Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA LANSIA NY. S DENGAN KOLESTEROL


DI UPTD PUSKESMAS JEKULO KUDUS

Disusun oleh:

Nama : Nadifah Nafa Uhty


NIM : 20191501
Semester : VI (enam)
Prodi : DIII Keperawatan

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


JL. LINGKAR RAYA KUDUS- PATI KM.5 JEPANG KEC MEJOBO
KUDUS
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Konsep Lanjut Usia
1. Definisi
Lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun
wanita, yamg masih aktif beraktifitas yang bekerja maupun mereka yang tidak berdaya
untuk mencari nafka sendiri hingga bergantung pada orang lain untuk menghidupi drinya
sendiri (Dewi, 2014). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
2. Batasan lanjut usia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi
empat, yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)
adalah 60-74 tahun. lanjut usia tua (old) adalah 75-90, usia sangat tua (very old) adalah
diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, seseorang disebut lansia bila telah memasuki atau
mencapai usia 60 tahun lebih (Dewi, 2014).
3. Tipe lanjut usia
Banyak ditemukan bermacam-macam tipe lansia. Beberapa yang menonjol diantaranya:
a) Tipe arif bijaksana
Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan dan menjadi panutan.
b) Tipe mandiri
Lansia ini senang mengganti pakaian yang hilang dengan kegiatan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
c) Tipe tidak puas
Lansia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang
menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan
kekuasaan, menuntut, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, menuntut, sulit dilayani, dan pengkritik.
d) Tipe pasrah
Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
peribadatan, ringan kaki, melakukan berbagai jenis pekerjaan.
e) Tipe bingung
Lansia yang sering kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,
menyesal, pasif, acuh tak acuh.
4. Proses penuaan dan perubahan yang terjadi pada lansia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu, anak,
deawasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun secara psikologis.
Memasuki
usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kuran
jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak
proposional (Dewi, 2014).
5. Masalah yang terjadi pada lansia
Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa permasalahan yang sering dialami oleh
seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia, antara lain:
a) Perubahan Perilaku, pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku, di
antaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik
lagi, dan lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya
menjadi sumber banyak masalah.
b) Perubahan Psikososial, masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap
perubahan ini sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu yang
bersangkutan. Lansia yang telah menjalani dengan bekerja, mendadak dihadapkan
untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila lansia cukup beruntung dan
bijaksana, maka ia akan mempersiapkan diri dengan menciptakan berbagai bidang
minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunya akan memberikan kesempatan
untuk menikmati sisa hidupnya. Namun, bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus
dari lingkungan, dan teman-teman yang akrab.
c) Pembatasan Aktivitas Fisik, semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran, terutama di bidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya
gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
B. Konsep Kolesterol
1. Definisi
Hiperkolestrol adalah suatu kondisi jumlah kolesterol darah melebihi batas
normal. Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah
tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada
penyakit jantung koroner (Mumpuni,Y dan Wulandari A, 2011). Kadar kolesterol total
darah sebaiknya adalah < 200 mg/dl, bila ≥ 200 mg/dl berarti risiko untuk terjadinya
penyakit jantung meningkat.
2. Etiologi
Kolesterol secara terus menerus di bentuk atau disintetis di dalam hati (liver).
Bahkan, sekitar 70 % kolestrol dalam darah merupakan hasil sintesis di dalam hati,
sedangkan sisanya berasal dari asupan makanan. Oleh karena itu tidak benar anggapan
bahwa sumber utama kolestrol justru berasal dari makanan. Kolestrol juga merupakan
salah satu bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolestrol yang kita
butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat,
namun kolestrol bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari
lemak hewani, telur dan junkfood atau biasa disebut dengan makanan sampah (Sasongko,
2013). Pola makan yang sehat harus memperhatikan keseimbangan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh, dengan porsi yang tepat atau tidak berlebihan dan bersumber dari
bahan-bahan alami.
3. Tanda gejala
Pada permulaan biasanya belum terlihat gejala. Apabila lama, bisa ditemukan,
antara lain:
a) Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut xanthoma
b) Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
c) Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pankreas (pancreastitis)
d) Nyeri dada
Namun apabila kadar kolesterol dirasakan sudah memasuki stadium yang cukup
parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru akan memperlihatkan gejala-gejala
sebagai berikut:
a) Sakit kepala pada bagian tengkuk dan kepala bagian belakang sekitar tulang leher
bagian belakang
b) Merasa pegal pada bagian pundak
c) Merasa cepat lelah dan capek
d) Sendi terasa sakit
e) Kaki terkadang bengkak
f) Mudah mengantuk
g) Merasakan vertigo atau migrain
4. Patofisiologi
Hiperkolesterol merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu berupa
peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL kolesterol dan penurunan
kadar HDL kolesterol. Kolesterol dimetabolisme di hati, jika kadar kolesterol berlebih
maka akan dapat mengganggu proses matabolisme sehingga kolesterol tersebut
menumpuk di hati. Kolesterol yang masuk ke dalam hati tidak dapat diangkut seluruhnya
oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah diseluruh tubuh. Apabila keadaan ini
dibiarkan untuk waktu yang cukup lama, maka kolestrol berlebih tersebut akan menempel
di dinding pembuluh darah yang semula elastis (mudah berkerut dan mudah melebar)
akan menjadi tidak elastis lagi (Notoatmodjo, Soekidjo, 2013).
Kolesterol di dalam jaringan meningkat akibat dari: lipoprotein yang mengandung
kolesterol oleh reseptor, misalnya reseptor LDL. Kolesterol bebas dan lipoprotein yang
kaya akan kolesterol akan menembus membran sel. Sintesis kolestrol. Hidrolisis ester
kolestteril oleh enzim ester kolesteril hidrlase.
5. Pathway

Makanan tinggi Penyakit DM, hiperkolesterol,


lemak jenuh (LDL) hipotiroidisme

Metabolisme lemak Lemak jenuh (LDL)


jenuh (LDL) pada hati meningkat

Produksi lemak Lipoprotein meningkat


jenuh (LDL)

Hiperkolesterol

Diet Faktor degeneratif


Atherosklerosis

Gangguan sirkulasi

Pegal-pegal Tidak patuh Kurang


Nyeri Akut diet olahraga

Gangguan
Mobilitas Fisik

Defisit Pengetahuan

Kadar kolesterol
makin tinggi

Sumber: Nugroho, 2014


6. Penatalaksanaan
1) Terapi farmakologi
Terapi menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi kadar kolesterol total,
namun potensi dari masing-masing obat sangat bervariasi. Berikut adalah golongan
obat yang biasanya digunakan dalam terapi untuk menurunkan kadar kolesterol LDL:
a) Bile acid sequestrant (Resin)
Obat ini menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat asam empedu dalam
saluran cerna yang dapat mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi
steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat. Terdapat tiga jenisnya yaitu
kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam. Terapi menggunakan resin dapat
menimbulkan beberapa gejala gastrointestinal seperti, mual perut kembung dan
nyeri abdomen.
b) Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)
Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total dan LDL didalam
darah statin dan telah terbukti mengurangi kejadian jantung coroner bahkan juga
mengurangi kematian total akibat jantung coroner. Ada 5 jenis statin yang
tesedia, dua diantaranya dalam generic yaitu simvastatin (generik), ravastatin
(generik), atorvastatin (ipitor), fluvastatin (lescol), rosuvastatin (cretor).
c) Derivat Asam Fibrat
Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu gemfibrozil, bezafibrat, siprofibrat,
dan fenofibrat. Obat ini dapat menurunkan sintesis trigliserida dihati, obat ini juga
dapat meningkatkan kadar kolesterol. Obat ini dapat menyebabkan pusing, dan
keluhan gastrointestinal.
d) Ezetimibe
Obat ini termasuk obat penurunan lipid yang terbaru dan bekerja sebagai
penghambat selektif penyerapan kolesterol, baik yang berasal dari makanan
maupun asam empedu di usus halus ezetimibe yang merupakan inhibitor absorbs
kolesterol dan menurunkan LDL ketika ditambahkan juga pada pengobatan
dengan statin.
2) Terapi nonfarmakologi
a) Mengurangi asupan lemak jenuh
Diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL dalam darah.
Makanan tinggi kolesterol dapat ditemukan pada makanan yang berasal dari
hewan, seperti daging dan produk susu.
b) Memilih sumber makanan yang dapat menurunkan kolesterol
Merekomendasikan untuk memilih buah-buahan, sayur, gandum dan makanan
yang rendah lemak untuk menurunkan kadar kolesterol total dalam darah. Diet
serat larut seperti oatmeal, kacang-kacangan, apel jeruk dan stroberi.
c) Menurunkan berat badan
Obesitas berkaitan dengan peningkatan resiko terjadinya hyperlipidemia, CHD,
sindrom metabolik, hipertensi, diabetes mellitus, dan stroke. Menekankan
penurunan berat badan pada pasien obesitas sebagai bagian dari intervensi dan
penurunan berat badan.
d) Meningkatkan aktivitas fisik yang teratur
Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan factor resiko penyakit pembukuh
perifer dan arteri koroner, termasuk obesitas, stress fisiologi, control glikemik
yang lemah dan hipertensi. Latihan fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi HDL
dan fungsi jantung serta pembukuh darah (Supriasa, 2014).
7. Pencegahan
Cara mencegah agar terhinadar dari kolestrol yaitu, menerapakan gaya hidup
sehat merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah hiperkolestrol. Caranya adalah
mengatur pola makan (tinggi serat, batasi lemak), berolahraga dengan teratur, tidak
merokok, dan menghindari obesitas (Nurrahmani, Ulfah, 2012).
C. Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik
1. Pengkajian
a) Identitas
Terdiri jenis kelamin biasanya jenis kelamin yang paling berpengaruh terkena
kolesterol adalah pria karena pria usia muda cenderung memiliki kolesterol yang
