Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR DAN PERUMUSAN MASALAH

PADA PENELITIAN
KUALITATIF 

 
 
 
 
 
 
 
OLEH :
KELOMPOK 1
14220190019 Annisa Milan Sari
14220190021 Ainia Isnaini
14220190022  Nurfadhillah
14220190023 Sri Damayanti
14220190025 Ulfa Dwi Anti
14220190044 Faradila Mutiara Dunggio
KELAS: B1
 
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang maha Pengasih lagi maha
Penyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Rumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif.

Makalah ini disusun memenuhi tugas makalah Metode Penelitian


Kualitatif. Pada makalah yang berjudul Rumusan Masalah dalam Penelitian
Kualitatif ini, membahas beberapa materi atau sub judul, diantaranya adalah:
masalah, perumusan masalah, fungsi perumusan masalah, kriteria perumusan
masalah, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, prinsip-
prinsip perumusan masalah, dan bentuk-bentuk perumusan masalah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca untuk mengetahui. Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar, 19 April 2022


Penulis,

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................18
A. Masalah............................................................................................................6
B. Rumusan Masalah............................................................................................7
C. Fungsi Rumusan/Perumusan Masalah.............................................................8
D. Kriteria Perumusan Masalah............................................................................9
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merumuskan Masalah.......................9
F. Prinsip-prinsip Perumusan Masalah...............................................................10
G. Bentuk-bentuk Perumusan Masalah...............................................................13

BAB III PENUTUP ..............................................................................................28


A. Kesimpulan .................................................................................................28
B. Saran ............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang
akan dipecahjkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah,
termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu
ada di sekitar kita.

Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah, suatu penelitian tidak akan dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu
akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan
secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur
penelitian lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut.

Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk


mengatasi kebingungan peneliti akan suatu hal, untuk memisahkan ketidakjelasan,
untuk mengatasi rintangan, atau untuk menutup celah antara kegiatan atau
fenomena. Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya,
dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut.
Periumusan masalah merupakan langkah yang penting dalam sebuah penelitian
ilmiah.

Pada makalh ini, kami penulis akan membahas tentang rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif, yang mana pembahasan pada makalah ini terdiri dari
sub-sub judul: 1) maslah, 2) rumusan masalah, 3)fungsi rumusan/perumusan
masalah, 4) kriteria perumusan masalah, 5) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan masalah, 6) prinsip-prinsip perumusan massalah, 7) bentuk-bentuk
perumusan masalah.

1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masalah?
2. Apa yang dimaksud dengan rumusan masalah?
3. Apa saja fungsi rumusan/perumusan masalah?
4. Apa saja kriteria perumusan masalah?
5. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah?
6. Apa saja prinsip-prinsip perumusan masalah?
7. Apa saja bentuk-bentuk perumusan masalah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perumusan masalah
3. Untuk mengetahui fungsi rumusan/perumusan masalah
4. Untuk mengetahui kriteria perumusan masalah
5. Untuk menetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
masalah

6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perumusan masalah


7. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perumusan masalah
14

BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa masalah
adalahsesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan. 1
Menurut
Arikunto, masalah itu merupakan bagian dari kebutuhan seseorang untuk dipecahkan.
Penyebab seseorang ingin melaksanakan sebuah penelitian adalah karena ia ingin
mendapatkan jawaban atas masalah yang diahadapi dan medapatkan jawaban dari
suatu masalah tersebut.2

Sedangkan menurut para ahli, pengertian dari masalah diantaranya adalah:


1. Menurut Suryabrata masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia,
antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is).

2. Menurut Hidayat, masalah merupakan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan


kita sehari-hari, sedangkan masalah penelitian adalah adalah suatu pembatasan
fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dalam
diri orang-orang yang mencari permasalahan.3

3. Menurut Lexy J. Moleong, masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber


dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang manghasilkan situasi yang
menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk
mencari suatu jawaban.4

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan


bahwasannya masalah adalah sebuah atau serangkaian peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yangmana peristiwa yang terjadi tersebut menimbulkan
pertanyaan bagi manusia yangmana secara otomatis membutuhkan usaha atau upaya
untuk mencari jawaban dari masalah yang dihadapi tersebut.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Tanpa tanggal akses,


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/masalah
2 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak,
2018), hlm. 40.
3 Ibid., hlm. 40.
4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 93.
14

B. Rumusan Masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa rumusan
merupakan hasil merumuskan, rumus.5 Sedangkan masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan.6 Perumusan masalah atau research
question atau yang dapat disebut juga research problem diartikan sebagai suatu
rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai
suatu fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sabagai fenomena yang saling
terkait diantara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab
maupun sebagai akibat.7 Beberapa ahli mengemukakan bahwa rumusan masalah
adalah:

1. Menurut Sadarmayanti dan Hidayat, perumusan masalah atau rumusan


masalah adalah pernyataan rinci dan lengkap mengenai ruang lingkup
permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah.8

2. Menurut Mahdiyah, rumusan masalah merupakan suatu kalimat pernyataan


yang disusun berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian.9

3. Menurut Ismail dan Bambang Triyanto, rumusan masalah merupakan suatu


pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.10

4. Dikutip dari Dodiet Aditya Setyawan, rumusan masalah atau research problem
atau problem formulation adalah sautu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai suatu fenomena mandiri,
maupun dalam kedudukannya sabagai fenomena yang saling terkait diantara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Tanpa tanggal akses,


https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rumusan
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Tanpa tanggal akses,,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/masalah
7 Basuki, Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2021),
hlm. 40.
8 Sedarmayanti dan Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV Mandar Maju, 2011), hlm.
36.
9 Mahdiyah, Materi Pokok Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2016), hlm. 12.
10 Ismail dan Bambang Triyanto, Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi): Suatu Pedoman, (Klaten:
Lakeisha, 2020), hlm. 102.
14

Menurut Dodiet Aditya Setyawan, rumusan masalah merupakan formulasi dari


pertanyaan penelitian yang artinya merupakan kesimpulan pertanyaan yang
terkandung dalam pernyataan penelitian.11

Berdasarkan pengertian dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas,


dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah itu adalah sebuah tulisan singkat yang
berisi tentang suatu pertanyaan yangmana pertanyaan ini disusun berdasarkan adanya
suatu masalah yang telah diidentifikasi dan masalah ini nantinya akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian.

C. Fungsi Rumusan/Perumusan Masalah


Adapun rumusan atau perumusan masalah memiliki beberapa fungsi diantaranya
adalah:

1. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian manjadi diadakan atau dengan


kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitain itu menjadi ada dan
dapat dilakukan.

2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dalam suatu penelitian.


3. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan
oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh
peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak
perlu dapat dilakukan peneliti karena melalui perumusan masalah, peneliti
menjadi tau mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.

4. Dengan adanya perumusan masalah, maka para peneliti menjadi dapat


dipermudah didalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel dalam sebuah penelitian.12

D. Kriteria Perumusan Masalah


Setidaknya ada tiga kriteria yang diharapkan dapat terpenuhi dalam proses
perumusan masalah pada penelitian, yaitu:

11 Dodiet Aditya Setyawan, Masalah Penelitian (Perumusan Masalah dalam Penelitian,


(Surakarta: Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, 2014), hlm. 5.
12 Mamik, Metodologi Kualitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), hlm. 245.
14

1. Harusnya berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat introgatif, baik
pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang
memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau
lebih fenomena atau gejala dalam kehidupan manusia.
2. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan
perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan
dapat memberikan sumbangan teoritik yang memiliki arti, baik sebagai
pencipta teori-teori baru, maupun sebagai pengembang teori-teori yang
sudah ada sebelumnya
3. Hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang
actual sehingga pemecahan masalahnya menawarkan implikasi kebijakan
yang relevan pula dan dapat diterapkan secara nyata dalam proses
pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.13

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merumuskan Masalah


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah dalam
sebuah penelitian, diantaranya adalah:

1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna


Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang
dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang
pendek tapi bermakna. Hindari rumusan masalah yang bersifat “mendua
arti”.

2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya.


Masalah akan lebih tepat apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan, bukan kalimat pernyataan.

3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit


Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan memungkinkan peneliti
secara eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan
diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana
pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.

4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional

13 Mamik, Metodologi Kualitatif, hlm. 246.


14

Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti


memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel-variabel yang ada dalam
penelitian dan bagaimana mengukurnya.

5. Rumusan masalah hendaknya mampu memberi petunjuk tentang


memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan
penarikan simpulan yang tegas. Kalau toh disertai rumusan masalah yang
bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan
operasional, sebagaimana dijelaskan pada poin empat di atas.14
F. Prinsip-prinsip Perumusan Masalah
Pinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah dalam
penelitian kualitatif adalah:15
1. Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar
Peneliti hendaknya menyadari bahwa perumusan masalah dalam
penelitiannya itu didasarkan pada upaya menemukan teori dari dasar sebagai
acuan utama. Dengan demikian, masalah yang sebenarnya itu berada di
tengah-tengah kenyataan. Perumusan masalah ini adalah sekedar arahan,
pembimbing atau acuan pada usaha menemukan masalah yang sebenarnya.
Masalah yang sebenarnya akan dapat dirumuskan jika peneliti sudah berada
dan bahkan mulai mengumpulkan data. Perumusan masalah itu merupakan
aplikasi dari asumsi bahwa suatu penelitian itu tidak mungkin dimulai dari
sesuatu yang kosang.

2. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah


Penelitian kualitatif adalah upaya penemuan dan penyusunan teori baru lebih
dari sekedar menguji, mengkonfirmasi atau verifikasi suatu teori yang
berlaku. Dengan demikian perumusan masalah disini dimaksudkan untuk
menunjang upaya penemuan dan penyusunan teori substantif, yaitu teori
yang bersumber dari data. Namun tetap saja prinsip ini tidak membatasi jika
ingin menguji suatu teori yang berlaku karena ada pandangan bahawa
penemuan teori yang beru lebih dari sekedar menguji teori yang sedang
14 Hardani dkk., Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2020), hlm. 92-23.
15 MLexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 112-119.
14

berlaku. Perumusan masalah yang bersifat tentatif ini kemudian diubah,


dimodifikasi dan disempurnakan pada latar penelitian yangmana ini akan
memperkaua khazanah ilmu pengetahuan dalam dunia ilmu. Dengan
demikian, perumusan masalah mungkin bisa terjadi dua kali, atau lebih
mengalami perubahan dan penyempurnaan. Inilah salah satu ciri khas
penelitian kualitatif yang memang luwes, longgar dan terbuka.

3. Prinsip hubungan faktor.


Fokus sebagai sumber masalah penelitian adalah rumusan yang terdiri dari
dua atau lebih faktor yang menghasilkan tanda tanya atau kebingungan.
Faktor tersebut bisa saja berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau
fenomena. Maka dengan pengertian tersebut diarahkan untuk
memperhatikan tiga pertimbangan, yaitu pertama, terdapat dua faktor atau
lebih, kedua, faktor-faktor itu dihubungkan secara logis atau bermakna,
ketiga, hasil penghubungan tadi berupa suatu kedaan yang menimbulkan
tanda tanya atau hal yang membingungkan yang memerlukan upaya untuk
menjawabnya yang biasanya dinamakan dengan tujuan penelitian. Hal yang
jaris diperhatikan disini adalah dalam perumusan masalah ketiga aturan yang
telah disebutkan harus terpenuhi.

4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi


Peneliti biasanya memiliki pandangan atau paradigma tertentu yang
mungkin berasal dari pengelaman atau pengetahuan sebelumnya. Penelitian
kualitatif bersifat terbuka dan tidak mengharuskan peneliti harus menganut
suatu paradigm tertentu. Namun apaibla peneliti telah menetapkan masalah
dan tujuan penelitiannya misalkan untuk menemukan dan menyusun sebuah
teori yang baru yang berasal dari data, berarti peneliti harus benar-benar
memegang posisi paradigma alamiyahnya. Jika hal tersebut terjadi, maka
perumusan masalah bagi peneliti akan mengarahkan dan membimbingnya
pada situasi lapangan bagaimanakah yang akan dipilih dari berbagai latar
yang sangat banyak tersedia.

5. Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi dan eksklusi


Ketika peneliti sudah terjun ke lapangan penelitian, maka ia akan banyak
mendapatkan data baik melalui pengamatan, wawancara, analisis dokumen
14

dan sebagainya. Perumusan fokus yang baik adalah dilakukan sebelum


melaksanakan penelitian di lapangan dan yang mungkin disempurnakan
pada saat peneliti sudah terjun ke lapangan, hal tersebut akan membatasi
penelitian guna memilih data yang relevan dan tidak relevan.

6. Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah Ada tiga
bentuk perumusan masalah. Pertama, secara diskusi, cara penyajianya adalah
dalam bentuk pernyataan secara deskriptif namun perlu diikuti dengan
pertanyaan-pertanyaan penelitian.k Kedua, secara proporsional, yaitu secara
langsung menghubungkan faktor-faktor dalam hubungan logis dan
bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam bentuk uraian atau
deskriptif dan ada pula yang langsung dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Ketiga, secara gabungan, yakni terlebih
dahulu disajikan dalam bentuk diskusi kemudian ditegaskan dalam bentuk
proporsional.

7. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah


Yang dimaksud posisi disini yaitu kedudukan untuk rumusan masalah
diantara unsure-unsur lainya. unsure-unsur lainya yaitu latar belakang
masalah, tujuan, dan acuan teori dan metode penelitian. Prinsip posisi
menghendaki agar rumusan masalah latar belakang penelitian didahulukan
karena latar belakanglah yang memberikan ancang-ancang dan alasan
diadakanya penelitian. Prinsip lainya ialah hendaknya rumusan masalah
disusun terlebih dahulu baru tujuan penelitian karena tujuan penelitian yang
akan menjawab dan menyelesaikan masalah penelitian.

8. Prinsip yang berhubungan dengan hasil penelaahan kepustakaan


Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak bisa dipisahkan dengan hasil
penelaahan kepustakaan yang berkaitan. Hal tersebut diperlukan untuk
mempertajam rumusan masalah walaupu masalah yang sebenarnya
bersumber dari data. Penelaahan kepustakaan mengarahkan serta
membingbing kita untuk membentuk kategori substantif walaupun perlu
diingat bahwa kategori substantif seharusnya bersumber dari data.

9. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa


14

Pada waktu menulis laporan atau artikel hasil penelitian, ketika merumuskan
masalah, hendaknya peneliti mempertimbangkan ragam pembacanya
sehingga rumusan masalah yang diajukan dapat disesuaikan dengan tingkat
kemampuan para pembacanya. Jika disajikan dalam forum ilmiah mestinya
berbeda dengan yang disajikan pada Koran yang dibaca oleh orang awam.

G. Bentuk-bentuk Perumusan Masalah


Berdasarkan level of explanationsuatu gejala maka secara umum terdapat tiga
bentuk rumusan masalah, diantaranya adalah:

1. Rumusan Masalah Deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel
maupun lebih (variabel yang berdiri sendiri. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak
membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan mencari hubungan
variabel itu dengan variabel lain. Penelitian semcam ini dinamakan penelitian
deskriptif. Adapun contoh dari rumusan masalah deskriptif adalah:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran tematik dengan


menerapkan
pendekatan saintifik di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 060870 kota
Makassar?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan
menerapkan
pendekatan saintifik di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 060870 kota
Makassar?
c. Bagaimana evaluasi pembelajaran tematik dengan menerapkan pendekatan
saintifik di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 060870 kota Makassar?16

2. Rumusan Masalah Komparatif


Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalah komparatif:

16 Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK,
R&D, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 28-29. 17Ibid., hlm. 29.
14

a. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada aspek sikap antara siswa
yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model inkuiri dan
interaktif pada kelas 4 SD Negeri 060870 Kota Makassar?

b. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada aspek keterampilan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model inkuiri dan
interaktif pada kelas 4 SD Negeri 060870 Kota Makassar?

c. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model inkuiti dan
interaktif pada kelas 4 SD Negeri 060870 Kota Makassar?17

3. Rumusan Masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan, yaitu hubungan simetris, hubungan kausal dan hubungan
interaktif/resiprokal/timbal balik.

a. Hubungan simetris

Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi, bukan hubungan kausal maupun
maupun intertaktif.

Contoh rumusan masalah hubungan simetris:


1) Adakah hubungan antara tingginya jumlah calon siswa baru dengan
tingkat akreditasi sekolah?

2) Adakah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa?


b. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada
variabel independen (variabel yang memengaruhi) dan dependen (yang
dipengaruhi).

Contoh rumusan masalah hubungan kasual:


14

1) Adakah pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL)


terhadap hasil belajar afektif siswa kelas 6 SD Negeri 060870 Kota
Makassar?

2) Adakah pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL)


terhadap hasil belajar psikomotir siswa kelas 6 SD Negeri 060870 Kota
Makassar?

3) Adakah pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL)


terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas 6 SD Negeri 060870 Kota
Makassar?

c. Hubungan Interaktif/resiprokal/timbal balik


Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik adalah hubungan yang saling
memengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan
depended.

Contoh rumusan masalah hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik:


1) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sub-variabel gaya
belajar visual (X1) dengan kecerdasan intrapersonal siswa kelas 4 dan 5
di SD Negeri 060870 Kota Makassar?

2) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sub-variabel gaya


belajar auditory (X2) dengan kecerdasan intrapersonal siswa kelas 4 dan
5 di SD Negeri 060870 Kota Makassar?
3) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sub-variabel gaya
belajar kinestetik (X3) dengan kecerdasan intrapersonal siswa kelas 4
dan

5 di SD Negeri 060870 Kota Makassar?17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masalah adalah sebuah serangkaian peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari yang mana peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan bagi
17 Ibid., hlm. 30-31.
14

manusia yang mana secara otomatis membutuhkan usaha atau upaya untuk
memberi jawaban dari masalah yang dihadapi tersebut.

2. Rumusan masalah ialah sebuah tulisan singkat yang berisi tentang suatu
pertanyaan yang mana pertanyaan ini disusun berdasarkan adanya suatu
masalah yang telah diidentifikasi dan masalah ini nantinya akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian.

3. Ada beberapa fungsi perumusan masalah, diantaranya: 1) sebagai pendorong


suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan, 2) sebagai pedoman, penentu atau
fokus dalam suatu penelitian, 3) sebagai penentu jenis data macam apa yang
perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti.

4. Kriteri perumusan masalah yaitu: 1) harusnya berwujud kalimat tanya, 2)


bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori, 3) hendaknya dirumuskan didalam konteks kebijakan pragmatis yang
sedang actual.

5. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah


diantaraya: 1) rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna, 2)_
rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya, 3) rumusan masalah
hendaknya jelas dan konkrit, 4) masalah hendaknya dirumuskan secara

operasional, dsb.
6. Ada beberapa prinsip perumusan masalah yaitu: 1) prinsip yang berkaitan
dengan teori dan dasar, 2) prinsip yang berkaitan dengan maksud dan
perumusan masalah, 3) prinsip hubungan faktor, dsb.

7. Adapun bentuk-bentuk perumusan masalah ialah: 1) rumusan masalah


deskriptif, 2) rumusan masalah komparatif, dan 3) rumusan masalah asosiatif.
B. Saran
Penulis berharap kepada pembaca agar bisa memahami makalah mengenai
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif ini, ketika nantinya hendak merumuskan
sebuah masalah dalam penelitian kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Abi Anggito dan Johan Setiawan. 2018. Metyode Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV
Jejak.

Bambang Triyanto dan Ismail. 2020. Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi): Suatu
Pedoman. Klaten: Lakeisha

Basuki. 2021. Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Media Sains


Indonesia.

Dodiet Aditya Setyawan. 2014. Masalah Penelitian (Perumusan Masalah dalam


Penelitian. Surakarta: Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta.

Endang Widi Winarni. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK,
R&D. Jakarta: Bumi Aksara.

Hardani dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Ilmu.

Lexy J. Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mahdiyah. 2016. Materi Pokok Studi Mandiri dan Seminar Proposal Penelitian.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Serdamayanti dan Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bnadung: CV Mandar Maju.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kemdikbud.go.id.

Anda mungkin juga menyukai