Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah METLIT
Disusun oleh :
Anggun Desrianti 07210400385
Arthi Meilani Arthaloka 07210400367
Mutia Safitri 07210400372
Novi Herawati 07210400371
Nursoraya Mubarokah 07210400396
Sri Rakhmawati 07210400376
Skripsi
Oleh :
Anggun Desrianti 07210400385
Arthi Meilani Arthaloka 07210400367
Mutia Safitri 07210400372
Novi Herawati 07210400371
Nursoraya Mubarokah 07210400396
Sri Rakhmawati 07210400376
Sekripsi ini telah di periksa dan di setujui untuk di ajukan dalam sidang Proposal/
Hasil Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Fakultas Vokasi
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
Menyetujui,
Pembimbing
Oleh :
Anggun Desrianti 07210400385
Arthi Meilani Arthaloka 07210400367
Mutia Safitri 07210400372
Novi Herawati 07210400371
Nursoraya Mubarokah 07210400396
Sri Rakhmawati 07210400376
Telah diuji dihadapan Penguji dan Diterima Sebagai bagian dari Persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Mengesahkan,
Pembimbing Penguji
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
(…………………………………………)
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Apabila suatu saat terbukti melakukan plagiat, maka bersedia menerima sanksi
sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun.
ABSTRAK
Hasil kunjungan ibu hamil K4 (104 %), distribusi tablet Fe3 ((98,88 %) di
wilayah kerja Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur di tahun 2018 sudah
mencapai target, namun persentase kasus anemia pada ibu hamil masih cukup
tinggi (18,2 %). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konseling,
kelas ibu hamil, dukungan keluarga dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu
hamil trimester III di Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur tahun 2022.
Penelitian ini menggunakan desain cros sectional. Populasi dan sampel adalah ibu
hamil dengan umur kehamilan 28-40 minggu. Tehnik pengambilan sample dengan
total sampling sebanyak 242 responden. Hasil penelitian : tidak ada hubungan
bermakna antara konseling dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil
trimester III. Ada hubungan bermakna antara keikutsertaan kelas ibu hamil
dengan kepatuhan minum tablet tablet Fe pada ibu hamil trimester III dan
mempunyai peluang 2,9 kali lebih tinggi untuk patuh minum Fe dibandingkan
dengan ibu yang tidak pernah mengikuti kelas ibu hamil. Ada hubungan bermakna
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum tablet tablet Fe pada ibu
hamil trimester III dengan peluang 2,7 kali lebih tinggi untuk patuh minum Fe
dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga. Saran :
monitoring dan evaluasi pelaksanaan program secara berjenjang, pelaksanaan
program pemberian tablet Fe dan kelas ibu hamil sesuai dengan SOP,
memfasilitasi adanya pelatihan atau kalakarya KIP/K, petugas kesehatan
mewajibkan suami hadir dalam kelas ibu hamil dan menganjurkan ada keluarga
yang ditunjuk sebagai pengawas minum obat, agar ibu hamil selalu ingat dan
patuh untuk mengonsumsi tablet Fe.
ABSTRACT
The results of K4 pregnant women visit (104 %), distribution of Fe3 tablets (98,88
%) in the working area of Gekbrong Health Center in Cianjur in 2018 have
reached the target, but the percentage of cases of anemia in pregnant women is
still quite high (18.2%). The purpose of this study was to determine the
relationship of counseling, classes of pregnant women, family support with
adherence to drinking Fe tablets in third trimester pregnant women at Gekbrong
Health Center in Cianjur Regency in 2022. This study used a cross sectional
design.The population and sample were pregnant women with gestational age 28-
40 weeks Sampling technique with a total sampling of 242 respondents Research
results: there is no significant relationship between counseling with adherence to
take Fe tablets in third trimester pregnant women.There is a significant
relationship between the participation of classes of pregnant women with
adherence to drinking Fe tablets in pregnant women trimester III and have a 2.9
times higher chance to be obedient to drink Fe compared to mothers who have
never take a class of pregnant women. There was a significant relationship
between family support and adherence to taking Fe tablets in trimester III
pregnant women with a 2.7 times higher chance of adhering to Fe compared with
mothers who did not get family support. Suggestion: monitoring and evaluating
the implementation of the program in stages, implementing the program giving Fe
tablets and classes of pregnant women in accordance with the SOP, facilitating
training or KIP / K workshops, health workers require the husband to be present
in the class of pregnant women and recommending that a family be appointed as
a drinking supervisor medicine, so that pregnant women always remember and
obey to consume Fe tablets.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah Nya yang
teramat luas, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada teladan
kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi berjudul
“HUBUNGAN KONSELING, KELAS IBU HAMIL, DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET Fe PADA IBU
HAMIL TRISMESTER III DI PUSKESMAS GEKBRONG KABUPATEN
CIANJUR TAHUN 2022 ” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga skripsi ini terselesaikan tepat waktu. Untuk itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. H Jakub Chatib selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju
(UIMA).
2. Dr. Dr. dr. H . M. Hafizurrachman, MPH selaku pembina Yayasan
Universitas Indonesia Maju (UIMA).
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM., selaku Rektor Yayasan Universitas
Indonesia Maju (UIMA).
4. Susaldi, S.ST., M.Biomed., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju (UIMA).
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes., selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan
Keuangan Universitas Indonesia Maju (UIMA).
6. Hidayani Amd. Keb., SKM., MKM., selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju (UIMA).
7. Retno Sugesti, SST., M.Kes., selaku Koordinator Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan.
8. ………………selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan banyak
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK/ABSTRACK...................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xi
DAFTAR ISTILAH............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................. 9
1.3 Pertanyaan penelitian............................................................................ 11
1.4 Tujuan penelitian ................................................................................. 11
1.4.1 Tujuan umum............................................................................. 11
1.4.2 Tujuan khusus............................................................................ 11
1.5 Manfaat penelitian................................................................................ 12
1.5.1 Manfaat teoritis.......................................................................... 12
1.5.2 Manfaat metodologi .................................................................. 12
1.5.3 Manfaat praktis ......................................................................... 12
1.6 Ruang lingkup penelitian...................................................................... 13
ix
2.4 Dukungan keluarga.............................................................................. 26
2.4.2 Bentuk dukungan....................................................................... 28
2.4.3 Jenis dukungan keluarga............................................................ 29
2.4.4 Sumber dukungan keluarga....................................................... 30
2.4.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga............. 31
2.4.6 Dampak dukungan keluarga...................................................... 34
2.4.7 Sintesa dukungan keluarga........................................................ 35
xv
DAFTAR ISTILAH
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia sebagai upaya untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin. Tujuan
pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan hak dasar
pelayanan kesehatan. 1
hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri
dari indeks bidang ekonomi yaitu pendapatan riil per kapita, indeks bidang
pendidikan yaitu angka melek huruf dan lama sekolah, serta indeks bidang
1
Kementerian Kesehatan RI, 24 Indikator Kesehatan Dalam IPKM http://www.depkes.go.id/article/print/1337/24-
indikator-kesehatan-dalam ipkm.html (diakses 8 September 2019)
2
Ibid, Kementerian Kesehatan RI,2019
1
kesehatan yaitu umur harapan hidup. Dalam pembangunan kesehatan disusunlah
dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Potensi Desa (Podes). 3
korelasi umur harapan hidup (UHH) yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut
adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang, prevalensi balita sangat pendek
dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk,
perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi,
ratio bidan/desa. 4
jumlah penderita anemia di seluruh dunia mendekati angka dua milyar dan 50%
dari jumlah tersebut berhubungan dengan defisiensi tablet Fe. Pada tahun 2014
anemia (WHO, 2015). Tingginya anemia yang pada ibu hamil memberikan
3
Ibid, Kementerian Kesehatan RI,2019
4
Ibid, Kementerian Kesehatan RI,2019
3
dampak buruk terhadap ibu maupun janin di antaranya akan lahir janin dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), partus prematur, abortus, perdarahan post
Masalah anemia pada ibu hamil perlu segera diatasi karena derajat kesehatan
ibu sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa yang akan
datang. Pemberian tablet besi dalam program penanggulangan anemia gizi telah
dikaji dan diuji secara ilmiah dengan dosis dan ketentuan. Namun, program
pemberian tablet besi pada wanita hamil yang menderita anemia kurang
menunjukan hasil yang nyata. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan minum tablet
Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada
pemberian tablet besi (Fe) atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai tablet
tambah darah. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama
kehamilannya. 7
Upaya penanggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil tersebut dilakukan
melalui peningkatan cakupan suplementasi tablet besi. Upaya lain yang dapat
dilakukan dengan memperhatikan pola konsumsi ibu hamil yang harus tetap
mengacu pada pola makan sehat dan seimbang yang terdapat dalam pesan umum
gizi seimbang (PUGS). Pengaturan makan pada ibu hamil bukan pada jumlah atau
kuantitas melainkan pada kualitas atau komposisi zat-zat gizi, sebab faktor ini
5
World Health Organization.2015.Prevention of Iron Deficiency Anemia in Adolesencent. World Health Organization
Centre for Health Development.
6
Pesan Umum, Slogan, Dan Visual Gizi Seimbang Tanggal : 06-Feb-2019 Http://Yankes.Depkes.Go.Id/Read-Pesan-
Umum-Slogan-Dan-Visual-Gizi-Seimbang-6455.Html (Diakses 12 September2019
7
Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI; 2010
lebih efektif dan fungsional untuk kesehatan ibu dan janinnya. Misalnya untuk
meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan
suplemen tablet Fe. Karena ibu hamil mentransportasi darah ke janin dan plasenta.
Oleh karena itu salah satu upaya pemerintah yaitu mengambil langkah untuk
kejadian anemia pada ibu hamil. Ditekankan bahwa gizi ibu hamil harus
Gibney, et.al. pada tahun 2009 memastikan bahwa distribusi suplemen tablet
Fe dalam jumlah yang adekuat dan kepatuhan ibu hamil terhadap program
cara mengonsumsi tablet Fe sesuatu yang penting dan harus dipatuhi oleh ibu
hamil karena dengan mengikuti anjuran yang disampaikn oleh petugas kesehatan
sejak tahun 1970, namun masih terdapat beberapa kasus yang disebabkan karena
anemia pada masa kehamilan. Hanya sedikit wanita hamil dinegara berkembang
melalui makanan sehari-hari, karena sumber utama tablet Fe yang mudah diserap
oleh tubuh (besi heme) yaitu protein hewani seperti ikan dan daging relatif mahal
8
Pesan Umum, Slogan, Dan Visual Gizi Seimbang Tanggal : 06-Feb-2019 http://yankes.depkes.go.id/read-pesan-
umum- slogan-dan-visual-gizi-seimbang-6455.html (diakses 12 september2019)
9
Nirdayani, 2012. Pengaruh Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Fe Terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2012
5
sumber makanan nabati yang kaya akan Ferous seperti sayuran hijau dan kacang-
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi anemia pada ibu hamil.
Persentase ibu yang melaporkan minum tablet Fe berdasarkan jumlah hari minum
di Indonesia yaitu, minum selama 30 hari hanya 36,3%, yang minum 31-59 hari
hanya 2,8%, minum 60-89 hari berjumlah 8,3% dan ibu hamil yang minum tablet
tablet besi. Penting untuk diperhatikan karena faktor utama rendahnya kepatuhan
ibu adalah karena ibu lupa mengonsumsi tablet tersebut. Kualitas pemberian
kesimpulan, dukungan yang lebih baik kepada ibu hamil yang diberikan oleh
suami dan petugas saat ibu melakukan ante natal care dapat berkontribusi pada
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu hami dengan umur kehamilan
merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam
10
(RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar. (2010). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI
11
Wiradnyani dkk, 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Mengonsumsi Tablet Besi-Folat
Selama Kehamilan, Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2013, 8(1): 63—70
bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos, kepercayaan, adat
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang: kehamilan, perubahan tubuh
dan keluhan selama kehamilan, serta cara mengatasinya, pengaturan gizi termasuk
Hasil cakupan Fe di Indonesia pada tahun 2017, ibu hamil yang mengonsumsi
sebesar 31,30 %, untuk kegiatan ibu hamil sudah 92,71 % ibu hamil berpartisipasi
dalam kelas ibu hamil dan untuk program P4K hasil capaiannya sudah 89,24 %.
Sedangkan angka capaian Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut : ibu
97,88 % dan capaian program P4K hasil capaiannya sudah 99,81 %. Hasil capaian
kelas ibu hamil dan program P4K di Indonesia maupun di Provinsi Jawa Barat
sudah baik, namun hasil capaian ibu hamil mengonsumsi tablet Fe 90 tablet masih
rendah dalam artian tidak sejalan dengan hasil capaian kelas ibu hamil dan
program P4K. 12
12
Kementerian Kesehatan RI,2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017, Jakarta
7
Cianjur, khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu kunjungan K4 ibu hamil
sebesar 93,99 %, capaian distribusi Fe3 (Fe 90 tablet) sebesar 93,49 %, kasus ibu
diantaranya adalah jenis kegiatan pelayanan kesehatan ibu yang salah satu
indikatornya adalah dan cakupan kunjungan ibu hamil K4 dan kegiatan perbaikan
gizi masyarakat dengan salah satunya indikatornya cakupan distribusi tablet Fe3
90 tablet yang ditujukan untuk ibu hamil. Dari PKP Puskesmas Gekbrong tahun
2018 didapatkan data cakupan kunjungan K 4 ibu hamil sebesar 104,33 % dan
capaian distribusi pemberian tablet Fe 90 tablet untuk ibu hamil sebesar 98,88 %.
Selain itu dari data rekapitulasi program KIA Puskesmas Gekbrong tercatat
bahwa prevalensi ibu hamil dengan anemia pada tahun 2017 sebanyak 16,7 %
dan tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah ibu hamil dengan anemia menjadi 18,2
%. Adapun kegiatan kelas ibu hamil sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2017
distribusi pemberian tablet Fe3 untuk ibu hamil yang sudah mencapai target
13
Dinas Kesehatan Cianjur,2018. Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur 2018.Cianjur
14
Puskesmas Gekbrong,2018. Penilaan Kinerja Puskesmas Gekbrong 2018. Gekbrong-Cianjur.
Dari survey pendahuluan yang dilakukan terhadap sepuluh ibu hamil
didapatkan hasil sebagai berikut : sebanyak dua ibu hamil (20%) sudah
mengonsumsi tablet Fe sebanyak ≥ 90 tablet yang diminum setiap hari satu tablet,
tiga orang (30%) ibu hamil mengonsumsi tablet Fe 90 tablet tetapi tidak setiap
hari, dengan alasan tidak tahu jika Tablet Fe itu harus diminum setiap hari atau
karena ada rasa mual. Sebanyak lima orang ibu hamil (50%) tidak mengonsumsi
dia makan sudah cukup banyak, males karena menimbulkan mual, takut bayinya
tidaklah lengkap dan tidak tahu kalau harus diminum tiap hari satu tablet secara
berturut-turut.
Sebanyak tujuh orang ibu hamil (70 %) menyatakan mengikuti kelas ibu
hamil sebanyak satu kali dan tiga orang ibu hamil (30%) menyatakan tidak
enam ibu hamil (60 %) tidak pernah diingatkan oleh keluarga untuk minum tablet
Fe, dua ibu hamil (20%) mengatakan keluarga sering mengingatkan untuk selalu
minum tablet Fe dan dua orang ibu hamil (20%) mengatakan keluarga kadang-
Konseling, Kelas Ibu Hamil dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum
9
dengan tingkat
mengkonsumsi
tablet Fe dengan p
value 0,034.
Terdapat hubungan
yang bermakna
antara dukungan
keluarga dengan
tingkat kepatuhan
ibu hamil
mengkonsumsi
tablet Fe dengan p
value 0,029.
2. Sri Mulyani, HUBUNGAN TINGKAT Adanya hubungan
2017
PENGETAHUAN DAN bermakna antara
DUKUNGAN KELUARGA tingkat pengetahuan
TERHADAP KEPATUHAN dengan kepatuhan (p-
IBU HAMIL value = 0,002) dan
MENGKONSUMSI adanya hubungan
TABLET ZAT BESI bermakna antara
dukungan keluarga
value =0,004).
C. URGENSI PENELITIAN
Hasil capaian kunjungan ibu hamil seperti K 4 dan capaian distribusi tablet
Fe3 sudah mencapai target, namun jumlah atau persentase kasus anemia pada ibu
oleh karena itu penulis mengadakan survey pendahuluan yang dilakukan pada
sepuluh orang ibu hamil dengan usia kehamilan 28-40 minggu atau ibu hamil
trimester III dan kesimpulannya adalah sebagai berikut : tidak patuh mengonsumsi
tidak tahu aturan minum Fe yang seharusnya, merasa mual, takut menderita
tekanan darah tinggi, merasa sudah sehat dan merasa makannya sudah baik.
Ketidaktahuan ibu hamil akan tata cara atau aturan mengonsumsi Fe sesuai aturan
tablet Fe, sebanyak 70 % ibu hamil menyatakan informasi terkait tablet Fe kurang
dengan kehamilan persalinan dan kesehatan bayi baru lahir sebetulnya ada di
kurikulum kelas ibu hamil, namun sebanyak 70 % ibu hamil hanya mengikuti
kelas ibu hamil satu kali pertemuan saja, dan yang 30 % nya tidak mengikuti kelas
terhadap ibu hamil untuk patuh minum tablet Fe sesuai dengan aturan yang benar
sangat rendah yaitu hanya 20 % saja yang mendapat dukungan dengan baik dari
sebagai berikut : penting untuk mengetahui hubungan konseling, kelas ibu hamil
serta dukungan keluarga dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil
trimester III.
ibu hamil, namun mengingat keterbatasan penulis maka penelitian ini dibatasi
hanya untuk meneliti hubungan konseling, kelas ibu hamil dan dukungan
keluarga dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III yang
pada ibu hamil adalah umur, tingkat pendidikan, ekonomi, paritas, umur
kehamilan, jarak anak, dan kepatuhan minum tablet Fe. Menurut Niven faktor-
intruksi, kualitas interaksi, isolasi sosial dan keluarga, keyakinan, sikap dan
kepribadian. 15
Manfaat tablet Fe sangat besar terhadap pencegahan anemia pada ibu hamil.
Namun masih banyak ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet Fe sampai 90
tablet. Pemerintah pusat menetapkan target SPM pemberian tablet Fe3 (Fe 90
tablet) selama kehamilan sebesar 90 %. Hasil Riskesdas tahun 2010 dari 80,7 %
ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe hanya 18 % saja yang rutin mengonsumsi
tablet Fe selama 90 hari sesuai anjuran, tahun 2013 dari 89,1 % ibu hamil yang
mengonsumsi tablet. 16
responden sering lupa, efek samping yang tidak nyaman dari tablet Fe seperti
mual, ibu meminum tablet Fe jika merasa kurang sehat atau sakit saja jika ibu
15
Niven, N, 2002 Health Psychology : An Introduction for Nurses and Other Health Care ProFessionals. Agung, W. 2002
(alih bahasa). Jakarta: EGC.)
16
Ratna Juwita, Hubungan Konseling dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Fe ,
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (112-120)Prodi S1 Kesehatan: http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2383
17
Ibid,117
14
15
1. Definisi kepatuhan
Kata dasar dari kepatuhan adalah patuh yang artinya suka menurut,
mentaati pada perintah, mentaati aturan. Jadi kepatuhan berarti sifat patuh;
oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat dan lain-lain terkait
pengobatan atau praktik kesehatan yang dituruti atau dilaksanakan oleh pasien.
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti
yang disarankan oleh tenaga kesehatan, tim medis lainnya atau dokter.
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan. 19
dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan usaha
untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia itu sendiri. 20
18
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
19
Niven, N, op.cit
20
Heri P, 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Menurut Arisman mengartikan kepatuhan adalah sebagai tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh bidannya atau
oleh orang lain, kepatuhan adalah tingkat seseorang atau individu dengan nasehat
dari medis atau praktisi kesehatan lainnya, melaksanakan penggunaan obat sesuai
dengan petunjuk pada resep serta mencakup penggunaannya pada waktu yang
benar. 21
Hasil penelitian, Ratna Juwita, diperoleh hasil yang signifikan bahwa ada
pengaruh tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengonsumsi tabelt Fe
minggu ke-41 atau waktu melahirkan. Pada periode ini, bayi dalam kandungan
sudah terlihat bentuknya, organ-organ penting dalam tubuh bayi juga sudah
terbentuk dan mulai berfungsi. Pada sekitar minggu ke-32 kehamilan, tulang bayi
juga sudah sepenuhnya berkembang. Namun, sistem saraf bayi masih terus
Pada trimester ketiga ini, bayi akan terus menambah berat badannya dengan
cepat, sekitar 230 gram setiap minggu. Bayi juga mulai menyimpan beberapa
mineral dalam tubuhnya, seperti zat besi dan kalsium. Sehingga, ibu masih perlu
untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya yang tinggi selama trimester ketiga ini.
yang kemudian meningkat tajam selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg sehari.
Hal ini disebabkan karena saat kehamilan terjadi peningkatan volume darah secara
progresif mulai dari umur kehamilan minggu ke-6 sampai ke-8 dan mencapai
21
Agustina,Hidayani,2011.Skripsi. Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Tambah Darah di Puskesmas
Mumbulsari,Kecamatan Mumbulsari,Kabupaten Jember,Provinsi Jawa Timur.FKM UI..
22
Ratna,J.Op.cit
17
puncaknya pada minggu ke-32 sampai ke34 dengan perubahan kecil setelah
trimester II dan III disebabkan saat kehamilan terjadi peningkatan volume darah
dan volume plasma. Hal ini akan menyebabkan terjadinya hemodilusi atau
pengenceran sel darah dan terjadinya penurunan kadar Hb. Jumlah zat besi
yang diserap dari makanan dan cadangan dalam tubuh ibu hamil biasanya tidak
dengan dosis 1 tablet setiap hari selama kehamilan. Sesuai dengan teori
diharapkan kadar Hb dapat normal pada ibu hamil yang mengonsumsi tablet Fe,
karena kebutuhan zat besi pada trimester III kehamilan tidak dapat dipenuhi hanya
dari makanan saja. Sehingga pemenuhan kecukupan zat besi dianjurkan dipenuhi
melalui suplementasi. 25
selama 90 hari kedepan, Tablet besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg
atau setara dengan zat besi 60 mg dan asam folat 0,25 mg. 26
23
Yusnaini.2014. Pengaruh Konsumsi Jambu Biji (Psidium Guajava. L) Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Ibu
Hamil Anemia yang Mendapat Suplementasi Tablet Fe (Skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro; 2014. 7.
24
Prawirohardjo S.2010. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;SuartikaI.
25
Dewi RC. 2008. Pengaruh suplementasi tablet tambah darah (TTD), seng dan vitamin A terhadap kadar hemoglobin ibu
hamil. MKM. 2008;3(1):12-9.
26
Is Susiloningtyas.2004. PEMBERIAN ZAT BESI (Fe) DALAM KEHAMILAN,Prodi D III Kebidanan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2. Sintesa kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III
mengonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet yang diminum 1 tablet setiap hari secara
berturut- turut.
Pada kehamilan seorang wanita akan terdapat perubahan pada seluruh tubuh,
khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna. Kehamilan juga memberikan
perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil, sehingga
setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwa-
kepada ibu hamil dan pemeriksaan yang efektif untuk mengidentifikasi masalah
yang baik. Tercapainya tujuan tersebut tidak lepas dari perencanaan dan
pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan petugas atau bidan untuk
berkomunikasi secara efektif dalam melakukan konseling yang baik kepada klien.
konstipasi atau sembelit, edema, insomnia, nyeri pinggang, keringat berlebih, dan
ibu hamil sehingga bisa bersikap dan berprilaku lebih baik dan bertanggung
maka ibu hamil akan mengetahui masalah yang sedang terjadi dan termotivasi
tujuan dan manfaat, efek samping, cara mengonsumsi tablet Fe dari tenaga
kesehatan. Lebih dari separuh ibu hamil tidak mendapatkan dukungan dari
1. Definisi konseling
interaksi yang bersifat pribadi sehingga akan mampu membuat suatu keputusan
bentuk bimbingan tujuan agar konseli dapat mengambil keputusan sendiri atas
pribadi antara seorang terapis yang disebut konselor dengan satau atau lebih klien
mental klien.
profesional antara konselor dan klien yang bertujuan untuk membantu individu
konselor dan klien baik secara langsung dalam Bahasa verbal maupun
pada diri klien sesuai dengan kemampuan dan potensiyang dimiliki oleh
klien.
arah lebih baik lagi, sesuai dengan tujuanyang ingin dicapai dalam
konseling.
3. Tujuan konseling
Ada beberapa tujuan konseling yang dikemukakan para ahli antara lain :
ada dalam rentangan dari tujuan yang sifatnya umum mengarah ke tujuan yang
perasaan klien. Adapun tujuan yang sifanya sesaat adalah agar klien mendapat
pencerahan, merasa lega sehingga dalam jangka waktu yang akan datang menjadi
seseorang yang bisa lebih bermakna. Adapun tujuan klien menemui konselor
terelesaikan.
4. Sintesa konseling
sesuatu tentang tablet Fe kepada ibu hamil untuk mencegah dan mengobati
dengan peningkatan sumber daya manusia kesehatan yang terus bertambah baik
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
kegiatan yang dilakukan dalam mendukung salah satu dari 12 Indikator Keluarga
Sehat yaitu meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan buku KIA. Dalam hal
melalui Direktorat Kesehatan Keluarga menggagas program Kelas Ibu, yang mana
Kelas Ibu tersebut dibagi menjadi Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita. 31
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
kegiatan yang dilakukan dalam mendukung salah satu dari 12 Indikator Keluarga
program Kelas Ibu, yang mana Kelas Ibu tersebut dibagi menjadi Kelas Ibu Hamil
dan Kelas Ibu Balita. Tujuan dari pelaksanaan kelas ibu yaitu, meningkatkan
pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu tentang kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta tumbuh kembang balita yg optimal, sehingga output yang
terkait kesehatan dan adanya perubahan perilaku kesehatan ke arah yang lebih
baik.
Peserta dari kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil dengan umur kehamilan 20
s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak
takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta
kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami atau keluarga
diikut sertakan minimal satu kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai
31
Kemenkes.20017.Kelas Ibu, http://kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/010615- kelas-ibu (diakses tanggal
15 September 20119)
materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi
yang lainnya.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu
Hamil.
a. Tujuan umum :
lahir, mitos atau kepercayaan serta adat istiadat setempat, penyakit menular
a. