Disusun oleh:
Pembimbing:
TINJAUAN PUSTAKA
Oleh:
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Indrawan Ekomurtomo, Sp. OG selaku
dokter pembimbing Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Y.M.E karena atas
berkat dan rahmatnya, penulis berhasil menulis tinjauan pustaka yang berjudul
“Puasa Ramadhan Dan Kehamilan” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan kepaniteraan klinik bagian ilmu kebidanan dan kandungan di
RSUD Kardinah Tegal.
Tentunya, penulis tidak akan dapat menyelesaikan tinjauan pustaka ini
tanpa bimbingan dan juga waktu dari yang terhormat dr. Indrawan Ekomurtomo,
Sp. OG untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih sebanyak banyaknya
atas kontribusi beliau dan juga ketersediaannya menjadi pembimbing untuk
menyelesaikan makalah ini.
Tentu saja masih banyak kekurangan dalam tinjauan pustaka yang penulis
buat, untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca untuk membangun dan membantu meningkatkan kualitas dari makalah
ini.
Demikian tinjauan pustaka ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca, akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................2
Kata Pengantar.......................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.................................................................................................1
2.6 Pengaruh Status Gizi Pra Hamil Dan Pertambahan Berat Badan Selama
Hamil..........................................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dimana seluruh umat
uslim di dunia wajib melakukan ibadah puasa selama 30 hari. Di Indonesia
seorang yang berpuasa harus menahan makan dan minum dan lain-lain yang
membatalkan puasa kurang lebih selama 14 jam yakin dari pukul 4 pagi sampai
kurang lebih pukul 6 sore hari.1 Beberapa manfaat puasa bagi kesehatan adalah
mengistirahatkan saluran pencernaan, mengaktifkan sistem pengendalian kadar
gula darah, kesempatan menurunkan berat badan bagi yang gemuk, dengan cara
tidak makan berlebihan pada waktu buka dan sewaktu sahur. Puasa hanya
diwajibkan bagi yang mampu, artinya ada beberapa keringanan sehingga dalam
kondisi tertentu orang boleh tidak berpuasa, meskipun harus mengganti di hari
lain, atau membayar fidyah (memberi makan kepada orang miskin sebanyak hari
yang ditinggalkan). Namun ada beberapa golongan yang diberikan keringanan
untuk tidak berpuasa, salah satunya adalah ibu hamil dan ibu menyusui.2
Dengan berpuasa tentu asupan makanan per harinya akan berkurang
sehingga pertanyaan yang muncul adalah apakah dengan berpuasa pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam kandungan berjalan dengan optimal sebagaimana
seharusnya atau apakah seorang ibu juga mampu menjaga kondisi fisik dengan
sebaik-baiknya dan bukan sekedar apakah ia kuat atau tidak kuat untuk berpuasa.
Jika wanita hamil “memaksakan” untuk berpuasa maka tergantung dari kondisi
kesehatan ibu hamil itu sendiri. Selama kondisi kesehatan wanita hamil dan janin
yang dikandungnya setelah dilakukan pemeriksaan dinyatakan sehat, maka wanita
hamil diperbolehkan untuk berpuasa dengan syarat ibu hamil tetap mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi baik bagi dirinya dan janinnya. 1,2
Sebuah penelitian yang dilakukan Savitri, et al pada tahun 2019 di
Netherlands menyatakan bahwa Ibu hamil yang berpuasa selama bulan ramadhan
tidak memiliki efek pada bayi berat badan lahir rendah dan melahirkan bayi
prematur dan ibu hamil diperbolehkan berpuasa ramadhan jika tidak memiliki
masalah kesehatan selama kehamilan.3
1
Beberapa hal yang harus dipersiapkan jika ibu hamil yang akan berpuasa
adalah saat periksa antenatal care atau saat berpuasa dan merasa ada gangguan
kehamilan, biasakan berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Periksa apakah
terdapat komplikasi kehamilan yang dapat bertambah parah jika berpuasa. 3,4
Pemenuhan nutrisi bisa dilakukan dengan mengkonsumsi makanan empat
sehat lima sempurna juga bisa menambahkan suplemen vitamin yang diyakini
cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil selama berpuasa. Beberapa
zat penting yang diperlukan saat kehamilan, di antaranya asam folat, zat besi dan
kalsium.5
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
perubahan “maternal anabolic” karena mereka membangun kapasitas tubuh ibu
untuk memberikan jumlah yang relative besar dari darah, oksigen, zat gizi untuk
janin diperiode kedua kehamilan. Paruh kedua adalah waktu perubahan “maternal
catabolic” dimana penyimpanan energi dan zat gizi, dalam kapasitas yang tinggi
untuk memberikan simpanan energi dan zat gizi ke janin. 8
Faktor perubahan fisiologis yg mempengaruhi kebutuhan gizi ibu hamil9:
Sirkulasi darah
- Volume darah bertambah 25% mulai minggu 12, mulai jelas pada
minggu 16 dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32.
- Terjadi peningkatan eritropoiesis (pembuatan sel darah merah), tetapi
hanya sepertiga peningkatan volume --> Konsentrasi Hb dalam darah
relatif lebih rendah (tetapi Hb untuk setiap sdm/sel darah merah tetap)
--> anemia fisiologik pada kehamilan karena hemodilusi.
- Trombosit dan fibrinogen meningkat --> darah lebih cepat membeku
BMR (Basal Metabolic Rate) meningkat hingga 15-20%, yang umumnya
terjadi pada trimester terakhir. Kalori yang dibutuhkan berasal dari
pembakaran hidrat arang, terutama pada kehamilan >20 minggu, bila tak
mencukupi menggunakan lemak tubuh. 8
Biasanya ibu hamil sering merasa haus, nafsu makan bertambah, dan
kadang-kadang menunjukkan glukosuria. Hal ini disebabkan pengaruh
somatomammotropin, peningkatan plasma insulin dan hormon-hormon
adrenal. 8
Kadar insulin meningkat pada saat puasa dan postprandial dalam
kehamilan. Namun kadar glukosa puasa menurun karena8,9:
- Peningkatan penyimpanan glikogen jaringan
- Peningkatan penggunaan glukosa perifer
- Penurunan produksi glukosa oleh hati
- Pengambilan glukosa oleh fetus
4
Gambar 1. 1 Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan8
5
meningkat selama kehamilan. Metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu anabolisme /
penyusunan dan katabolisme / pemecahan.5
Metabolisme basal
Tingkat energi
Metabolisme karbohidrat
6
glomerulus dan menurunnya reabsorbsi oleh tubulus.
Metabolisme lemak
Metabolisme protein
7
dependen pada ibunya, karena janin membutuhkan nutrisi yang diperoleh melalui
plasenta. 1,2
Perlu kita ketahui manfaat puasa ramadhan untuk kesehatan badan.
Beberapa kajian ilmiah membuktikan bahwa puasa selama bulan ramadhan tidak
menyebabkan malnutrisi atau gangguan asupan kalori karena tidak ada
pembatasan jumlah dan jenis makanan yang diperlukan pada saat sahur maupun
berbuka puasa. 2
Masa kehamilan merupakan masa yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Pada masa ini tidak boleh terjadi gangguan karena dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Gizi ibu yang baik sangat penting
untuk pertumbuhan janin. Kekurangan gizi dalam masa ini dapat menyebabkan
berat bayi lahir rendah (BBLR). lbu hamil yang mengalami kekurangan gizi maka
volume darah menjadi turun, aliran darah ke plasenta turun, plasenta menjadi kecil
dan akhirnya suplai makanan ke janin kurang dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin.9
Dalam kondisi hamil, perempuan yang berpuasa sangat ditentukan oleh
tingkat gula dalam darah. Untuk diketahui, janin mempunyai persentase konsumsi
gula sekitar 6 miligram (mg) setiap kg berat janin permenit. Persentase ini sama
dengan tiga kali lipat dari yang dikonsumsi oleh orang dewasa. Hasil penelitian
menunjukkan persentase gula dalam wanita hamil mengalami kecenderungan
menurun, namun tidak menyebabkan bayi lahir rendah. Ini memerlukan sebuah
gambaran singkat mengenai perubahan tubuh selama puasa, yang terjadi dalam
tubuh sebagai respon terhadap puasa tergantung pada lama dan asupan energi
yang diperoleh. Dalam keadaan normal, glukosa yang disimpan dalam hati, otot
adalah sumber utama energi. Setelah glukosa habis, maka lemak menjadi sumber
energinya.6,7
Didapatkan hasil dari suatu penelitian yang mengkaitkan hubungan janin
terhadap efek puasa tidak menimbulkan bayi menjadi bayi lahir rendah. Hal ini
terkait dalam kondisi sang ibu yang berpuasa dan asupan makanan yang
dibutuhkannya tercukupi. Kebanyakan dari mereka berpuasa saat trisemester
pertama, kemungkinan hal ini terjadi karena mereka belum menyadari
8
kehamilannya sehingga sebagian besar dari mereka tetap berpuasa, namun
semakin berkurang yang berpuasa pada trisemester ketiga. 1
Pada keadaan puasa, jangka waktu makan menjadi tidak sama dengan hari-
hari di luar puasa ramadhan. Waktu-waktu yang biasanya boleh sering makan
menjadi harus tidak makan selama sekitar 13-14 jam (antara sahur dan buka).
Tubuh beradaptasi pada keadaan ini melalui pengaturan neuroendokrin. Pada
keadaan puasa kadar glukosa darah dipertahankan dalam batas fisiologis, karena
glukosa sangat dibutuhkan tubuh sebagai satu-satunya sumber energi untuk otak
dan eritrosit. Hormon yang berperan pada keadaan ini terutama adalah hormon
glukagon yang dihasilkan oleh sel alfa pulau Langerhans pankreas. Hormon
glukagon mempertahankan kadar glukosa darah melalui proses glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Sumber karbon untuk proses glukoneogenesis yaitu laktat,
gliserol dan asam amino terutama alanin. Trigliserid jaringan adiposa merupakan
sumber energi utama selama puasa ramadhan. Trigliserid akan mengalami proses
lipolisis menghasilkan gliserol dan asam lemak. Sebagian gliserol akan
mengalami proses glukoneogenesis untuk mempertahankan kadar glukosa darah.
Asam lemak akan mengalami oksidasi sebagai sumber energi. Sebagian asam
lemak akan mengalami reesterifikasi membentuk trigliserid. 5,10
Dalam ilmu kedokteran kandungan, masa hamil wanita dibagi dalam tiga
periode, yaitu trimester satu, dua dan tiga. Masa yang rentan ketika ibu hamil
disarankan untuk tidak berpuasa adalah pada trimester pertama dan trimester
terakhir masa kehamilan. Ini karena pada trimester pertama, tubuh ibu masih
beradaptasi dengan keberadaan janin. Perubahan hormon, rasa mual, dan muntah
masih sering dialami pada trimester pertama. Jika ibu memaksakan puasa pada
masa ini, ibu hamil akan rentan dehidrasi dan kekurangan asupan bagi janin. Hal
ini tentu berbahaya karena pertumbuhan janin dapat terhambat. Pada trimester
pertama juga teryadi organogenesis (pembentukan bagian-bagian organ janin
termasuk otak). Namun jika ibu hamil tidak terganggu kesehatannya maka puasa
bisa terus dikerjakan.1,2
Sementara pada trimester akhir, janin masih terus berkembang
menyempurnakan organ-organ penting sehingga disarankan ibu hamil tetap
makan secara teratur untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Selain itu, saat
9
trimester akhir, kelahiran janin bisa terjadi kapan saja dan ibu hamil diharapkan
memiliki tenaga yang cukup untuk melahirkan. Maka dari itu, memenuhi
kebutuhan gizi sangatlah penting pada masa-masa ini. Kondisi puasa disiang hari
yang terbatas nutrisi bisa disempurnakan di malam hari, disinilah ibu hamil harus
mampu menjaga aktifitas di siang hari agar tidak membuat kehilangan cairan dan
energi berlebihan.1,2
Pada trimester kedua kehamilan, ibu hamil sudah mulai nyaman dengan
kehamilannya. Morning sickness sudah berkurang dan ibu sudah dapat
beradaptasi dengan keberadaan janin. Pada masa ini ibu hamil secara fisiologis
biasanya lebih siap dalam berpuasa, tetapi harus tetap memperhatikan asupan
gizinya apakah sudah cukup atau belum, baik secara kualitas maupun kuantitas. 2
Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil;
menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu
dan pertumbuhan bayi; menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi
protein, lemak, vitamin, mineral); dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi
bayi, dan mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan
sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.10
Tabel 1. 1 Rentang Waktu Puasa Pada Ibu Hamil11
Disarankan tidak puasa Kondisi paling tepat Jika kondisi ibu baik
karena tubuh ibu masih untuk ibu hamil dan sehat maka
beradaptasi dengan berpuasa, karena ibu diperbolehkan dengan
janin dalam kandungan sudah beradaptasi syarat :
Trimester I juga rentan dengan kondisi tubuh
mengalami emesis, dengan janin yang - Tidak anemia
mual, muntah sehingga dikandung - Glukosa darah
dikhawatirkan tidak Tetap perhatikan normal
bisa mencukupi asupan gizi seimbang - Kondisi janin baik
kebutuhan gizi janin dan beragam dengan berat yang
dalam kandungan sesuai
10
- Tekanan darah
normal
11
(1) Wanita hamil yang berpuasa ternyata tidak berdampak pada penurunan
kesehatan bayi setelah lahir (diukur dari berat badan lahir dan APGAR score).
(2) Wanita hamil yang berpuasa tidak terbukti melahirkan bayi dengan IQ yang
lebih rendah dibanding dengan wanita hamil yang tidak berpuasa.
(3) Dari pantauan selama kehamilan, tidak didapati perubahan yang secara
signifikan membahayakan kesehatan ibu hamil. Tentu saja temuan seperti ini
berlaku bagi Wanita hamil yang berada dalam kondisi pertama, yakni sehat, kuat,
tidak merasa berat.
12
Gambar 1. 3 Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil14
13
Makronutrien
Prinsip PGS (Pedoman Gizi Seimbang), asupan zat gizi yang dibutuhkan
ibu hamil sebagai berikut14 :
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula
dan pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah
merah, otak, system saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan
energi yang berasal dari karbohidrat dianjurkan sebesar 50 -60% dari total
energi yang dibutuhkan, terutama yang berasal dari karbohidrat pati dan
serat, seperti nasi, sereal, roti, dan pasta, juga jagung, sagu, singkong, dan
ubi jalar.
b. Protein
Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan sel-sel
tubuh, pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan plasenta.
Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis protein yang
dikonsumsi seperlimanya sebaiknya berasal dari protein hewani, seperti
daging, ikan, telur, susu, yogurt, dan selebihnya berasal dari protein nabati,
seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lainlain.
c. Lemak
Lemak merupakan zat gizi penting yang berperan meyakinkan pada
perkembangan janin dan pertumbuhan awal pascalahir. Asam lemak
omega-3 DHA penting untuk perkembangan dan fungsi saraf janin selama
kehamilan. Konsumsi PUFA selama kehamilan memengaruhi transfer
PUFA ke plasenta dan ASI. Kebutuhan energi yang berasal dari lemak saat
hamil sebaiknya tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi total per hari.
Selain memperhatikan proporsi energi yang berasal dari lemak, penting
juga memerhatikan proporsi asam lemaknya. Misalnya, proporsi asam
lemak jenuh (lemak hewani) adalah 8% dari kebutuhan energi total,
sedangkan sisanya (12%) berasal dari asam lemak tak jenuh. Perbandingan
kandungan asam lemak omega 6 dan omega 3 , EPA, dan DHA sebaiknya
lebih banyak. Asam linoleat banyak terdapat pada minyak kedelai, minyak
jagung, minyak bunga matahari, minyak biji kapas. DHA dan ALA banyak
14
terdapat dalam minyak ikan (ikan laut seperti lemuru, tuna, salmon), selain
juga terdapat dalam sayuran berdaun hijau tua seperti bayam dan brokoli,
minyak kanola, biji labu kuning, dan minyak flaxseed. Kebutuhan minyak
dalam pedoman gizi seimbang dinyatakan dalam 4 porsi, di mana satu
porsi minyak adalah 5 gram.
d. Air
Walau tidak menghasilkan energi, air merupakan zat gizi makro yang
berperan sangat penting dalam tubuh. Air berfungsi untuk mengangkut zat-
zat gizi lain ke seluruh tubuh dan membawa sisa makanan keluar tubuh.
Ibu hamil disarankan untuk menambah asupan cairannya sebanyak 500
ml/hari dari kebutuhan orang dewasa umumnya minimal 2 liter/hari atau
setara 8 gelas/hari. Kebutuhan pada ibu hamil lebih banyak lagi karena
perlu memperhitungkan kebutuhan janin dan metabolisme yang lebih
tinggi menjadi 10—13 gelas/hari. 14
Gambar 1. 6 Porsi Makan dan Minum Ibu Hamil untuk Kebutuhan Sehari14
15
Mikronutrien
a. Vitamin dan Mineral
Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral
dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Vitamin membantu berbagai
proses dalam tubuh seperti pembelahan dan pembentukan sel baru.
Contohnya, vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan
sel serta jaringan janin; vitamin B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin
untuk membantu metabolisme energi, sedangkan vitamin B6 untuk
membantu protein membentuk sel-sel baru; vitamin C untuk membantu
penyerapan zat besi yang berasal dari bahan makanan nabati; dan vitamin
D untuk membantu penyerapan kalsium. Mineral berperan dalam
berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh, termasuk pembentukan
sel darah merah (besi), dalam pertumbuhan (yodium dan seng), serta
pertumbuhan tulang dan gigi (kalsium).14
• Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan untuk pembelahan dan perkembangan sel,
perkembangan tulang belakang, jantung, mata, dan telinga. Oleh
karenanya ibu dengan kekurangan vitamin A akan meningkatkan
berbagai risiko pada bayinya, termasuk kematian dan penyakit
infeksi dan akibatnya. Meningkatnya kebutuhan vtamin A pada ibu
hamil yg tidak diikuti dg asupan yg mencukupi, pada sebagian ibu
hamil berisiko menderita Buta Senja (Night blindness), dan Buta
Senja ini terkait dengan meningkatnya risiko kematan bayi dann bayi
lahir dengan BBLR.16
Namun demikian ibu hamil tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen
vitamin A dosis tinggi. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan
bergizi seimbang termasuk pangan yg kaya vitamin A atau beta
karoten. Vitamin A dapat ditemukan di pangan hewani (Retinoid)
atau pangan nabati (Carotenoid). Retinoid kaya didalam pangan
hewani antara lain terdapat dalam hati ayam/sapi, telur, ikan, dan
minyak hati ikan kod . Sedang carotenoid, seperti beta-carotene,
dapat dijumpai pada sayur berdaun hijau tua dan sayur/buah
16
berwarna orange seperti wortel, ubi jalar, bayam, brokoli. Di
samping itu, asupan protein hewani yang cukup juga dibutuhkan
karena albumin, salah satu bentuk protein, merupakan transporter
vitamin A (retinol binding protein/RBP) didalam darah. 16
• Vitamin B Complex
Vitamin B-complex, dalam hal ini vitamin B1 (thiamine), B2
(riboflavin), B3 (niacin), B6 (pyridoxine) and B12 (cyanocobalamin)
merupakan vitamin larut dalam air yg dibutuhkan untuk produksi
dan pelepasan energi dalam sel, dan untuk metabolisme protein,
lemak dan karbohidrat, melalui fungsinya sebagai coenzymes untuk
menghasilkan energi dan pembentukan sel darah. Secara khusus,
Vitamin B12 bersama asam folat (vtamin B9), mengkonversi
homocysteine menjadi methionine, yg penting untuk proses metilasi
DNA, RNA, protein, neurotransmitters dan phospholipids. Hal ini
akan mempengaruhi pertumbuhan sel dan perkembangan jaringan
saraf karena tingginya kebutuhan energi. 16
17
oksidatif. Oleh karena itu sebagai suplemen, keduanya sering
diberikan bersama-sama. 16
• Vitamin D
Vitamin D merupakan hormon yang larut dalam lemak yang
berfungsi mempertahankan homeostatis dan integritas tulang. Fungsi
Vitamin D lainnya selain fungsi terkait kerangka adalah perannya
dalam metabolisme gula, angiogenesis, radang, fungsi imun, dan
pengaturan transkripsi dan expresi gen. 16
Vitamin D didapatkan terutama melalui sintesis subkutan setelah
radiasi sinar ultraviolet-B dari matahari dan juga dari makanan
seperti ikan berminyak, atau produk susu yg difortifikasi, serta
suplemen dalam bentuk cholecalciferol (vitamin D3) atau
ergocalciferol (vitamin D2). Vitamin D yang masuk (melalui
makanan atau keterpaparan matahari) akan dihidroksilasi didalam
hati untuk membentuk 25-hydroxyvitamin (25(OH)D) yang
merupakan bentuk utama Vitamin D dalam sirkulasi dan juga
merupakan bentuk yg paling sering digunakan untuk menentukan
status Vit D selanjutnya didalam ginjal membentuk 1,25-
dihydroxyvitamin D (1,25(OH)2D3), yang merupakan bentuk aktif
biologis Vit D biologically active form. 16
Didalam kandungan, janin sepenuhnya bergantung pada simpanan
Vit D ibunya untuk perkembangannya. Kadar dlm bentuk
1,25(OH)2D3 naik sejak awal kehamilan dan berlanjut 2-3 kali lipat
sampai dilahirkan, yaitu mencapai >700 pmol/L, suatu jumlah yg
sangat tinggi, yang dapat menjadi toksik pada ibu yg tidak hamil.
Jadi bersifat unik untuk ibu hamil. Ibu yang mengalami defisiensi
vitamin D berisiko mempunyai bayi lahir dengan rickets, prematur,
dan bayi mengalami SGA; dan efeknya thd ibu hamil antara lainn
gestational diabetes mellitus (GDM) dan preeclampsia. 16
Hasil meta-analisis 15 Cochrane trials mencakup 2833 women,
menunjukan bahwa suplementasi Vit D saat kehamilan menurunkan
18
risiko preeclampsia, BBLR dan prematuritas; tapi bila
dikombinasikan dg calcium, risiko prematur meningkat. 16
19
Kebutuhan tambahan total selama kehamilannya, diperkirakan
1.000 mg. Kekurangan zat besi dapat mengganggu pembentukan
sel darah merah, sehingga terjadi penurunan hemoglobin.
Selanjutnya, dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen di
jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh ibu hamil dan janin mengalami
kekurangan oksigen, sehingga menurunkan kemampuan kerja
organ-organ tubuhnya. Akibat pada janin antara lain bayi lahir
dengan simpanan besi yang rendah sehingga berisiko menderita
anemia, mempunyai berat badan lahir lebih rendah dari yang
seharusnya, dan lain-lainnya.
Bahan makanan sumber zat besi yang terbaik adalah makanan
yang berasal dari sumber hewani seperti daging dan hati.
Sementara zat besi yang berasal dari sumber makanan nabati,
misalnya serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, walaupun
kaya zat besi, tetapi zat besi tersebut mempunyai bioavailabilitas
(ketersediaan hayati) yang rendah sehingga hanya sedikit sekali
yang dapat diserap di dalam usus. Sumber zat besi nabati ini agar
dapat diserap dengan baik harus dikonsumsi bersama-sama dengan
sumber protein hewani, seperti daging, atau sumber vitamin C,
seperti buah-buahan.14
• Asam Folat
Asam folat termasuk dalam kelompok vitamin B. Jumlah yang
dibutuhkan hingga trimester akhir kehamilan adalah 0, 4 mg/hari
per orang. Idealnya, zat gizi ini dikonsumsi sebelum ibu mengalami
kehamilan. Asupan asam folat pada saat telah hamil, biasanya
sudah terlambat untuk mencegah terjadinya kelainan yang disebut
“neural tube defect” a.l. spina bifida (sumsum tulang belakang
yang terbuka) dan anencephalus (tidak memiliki batok kepala),
mengingat perkembangan susunan saraf pusat, terutama terjadi
dalam 8 minggu pertama kehamilan. Sumber asam folat antara lain
sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, telur, dan
daging. 14
20
• Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan sel-selnya. Jika
kebutuhannya kurang terpenuhi, janin akan mengambil cadangan
kalsium dari tulang ibu. Kejadian ini tidak akan menimbulkan
gejala pada ibu, karena jumlah kalsium yang diambil hanya sedikit
(2,5% dari kalsium yang ada). Namun, kekurangan zat gizi ini pada
saat kehamilan tetap menyimpan beberapa risiko. Penelitian
menunjukkan, peluang terjadinya tekanan darah tinggi dalam
kehamilan pada kelompok masyarakat tertentu (misalnya,
kehamilan pada remaja, ibu hamil yang defisiensi kalsium) akan
meningkat bersamaan dengan kurangnya kalsium pada ibu. Jumlah
kebutuhan kalsium bagi ibu hamil sendiri sebesar 1.000 mg/hari
selama kehamilan. Sumber kalsium antara lain telur, susu, keju,
mentega, daging, ikan, dan bayam. 14,16
2.6 Pengaruh Status Gizi Pra Hamil dan Pertambahan Berat Badan Selama
Hamil
Begitu menduga bahwa seorang ibu hamil (menstruasi terlambat), ibu
sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau bidan. Selain untuk
memastikan kehamilannya, ibu hamil perlu mengetahui kesehatannya secara
umum, antara lain memeriksa berat badan (BB) untuk menentukan status gizi ibu
pada awal kehamilannya. Berat badan ibu sebelum kehamilan atau pada awal
kehamilan penting untuk dijadikan dasar guna mengetahui pola pertambahan BB-
nya selama hamil. 14
Sedikitnya, pemeriksaan kehamilan dilakukan 4x selama kehamilan, yaitu
1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III.
Selama trimester I, pertambahan BB ibu merefleksikan perubahan cadangan ibu
dan perubahan fisiologis tubuh ibu, serta pembentukan organ tubuh janin dan
pembentukan plasenta. Pada trimester II pertambahan BB ibu merupakan hasil
utama dari pertumbuhan dan perkembangan janin. Sementara pada trimester III,
pertambahan BB ibu selain karena perubahan tubuh ibu yang lebih besar, juga
disebabkan pertumbuhan dan perkembangan plasenta dan janin, serta
meningkatnya volume cairan. 14
21
Pertambahan BB merupakan salah satu indikator atau tanda apakah janin
berkembang dengan baik atau tidak, dan apakah ibu hamil mengonsumsi makanan
yang cukup. Oleh karena itu pertambahan BB selama hamil perlu dipantau. Rata-
rata ibu hamil bertambah BBnya sebesar 10—12,5 kg selama kehamilan,
kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20, yaitu pada trimester II dan III
kehamilan. Pada trimester I, terutama dalam 10 minggu pertama, kenaikan BB
hanya sedikit atau bahkan tidak naik. Rata-rata pertambahan BB ibu antara usia
kehamilan 0—10 minggu adalah sebesar 0,065 kg per minggu; pada usia
kehamilan 10—20 minggu 0,335 kg per minggu; pada usia kehamilan 20-30
minggu 0,45 kg per minggu; dan pada usia 30—40 minggu adalah 0,35 kg per
minggu. Untuk ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil diharapkan
mempunyai kenaikan BB antara 12,5—18 kg; 11,5—12,5 kg untuk ibu hamil
dengan BB sehat; dan 7—11,5 kg untuk ibu hamil yang kelebihan BB saat
sebelum hamil. 14
Kenaikan BB menunjukkan apakah ibu mengonsumsi cukup makanan atau
tidak. Bagi ibu hamil yang mengalami status gizi kurang, maka pada trimester II
dan III dianjurkan untuk pertambahan BB setiap minggu kira-kira sebesar 500 g.
Adapun ibu hamil yang mempunyai status gizi lebih (kegemukan) dianjurkan
untuk menambah BB sebanyak 300 g/minggu. Untuk memantau pertambahan BB,
perlu diketahui BB sebelum hamil. Sayangnya, banyak ibu di Indonesia yang
tidak mengetahui BB-nya sebelum kehamilannya. Dalam keadaan seperti ini,
maka BB pada trimester I dapat dianggap sebagai BB prahamil, karena
pertambahan BB dalam trimester I biasanya masih kecil. 14
22
Tabel 1. 2 Pertambahan berat badan selama kehamilan yang direkomendasikan
sesuai IMT17
23
• Waktu berbuka dan sahur, pastikan mendapatkan banyak protein dari
kedelai, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Hal ini akan membantu
pertumbuhan bayi di kandungan.
• Tidak berjalan jauh atau membawa beban berat. Kurangi pekerjaan
rumah tangga dan tanggung jawab lainnya.
• Tetap tenang dan hindari situasi stres. Perubahan rutinitas, perut kosong,
serta jadwal makan, minum dan tidur yang berubah dapat menyebabkan
stres. Ibu hamil yang berpuasa selama bulan Ramadhan diketahui
memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih tinggi dalam darah
mereka dibandingkan wanita yang tidak berpuasa.18
• Pengaturan Makan 1,2,18:
- Bangun tidur sebelum sahur: Susu dan buah
- Sahur: Makanan karbohidrat kompleks atau berindeks glikemik rendah
- Takjil berbuka puasa: Kurma dan bubur kacang hijau
- Makan malam: Makanan dengan indeks glikemik tinggi, protein cukup,
dan sayur
- Sebelum tidur: Jus buah dan kacang-kacangan
• Jadwal Minum18:
o Berbuka puasa: 1 gelas saat berbuka puasa, 1 gelas setelah mengonsumsi
takjil
o Malam hari: 1 gelas sebelum makan, 2 gelas setelah makan, 1-2 gelas
sebelum tidur
o Sahur: 2 gelas saat sahur
24
Ibu hamil dengan DM tidak disarankan berpuasa. Pasalnya, selain harus
menjalani terapi obat secara teratur, ibu hamil juga harus mematuhi
program makan yang telah dibuatkan supaya kadar gula dalam darah bisa
tetap terkontrol/bisa tetap stabil.
3. Hipertensi
Mirip dengan DM, terapi obat tak boleh terlewatkan dalam kasus-kasus
hipertensi. Bila terlewat, besar kemungkinan tekanan darah jadi tidak
terkontrol, bisa naik atau turun. Padahal, tekanan darah yang naik turun
seperti itu jelas-jelas harus dihindari selama hamil karena bisa
menyebabkan kematian ibu maupun si bayi.
4. Anoreksia dan bulimia
Efek yang bisa terjadi adalah kekurangan cairan tubuh. Padahal cairan
tubuh itu amat penting bagi si ibu hamil, terutama bayi yang sedang
dikandung.
5. Gangguan sistem pencernaan
Salah satunya adalah gangguan maag. Ibu hamil dengan gangguan ini yang
memaksakan diri berpuasa berarti memperbesar peluang penyakitnya akan
kambuh. Lambung kosong akan mempertinggi peluang terjadinya
peningkatan asam lambung.
6. Dehidrasi
Jika sampai mengalami hal ini, bisa dibayangkan apa jadinya si ibu hamil
bersama bayi yang tengah dikandungnya. Karena itu jangan sungkan untuk
lekas berbuka. Jangan sampai ibu hamil mengalami hal ini yang umumnya
diawali dengan diare dan muntah berlebih, keringat dingin membanjir,
disertai keluhan pusing dan lemas.
7. Hari H atau taksiran persalinan.
Di hari bersalin, ibu hamil tidak dianjurkan untuk menjalankan ibadah
puasa. Karena ibu memerlukan energi ekstra untuk melahirkan si buah
hati. Memaksakan diri untuk berpuasa hanya akan memperbesar peluang
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pingsan, persalinan
“macet” lantaran tak ada energi, atau malah perdarahan hebat. 1,2
2.9 Tanda Peringatan
25
o Menurunnya tekanan darah,sampai pingsan, pusing, atau hilangnya
konsentrasi.
o Muntah yang berkelanjutan, khususnya sampai ⅓ awal dari masa
kehamilan. Muntah tersebut menyebabkan hilangnya cairan dan garam
mineral, seperti sodium dan potassium. Hal tersebut sangat berpengaruh
pada pencernaan dan hilangnya nafsu makan.
o Meminum tablet yang dapat meningkatkan pembentukan kemih pada saat
terjadi pembengkakan pada kedua kaki yang bukan disebabkan sebagai
gejala keracunan kehamilan. Pada saat inilah tablet-tablet itu bekerja
menghilangkan unsur potassium yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena
itu, penting sekali bagi orang yang mengalami gangguan untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang kaya dengan unsur potassium, seperti
jeruk, pisang, dan tomat diharapkan makanan itu dapat meringankan
perasaan tertekan yang menimpanya, karena kurangnya kadar potassium
dalam darah
o Terjadinya perdarahan yang dirasakan pada saat kehamilan, baik ⅓ awal
maupun ⅓ akhir dari masa kehamilan.
o Penyakit yang dirasakan pada saat dalam kondisi hamil, terutama
penyakit ginjal. Hal ini disebabkan karena pada saat seseorang menderita
penyakit ginjal, maka akan terjadi pemusatan urine pada saat yang
bersangkutan berpuasa dalam kondisi udara sangat panas. Ini akan
berakibat fatal dan bebahaya pada penyakit ginjal yang dideritanya.
o Keguguran yang terjadi berulang kali atau kelahiran prematur. Ada bukti-
bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa tidak mengkonsumsi makanan
dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat terjadinya keuguran atau
kelainin premature.
o Mengalami keracunan yang ditunjukkan dengan meningkatnya tekanan
darah dan bertambahnya berat badan yang disertai dengan
pembengkakan pada kedua kaki. Hal itu sebagai akibat dari tertahannya
cairan dan garam yang dibarengi dengan peningkatan kadar protein pada
air seni.1,2
2.10 Kiat Berpuasa Selama Kehamilan
26
Minum sebelumnya. Alasan yang paling mungkin merasa kurang sehat
saat berpuasa adalah dehidrasi. Pastikan untuk makan dengan baik dan
minum banyak cairan sebelum matahari terbit. Protein dan lemak akan
membuat tetap bersemangat.
Tetap tenang saat berpuasa.
Istirahat, untuk menghemat energi dan cairan, jika merasa pusing
sebaiknya berbuka karena dapat membuat keadaan bayi tidak baik.
Jika merasa pusing sebaiknya berbuka untuk minum cairan. Jika otak
tidak mendapatkan cukup aliran darah dan oksigen memungkinkan bayi
keadaan tidak baik. Berbaring di tempat yang layak di manapun berada,
jika merasa lemas, minumlah sampai merasa lebih baik. Jika air putih
tidak bekerja, mungkin perlu sesuatu pengganti cairan yang terdapat
asupan gizi yang cukup di dalamnya, seperti jus atau makanan.
Jika telah ada kontraksi rahim, harus minum beberapa cairan. Dehidrasi
dapat menyebabkan kontraksi dan berpotensi persalinan prematur. Waktu
yang paling sensitif dalam kehamilan pada trimester terakhir. Jika
kontraksi tidak berhenti dengan istirahat dan cairan segera menghubungi
dokter atau bidan atau pergi ke rumah sakit
Berbukalah segera dengan air secara perlahan-lahan. Makan makanan
ringan yang mengandung Karbohidrat karena mudah dicerna, barulah
makanan berlemak yang paling sulit untuk dicerna.
Dan yang paling penting: mendengarkan tubuh. Tubuh adalah barometer
baik apa yang bayi lakukan. Jika merasa buruk, mungkin tidak baik bagi
bayi.
Pentingnya melakukan perawatan dan pemeriksaan kehamilan (Antenatal
Care/ANC) yaitu pemeriksaan kesehatan selama kehamilan baik di
puskesmas, klinik kebidanan, dan tempat lain yang menyediakan
pelayanan perawatan kehamilan, agar kesehatan ibu dan janin terpantau.
Berkonsultasi dengan dokter ahli kebidanan dan kandungan apabila
ditemukan adanya penyulit lain segera dapat ditangani.2,11
27
BAB III
KESIMPULAN
Berpuasa salah satu ibadah yang identik dengan berpantang, terutama
untuk berniat, berucap, dan atau melakukan perbuatan yang merupakan
“pantangan” demi mencapai kesempurnaan akhlak, dimana sifat-sifat Allah
menjadi terpresentasikan dalam diri manusia. Kehamilan merupakan kondisi
khusus yang hanya dihadapi oleh perempuan dan menjadi ujian yang sangat
menegangkan bagi seorang perempuan. Banyak perubahan yang terjadi selama
kehamilan berlangsung, baik dari psikis maupun fisik. Dalam Islam, perempuan
yang tidak diharuskan berpuasa adalah; perempuan hamil dalam kelanjutan
kehamilannya berbahaya bagi diri dan janinnya, mereka yang menyusui, mereka
yang haid, dan perempuan yang berada dalam nifas.
Kecukupan asupan zat gizi bagi ibu hamil sanggat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin yang dikandungnnya, beberapa ibu kurang menggetahui
kandungan nutrisi yang baik untuk dikonsumsi pada saat kehamilan, tak banyak
ibu mengkonsumsi makanan yang kurang baik atau makanan yang hanya ibu
sukai saja yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan janin didalam rahim
ibu dan bisa menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR).
Periode aman berpuasa bagi wanita hamil pada trisemester 1 dan 2 (di 4-6
bulan) dan kemudian tergantung pada kesehatan wanita hamil serta ada izin dan
pengawasan dari dokter kandungan. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan,
sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makanan berlebihan, karena dianggap
untuk 2 orang ibu dan janin, dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-
eklamsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan adalah protein,
karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium,
fosfor, dan zat besi (Fe); vitamin dan air.
Islam telah memberikan banyak kemudahan bagi ibu hamil dan menyusui
sehingga hukum yang mengatur akan hal tersebut tidak mewajibkan seorang ibu
hamil dan menyusui untuk berpuasa dan menggantinya dengan berpuasa dihari
lain ataupun membayar fidyah.
DAFTAR PUSTAKA
28
1. Risanto E, Siswosudarmo R. Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap
Kehamilan. Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Sardjito Yogyakarta.
2018
2. Mappaware, Nasrudin, et al. Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui. UMI
Medical Journal. 2020.5(1):38-49.
3. Savitri, Ary I, et al. Ramadan exposure and birth outcomes: A population-
based study from the Netherlands. Journal of developmental origins of
health and disease. 2019: 664-671.
4. Rejeki Sri, et al. Hamil Sehat Saat Berpuasa. Universitas Muhammadiyah
Semarang. 2014
5. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2020.
6. Subrata SA, Dewi MV. Puasa Ramadhan Dalam Perspektif Kesehatan:
Literatur Review. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora.
2017;15(2):241-262.
7. Firmansyah MA. Pengaruh Puasa Ramadhan Pada Beberapa Kondisi
Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran. 2015;42(7):510-515.
8. Mulyani EY. Metabolisme Gizi Ibu Hamil Sub Tema: Perubahan Fisiologi
Dan Metabolisme Kehamilan. Universitas Esa Unggul. 2019
9. Cunningham G, et al. Williams Obstetrics. 24th Edition. McGrawHill: New
York. 2014.
10. Lorraine G and Harry J. McArdle. Nutritional regulation and requirements
for pregnancy and fetal growth. In Maternal-Fetal Nutrition during
Pregnancy and Lactation. Ramsay Cambridge University Press. 2010
11. Marjan AQ. Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil dan Menyusui Saat Puasa (di
tengah Pandemi Covid 19). Program Studi Gizi UPN Veteran Jakarta. 2020
12. Mubeen et al. Perceptions and practices of fasting in Ramadan during
pregnancy in Pakistan. 2012
13. Ziaee et al. The Effect of Ramadan Fasting on Outcome of Pregnancy. 2010
14. Pritasari, Damayanti D, Lestari NT. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017;37-50
29
15. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku ajar Kesehatan ibu dan
anak. KEMENKES RI. 2014
16. Aya M, Amreen N and Siew L. Macronutrient and Micronutrient Intake
during Pregnancy: An Overview of Recent Evidence. Nutrients
2019;11(443): doi:10.3390/nu11020443
17. Kominiarek, MA, Rajan. Nutrition recommendations in pregnancy and
lactation. Medical Clinics. 2016;100(6):1199-1215.
18. Rouhani MH, Azadbakht L. Is Ramadan fasting related to health outcomes?
A review on the related evidence. J Res Med Sci. 2014;19(10):987–992.
30