lebih tinggi dibandingkan wanita. Namun pada wanita kadar kolesterol ini biasanya
meroket saat menopause, usia 40-65 tahun, pekerjaan karena gaya hidup serta tekanan
pekerjaan di suatu tempat bisa mengakibatkan kolestrol seseorang meningkat. (Dewi,
2014)
b) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan utama yang sering menjadi alasan pasien dengan hiperkolestrol
adalah mudah lelah, nyeri kaki, tengkuk terasa pegal-pegal, dan nyeri dada. Dan
bagaimana terjadinya keluhan tersebut.
c) Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat penyakit muskuloskeletal sebelumnya,
riwayat pekerjaan pada pekerja yang berhubungan dengan adanya riwayat penyakit
muskuloskeletal, penggunaan obat-obatan, riwayat mengkonsumsi alkohol dan
merokok.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Yang dikaji adalah:
1) Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi nutrisi, eliminasi, hygiene personal, istirahat dan tidur, aktivitas dan
latihan, dan kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
2) Pemeriksaan fisik
Pengkajian keadaan umum, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan head to toe yang
menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
3) Pengkajian status mental
Pengkajian mengenai daya orientasi, daya ingat, kontak mata dan afek dari klien.
4) Pengkajian status fungsional
Pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan
seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan
keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan intervensi yang tepat.
Pengkajian ini menggunakan Indeks Kemandirian Katz untuk aktivitas kehidupan
sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari
klien dalam hal makan, kontinen (defekasi/berkemih), berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
5) Pengkajian psikososial
Pengkajian ini menggunakan Skala Depresi Geriatrik bentuk singkat dari
Yesavage (1983) yang instrumennya disusun secara khusus digunakan pada lanjut
usia untuk memeriksa depresi.
6) Pengkajian lingkungan
Pengkajian yang meliputi rumah klien, pengelolaan lingkungan rumah. dan
sekitar rumah yang berpengaruh terhadap kesehatan.
2. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
c) Defisit pengetahuan tentang kolesterol berhubungan dengan kurang terpapar
informasi (D.0111)
3. Intervensi
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
Intervensi: Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2) Fasilitasi istirahat dan tidur
3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)
Intervensi: Dukungan Ambulasi (I.06171)
Observasi
1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2) Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3) Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum melakukan ambulasi
4) Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik
1) Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis, tongkat, kruk)
2) Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
3) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
2) Anjurkan melakukan ambulasi dini
3) Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
c) Defisit pengetahuan tentang kolesterol berhubungan dengan kurang terpapar
informasi (D.0111)
Intervensi: Edukasi Kesehatan (I.12383)
Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Identifikasi faktor- faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Dewi SR. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. 2014. Yogyakarta: Deepublish.

Mumpuni,Y dan Wulandari,A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta: Penerbit And

Notoatmodjo, Soekidjo. 2013.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho. 2014. Bahaya Kolestrol. Jakarta: EGC.

Supriasa. 2014. Penilaian Kolesterol HDL (Analisis Data of The Indonesian Family Life Survey
2007/2008). Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar
Kolesterol Darah, 33(2), 143–149.

Nurrahmani, Ulfah. 2012.Stop Kolesterol Tinggi. Yogyakarta: Group Relasi Inti Media.

Anda mungkin juga menyukai