Anda di halaman 1dari 6

No Klasifikasi ABK Problematika KELOMPOK 2 Solusi

2. a. Tunarungu  Masalah Kognitif Anak Tunarungu 1. Orang


Nama : Evelyn tua diharapkan
Selina (K1521025), Ieltsa mampu
Tunarungu adalah anak yang kehilangan Rendahnya tingklat intelegensi anak mengkomunikasikan maksud anak
seluruh atau sebagian daya pendengarannya tunarungu bukan berasal dari rendahnya tunarungu dengan gerak-gerik badan,

sehingga mengalami gangguan intelektual anak tersebut atau ekspresi wajah atau lewat suara yang

berkomunikasi secara verbal. Anak tunarungu kondisi jenis-jenis kepribadian, namun dikeluarkan sembari menunjuk sesuatu

memilki gangguan pada pendengarannya karena proses perkembangan intelegensi 2. Memberi kesempatan anak tunarungu untuk

sehingga tidak mampu mendengarkan bunyi anak tunarungu. berkumpul dengan keluarga, orang asing

secara menyeluruh atau sebagian. Meskipun atau teman-temannya seperti makan siang
Aspek intelegensi anak tuna rungu yang
bersama, belajar kelompok bersama,
telah diberikan alat bantu dengar, mereka mengalami hambatan adalah yang sifatya
mengunjungi kerabat, mengenalkan mereka
tetap memerlukan layanan pendidikan khusus. verbal, seperti merumuskan pengertian,
pada saudara yang berkunjung dan
Berdasarkan tingkat kehilangan menghubungkan, menarik kesimpulan dan
sebagainya.
pendengaran dibagi menjadi lima kategori meramalkan kejadian anak tunarungu
3. Memberikan kesempatan anak untuk bebas
sebagai berikut : sangat mengalami kesulitan saat
bermain dengan teman sebayanya yang
 Tunarungu ringan (mild hearing mengikuti proses pembelajaran yang
sebelumnya sudah diberi pengetahuan
loss) anatara 27-40 dB. menggunakan media lisan dan tulisan
tentang bagaimana cara berkomunikasi agar
Siswa yang mengalami kondisi ini untuk mentrasfer pengetahuan. Bahkan
sang anak dapat merasakan masa bergaul di
sulit mendengar suara yang jauh penelitian membuktikan bahwa membaca
usianya.
sehingga membutuhkan tempat duduk adalah salah satu bidang akademik yang
4. Anak tunarungu diberikan kesempatan
yang strategis. paling rendah akibat dari dampak
untuk melakuakn pekerjaan bersama
• Tunarungu sedang (moderate ketunarunguan anak.
sehingga cepat dimengerti, bukan malah
hearing loss) anatara 41-55 dB memberikan perintah dengan kalimat
Ia dapat mengerti percakapan dari panjang dan bertele-tele.
jarak 3-5 feet secara berhadapan (face 5. Melatih anak tunarungu untuk
to face), tetapi tidak dapat mengikuti  Masalah Emosi Anak Tunarungu meningkatkan keterampilannya terhadap
diskusi kelas. Ia membutuhkan alat Rendahnya pemahaman seorang anak barang-barang yang ia punya sehingga ia

bantu dengar serta terapi bicara. tunarungu terhadap bahsa lisan dan akan merasa antusias menunggu giliran

• Tunarungu agak berat (moderately tulisan membuat anak akan mudah perhatian dari orang tua ataupun gurunya di

severe hearing loss) antara 56-70dB sekolah


menafsirkan sesuatu dengan anggapan
Ia hanya dapat mendengar suara dari negatif sehingga berdampak pada tekanan 6. Jangan menyuruh anak tunarungu untuk

jarak dekat sehingga ia perlu bersosialisasi saat ia dalam keadaan tidak


emosi anak.
siap. Sebab, ia akan merasa malu dan
menggunakan hearing aid. Kemudian, adanya tekanan emosi ini
merasa bahwa lingkungan menutup diri dari
• Tunarungu berat (severe hearing dapat menghambat perkembangan
lingkungan akibat ketunarunguannya
loss) antara 71-90dB pribadinya sendiri sehingga anak
tersebut. Oleh sebab itu, motivasi secara
Ia hanya dapat mendengar suara – tunarungu akan cenderung menutup diri,
terus menerus akan sangat membantu anak
suara yang keras dari jarak dekat. agresif atau selalu bimbang dan ragu-ragu
tunarungu.
Siswa tersebut membutuhkan hingga gangguan kepribadian
7. Hendaknya orang tua dan guru dapat
pendidikan khusus secara intensif, menghindar, ciri-ciri depresi ringan atau
memberikan model perilaku yang baik agar
alat bantu dengar, serta latihan untuk seperti gangguan disosiatif.
anak tunarungu dapat menirukan perilaku
mengembangkan kemampuan bicara Ketidakseimbangan emosi anak
yang baik dari orang-orang terdekatnya.
dan bahasanya. tunarungu diakibatkan dari rendahnya
Sebab, empati yang baik aakan membuat
• Tunarungu berat sekali (profound pemahaman bahasa lisan dan tulisan serta anak dapat bergaul dengan lingkungannya
hearing loss) pada pengaruh lingkungan yang dengan sehat danbertanggung jawab.
Pada kondisi ini mengalami diterimanya. 8. Selanjutnya adalah proses afiliasi yang
kehilangan pendengaran lebih dari  Masalah Bahasa dan Bicara Anak berperan penting pada cara bergaul anak
90dB. Mungkin ia masih mendengar Tunarungu tunarungu dengan orang lain, seperti
suara yang keras, tetapi ia lebih
menyadari suara melalui getarannya Terbatasnya kemampuan pendengaran misalnya aak tunarungu yang ditemani
(vibrations) daripada pola suara. terjadi proses peniruan suara, kemudian teman sebayanya saat akan membeli kue.
Berdasarkan saat Terjadinya beralih ke peniruan visual, lalau berlanjut 9. Proses identifikasi juga menjadi hal penting
– Ketunarunguan prabahasa (prelingual pada perkembangan bicara dan bahasa pada anak tunarungu, misalnya pada saat
deafness), yaitu kehilangan sehingga anak tunarungu membutuhkan berada di taman kanak-kanak, anak

pendengaran yang terjadi sebelum pembinaan khusus sesuai dengan taraf tunarungu akan kerap melihat dan

kemampuan bicara dan bahasa ketunarunguannya. Anak tunarungu totoal mengikuti perilaku atau penampilan teman

berkembang. tentunya tidak bisa menguasai bahasa sebayanya atau bisa juga meniruakn
keluarga dekatnya seperti ayah, ibu atau
– Ketunarunguan pascabahasa (post melalui pendengarannya, melainkan ia
saudara perempuannya.
lingual deafness), yaitu kehilangan harus menggunakan segala aspek pada
10. Diharapkan orang-orang di sekitar anak
pendengaran yang terjadi beberapa dirinya.
tunarungu dapat menerima
tahun setelah kemampuan bicara dan  Masalah Perilaku Anak Tunarungu
ketunarunguaanya, sebab anak tunarungu
bahasa berkembang. Faktor-faktor yang menyebabkan masalah akan menerima dirinya sendiri apabila
Berdasarkan Etiologi atau Asal Usulnya perilaku pada anak tunarungu adalah seseorang begitu menerimanya.
– Tunarungu endogen, yaitu tunarungu ketidakmampuan untuk menerima
yang disebabkan oleh faktor genetik rangsang pendengaran, miskin bahasa,
(keturunan). emosi yang tidak tetap, intelegensi yang
– Tunarungu eksogen, yaitu tunarungu terbatas dan sikap lingkungan
yang disebabkan oleh faktor terhadapnya. Serta perhatikan pula cara
nongenetik (bukan keturunan). memelihara kesehatan mental anak yang
Berdasarkan Letak Gangguan baik dan benar.
Pendengaran Secara Anatomis
– Tunarungu tipe konduktif, yaitu
kehilangan pendengaran yang
disebabkan oleh terjadinya kerusakan
pada telinga bagian luar dan tengah
yang berfungsi sebagai alat konduksi
atau pengantar getaran suara menuju  Masalah Sosial Anak Tunarungu
telinga bagian dalam.
– Tunarungu tipe sensorineural, yaitu  Harga diri kurang

tunarungu yang disebabkan oleh  Malu-malu


terjadinya kerusakan pada telinga  Merasa curiga dna cemburu berlebihan
dalam serta saraf pendengaran
 Merasa tidak diperlakukan dengan adil
(nervus chochlearis).
 Sering diasingkan
– Tunarungu tipe campuran yang
merupakan gabungan antara tipe  Memiliki perasaan depresif
konduktif dan sensorineural, artinya
kerusakan terjadi pada telinga luar /
tengah dengan telinga dalam/saraf
pendengaran.

b. Tunawicara Anak tunawicara memiliki keterbatasan dalam Salah satu solusi untuk anak tunawicara adalah
Anak tunawicara adalah individu yang berbicara atau komunikasi verbal, sehingga Sekolah inklusi. Sekolah inklusi merupakan
mengalami gangguan atau hambatan dalam mereka memiliki hambatan dan kesulitan dalam perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada
dalam komunikasi verbal sehingga berkomunikasi dan menyampaikan apa yang ingin sekolah inklusi setiap anak sesuai dengan
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi mereka rasakan. Kesulitan dalam berkomunikasi kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat
Dalam buku ortopedagogik umum (1998), akan semakin parah apabila anak tunawicara ini dilayani secara optimal dengan melakukan
Heri Purwanto mengemukakan menderita tungarungu juga. berbagai modifikasi dan penyesuaian, mulai dari
tunawicara secara umum diklasifikasikan kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan
Adapun hambatan/ masalah yang sering ditemui
menjadi empat bagian , yaitu : kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada
pada anak tuna wicara :
– Keterlambatan bicara (Delayed sistem penilaiannya (Nenden Ineu Herawati, 3).
speech ) Solusi cara mengajar anak tunawicara yaitu dapat
 Sulit berkomunikasi dengan orang lain
Yaitu seseorang yang mengalami melalui media pembelajaran dengan menunjukkan
 Sulit bersosialisasi.
keterlambatan dalam perkembangan foto-foto, video, kartu huruf, kartu kalimat,
 Sulit mengutarakan apa yang
bicaranya jika dibandingkan dengan anak miniatur benda, finger elphabet, model telinga,
diinginkannya.
seusianya. torso setengah badan, puzzle buah-buahan, puzzle
 Perkembangan psikis terganggu karena
– Gagap (stuttering) binatang, puzzle konstruksi, silinder, model
merasa berbeda atau minder.
Yaitu kelainan dalam memulai pembicaraan geometri, menara segitiga, menara gelang, menara
 Mengalami gangguan dalam
dapat berupa sebagai berikut: segi empat, atlas, globe, peta dinding, miniatur
perkembangan intelektual, kepribadian,
1. Pemanjangan fonom atau suku kata depan rumah adat.
dan kematangan sosial.
(prolongation),
2. Pengulangan suku kata depan (repetition),
3. Gerak  mulut berbicara namun tidak keluar
suara (silent struggle),
4. Anak dengan kekacauan dalam berbicara
(cluttering), biasanya berupa bicara terlalu
cepat, struktur kalimat tidak karuan, repitisi
berlebihan.
- Kehilangan Kemapuan Berbahasa
(Disphasia).
Yaitu kehilangan kemampuan berbahasa
mulai dari kesalahan dalam inti pembicaraan
sampai tidak dapat bebicara sama sekali.
- Kelainan Suara (Voice Disorder)
Ditandai dengan perbedaan suara dengan
anak normal. Adapun kelainan suara berupa
sebagai berikut:
1. Kelainan nada (pitch)
2. Kelainan nada bicara dapat berupa nada
terlalu tinggi, terlalu rendah, atau monoton.
3. Kelainan kualitas suara
4. Kelainan keras lembutnya suara.

Anda mungkin juga menyukai