Anda di halaman 1dari 15

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED


INDIVIDUALIZATION) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI DI SMK NEGERI 4 MAKASSAR

THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TAI (TEAMS ASSISTED


INDIVIDUALIZATION) TYPE TOWARD STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION ON
ACCOUNTING SUBJECT OF 10TH GRADE ACCOUNTING STUDENTS AT SMK NEGERI 4
MAKASSAR

ANDI RAHMA

Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Makassar
Jl. Pendidikan Makassar
Email : andirahma75@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Teams Assisted Individualization) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pengantar
akuntansi siswa kelas X akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar. Variabel dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) (X) dan motivasi belajar (Y). Populasinya
yaitu keseluruhan kelas X Akuntansi SMK Negeri 4 Makassar. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas X
Akuntansi 2 sebanyak 35 siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling.Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi.Teknik analisis data yang digunakan yaitu
analisis keabsahan data dan analisis statistik data dengan bantuan program SPSS 21 for windows.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi linear sederhana Y=1,819+0,956X
dimana konstanta dengan nilai 1,819 yang berarti bahwa jika model pembelajaran kooperatif tipe TAI nilainya
nol, maka motivasi belajar siswa tetap ada sebesar 1,819 sedangkan koefisien regresi X sebesar 0,956 bernilai
positif, yang berarti bahwa jika model pembelajaran kooperatif tipe TAI mengalami peningkatan 1 satuan, maka
motivasi belajar siswa juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,956. Dari hasil analisis product moment
menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) r=0,677 yang berada pada interval 0,60-0,799 yang memiliki tingkat
pengaruh kuat antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted Individualization) terhadap
motivasi belajar siswa. Melalui uji-t pada kolom signifikan menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,000<0,05
dan nilai thitung 5,283>ttabel sebesar 1,692. Hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Asissted Indivdualization), Motivasi
Belajar
ABSTRACK
This research aims to determine the effect of cooperative learning model TAI (Teams Assisted
Individualization) type on students’ learning motivation on accounting subjects of 10th grade accounting
students at SMK Negeri 4 Makassar. The variables in this research are cooperative learning model of TAI
(Teams Assisted Individualization) type (X) and learning motivation (Y). The population is the entire 10th grade
accounting students at SMK Negeri 4 Makassar. The sample in this study is 10th grade of Accounting class 2
that consist of 35 students, sampling done by Purposive Sampling technique. Techniques of data collection used
are documentation and observation. Techniques of data analysis used are validity analysis and statistical data
analysis by using SPSS 21 for windows program.
Based on the result of data analysis, obtained simple linear regression equation Y=1,819+0,956X
where it is constant with value 1,819 meaning that if the value of cooperative learning model TAI type is zero,
hence student learning motivation still exist equal to 1,819 whereas coefficient of regression X equal to 0,956 is
positive, which means that if the model of cooperative learning type TAI has increased 1 unit, then the student's
learning motivation will also increase 0,956. Based on the analysis of product moment, it is show that the value
of correlation coefficient (r) r = 0,677 which is at interval 0,60-0,799 which have strong influence on model of
cooperative learning TAI (Teams Assisted Individualization) type toward students’ learning motivation.
Through the t-test the significant column shows that the probability value is 0.000 <0.05 and the tcalculation value
is 5.283>ttable of 1.692. This means that the hypothesis in this study is accepted.
Keywords: Cooperative Learning Model TAI (Teams Assisted Individualization) Type, Learning
Motivation.
2

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran penting menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai


dalam perkembangan suatu bangsa. Menurut Arief pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif
Prabowo dalam Suyanto dan Djihad Hisyam dapat memenuhi kebutuhan siswa dan berpikir
(2002:23), “Pendidikan merupakan institusi penting kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
bagi proses penyiapan dan peningkatan kualitas pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan
sumber daya manusia Indonesia yang benar-benar tersebut, strategi pembelajaran kooperatif
berkualitas”. Sedangkan menurut UU RI nomor 20 diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kualitas pembelajaran. (Rusman, 2012: 205). Salah
bab 1 pasal (1) mengatakan : satu model pembelajaran kooperatif yaitu model
“Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
terencana untuk mewujudkan suasana Individualization). (Huda, 2013: 200)
belajar dan proses pembelajaran agar Robert Slavin (Huda,2013:200),
peserta didik secara aktif mengungkapkan bahwa TAI (Teams Assisted
mengembangkan potensi dirinya untuk Individualization) merupakan sebuah program
mewakili kekuatan spiritual keagamaan, pedagogik yang berusaha mengadaptasikan
pengendalian diri, kepribadian, pembelajaran dengan perbedaan individual siswa
kecerdasan, akhlak mulia serta secara akademik. Pengembangan TAI dapat
keterampilan yang diperlukan dirinya, mendukung praktik-praktik ruang kelas, seperti
masyarakat, bangsa dan Negara”. pengelompokkan siswa, pengelompokkan
Pendidikan dapat memberikan bekal untuk kemampuan di dalam kelas, pengajaran
memasuki studi lanjut maupun untuk memasuki terprogram, dan pengajaran berbasis-komputer.
dunia kerja. Melalui pendidikan, seseorang dapat Zubaedi (2011: 224) juga mengungkapkan
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan bahwa:
kreativitas terhadap perkembangan ilmu “TAI adalah pembelajaran dengan
pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat membentuk kelompok-kelompok belajar
menghindarkan seseorang dari kebodohan, kecil yang heterogen terdidri dari 4 sampai
keterbelakangan dan kemiskinan, karena ilmu 5 dalam setiap kelompoknya, diikuti
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dengan pemberian bantuan secara individu
dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam bagi siswa yang memerlukannya. Sebelum
kehidupan. Pendidikan dapat mempengaruhi dibentuk kelompok, siswa diajarkan
perkembangan fisik, mental, emosional, moral serta bagaimana bekerja sama dalam satu
keimanan dan ketaqwaan manusia. (Abin kelompok. Masing-masing dalam satu
Syamsuddin Makmum dan Udin Syarifuddin kelompok memiliki tugas yang setara”.
Sa’ud, 2006:6). Ciri khas model pembelajaran TAI (Teams
Mutu pendidikan Indonesia masih jauh Assisted Individualization) adalah setiap siswa
dari memadai. Salah satu faktor yang menyebabkan secara individual belajar materi pembelajaan yang
adalah proses pembelajaran yang belum bermutu sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
(Paul Suparno, 2008:2). Menurut Made Wena individual dibawah ke kelompok-kelompok untuk
(2009: 2), “Tanpa strategi pembelajaran yang jelas, didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota
proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga kelompok, dan semua anggota kelompok
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban
tercapai secara optimal, dengan kata lain sebagai tanggung jawab bersama (Slavin, 2008:
pembelajaran tidak dapat berlangsung secara 191).
efektif dan efisien”. Untuk memperbaiki kualitas Adapun beberapa alasan pentingnya
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran TAI untuk
menggunakan model pembelajaran yang tepat. dikembangkan sebagai variasi model pembelajaran,
Salah satu model pembelajaran yang agar pemahaman konsep dapat tercapai. Alasan
memungkinkan siswa untuk berinteraksi secara tersebut diantaranya, dapat meningkatkan
aktif dan positif dalam kelompok adalah model partisipasi siswa terutama pada kelompok kecil,
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran karena siswa yang pandai bertanggungjawab
kooperatif merupakan model pembelajaran yang terhadap siswa yang lemah. Dengan demikian
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta siswa yang pandai dapat mengembangkan
dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa
dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa: (1) pernasalahan yang dihadapi (Suyitno, 2002:9).
penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat Beberapa alasan lain yang menyebabkan model
meningkatkan motivasi belajar siswa dan sekaligus TAI penting diterapkan sebagai model
dapat meningkatkan hubungan sosial, pembelajaran yaitu tidak adanya persaingan antar
3

