronotropic,dan yang mempengaruhi
leluatan kontraksi adalah inotropic
DAFTAR PUSTAKA
 WILLIAM F.GANONG ,2001,BUKU AJAR FISIOLOGI EDISI 20

Anda mungkin juga menyukai