Anda di halaman 1dari 29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

“KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI”

Dosen Pembimbing:
Drs. Parham Saadi, M. Si.

Guru Pamong:
Suratminingsih, S.Pd

Oleh:
Siti Magfiroh, S.Pd
NIM. 2230111721003

PROGRAM PROFESI GURU


PRAJABATAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2022
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Banjarmasin

Mata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Kesetimbangan Kimia

Sub Materi : Kesetimbangan Kimia dalam Industri

Kelas/Semester : XI/Ganjil

Alokasi Waktu : 2 × 45 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
 KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK)
3.9 Menganalis faktor- faktor yang 3.9.2 Menerapkan faktor-faktor
mempengaruhi pergeseran arah yang mempengaruhi
kesetimbangan dan pergeseran arah
penerapannya dalam industri. kesetimbangan untuk
mendapatkan hasil
optimum dalam industri
(pembuatan amonia)

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning, peserta
didik diharapkan dapat menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan untuk mendapatkan hasil optimum dalam industri (pembuatan
amonia) dengan mengembangkan sikap religius, disiplin, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, dan kerja sama.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Prasyarat:
- Asas Le Chatelier.
- Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan.
- Pengaruh perubahan volume terhadap kesetimbangan.
- Pengaruh perubahan tekanan terhadap kesetimbangan.
- Pengaruh perubahan suhu terhadap kesetimbangan.
- Pengaruh katalis pada reaksi setimbang.

2. Materi Inti:
- Kesetimbangan kimia dalam industri.
E. Komponen Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Discovery Learning
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
penugasan
3. Pendekatan Pembelajaran: Saintifik
4. Media dan Alat/Bahan Pembelajaran:
a. Media Pembelajaran:
- Power Point
- LCD Proyektor
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
- Lembar Penilaian
b. Alat/Bahan:
- Papan tulis
- Spidol
- Penghapus
- Laptop

F. Sumber Belajar
1. Sudarmo, U., & Mitayani, N. (2016). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
2. Buku/sumber lain yang relevan
3. Internet yang relevan

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik Waktu
Orientasi 5 menit
1. Guru membuka pelajaran dan 1. Peserta didik menjawab
mengucapkan salam. salam dari guru.
2. Guru menayakan kabar. 2. Peserta didik menjawab
kabar.
3. Guru mengajak peserta didik 3. Perwakilan kelas
berdoa bersama menurut memimpin doa sebelum
keyakinan masing-masing pembelajaran dimulai.
sebelum belajar.
4. Guru memeriksa kehadiran 4. Peserta didik menjawab
peserta didik. dan mengangkat tangan.
5. Guru menyiapkan fisik dan 5. Peserta didik menyiapkan
psikis peserta didik dalam fisik dan psikis dalam
mengawali kegiatan mengawali kegiatan
pembelajaran. pembelajaran.
Apersepsi 8 menit
6. Guru memberikan apersepsi 6. Peserta didik men-
kepada peserta didik: dengarkan dan mem-
perhatikan penjelasan guru
serta diharapkan
menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
“Pada pertemuan sebelumnya “Ada pengaruh perubahan
kalian telah belajar tentang konsentrasi, volume, tekanan,
faktor-faktor yang mem- dan suhu”
pengaruhi pergeseran kesetim-
bangan, apa saja?”
“Oke, ada yang masih ingat “Dalam reaksi
bagaimana pengaruh katalis kesetimbangan, katalis tidak
pada reaksi setimbang?” menggeser kesetimbangan,
tetapi hanya mempercepat
tercapainya keadaan
setimbang”
Motivasi 2 menit
7. Guru menjelaskan rencana 7. Peserta didik mem-
kegiatan yang akan dilakukan perhatikan dan men-
pada pertemuan kali ini: dengarkan guru dengan
“Hari ini kita akan mempelajari seksama.
kesetimbangan kimia dalam
industri”
8. Guru menyampaikan KD, IPK, 8. Peserta didik dengan
dan tujuan pembelajaran: cermat memperhatikan
1) Peserta didik diharapkan dapat penyampaian oleh guru.
menerapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan untuk 9. Peserta didik mem-
mendapatkan hasil optimum perhatikan dan
dalam industri (pembuatan mendengar-kan guru
amonia) dengan seksama serta
9. Guru memotivasi peserta didik termotivasi untuk belajar.
dengan memberikan gambaran
tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
Sintaks 1. Pemberian Rangsangan (Stimulation) 5 Menit
10. Guru menampilkan slide tentang 10. Peserta didik mem-
kesetimbangan kimia dalam perhatikan layar dengan
industri yang berkaitan dengan seksama.
pembelajaran.
11. Guru memberikan rangsangan 11. Peserta didik mem-
berupa pertanyaan: perhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh guru.
“Dalam kehidupan sehari-hari, “Nasi, buah-buahan, sayuran,
pastinya kita mengkonsumsi dll”
makanan, makanan yang seperti
apa biasanya?”
“Semua makanan itu berasal “Benar Bu”
dari sektor pertanian bukan?”
“Nah, dalam proses untuk
mendapatkan bahan pangan
tersebut, hampir semua petani
menggunakan pupuk untuk
mendapatkan hasil bahan
pangan Salah satu pupuk yang
digunakan adalah pupuk urea.
Adapun reaksi kesetimbangan
yang terlibat dalam pembuatan
pupuk urea ini adalah reaksi
pembentukan NH3. Jadi apabila
kalian mengetahui tetapan
kesetimbangan dari reaksi
pembentukan NH3 nantinya
kalian dapat meramalkan arah
reaksi sehingga dapat
menentukan metode apa yang
cocok digunakan untuk
memproduksi bahan kimia
industri”
Sintaks 2. Identifikasi Masalah (Problem Statement) 5 menit
12. Guru memberikan kesempatan 12. Peserta didik mengajukan
kepada peserta didik untuk pertanyaan kepada guru.
mengajukan pertanyaan
mengenai penjelasan yang telah
diberikan.
13. Guru membagi peserta didik 13. Peserta didik membentuk
dalam 5-6 kelompok. kelompok
Sintaks 3. Pengumpulan Data (Data Collection) 20 menit
14. Guru membagikan LKPD 14. Peserta didik menerima
kepada masing-masing LKPD yang diberikan oleh
kelompok dan memberikan guru dan mendengarkan
arahan pengerjaannya. dengan seksama
penjelasan guru.
15. Guru meminta peserta didik 15. Peserta didik melakukan
untuk melakukan pengumpulan pengumpulan data
data berdasarkan LKPD yang berdasarkan LKPD yang
diberikan, dan dapat mencarinya diberikan dan mencarinya
di sumber manapun di buku maupun internet.
16. Guru membimbing peserta didik 16. Peserta didik terbimbing
dalam melakukan pengumpulan oleh guru.
data.
Sintaks 4. Pengolahan Data (Data Processing) 20 menit
17. Guru meminta peserta didik 17. Peserta didik berdiskusi
untuk mendiskusikan data yang tentang data yang
diperoleh dan menjawab diperoleh dan menjawab
pertanyaan di LKPD. pertanyaan.
18. Guru memfasilitasi dan 18. Peserta didik mengolah
membimbing setiap kelompok informasi dari hasil
dalam menganalisis informasi perhitungan yang
yang mereka peroleh dan diperoleh dan menjawab
menjawab pertanyaan yang ada pertanyaan yang ada dalam
dalam LKPD. LKPD.
Sintaks 5. Pembuktian (Verification) 10 menit
19. Guru memberikan kesempatan 19. Peserta didik mem-
kepada satu atau dua kelompok presentasikan hasil diskusi
untuk mempresentasikan hasil kelompoknya dan peserta
kerjanya. didik yang lain
memperhatikan.
20. Guru mempersilahkan kepada 20. Peserta didik menanggapi
kelompok peserta didik yang dan menyampaikan
lain untuk menanggapi dan pendapat kepada
memberi masukan terhadap hasil kelompok yang presentasi.
diskusi dari temannya.
21. Guru memberikan penguatan 21. Peserta didik
konsep mengenai penentuan mendengarkan dengan
nilai tetapan kesetimbangan dan cermat penjelasan dari
derajat ionisasi (jika diperlukan) guru.
Sintaks 6. Menarik Kesimpulan (Generalization) 5 menit
22. Guru memberikan kesempatan 22. Peserta didik menyampai-
kepada peserta didik untuk kan kesimpulan pem-
menyimpulkan point-point belajaran secara lisan.
penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru
saja dilakukan.
Kegiatan Penutup
23. Guru melakukan penilaian dan 23. Peserta didik mencermati 10 menit
refleksi terhadap kegiatan apa yang disampaikan
pembelajaran yang telah oleh guru.
dilaksanakan.
24. Guru memberikan umpan balik 24. Peserta didik mengangkat
terhadap hasil pembelajaran tangan untuk menjawab
(tanya jawab). pertanyaan.
25. Guru menginstruksikan peserta 25. Peserta didik
didik untuk mengumpulkan mengumpulkan LKPD ke
LKPD yang telah dikerjakan. depan.
26. Guru mengingatkan peserta 26. Peserta didik
didik untuk membaca materi mendengarkan informasi
yang akan dipelajari pada yang diberikan oleh guru.
pertemuan selanjutnya.
27. Guru mengakhiri proses 27. Peserta didik menjawab
pembelajaran dengan salam.
mengucapkan salam.

H. Penilaian
1. Aspek Kognitif : Tes tertulis secara berkelompok yang terdiri
dari beberapa pertanyaan dan termuat pada
LKPD.
2. Aspek Afektif : Sikap peserta didik selama pembelajaran
berlangsung yang memuat religius, disiplin,
rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan kerja
sama.
3. Aspek Psikomotorik : Keterampilan peserta didik saat pembelajaran
yang memuat komunikasi kelompok,
presentasi, dan menarik kesimpulan.

Banjarmasin, 20 November 2022


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Mahasiswa PPL PPG Prajabatan

Suratminingsih, S.Pd Siti Magfiroh


NIP. 196704161990012003 NIM. 223011721003
Lampiran I

Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan Kimia dalam Industri


Asas Le Chatelier
“Jika dalam suatu reaksi kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan
berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin”
Prinsip Le Chatelier banyak digunakan dalam industri kimia. Proses kimia
dalam industri harus dilakukan secara efisien dan memaksimalkan perolehan
produk. Kondisi optimum adalah ketika reaksi kimia yang berlangsung
dikondisikan agar kesetimbangan bergeser ke arah produk dan meminimalkan
terjadinya reaksi balik, serta digunakannya katalis untuk mempercepat
terbentuknya kesetimbangan reaksi. Contoh penerapan Le Chatelier dalam
industri yaitu:
1. Proses Haber pada Pembuatan Amonia
Proses ini mulai diperkenalkan oleh Fritz Haber dari Jerman pada tahun 1913.
Saat itu, pada Perang Dunia I, Jerman terkena blokade tentara Sekutu sehingga
pasokan senyawa nitrat (sendawa Chili, KNO3) dari Amerika yang merupakan
bahan pembuat amunisi tidak dapat masuk ke Jerman. Proses ini juga sering
disebut proses Haber-Bosch untuk menghormati Karl Bosch, seorang insinyur
yang mengembangkan peralatan pembuatan amonia untuk skala industri.
Amonia (NH3) merupakan senyawa penting dalam industri kimia karena
sangat luas penggunaannya. Sebagai contoh untuk pembuatan pupuk, asam nitrat,
dan senyawa nitrat untuk berbagai keperluan. Produksi amonia di Indonesia
dilakukan pada pabrik petrokimia di Gresik dan Kujang. Proses pembuatan
amonia dilakukan melalui reaksi:
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) H = -92 kJ
Reaksi pembuatan amonia ini merupakan reaksi kesetimbangan. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan amonia sebanyak-banyaknya, digunakan asas Le Chatelier
pada prosesnya. Untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan NH3
maka konsentrasi N2 dan H2 diperbesar (dengan menaikkan tekanan kedua gas
tersebut). Faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suhu dan
tekanan.
Dilihat dari reaksinya yang eksoterm, seharusnya proses tersebut dilakukan
pada suhu rendah. Akan tetapi, jika dilakukan pada suhu rendah, reaksi antara N2
dan H2 menjadi lambat. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan katalis Fe
yang promotor (bahan yang lebih mengaktifkan kerja katalis) Al2O3 dan K2O.
Selain itu, faktor tekanan juga perlu diperhatikan. Jika diperhatikan dari
persamaan reaksinya, NH, akan banyak terbentuk pada tekanan tinggi. Namun
demikian, perlu dipertimbangkan faktor biaya yang diperlukan dan keamanan
konstruksi bangunan pabrik untuk melakukan proses dengan tekanan tinggi.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, maka didapatkan kondisi optimum,
yaitu pada kondisi tersebut akan diperoleh amonia yang secara ekonomis paling
menguntungkan. Pada tabel berikut dipaparkan berbagai kondisi suhu dan
tekanan, serta amonia yang dapat dihasilkan. Persentase amonia pada keadaan
setimbang untuk berbagai suhu dan tekanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tekanan
Suhu ( )
200 atm 300 atm 400 atm 500 atm
400 38,74 47,85 58,86 60,61
450 27,44 35,93 42,91 48,84
500 18,86 26,00 32,25 37,79
550 12,82 18,40 23,55 28,31
600 8,77 12,97 16,94 20,76
Dengan pertimbangan keamanan konstruksi pabrik, biaya produksi, dan berbagai
pertimbangan lainnya, kondisi optimum untuk operasional pabrik amonia
umumnya dilakukan pada tekanan antara 140-340 atm dan suhu antara 400°-
600°C.
Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus NH3, biasanya amonia
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Manfaat amonia dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu:
1) Gas amonia digunakan sebagai bahan baku dalam industri baterai untuk
membentuk amonium klorida (NH4Cl) dan asam nitrat (HNO3) melalui
proses Ostwald.
2) Sebagai bahan campuran dalam industri pupuk sehingga terbentuk pupuk
urea
3) Gas amonia digunakan sebagai pendingin dalam lemari es
4) Gas amonia dalam bentuk hidrazin (N2H4) digunakan sebagai bahan peledak
dan bahan bakar roket.
5) Gas amonia pada bidang industri plastik digunakan sebagai salah satu bahan
baku pembuatan plastik.
6) Gas amonia pada bidang industri pengerjaan logam digunakan sebagai bahan
pengekstrak dan pemisahan tembaga, nikel dan molibdenum dari biji.

2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak


Asam sulfat merupakan bahan industri kimia yang penting, yaitu digunakan
sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk. Proses pembuatan asam sulfat
(H2SO4) sebenarnya ada dua cara, yaitu dengan proses kamar timbal dan proses
kontak. Proses kamar timbal sudah ditinggalkan karena kurang menguntungkan,
hanya tinggal satu pabrik di Amerika Serikat yang masih beroperasi dan itupun
dianggap sebagai museum industri. Proses kontak menghasilkan asam sulfat
mencapai kadar 99% dan biayanya lebih murah. Di Indonesia, pabrik asam sulfat
antara lain terdapat di Petrokimia Gresik, Pusri Palembang, dan Kujang Jawa
Barat. Pembuatan asam sulfat meliputi tiga tahap, yaitu proses pembentukan
sulfur dioksida (SO2), pembentukan sulfur trioksida (SO3), dan pembentukan
asam sulfat (H2SO4).
1) Pembakaran belerang menjadi belerang dioksida (SO2)
S(s) + O2(g) SO2(g)
2) Oksidasi SO2 menjadi SO3
2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g) H = -196 kJ
3) Mereaksikan SO3 dengan air
Gas SO3 yang terbentuk dari tahap kedua kemudian dialirkan ke dalam asam
sulfat pekat sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau oleum.
Persamaan reaksinya ditulis sebagai berikut.
SO3(g) + H2SO4(l) H2S2O7(l)
Selanjutnya, asam pirosulfat dialiri air sehingga diperoleh asam sulfat sesuai
dengan persamaan reaksi berikut.
H2S2O7(l) + H2O(l) ⇄ 2H2SO4(aq)
Belerang dioksida yang dihasilkan harus benar-benar murni, sebab jika
mengandung pengotor akan mengganggu proses selanjutnya. Di Petrokimia
Gresik, gas SO2 diperoleh dari sisa pengolahan tembaga atas kerja sama dengan
PT Freeport Indonesia (Papua).
Tahapan paling menentukan pada proses pembuatan asam sulfat adalah
tahapan kedua, yaitu proses pengubahan SO2 menjadi SO3. Reaksi pada proses ini
merupakan reaksi kesetimbangan, maka untuk memperbanyak hasil harus
memerhatikan asas Le Chatelier.
a) Reaksi tersebut menyangkut tiga partikel pereaksi (2 partikel SO2 dan 1
partikel gas O2) untuk menghasilkan 2 partikel SO3. Jadi, perlu dilakukan
pada tekanan tinggi.
b) Reaksi ke kanan adalah reaksi eksoterm ( H = -196 kJ), berarti harus
dilakukan pada suhu rendah. Masalahnya, pada suhu rendah reaksinya
menjadi lambat. Seperti pada pembuatan amonia, permasalahan ini dapat
diatasi dengan penambahan katalis V2O5.
Dari penelitian didapatkan kondisi optimum untuk proses industri asam sulfat
adalah pada suhu antara 400°-450°C dan tekanan 1 atm. Hasil yang diperoleh
berkadar 97-99% H2SO4. Oleh karena pada kondisi tersebut sudah didapatkan
hasil dengan kadar cukup tinggi, maka tidak perlu dilakukan pada tekanan yang
lebih tinggi, sebab hanya akan membuang biaya tanpa peningkatan hasil yang
berarti.

1. Asam sulfat diguanakn pada proses pembuatan detergen


2. Pada bidang industri asam sulfat digunakan sebagai larutan elektrolit
dalam pembuatan baterai
3. Asam sulfat diguanakan dalam proses penghilangan zat-zat pengotor dari
minyak bumi pada proses penyulingan minyak bumi
4. Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan
pupuk superfosfat dan amonium sulfat
5. Asam sulfat beperan pada proses cleaning (pickling) pada proses
pengolahan logam sebelum logam melalui proses plating dengan seng atau
timah
6. Asam sulfat dapat digunakan sebagai bahan pembauatn bahan perekat
ataulem
7. Asam sulfat digunakan sebagai bahan kimia pada proses water
treatment untuk pengaturan keasaman
Lampiran II
RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF
Kisi-kisi Butir Soal Skor
1. Diberikan persamaan 1. Agar pada reaksi kesetimbangan NH3
reaksi kimia pada industri dalam industri pembuatan amonia di
pembuatan senyawa kimia, Proses Haber Bosch:
Peserta didik mampu N2(g) + 3H2(g) ↔ NH3(g) ∆H = -
menerapkan faktor-faktor 92, 4 kJ
yang mempengaruhi Jumlah gas NH3 yang dihasilkan
pesrgeseran kesetimbangan maksimal, maka tindakan yang
kimia untuk mendapatkan hasil diperlukan adalah…
optimum dalam industri A. Tekanan tidak diubah
(pembuatan amonia) B. Menurunkan tekanan
C. Memperbesar volume
D. Menaikkan suhu
E. Menurunkan suhu
Jawab: E. Menurunkan suhu 50
Untuk menghasilkan NH3 yang
maksimal maka kesetimbangan harus
bergeser ke arah kanan atau ke arah
endoterm..
A. Tekanan tidak diubah tidak akan
berpengaruh
B. Menurunkan tekanan, maka
kesetimbangan bergeser karena
jumlah koefisien lebih besar yaitu
sebelah kiri (NH3 tidak maksimal)
C. Memperbesar volume, maka
kesetimbangan bergeser karena
jumlah koefisien lebih besar yaitu
sebelah kiri (NH3 tidak maksimal)
D. Menaikkan suhu, maka
kesetimbangan akan bergeser ke
arah endoterm.
E. Menurunkan suhu, maka
kesetimbangan akan bergeser ke
arah eksoterm (reaksi diatas
eksoterm, sehingga NH3
dihasilkan maksimal)
2. Diberikan persamaan 2. Perhatikan reaksi kesetimbangan NH3
reaksi kimia pada industri dalam industri pembuatan amonia di
pembuatan senyawa kimia, Proses Haber Bosch
Peserta didik mampu N2(g) + 3H2(g) ↔ NH3(g) ∆H = -
menerapkan faktor-faktor 92, 4 kJ
yang mempengaruhi Apabila pada volume tetap pada
pesrgeseran kesetimbangan temperatur dinaikkan, kesetimbangan
kimia untuk mendapatkan hasil bergeser ke arah….
optimum dalam industri A. Kanan dan harga K tetap
(pembuatan amonia) B. Kiri dan harga K semakin kecil
C. Kanan dan harga K semakin besar 50
D. Kanan dan harga K semakin kecil
E. Kiri dan harga K semakin besar
Jawab: B. Kiri dan harga K
semakin kecil

Jika suhu dinaikkan maka


kesetimbangan akan bergeser ke arah
endoterm. Sedangkan reaksi di atas
adalah reaksi eksoterm yang ditandai
oleh H = - (ke kiri). Untuk reaksi
eksoterm, jika suhu diperbesar maka
nilai tetapan kesetimbangan (K) akan
semakin kecil.

Umpan Balik: Tingkat penguasaan


Rumus:

Tingkat penguasaan = ×100 %

Arti tingkat penguasaan yang dicapai:


80% - 100% = Sangat Baik (A)
70% - 79% = Baik (B)
60% - 69% = Cukup (C)
60% = Kurang (D)
Tindak Lanjut: Jika mencapai tingkat penguasaan 70% ke atas, maka dapat
melanjutkan dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi kalau penguasaan kurang
dari 70% maka harus mengulang kegiatan belajar diatas terutama pada bagian
yang belum dikuasai.
Lampiran III
PENILAIAN AFEKTIF
No. Nama Peserta Didik Aspek yang dinilai Skor Nilai
Total
Rasa Tanggung Kerja
Religius Disiplin ingin jawab sama
tahu
Lampiran IV
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
No. Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Religius 1 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2. Disiplin 1 Hadir tepat waktu
2 Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
3 Memperhatikan teman yang presentasi dan guru yang sedang
menjelaskan materi
3. Rasa ingin tahu 1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Mengumpulkan sumber informasi lain dari buku ajar lain dan
penjelasan guru
3 Tertarik mempelajari kimia
4 Mengajukan pertanyaan kepada teman atau guru
4. Tanggung jawab 1 Tidak terlibat sama sekali dalam proses mencari jawaban
2 Hanya sesekali terlibat selama proses mencari jawaban
3 Terlibat aktif dan senantiasa membantu temannya dalam
proses mencari jawaban
5. Kerja sama 1 Mendiskusikan pertanyaan dengan teman kelompok
2 Mau berbagi pengetahuan dengan teman kelompoknya
3 Berinteraksi secara baik dengan teman kelompok
4 Tidak mengganggu teman kelompok lain yang sedang
melakukan aktifitas diskusi

Skor akhir Predikat

80% - 100% Sangat baik (A)


70% - 79% Baik (B)
60% - 69% Cukup (C)
<60% Kurang (D)

Perhitungan Skor Akhir = ×100 %


Lampiran V
PENILAIAN PSIKOMOTORIK
No. Nama Peserta Didik Aspek yang dinilai Skor Nilai
Total
Mengkomuni Menarik
kasikan Presentasi Kesimpulan
Lampiran VI
RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Skala
Aspek
3 (baik) 2 (cukup) 1 (kurang)
Kemampuan Isi presentasi Isi presentasi Isi presentasi
mengkomunikasikan dapat dijelaskan dapat dijelaskan tidak mampu
bahan pelajaran kembali oleh kembali oleh untuk dijelaskan
kelompok lain kelompok lain kembali
Presentasi Kelompok Menerangkan Menerangkan Menerangkan
dengan suara dengan suara dengan suara
yang jelas dengan cukup jelas tetapi kurang jelas dan
tepat dan mampu tidak mampu tidak mampu
menghidupkan menghidupkan menghidupkan
suasana suasana suasana
Kemampuan menarik Kesimpulan Kesimpulan Menarik
kesimpulan berisi point-point berisi point-point kesimpulan tidak
penting dalam penting tetapi sesuai dengan
kata-kata singkat masih dalam tujuan
bentuk kalimat
panjang

Nilai =
REMEDIAL

1. Reaksi pembentukan gas SO3 menurut persamaan :


SO2(g) + ½ O2 ⇄ SO3(g) reaksi eksoterm. Hasil SO3 yang diperoleh akan
bertambah bila :
1) Ditambah katalis
2) Tekanan diperbesar
3) Suhu dinaikkan
4) Ditambah gas SO2
Berdasarkan hal tersebut manakah pernyataan yang benar ?
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 1 dan 4
E. 3 dan 4

2. Pembuatan amonia menurut proses Haber-Borsch berdasarkan reaksi :


3H2(g) + N2(g) ⇄ 2NH3(g) ΔH = -92 kJ
Jika suhu diturunkan maka…
A. N2 akan bertambah
B. H2 akan bertambah
C. N2 dan H2 akan bertambah
D. NH3 akan bertambah
E. NH3 akan berkurang

3. Reaksi pada pembuatan asam sulfat menurut reaksi ialah :


SO2(g) + ½ O2 ⇄ SO3(g) ΔH = -188,2 kJ
Agar diperoleh hasil optimum, maka faktor yang diubah adalah…
A. Menambahkan katalis dan menurunkan suhu
B. Menaikkan suhu dan tekanan reaksi
C. Menurunkan tekanan dan menambahkan suhu
D. Memperbesar volume dan menambah suhu
E. Menaikan tekanan dan menurunkan suhu
PENGAYAAN

Peserta didik diminta untuk membuat infografis mengenai peran kesetimbangan


kimia dalam industri. Berdasarkan literatur atau sumber yang faktual.
Lembar Kerja Peserta Didik
Kesetimbangan Kimia

SMAN 2 Banjarmasin
Tahun Pelajaran 2022/2023
Untuk Kelas XI Semester Ganjil

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.
A. PETUNJUK UNTUK PESERTA DIDIK
1. Baca indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam LKPD.
2. Setiap siswa dalam kelompok masing-masing mengeksplorasi (mencermati
dan mendiskusikan dalam kelompok) tentang model yang diberikan dalam
LKPD, guru bertindak sebagai fasilitator.
3. Setiap kelompok diharuskan menyampaikan kesimpulan hasil kinerja
kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi, sedangkan guru
melakukan penguatan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

 Kompetensi Dasar
4.9 Memecahkan masalah terkait hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan
hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.

 Indikator Pencapaian Kompetensi


4.9.2 Menganalisis kesetim-bangan kimia dalam industri
Pertemuan 5

Kegiatan 1

Menganalisis faktor- faktor yang menggeser arah kesetimbangan untuk mendapatkan hasil
yang optimal dalam pembuatan amoniak

Orientasi

Materi Pendukung

Banyak proses kimia dalam industri merupakan reaksi kesetimbangan. Masalah yang
dihadapi oleh suatu industri adalah bagaimana memperoleh yang berkualitas tinggi
dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan proses yang efisien dan efektif.
Untuk memecahkan masalah tersebut, pengetahuan tentang kesetimbangan kimia
sangat dibutuhkan oleh beberapa industri kimia, misalnya industri pembuatan amoniak
dan asam sulfat.

1. Pembuatan amoniak NH3

Amoniak (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting, baik sebagai dasar
pembuatan pupuk maupun sebagai pelarut yang baik untuk berbagai senyawa ionik
dan senyawa polar. Amoniak dibuat berdasarkan reaksi berikut

N2(g) + 3H2(g) NH3 ∆H = - 92, 4 kJ

Proses itu ditemukan pertama kali oleh Fritz Haber (1868-1934) yang berkebangsaan
Jerman. Proses itu dikembangkan lebih lanjut oleh Carl Bosch (1874-1940). Oleh
karena itu pembuatan amoniak dari reaksi antara gas H2 dan N2 dikenal dengan proses
Haber-Bosch.

Berdasarkan azas Le Chatelier, untuk mendapatkan NH3 yang besar, pada reaksi itu
harus digunakan temperatur yang rendah dan tekanan yang tinggi. Dengan demikian,
kesetimbangan akan bergeser ke arah NH3. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung
sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 5000C sekalipun. Dipihak lain,
karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen.
Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 5000C dan tekanan
sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3,
MgO, CaO, dan K2O. Dewasa ini, seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan
tekanan yang jauh lebih besar bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi
balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan. Produksi amoniak terutama
digunakan untuk pembuatan ammonium sulfat, urea, asam nitrat, dan
senyawa-senyawa nitrogen lainnya.
Eksplorasi dan Pembentukan
konsep
Model 1. Proses Haber Bosch

Perhatikan gambar berikut !

Pertanyaan:

1. Perhatikan arah panah pada model 1, bagaimanakah reaksi pembuatan amonia


terjadi?

Jawab
:........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
................................................................................................................................

2. Reaksi pembuatan ammonia :

N2(g) + 3H2 NH3 ∆H = - 92, 4 kJ

Berdasarkan azas le Chatelier, tentukan kondisi yang menguntungkan agar dihasilkan


NH3 lebih banyak!

Jawaban :

Suhu : ..................................................................................................................

Konsentrasi : ...................................................................................................................

Tekanan : ...................................................................................................................
Aplikasi

1. Amoniak (NH3) diproduksi secara komersil dari gas N2 dan gas H2 menurut proses
Haber - Bosch

N2(g) + 3H2 NH3 ∆H = - 92, 4 kJ

Apa yang dapat dilakukan untuk menaikkan laju reaksi dalam produksi NH3 ?

Jawaban :
.....................................................................................................................................
......................................................................................................................

Penutup

Kesimpulan

1. Proses Pembuatan amoniak

....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

Pembuatan amoniak dilakukan pada situasi

Suhu : ..................................................................................................................

Konsentrasi : ...................................................................................................................

Tekanan : ...................................................................................................................

Katalis yang digunakan : ..............................................................................................

Anda mungkin juga menyukai