siswa atau kelompok, karena bekerja sama untuk mengkomunikasikan hasilnya kepada para
menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara pengambil keputusan”.
berfikir yang berbeda. Senantiasa tidak hanya Pengetahuan teknis akuntansi merupakan
mengharapkan bantuan dari guru, serta siswa pengetahuan dasar yang diajarkan guru dan harus
termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh dipahami oleh peserta didik dalam belajar
materi. Guru setidaknya menggunakan setengah akuntansi (Suwardjono, 2012:4). Mata pelajaran
dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar merupakan
sehingga akan lebih mudah dalam pemberian mata pelajaran yang bersifat matematis, sehingga
bantuan secara individu (Slavin, 1995:101). dalam mempelajarinya dibutuhkan kemampuan
Dalam upaya peningkatan kualitas berfikir yang tinggi serta kemampuan menghitung
pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan baik. Oleh karena itu dalam proses
dengan peningkatan motivasi belajar. Dalam hal pembelajaran akuntansi guru harus menggunakan
belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan memperoleh motivasi belajar yang maksimal.
atau dorongan untuk belajar, karena dengan Berdasarkan pengamatan yang terjadi di
peningkatan motivasi belajar maka siswa akan lapangan, diperoleh informasi bahwa pembelajaran
tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam masih bersifat Teacher Center. Proses
belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya pembelajaran yang berlangsung didominasi oleh
(2008: 135) bahwa “Motivasi belajar dapat guru sebagai pemberi informasi dengan metode
diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan ekspositori. Pembelajaran dengan metode
peserta untuk bertindak atau melakukan sesuatu”. ekspositori menjadi model pembelajaran
Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri konvensional yang dilaksanakan. Penekanan pada
peserta didik manakala peserta didik merasa pembelajaran konvensional menyebabkan guru
membutuhkan (need). Peserta didik yang merasa tidak menggunakan variasi model pembelajaran
butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk lain. Pembelajaran konvensional yang dilakukan
memenuhi kebutuhannya. biasanya memposisikan siswa sebagai individu
A.M. Sardiman (2005:75), mengatakan yang pasif. Siswa yang kurang diberikan
bahwa : kesempatan untuk terlibat langsung dalam
“motivasi belajar juga dapat di artikan memahami pelajaran yang diberikan.
sebagai serangkaian usaha untuk Berdasarkan observasi yang dilakukan di
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, SMK Negeri 4 Makassar, diketahui bahwa motivasi
sehingga seseorang mau dan ingin belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, banyaknya siswa yang tampak tidak mendengarkan
maka akan berusaha untuk meniadakan penjelasan dari guru pada saat proses pembelajaran
atau mengelak perasaan tidak suka itu”. berlangsung dan juga pada saat pemberian tugas
Menurut Uno (2016:23) bahwa “betapa banyak siswa yang tidak bisa mengerjakan soal
pentingnya motivasi dalam belajar, karena yang diberikan oleh guru, mereka cenderung
keberadaannya sangat berarti bagi perubahan meminta jawaban dari temannya. Akibat dari
belajar”. Siswa akan rajin dan tekun belajar jika kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif
memiliki motivasi yang tinggi”. dalam memecahkan masalah, motivasi rendah,
Menurut Charles T. Horngren, dan Walter siswa pasif, serta kegiatan pembelajaran menjadi
T. Harrison (2012:34), “akuntansi adalah sistem tidak efisien sehingga pada akhirnya kualitas
informasi yang mengukur aktivitas bisnis, proses dan motivasi belajar rendah.
memproses data menjadi laporan, dan

Tabel 1. Persentase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dan
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi Siswa Kelas X
Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar.

Model Pembelajaran Persenta


Jumlah Persentase Motivasi Belajar
Kelas Kooperatif Tipe TAI e
Siswa (%) Siswa
(Teams Assisted Individualization) (%)
X 35 1. Siswa diberikan pre-test. Mereka 62,16 1. Tekun 57,14
Akun ditempatkan yang sesuai dalam menghadapi
tansi program individual berdasarkan tugas. 48,57
kinerja mereka pada tes ini. 2. Ulet menghadapi
2. Siswa dibagi ke dalam tim-tim yang 54,05 kesulitan. 54,28
beranggotakan 4-5 orang. 3. Memiliki minat
3. Siswa mempelajari materi pelajaran 72,97 terhadap 42,85
jurnal umum yang akan didiskusikan. pelajaran.
4

4. Siswa melakukan belajar kelompok 45,94 4. Lebih senang 45,57


bersama rekan-rekannya dalam satu bekerja mandiri.
tim, siswa yang pandai bertugas 5. Tidak cepat
sebagai asisten akan membantu bosan pada tugas-
siswa yang lemah. tugas rutin. 37,14
5. Hasil kerja siswa di-score di akhir 6. Dapat
pengajaran, dan setiap tim yang 51,35 mempertahankan 45,71
memenuhi kriteria sebagai “tim pendapatnya.
super” harus memperoleh 7. Tidak mudah
penghargaan (recognition) dari guru. melepaskan hal
6. Guru memberi pengajaran kepada 64,86 yang diyakini. 48,57
setiap kelompok tentang materi yang 8. Senang mencari
sudah didiskusikan. dan memecahkan
7. Guru meminta siswa mengerjakan masalah soal-
tes-tes untuk membuktikan 56,75 soal.
kemampuan mereka yang
sebenarnya.
Rata-rata 58,29 47,48
Sumber : Guru Akuntansi dan observasi dari 35 siswa kelas X Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar (data
diolah)

Pada tabel 1 untuk indikator model membantu siswa yang lemah memperoleh skor
pembelajaran TAI (Teams Assisted sebesar 45,94%. Hal ini menunjukkan bahwa
Individualization) diukur dengan menggunakan belum ada kegiatan belajar kelompok bersama
lembar observasi dan diolah menggunakan skala rekan-rekannya dalam satu tim pada mata pelajaran
Guttman, terlihat bahwa model pembelajaran akuntansi. Sehubungan dengan itu, pada tabel 1
kooperatif tipe TAI (Teams Assisted terlihat bahwa motivasi belajar siswa kelas X
Individualization) belum digunakan pada mata Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar pada mata
pelajaran pengantar akuntansi. Hal ini dapat terlihat pelajaran pengantar akuntansi motivasi belajar
pada indikator keempat yaitu siswa melakukan siswa dapat dikatakan masih rendah karena
belajar kelompok bersama rekan-rekannya dalam memperoleh skor yaitu sebesar 47,48%.
satu tim, di mana siswa yang pandai akan

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain penelitian Metode penelitian Experiment yang digunakan


1. Variabel Penelitian yaitu bentuk Pre-Experimental Design. Menurut
Menurut Usman (2009:7) bahwa “variabel Sugiyono (2010:109) “metode penelitian Pre-
adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi Experimental Design hasilnya merupakan variabel
nilai untuk menggambarkan abstraksi suatu gejala dependen bukan semata-mata dipengaruhi variabel
sosial atau gejala alamiah”. Variabel penelitian independen”. Hal ini karena tidak adanya variabel
yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
dari variabel bebas (Independent Variabel) dan Adapun bentuk Pre-Experimental Design
variabel terikat (Dependent Variabel). Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah One
variabel dalam penelitian ini adalah: Group Pretest-Posttest design (satu kelompok
a) Variabel Bebas (Independent Variabel) Pretest-Postest). Menurut Sugiyono (2016:110)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI “One Group Pretest-Posttest design jenis ini
(Teams Assisted Individualization) yang terdapat Pretest sebelum diberi perlakuan”. Dengan
disimbolkan dengan variabel (X). demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
b) Variabel terikat (Dependent Variabel) akurat, karena dapat membandingkan dengan
Motivasi Belajar yang disimbolkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan.
variabel (Y). Desain One Group Pretest-Posttest design
2. Desain Penelitian menurut Sugiyono (2016:111) digambarkan
Penelitian ini merupakan penelitian sebagai berikut:
kuantitatif dengan menggunakan metode O1 X O2
Experiment. Penelitian eksperimen dimaksudkan
untuk melihat akibat pengaruh perlakuan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
Individualization) terhadap motivasi belajar siswa.
5

Keterangan: Individualization. Kemudian pada tahap akhir


X = Treatmen (perlakuan) yang kelompok experiment diberikan posttest untuk
diberikan melihat apakah terdapat peningkatan dibandingkan
O1 = Pretest (sebelum diberikan sebelum diberikan perlakuan.
perlakuan) Objek penelitian ini adalah SMK Negeri 4
O2 = Posttest (sesudah diberikan Makassar dan yang menjadi populasi adalah
perlakuan) seluruh kelas X Akuntansi dan sampel dalam
O2-O1 = Pengaruh perlakuan terhadap penelitian ini adalah kelas X Akuntansi 2 tahun
motivasi belajar ajaran 2017/2018 sebanyak 35 siswa. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah
Dalam penelitian ini terdapat kelompok dokumentasi dan observasi. Analisis data yang
experiment yang diberi pretest. Kemudian digunakan adalah uji validitas instrumen, uji
kelompok experiment diberikan reabilitas instrumen, dan analisis regresi sederhana,
treatment/perlakuan berupa pembelajaran uji korelasi, dan uji-t. Untuk lebih jelasnya dilihat
menggunakan model Teams Assisted pada gambar 2 pada halaman berikut:

SMK NEGERI 4 MAKASSAR


Teknik Pengumpulan
KELAS X AKUNTANSI 23
data
 Dokumentasi
 Observasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Motivasi belajar siswa


TAI (Teams Assisted Individualization) a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan
a. Siswa diberikan tes awal (pre test) c. Memiliki minat terhadap pelajaran
b. Siswa dibagi ke dalam tim-tim TAI d. Lebih senang bekerja mandiri
c. Siswa membaca materi e. Tidak cepat bosan pada tugas-tugas rutin
d. Siswa melakukan belajar kelompok f. Dapat mempertahankan pendapatnya
e. Skor dan Rekognisi g. Tidak mudah melepaskan hal yang
f. Kelompok pengajaran diyakini
g. Tes Fakta. h. Senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal.
Teknik Analisis Data
 Regresi Linier Sederhana
 Korelasi Product Moment
 Uji-t

Hasil dan kesimpulan


Gambar 2. Desain Penelitian

B. Definisi Operasional dan Pengukuran mampu berperan sebagai asisten yang


Variabel bertugas membantu secara individual
1. Definisi Operasional siswa lain yang kurang mampu dalam
Definisi operasional penelitian yaitu: suatu kelompok.
a) Model pembelajaran kooperatif Tipe TAI b) Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan
(Teams Assisted Individualization) adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang
model pembelajaran yang membagi siswa menimbulkan kegiatan belajar siswa
ke dalam kelompok-kelompok kecil berupa perubahan tingkah laku untuk
(empat sampai lima siswa) yang heterogen mencapai tujuan yang ingin dicapai.
dimana terdapat seorang siswa yang lebih
6

a) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


2. Pengukuran Variabel (Teams Assisted Individualization)
Menurut Sugiyono (2015:133) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
“pengukuran variabel adalah skala pengukuran diukur menggunakan skala guttman. Menurut
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan Sugiyono (2015:140) skala gutmann merupakan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat skala yang digunakan untuk memperoleh jawaban
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran dari responden yang bersifat jelas (tegas) dan
akan menghasilkan data kuantitatif”. Adapun konsisten yang mempunyai gradasi “Ya” dan
pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah “Tidak”. Sehingga pertanyaan yang mempunyai
sebagai berikut: jawaban “Ya” mendapatkan skor 1, dan jawaban
“Tidak” mendapatkan skor 0.

Matriks/kisi-kisi pengembangan instrumen variabel model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
Assisted Individualization) yang dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3. Matriks/kisi-kisi Pengembangan Instrumen Variabel Model Pembelajaran Kooperatif TAI


(Teams Assisted Individualization)
Variabel Indikator Butir
1. Siswa diberikan pre-test. Mereka ditempatkan yang sesuai
dalam program individual berdasarkan kinerja mereka pada 1
tes ini.
2. Siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 2, 3, 4
orang.
3.Siswa mempelajari materi pelajaran jurnal umum yang akan 5, 6
didiskusikan.
Model Pembelajaran
4.Siswa melakukan belajar kelompok bersama rekan-
Kooperatif tipe TAI 7, 8, 9
rekannya dalam satu tim, siswa yang pandai bertugas
(Teams Assisted
sebagai asisten akan membantu siswa yang lemah.
Individualization)
5.Hasil kerja siswa di score di akhir pengajaran, dan setiap
tim yang memenuhi criteria sebagai “tim super” harus 10, 11
memperoleh penghargaan (recognition) dari guru.
6.Guru memberi pengajaran kepada setiap kelompok tentang 12
materi yang sudah didiskusikan.
7.Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk 13
membuktikan kemampuan mereka yang sebenarnya.
Sumber: Huda (2013: 200)
b) Motivasi Belajar skala yang digunakan untuk memperoleh jawaban
dari responden yang bersifat jelas (tegas) dan
Motivasi belajar siswa diukur dengan konsisten yang mempunyai gradasi “Ya” dan
menggunakan instrumen yakni lembar observasi “Tidak”. Sehingga pertanyaan yang mempunyai
dengan menggunakan skala guttman. Menurut jawaban “Ya” mendapatkan skor 1, dan jawaban
Sugiyono (2015:140) skala Guttman merupakan “Tidak” mendapatkan skor 0.

Matriks/kisi-kisi pengembangan instrumen variabel motivasi belajar yang dapat ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel 4. Matriks/kisi-kisi Variabel Motivasi Belajar Siswa
Indikator Butir
Variabel
1.Tekun menghadapi tugas 1, 2, 3

2.Ulet menghadapi kesulitan 4


3.Memiliki minat terhadap pelajaran 5, 6, 7
Motivasi
4.Lebih senang bekerja mandiri 8
Belajar
5.Tidak cepat bosan pada tugas-tugas rutin 9, 10
6.Dapat mempertahankan pendapatnya 11, 12
7

7.Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 13

8.Senang mencari dan memecahkan masalah soal- 14


soal
Sumber: Sardiman (2016: 83)

Adapun variabel TAI (Teams Assisted 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙


% Skor Aktual = x 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
Individualization) dan motivasi belajar dapat
Keterangan:
disajikan dalam analisis deskriptif persentase
1. Skor Aktual adalah skor jawaban
berupa distribusi frekuensi dan perolehan skor.
yang diperoleh dari seluruh
Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel
responden.
penelitian dapat dilihat pada rumus yang
2. Skor ideal adalah skor maksimum
dikemukakan oleh Narimawati (2007:84) sebagai
atau skor tertinggi yang mungkin
berikut:
diperoleh dari seluruh responden
Adapun kriteria interpretasi skor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Kriteria Interpretasi Skor Responden


No Jumlah Skor Kriteria
1 20.00%-36.00% Tidak Baik
2 36.01%-52.00% Kurang Baik
3 52.01%-68.00% Cukup
4 68.01%-84.00% Baik
5 84.01%-100% Sangat Baik
Sumber: Narimawati Umi (2007: 85)

C. Populasi dan Sampel benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
1. Populasi sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
Menurut Mulyatiningsih (2011: 9) dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
menyebutkan bahwa: “Populasi adalah sekumpulan, yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam
orang, tumbuhan atau benda yang mempunyai penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas
karakteristik tertentu yang akan diteliti”. Jadi X Akuntansi SMK Negeri 4 Makassar yang terdiri
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan dari 3 kelas.

Tabel 6. Jumlah Populasi kelas X Akuntansi SMK Negeri 4 Makassar


JumlahSiswa
Kelas Total
Laki-laki Perempuan
X Ak 1 8 27 35
X Ak 2 8 27 35
X Ak 3 7 26 33

Sumber: SMK Negeri 4 Makassar

2. Sampel Akuntansi 2 di SMK Negeri 4 Makassar yang


Menurut Sugiyono (2015: 120), “Sampel berjumlah 35 siswa di mana laki-laki berjumlah 8
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dan perempuan berjumlah 27.
dimiliki oleh populasi tersebut”.
Teknik pengambilan sampel dalam D. Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini adalah Purposive Sampling. Menurut Pengumpulan data dalam penelitian ini ada 2
Sugiyono (2014: 85) “purposive sampling adalah yaitu:
teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan 1. Dokumentasi
tertentu”. Sampel dari penelitian ini adalah kelas X Menurut Arikuntono (2006: 231) “Metode
Akuntansi 2 di SMK Negeri 4 Makassar. Tujuan dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
dari pemilihan sampel karena adanya pertimbangan atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat
bahwa peneliti menggunakan satu kelas sebagai kabar. Dokumen yang akan digunakan dalam
kelompok eksperimen dan nilai siswa pada kelas penelitian ini antara lain, perangkat pembelajaran,
tersebut, nilai rata-ratanya berada di bawah nilai dan profil sekolah.
KKM yang disebabkan karena motivasi dalam
belajar rendah. Adapun jumlah siswa kelas X
8

2. Observasi melakukan observasi adalah checklist agar dapat


Observasi merupakan teknik membantu observer dalam mengamati
pengumpulan data dengan cara mengamati setiap pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya Individualization) dan motivasi belajar siswa yang
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan dijabarkan ke dalam bentuk skala atau kriteria
diamati atau diteliti (Sanjaya, 2013:86). Observasi tertentu.
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi partisipan. Observasi partisipan adalah E. Teknik Analisis Data
metode pengumpulan data yang digunakan untuk Untuk menganalisis variabel-variabel dan
menghimpun data penelitian melalui pengamatan menguji serta membuktikan hipotesis yang
dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam diajukan, maka digunakan analisis data antara
keseharian informan. lain:
Dalam penelitian ini, peneliti 1. Uji Validitas Instrumen
melakukan observasi dan dibantu oleh 4 orang Menurut Sugiyono (2015:173), “instrumen
observer, masing-masing observer mengobservasi 1 yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
kelompok dan selebihnya di observasi oleh peneliti. mendapatkan data (mengukur) itu valid. ”Valid
Hal ini dilakukan agar observasi berjalan lancar. berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
Observasi dilakukan selama berlangsungnya mengukur apa yang seharusnya diukur”. Pengujian
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dengan validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu
mencatat pada lembar observasi. Hal-hal yang mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total
perlu diobservasi adalah model pembelajaran yang merupakan jumlah tiap skor butir. Nilai r
kooperatif tipe TAI (Teams Assisted hitung yang dihasilakan dicocokkan dengan r tabel
Individualization) dan motivasi belajar siswa product moment pada taraf signifikan 5%. Rumus
selama pembelajaran kelompok. yang digunakan adalah korelasi product moment
Instrument yang digunakan dalam menurut Sugiyono (2015:255) sebagai berikut:

n∑x i y i − ∑x i ∑y i
rxy =
{n∑x i 2 − (∑x i )2 } {n∑y i 2 −(∑y i )2 }
Dimana:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara x dan y
n = Jumlah sampel
∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y.
∑𝑥𝑖 = Jumlah skor tiap-tiap item.
∑𝑦𝑖 = Jumlah skor total.
∑x² = Jumlah Kuadrat seluruh skor x.
∑y² = Jumlah Kuadrat seluruh skor y.

2. Uji Reliabilitas Instrumen sama”. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan


dengan internal consistency dengan teknik belah
Menurut Sugiyono (2015:173), dua (split half) yang dianalisis dengan rumus
“instrumen yang reliabel adalah instrumen yang Spearman Brown. Adapun rumusnya sebagai
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur berikut:
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
2 𝑟𝑏
ri =
1+ 𝑟 𝑏

Keterangan:
ri = reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

3. Analisis Regresi Sederhana Assisted Individualization) (X) terhadap Motivasi


Analisis ini digunakan untuk menguji Belajar Siswa (Y).
pengaruh antara variabel independen dan variabel Berikut rumus yang digunakan dalam analisis ini
dependen, yaitu ada tidaknya pengaruh antara (Sugiyono, 2012: 257):
Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Teams

Y = a + bX
9

Keterangan :
A = Konstanta
B = Koefisien regresi
X = Variabel independen/Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI
(Teams Assisted Individualization)
Y’ = Variabel dependen (Motivasi Belajar Siswa)

4. Analisis Koefisien Korelasi Individualization) dan motivasi belajar. Dalam uji


Analisis koefisien korelasi digunakan ini digunakan rumus yang dikenal dengan rumus
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Korelasi Product Moment oleh Sugiyono
kedua variabel yaitu model pembelajaran (2015:183) yaitu:
kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
n.∑x i y i − ∑y i
rx = 2 2 2 2
n{∑x i (∑x i ) } {n∑y i (∑y i ) }
Keterangan:
rxy = Koefisien Korelasi
x = Nilai variabel X (model pembelajaran kooperatif tipe TAI)
y = Nilai variabel Y (Motivasi Belajar)
n = Jumlah sampel

Untuk mengetahui hasil dari nilai korelasi yang diperoleh, dapat dilihat dengan menggunakan tabel
berikut:
Tabel 7. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 -0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010: 184)

5. Uji-t Agar hasil regresi yang diperoleh dapat


Dalam penelitian ini digunakan teknik dijelaskan hubungannya, maka hasil regresi
analisis data Uji-t untuk mengetahui tersebut di uji menggunakan Uji-t dengan derajat
signifikan/keberartian koefisien regresi sekaligus kepercayaan 0,05. Menurut Sugiyono (2015:257)
menguji hipotesis yang diajukan. dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑟 𝑛−2
t=
1− 𝑟 2
Keterangan:
t = Uji perbandingan (nilai t yang dihitung)
n = Jumlah sampel
r = Nilai korelasi
r2 = Koefisien determinan

Kriteria pengujian hipotesis menurut


Sugiyono (2015: 185) adalah sebagai berikut: Pengujian dilakukan dengan menggunakan
1) Tolak H0, Terima H1 jika nilai thitung > bantuan program Statistic Package for Social
ttabel pada taraf signifikansi 0,05 Science (SPSS) versi 21.
atau α 5%
2) Tolak H1, Terima H0 jika nilai thitung <
ttabel pada taraf signifikansi 0,05 atau α 5%

HASIL PENELITIAN SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (P & K)


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian tanggal 12 Agustus 1964 No. 398/B.3/Kedja.64
1. Sejarah singkat SMK Negeri 4 Makassar yang ditandatangani oleh Kepala Direktorat
SMK Negeri 4 Makassar yang dahulu Pendidikan kejuruan NJ. K. WASITO. Dan pada
bernama SMEA Negeri 2 Ujung Pandang dibuka tahun 1997 nama SMEA Negeri 2 Ujung pandang
dan didirikan pada tanggal 1 Agustus 1964 dengan diubah menjadi SMK Negeri 4 Makassar yang saat
10

ini berlokasi di Jl. Bandang No. 140 Kelurahan internasional seperti ISO dan atau QMS lainnya
Parang Layang Kecamatan Bontoala.SMK Negeri yang relevan.
4 Makassar telah mengalami beberapa kali Misi SMK Negeri 4 Makassar adalah
pergantian pimpinan yaitu : sebagai berikut:
a. Drs. Alferos Tarupay (1964-1985) a. Menyiapkan tamatan yang siap kerja dan
b. Andi Saleh Tahir, Ba (1985-1995) produkif yang dilandasi iman dan taqwa serta
c. Drs. Djamaluddin Bahsen (1995-1997) menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Drs. Anwar (1997-2006) b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
e. Drs. Muhammad Rais R. (2006-2008) kejuruan yang adaptif, fleksibel dan
f. Dra. Asnah Baharuddin, M.Pd (2008-2016) berwawasan global.
g. Drs. H. Muhammad Jufri, M.Pd. (2016 – c. Mengembangkan potensi sekolah yang
2017) bernuansa industri dan mampu bersaing di
h. Drs. Rusli, M. Pd (sekarang) tingkat nasional dan internasional.
Mengembangkan fungsi sekolah sebagai
2. Visi dan Misi Sekolah pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan terpadu
Visi SMK Negeri 4 Makassar adalah (PPKT) yang memberikan layanan prima kepada
menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan masyarakat.
Kejuruan yang Unggul dan berstandar Internasional 3. Fasilitas Sekolah
(become international vocational education and SMK Negeri 4 Makassar sama halnya
training centre of excellence) untuk itu dalam dengan sekolah lainnya yang memiliki beberapa
setiap kegiatan sesuai lingkup bisnisnya, SMK fasilitas yang erat hubungannya dengan jurusan
Negeri 4 Makassar senantiasa mengadopsi, yang ada pada sekolah tersebut misalnya akuntansi.
menganalisis dan mengembangkan sistem Selain itu terdapat pula fasilitas sebagai penunjang
manajemen sesuai dengan persyaratan standar berlangsungnya proses belajar mengajar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut:
Tabel 7. Fasilitas SMK Negeri 4 Makassar
No Jenis Bangunan, gedung dan lain-lain Jumlah Keterangan
1 Bangunan Gedung Sekolah 1 Permanen
2 Ruangan Kepala Sekolah 1 Ruangan
3 Ruangan Wakil Kepala Sekolah 4 Ruangan
4 Ruangan Guru-Guru 1 Ruangan
5 Ruangan kelas 47 Ruangan
6 Ruangan Tata Usaha 1 Ruangan
7 Ruangan Perpustakaan 1 Ruangan
8 Ruangan Laboratorium Bahasa 1 Ruangan
9 Ruangan Labaoratorium Keahlian Jurusan 6 Ruangan
10 Ruangan BK 1 Ruangan
11 Ruangan UKS 1 Ruangan
12 Ruangan Rapat 1 Ruangan
13 Bangunan Mushollah 1 Permanen
14 WC / Kamar Mandi 5 Ruangan
15 Aula 1 Ruangan
16 Ruangan Osis 1 Ruangan
17 Ruangan PMR 1 Ruangan
18 Ruangan Pramuka 1 Ruangan
19 Ruangan Olahraga 1 Ruangan
Sumber: SMK Negeri 4 Makassar, 2018

a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI kelompok bersama rekan-rekannya dalam satu tim,
(Teams Assisted Individualization) siswa yang pandai bertugas sebagai asisten akan
Hasil observasi terhadap pembelajaran kooperatif membantu siswa yang lemah, hasil kerja siswa di-
tipe TAI (Teams Assisted Individualization) score di akhir pengajaran, dan setiap tim yang
digambarkan persentase jumlah skor seluruh memenuhi kriteria sebagai “tim super” harus
jawaban observer yang diperoleh dari 7 indikator memperoleh penghargaan (recognition) dari guru,
yaitu siswa dibagi ke dalam tim-tim yang guru memberi pengajaran kepada setiap kelompok
beranggotakan 4-5 orang, siswa diberikan pretest. tentang materi yang sudah didiskusikan, guru
Mereka ditempatkan yang sesuai dalam program meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk
individual berdasarkan kinerja mereka pada tes ini, membuktikan kemampuan mereka yang
siswa mempelajari materi pelajaran jurnal umum sebenarnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 19
yang akan didiskusikan, siswa melakukan belajar berikut ini:
11

Tabel 19. Data Persentase Indikator Model Pembelajaran Tipe TAI (Teams Assisted Individualization)
Presentase
Skor
No Indikator Skor Ideal (%) skor Keterangan
Aktual
Aktual
1 Siswa diberikan Pre-test 33 35 94,3 Sangat Baik
2 Siswa dibagi ke dalam
tim-tim yang 91 105 86,7 Sangat Baik
beranggotakan 4-5 orang
3 Siswa mempelajari 51 70 72,8 Baik
materi pelajaran jurnal
umum yang akan
didiskusikan.
4 Siswa melakukanbelajar 94 105 89,6 Sangat baik
kelompok bersama
rekan-rekannya dalam
satu tim, siswa yang
pandai bertugas sebagai
asisten akan membantu
siswa yang lemah
5 Hasil kerja siswa di- 48 70 68,6 Baik
score di akhir pengajaran
6 Guru memberi 31 35 88,6 Sangat Baik
pengajaran kepada setiap
kelompok tentang materi
yang sudah didiskusikan
7 Guru meminta siswa 34 35 97,1 Sangat Baik
untuk mengerjakan tes-
tes (post test)
Jumlah 382 455 85,4 Sangat Baik
Sumber: Hasil Olah Data Lembar Observasi
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan hasil sangat baik yaitu indikator ke 4 yaitu Siswa
persentase skor aktual penggunaan model melakukan belajar kelompok bersama rekan-
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted rekannya dalam satu tim, siswa yang pandai
Individualization) diperoleh persentase skor aktual bertugas sebagai asisten akan membantu siswa
rata-rata sebesar 85,4 persen yang tergolong sangat yang lemah memperoleh skor aktual 89,6 persen.
baik. Meskipun demikian masih terdapat indikator Hal ini ditandai dengan berhasilnya kegiatan
hasil kerja siswa di-score di akhir pengajaran belajar kelompok jika terdapat asisten guru dalam
memperoleh persenstase skor aktual dengan skor kelompok tersebut.
68,6 persen. Terdapat pula indikator tergolong

b. Variabel Motivasi Belajar


Berdasarkan data variabel Motivasi pernyataan sebanyak 14 butir instrumen
Belajar Siswa yang diperoleh dari hasil observasi dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Adapun
pada 35 responden, dengan jumlah deskripsi persentase data disajikan berdasarkan
indikator sebagai berikut:

Tabel 28. Data Persentase Indikator Motivasi Belajar


Presentase
Skor
No Indikator Skor Ideal (%) skor Keterangan
Aktual
Aktual
1 Tekun menghadapi tugas 95 105 90,5 Sangat Baik

2 Ulet menghadapi 16 35 45,8 Kurang Baik


kesulitan
3 Memiliki minat terhadap 96 105 91,4 Sangat Baik
pelajaran
4 Lebih senang bekerja 23 35 65,7 Cukup
mandiri
12

5 Tidak cepat bosan pada 59 70 84,3 Sangat Baik


tugas-tugas rutin
6 Dapat mempertahankan 56 70 80,0 Baik
pendapatnya
7 Tidak mudah 23 35 65,7 Cukup
melepasakan hal yang
diyakini
8 Senang mencari dan 32 35 91,4 Sangat Baik
memecahkan masalah
soal-soal
Jumlah 400 490 76,9 Baik
Sumber: Hasil Olah Data Lembar Observasi
Berdasarkan tabel 28 menunjukkan hasil sebesar 76,9 persen yang tergolong baik. Hal ini
persentase skor aktual penggunaan motivasi belajar disebabkan karena semua indikator berada di atas
siswa diperoleh persentase skor aktual rata-rata rata-rata yang tergolong baik.

Tabel 33. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana


Coefficientsa
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.819 1.878 .969 .340
1 Model Pembelajaran
.956 .181 .677 5.283 .000
TAI
Sumber : Diolah dengan menggunakan SPSS 21.0 2017

Berdasarkan tabel 33 diketahui analisis motivasi belajar siswa juga akan mengalami
perhitungan persamaan regresi diperoleh nilai a= peningkatan sebesar 0,956.
1,819 dan b= 0,956 sehingga persamaan regresinya X adalah model pembelajaran kooperatif
adalah: tipe TAI (Teams Assisted Individualization) dan Y
Y = a + bx adalah motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi di
Y = 1,819 + 0,956X SMK Negeri 4 Makassar, dari persamaan di atas
Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut: dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi X
a) Konstanta sebesar 1,819 menunjukkan bahwa mempunyai tanda positif. Dengan kata lain model
jika model pembelajaran kooperatif tipe TAI pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
(Teams Assisted Individualization) nilainya Assisted Individualization) mempunyai pengaruh
adalah nol, maka motivasi belajar siswa tetap positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata
ada sebesar 1,819. pelajaran pengantar akuntansi siswa kelas X
b) Koefisien regresi X sebesar 0,956 menunjukkan Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar.
bahwa ketika model pembelajaran kooperatif
tipe TAI (Teams Assisted Individualization)
mengalami peningkatan 1 satuan, maka

Tabel 34. Koefisien Korelasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .677a .458 .442 2.044
a. Predictors: (Constant), Model Pembelajaran TAI
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa
Sumber : Diolah dengan menggunakan SPSS 21.0 2017

Berdasarkan tabel 34 hasil analisis data kuat. Ini berarti terdapat hubungan korelasional
menunjukkan bahwa variabel model pembelajaran yang positif antara model pembelajaran kooperatif
kooperatif tipe TAI (Teams Assisted tipe TAI terhadap motivasi belajar siswa.
Individualization) (X) terhadap motivasi belajar Dalam tabel di atas dapat diperoleh nilai
siswa (Y) dengan koefisien r = 0,677 berada pada koefisien determinasi ( r2 ) yang diperoleh adalah
interval 0,60-0,799 yang memiliki tingkat pengaruh 0,458 atau 45,8%, yang dapat ditafsirkan bahwa
13

model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
kontribusi sebesar 45,8% terhadap motivasi belajar penelitian ini.
siswa. Sedangkan 54,2% sisanya dipengaruhi oleh

Tabel 35. Rangkuman Hasil Analisis Uji-t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.819 1.878 .969 .340
1 Model Pembelajaran
.956 .181 .677 5.283 .000
TAI
Sumber : Diolah dengan menggunakan SPSS 21.0 2017

Dari tabel 35, dapat dijelaskan bahwa hasil secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa.
uji-t diperoleh hasil hitung sebesar 5,283 dengan Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis
signifikan 0,000. Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini diterima, karena penggunaan
variabel model pembelajaran kooperatif tipe TAI model pembelajaran kooperatif tipe TAI
berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi
siswa. Pada hasil ini menunjukkan nilai signifikan belajar siswa pada mata pelajaran pengantar
lebih kecil dari 5% (α= 0,005) dan nilai thitung akuntansi siswa kelas X Akuntansi di SMK Negeri
5,283> ttabel sebesar 1,692 ini berarti variabel model 4 Makassar.
pembelajaran kooperatif tipe TAI berpengaruh

PEMBAHASAN

a. Pengaruh model pembelajaran Kooperatif menunjukkan Y = 1,819 + 0,956X dengan


Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) koefisien regresi Xb=0,956 yang menyatakan
terhadap motivasi belajar siswa kelas X setiap penambahan 1 nilai model pembelajaran
Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
Desain penelitian dalam penelitian Individualization) maka nilai motivasi belajar siswa
eksperimen ini adalah jenis Experimental. Pada bertambah sebesar 0,956 dan koefisien bernilai
penelitian ini hanya ada kelompok eksperimen, positif sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi
dimana terdapat suatu kelompok yang diberi hubungan positif model pembejalaran kooperatif
treatment/perlakuan kemudian diobservasi terhadap tipe TAI (Teams Assisted Individualization)
variabel yang diteliti. Alasan menggunakan desain terhadap motivasi belajar siswa. Korelasi antara
penelitian eksperimen jenis Experimental Design model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Assisted Individualization) dan motivasi belajar
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa diperoleh koefisien r = 0,677 berada pada
(Teams Assisted Individualization) terhadap interval 0,60-0,799 yang berada pada kategori kuat,
motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi 2. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
Pada model pembelajaran TAI (Wina pengaruh yang positif antara model pembelajaran
Sanjaya, 2009:240) para siswa akan termotivasi kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
untuk mempelajari materi-materi yang diberikan Individualization) terhadap motivasi belajar siswa
dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa kelas X Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar.
berbuat curang atau menemukan jalan pintas Kemudian diperoleh t hitung sebesar 5,283 dengan
seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2005:190) taraf signifikan 5% diperoleh t tabel 1,692 dengan
mengatakan bahwa penggunaan model nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
pembelajaran TAI mempunyai dampak positif atau 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
terhadap pengajaran individual yakni bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. terikat dan hipotesis diterima. Kemudian r square
Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh Vivin sebesar 0,458 atau 45,8 persen yang berarti bahwa
Alifah (2015) yang kesimpulannya adalah bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh Assisted Individualization) menjelaskan besarnya
positif setelah penerapan model pembelajan pengaruh dalam motivasi belajar siswa adalah
kooperatif tipe TAI (Teams Assisted 45,8%, dan sisanya 54,2% dipengaruhi oleh faktor
Individualization). lain. Sehingga dapat disimpulkan model
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Assisted
dilakukan maka diperoleh hasil persamaan regresi Individualization) berpengaruh positif dan
14

signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada 0,05. Hal ini berarti model pembelajaran
mata pelajaran pengantar akuntansi siswa kelas X kooperatif tipe TAI berpengaruh signifikan
Akuntansi di SMK Negeri 4 Makassar. terhadap motivasi belajar siswa.

KESIMPULAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh 1 Bagi Guru


model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru
Individualization (TAI) terhadap motivasi belajar sebaiknya menerapkan model pembelajaran yang
siswa pada mata pelajaran pengantar akuntansi bervariasi sehingga mampu meningkatkan motivasi
siswa kelas X akuntansi di SMK Negeri 4 belajar siswa.
Makassar, maka dapat diperoleh kesimpulan a) Dari hasil penelitian, siswa mampu
sebagai berikut: belajar mandiri dalam kelompoknya,
1. Hasil regresi sederhana model pembelajaran untuk pembelajaran selanjutnya guru
kooperatif tipe TAI terhadap motivasi belajar dapat menciptakan pembelajaran yang
siswa, diperoleh konstanta (α) sebesar 1,819 memberi kesempatan lebih besar kepada
yang berarti bahwa jika model pembelajaran siswa agar mereka mampu belajar
kooperatif tipe TAI bernilai 0, maka mandiri sehingga akan tercipta proses
motivasi belajar siswa bernilai 1,819. pembelajaran yang berpusat pada peserta
Koefisien regresi (b) sebesar 0,956 yang didik (student centered).
berarti bahwa jika model pembelajaran b) Guru dapat menerapkan Model
kooperatif tipe TAI meningkat 1 satuan Pembelajaran Kooperatif pada umumnya
maka motivasi belajar siswa meningkat 0,956 dan Tipe TAI pada khususnya agar
satuan. Hal ini berarti model pembelajaran tercipta suasana belajar yang nyaman dan
kooperatif tipe TAI mempunyai pengaruh tidak tegang sehingga motivasi siswa
positif terhadap motivasi belajar siswa. menjadi lebih optimal.
2. Hasil analisis korelasi diperoleh nilai 2. Bagi Peneliti Selanjutnya.
koefisien r = 0,677 berada pada interval 0,60 Diharapkan dapat mengembangkan hasil
– 0,799 yang berada pada kategori kuat. Hal penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas.
ini berarti terdapat hubungan korelasional Penulis berharap, para peneliti dapat
yang positif antara model pembelajaran mengembangkan penelitian ini untuk variabel-
kooperatif tipe TAI terhadap motivasi belajar variabel lain yang lebih inovatif, sehingga dapat
siswa. menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas
3. Hasil uji-t diperoleh nilai sebesar 5,283 pembelajaran, khususnya pada pembelajaran
dengan signifikan 0,000 yang lebih kecil dari Akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA -----------------. 2013. Model-Model Pengajaran


dan Pembelajaran. Malang: Pustaka
BUKU SUMBER Pelajar.
Abin Syamsuddin Makmum dan Udin Syarifuddin
Sa’ud. 2006. Perencanaan Pendidikan. Ismawanto. 2009. Ekonomi. Jakarta: Pusat
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran
Jakarta: Rineka Cipta. Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur: PT
Bumi Aksara
Charles, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Erlangga Margono. S. 2010. Metodologi Penelitian
Dwi Harti. 2015. Pengantar Akuntansi. Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Semarang: Erlangga. Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian
Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta:
Jakarta: Bumi Aksara. Alfabeta
Hidayat, T & Istiadah, N. 2011. Panduan
Lengkap Menguasai SPSS 20. Jakarta: Narimawati, Umi. 2007. Metode Penelitian.
Media Kita. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Paul Suparno. 2008. Riset Tindakan untuk
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo
15

Rudiyanto. 2010. Akunatnsi Koperasi. Jakarta: Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian.
Erlangga Jakarta : Bumi Aksara.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan
Bandung: Pustaka Pelajar. Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Aksara.
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media. ------------------. 2016. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
---------. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Kencana Prenada Media. Ormrod, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Erlangga
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter.
Bengkulu: Kencana Prenada Media Group.
------------. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar SUMBER LAIN
Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Alifah, Vivin. 2015. Pengaruh Model Cooperatif
Learning Tipe TAI (Teams Assisted
Suwardjono . 2012. Teori Akuntansi. Yogyakarta: Individualization) terhadap Motivasi dan
BFFE Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII
di MTsN Tunggaring Kalidawir
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2002. Pendidikan di Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015.
Indonesia Memasuki Millenium III. Jurusan Tadris Matematika. Fakultas
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN)
Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning. TULUNGAGUNG.
Bandung: Nusa Media
Farikah, Umi. 2011. Pengaruh Model
----------------. 2008. Cooperative Learning Teori pembelajaranTAI (Teams Assisted
Riset dan praktik. Bandung: Nusa Media Individualization) dengan Media LKS
terhadap Prestasi Belajar Matematika pada
Soemarso, S.R. 2002. Pengantar Akuntansi. Materi Faktorisasi Suku Aljabar kelas VIII
Jakarta: Salemba Empat. Semester I SMP Negeri 2 Gajah Kabupaten
-----------, S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Demak Tahun Pelajaran 2010/2011.
Jakarta: Salemba Empat Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas
Sumardi. 2004. Siklus Akuntansi Perusahaan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Jasa dan Perusahaan Dagang. Tangerang: IKIP PGRI Semarang.
Yudistira
Jayanti, Tri. 2015. Implementasi Pembelajaran
Sumantri, Mohamad Syaarif. 2015. Strategi Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Individualization) dan Penggunaan Modul
Persada Guna Meningkatkan Hasil Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 4 SMK
Suyitno. 2002. Prosedur Penelitian Tindakan Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.
kelas. Bogor: Ghalia Indonesia Amabile Jurusan Pendidikan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Yogyaka.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
-----------. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai