Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PJJ PAI
Alamat: Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926 Cirebon 45132
Website: web.syekhnurjati.ac.id/fitk Email: fItk@syekhnurjati.ac.id.

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam (ITK60003J) SKS 3


Tahun Ajaran : 2022/2023 – 1 Semester / Kelas : 1/A5, A6
Dosen : Dr. AKHMAD SYAHRI, M.Pd.I.

Nama : MAULANA LATIF


NIM : 2281130213

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


1. Berikan Analisis metode pendidikan yang di terapkan di sekolah bapak/ibu !
1. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan mempe-ragakan dan
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode panyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik
hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan Inkuiri.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan permasalahan, menjawab
pertanyaan dan memahami pengeta-huan peserta didik, serta untuk membuatu suatu
keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang mengadu arguementasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusantertentu secara bersama-sama.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam
proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi; pertama, diskusi merupakan
metode yang sulitu diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar peserta didik muncul secara
spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentuan, kedua, diskusi biasanya memerlukan
waktu yang cukup panjang, pada hal waktu pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas,
keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini
tidak perlu dirisaukan oleh guru sebab dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian
semacam itu bisa dihindari. Metode Simulasi Simulasi adalah metode pelatiha yang
memperagakan sesuatu dibentuk tiruan yang mirip dengan keadaansesunggunya. sebagai
metode mengajar, simulasi dapat artikan cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu.
3. Metode Kerja Kelompok
istilah kerja kelompok dipakai untuk merangkung pengertian pada situasi peserta didik
berada dalam satu kelompok dan dipandang satu kesatuan tersendiri untuk mencari satu tujuan
pelajaran dengan bergotong royong. Metode kerja kelompok, mengandung pengertianbahwa
peserta didik dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil atau sub-sub kelompok .
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PJJ PAI
Alamat: Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926 Cirebon 45132
Website: web.syekhnurjati.ac.id/fitk Email: fItk@syekhnurjati.ac.id.

2. Berikan uraian tentang kurikulum pendidikan Islam yang di terapkan di sekolah masing-
masing, baik dari segi konsep, rancangan, proses, dan evaluasi !
Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah ditetapkan oleh KMA No. 184 Tahun 2019 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah. Pedoman tersebut dikeluarkan untuk
standarisasi implementasi kurikulum pada madrasah. Sehingga menjadi acuan bagi madrasah dan
pemangku kepentingan lainnya dalam menyelenggarakan pendidikan di madrasah.
Penjelasan tentang struktur kurikulum madrasah ibtidaiyah sebagai berikut:
1. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat.
2. Mapel Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya
dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
3. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
4. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 (tiga puluh lima) menit.
5. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
6. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat memuat konten lokal.
7. Muatan lokal dapat diisi dengan kearifan lokal atau mata pelajaran lain yang menjadi kekhasan/
keunggulan madrasah terdiri atas maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dengan jumlah maksimal 6
(enam) jam pelajaran.
Implementasi Kurikulum MI dapat dikembangkan oleh madrasah sesuai kondisi dan visi
madrasahnya. KMA No. 184 memberikan kesempatan untuk mengembangkan kurikulum sesuai
karakteristik masing-masing.

Kebijakan implementasi kurikulum sebagai berikut:

1. Pengembangan implementasi kurikulum pada MI dapat dilakukan antara lain dengan:


 Menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan ketersediaan waktu.
 Merelokasi jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu untuk mata pelajaran lainnya sebanyak-
banyaknya 6 (enam) jam pelajaran untuk keseluruhan relokasi.
 Menyelenggarakan pembelajaran terpadu (integrated learning) dengan pendekatan kolaboratif.

Penjelasan Struktur Kurikulum MI


1. Perhitungan waktu disampaikan dalam satu tahun, madrasah dalam memanfaatkan waktu yang
tersedia dapat merencanakan sendiri menjadi setiap minggu,dua mingguan, tiga mingguan,
bulanan atau bahkan secara blok materi dengan memanfaatkan waktu yang diperlukan untuk
mewujudkan capaian pembelajaran.
2. Pertimbangannya adalaf efektivitas pembelajaran yang hendak dicapai oleh setiap mata pelajaran
atau kolaboratif beberapa mata pelajaran
3. Asumsi Beban Belajar:
 Kelas 1 – V dengan asumsi 1 Tahun = 36 pekan dan 1 JP = 35 menit
 Kelas VI dengan asumsi 1 Tahun = 32 pekan dan 1 JP = 35 menit
4. Angka dalam kurung, contoh (2),(3),(5) atau lainnya hanya merupakan alat perhitungan perpekan,
bukan satuan waktu yang harus ditempuh dalam satu pekan.
5. Dalam hal ini madrasah memiliki kewenangan yang bebas berdasarkan kebutuhan belajar siswa
dalam memperhitungkan kebutuhan waktu belajar siswa. Madrasah dapat memperhitungkan
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PJJ PAI
Alamat: Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926 Cirebon 45132
Website: web.syekhnurjati.ac.id/fitk Email: fItk@syekhnurjati.ac.id.

waktu berdasarkan pekan atau capaian pembelajaran berdasarkan efektivitas kebutuhan belajar
siswa.
6. Pendidikan Agama islam dengan 4 Mata pelajaran Diikuti oleh seluruh peserta didik madrasah
7. Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya) (No. 8). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau
prakarya di madrasah.
8. Madrasah dapat mengembangkan muatan lokal (No. 10) sesuai dengan kekhasan madrasah dan
kebutuhan daerah.
9. Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
10. Madrasah dapat melakukan penambahan dan/atau relokasi jam pelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan waktu di madrasah
11. Madrasah dapat menentukan model pembelajarannya sesuai kebutuhan belajar siswa,misalnya
 pembelajaran konvensional,
 pembelajaran berbasis proyek untuk satu mata pelajaran atau kolaborasi beberapa mata
pelajaran dengan berbasis tema,
 model blok untuk satu kompetensi dalam satuan waktu tertentu, atau inovasi lain yang
dirancang oleh madrasah

3. Kemukakan pendapat anda tentang bagaimana perbedaan antara pendidik dan peserta
didik zaman now dengan pendidik dan peserta didik pada masa yang dahulu ketika anda
sekolah?
Dunia pendidikan zaman sekarang mengenal yang namanya merdeka belajar. Gaya mengajar
guru zaman sekarang lebih berpusat pada siswa atau Student-centered. Siswa diberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri. Dan guru bukan lagi menjadi satu-
satunya sumber belajar. Kemudahan mengakses buku dan juga informasi melalui internet, membuat
siswa dapat belajar dari mana saja.
Pendidikan zaman dulu kebanyakan menggunakan gaya mengajar yang berpusat pada guru.
Guru menjadi sumber utama belajar karena buku-buku pada zaman dulu merupakan barang mahal
dan tidak semua siswa memiliki kemudahan mengaksesnya.
Perbedaan pendidikan zaman now dengan pendidik dan peserta didik pada masa yang dahulu
yang kedua guru zaman sekarang. Guru memiliki peran yang sangat banyak. Tidak hanya sebagai
pendidik, pengajar, orang tua, guru juga dapat menjadi teman siswa. Saat ini sudah sangat banyak
ditemui siswa dapat bebas bercerita dengan gurunya. Hubungan siswa dan guru di zaman sekarang
dapat dikatakan menjadi lebih dekat dan lebih akrab.
Berbeda dengan zaman dulu guru adalah sosok yang sangat dihormati sekaligus ditakuti.
Pernah ada ungkapan “mendengar bunyi sepatu guru saja, siswa sudah lari ketakutan.”
Guru masa kini sudah sangat akrab dengan teknologi. Tidak hanya mengoperasikan komputer,
guru masa kini juga sering memanfaatkan berbagai aplikasi untuk menunjang pembelajaran. Salah
satu pemanfaatan teknologi yang sering digunakan oleh guru adalah untuk membuat media
pembelajaran yang interaktif. Guru zaman now dapat membuat media berupa video, slide
presentasi, games onteraktif, kuis interaktif, dan lain sebagainya.
Guru zaman dahulu, kapur tulis dan papan tulis hitam adalah senjata utama guru saat
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PJJ PAI
Alamat: Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926 Cirebon 45132
Website: web.syekhnurjati.ac.id/fitk Email: fItk@syekhnurjati.ac.id.

mengajar. Media-media yang digunakan juga biasanya berupa alat-alat peraga atau benda aslinya.
Guru zaman sekarang sudah menerapkan berbagai jenis tugas untuk mengukr perkembangan
belajar siswa. Tak jarang guru-guru memberikan tugas berupa proyek kepada siswa. Hal ini memiliki
berbagai kelebihan yaitu membuat siswa-siswa lebih kreatif dan juga dapat melatih kemampuan
siswa untuk bekerja dalam tim.
Zaman dulu sering kali siswa mendapat tugas dalam bentuk merangkum atau mengerjakan
soal-soal. Tak jarang pula siswa mendapatkan tugas menuliskan materi melalui dikte dari guru. Lagi-
lagi hal ini terjadi karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Zaman dulu siswa tidak seleluasa
sekarang dalam memperoleh buku dan informasi-informasi lainnya.
4. Bagaimana problematika pendidikan Islam yang ada di sekolah bapak/ibu?
Problematika pendidikan islam yang ada di Madrasah Ibtidaiyah tempat saya mengajar yang
pertama adalah guru sebagai pendidik kadang kurang menguasai materi yang akan diajarkan karena
tidak sesuai kompetensinya, di madrasah ibtidaiyah guru kelas biasanya memegang seluruh mata
pelajaran untuk kelas 1 dan 2 sedangkan kelas 3 sampai 6 guru mapel pendidikan islam ada sendiri.
Sedikitnya jam mengajar guru mapel pendidikan islam juga menyebabkan problematika. Selain dari
pendidik problematika pendidikan islam juga ada pada buku ajar yang dikeluarkan kemenag kadang
susah dipahami oleh siswa.
5. Gambarkan kultur, lingkungan, ke khasan dari pendidikan Islam di sekolah masing-
masing?
Pendidikan Islam di Madrasah Ibtidaiyah di MI YMI Wonopringgo 03 tempat saya mengajar dimulai
dari jam masuk guru pukul 06.30 WIB guru menyambut siswa di gerbang sekolah, siswa sebelum
masuk bersalaman dulu dengan guru, pukul 07.00 bel berbunyi siswa berbaris dan berdo`a bersama
– sama yang di pimpin oleh siswa kelas 6 dengan do`a pagi setelah itu masuk kelas masing-masing.
Pembiasaan kelas membaca juz amma, Asma`ul khusna serta do`a sehari-hari. Ke khasan pendidikan
islam di MI tempat saya mengajar adalah ketika lulus siswa diharapkan sudah hafal juz amma, surah
yasin dan surah al mulk serta do`a – do`a harian.

Anda mungkin juga menyukai