Anda di halaman 1dari 2

BULAN I,NISASI ANAK SEKOLAH [ BIAN ]

Tahun 2022 ini Kemenkes RI mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) untuk
mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun signifikan akibat pandemi COVID-19. BIAN adalah
pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib
yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan
melakukan hamonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan
DPT-HB-Hib). Dikutip dari Instagram @kemenkes_ri, Program Imunisasi Anak Nasional ini terbagi
menjadi dua tahap, yakni:

1. Tahap Pertama Imunisasi Anak Nasional Tahap Pertama diselenggarakan pada bulan Mei 2022.
Adapun wilayah pelaksanaannya adalah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua. 2. Tahap Kedua Imunisasi Anak Nasional Tahap Kedua dilaksanakan pada bulan
Agustus 2022. Wilayah sasaran dari program imunisasi tahap kedua ini adalah Pulau Jawa dan Provinsi
Bali. Reaktivasi 300 Ribu Posyandu Program imunisasi merupakan salah satu program kesehatan di
posyandu yang diprioritaskan oleh pemerintah. Berdasarkan data Kemenkes, terdapat 1,7 juta anak
Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (2019-2021). Langkah persiapan BIAN
dimanfaatkan oleh Kemenkes untuk memperluas layanan kesehatan dengan mereaktivasi 300 ribu
Posyandu di seluruh pelosok Tanah Air. Reaktivasi ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan jumlah
kunjungan ke posyandu yang juga menurun saat pandemi. -Dilaporkan bahwa jumlah kunjungan sasaran
ke posyandu menurun sampai dengan 70% selama masa pandemi Covid-19. -Meningkatnya jumlah anak
tanpa imunisasi lengkap berdampak pada peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar
Biasa atau KLB PD4I seperti campak, rubela, dan difteri di beberapa wilayah. -Kemenkes bekerja sama
dengan seluruh kementerian/ lembaga serta lintas sektor terkait untuk upaya sosialisasi pemberian
imunisasi anak di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) dan pos imunisasi selama pelaksanaan BIAN.
Imunisasi Anak Terdata di PeduliLindungi Kemenkes sedang dalam upaya digitalisasi data imunisasi
anak di Indonesia agar memudahkan orang tua mengakses data imunisasi anak setiap saat. Bahkan hingga
belasan tahun ke depan. Dengan demikian, pencatatan imunisasi anak tidak lagi dilakukan secara manual,
tetapi menggunakan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) yang hasilnya akan terintegrasi dengan
PeduliLindungi. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Kemenkes akan
melakukan digitalisasi penuh sehingga data semua anak-anak yang diimunisisasi akan terekam status
imunisasinya. Setiap anak juga akan mempunyai sertifikat elektronik yang disimpan secara digital. Jika
sewaktu-waktu dibutuhkan, baik 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, data itu akan tetap tersimpan dengan
aman di Kementerian Kesehatan. Manfaat BIAN Dilansir dari Instagram resmi @dinkeskotabogor, BIAN
bermanfaat untuk mencegah kesakitan dan kecacatan akibat: 1. Campak 2. Polio 3. Pertusis (batuk rejan)
4. Rubela 5. Difteri 6. Hepatitis B 7. Pneumonia (radang paru) 8. Meningitis (radang selaput otak)
Sasaran Pelaksanaan BIAN Dikutip dari Instagram @dinkeskotabogor, berikut ini adalah rincian sasaran
pelaksanaan BIAN: 1. Imunisasi Tambahan Campak Rubela diberikan untuk anak umur 9 bulan s/d
kurang dari 12 tahun. 2. Melengkapi imunisasi Polio dan DPT - HB - Hib bagi anak umur 12 s/d 59 bulan.
- Khusus Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau sampai kurang dari
15 Tahun. - BIAN diberikan di Fasyankes, Sekolah dan Pos Imunisasi. Fasyankes atau Fasilitas
Pelayanan Kesehatan terdiri dari Puskesmas, Rumah Sakit dan fasilitas Pelayanan kesehatan lainnya.
Baca selengkapnya di artikel "Apa itu BIAN Imunisasi Anak Nasional 2022 dan
Manfaatnya", https://tirto.id/gsha

Anda mungkin juga menyukai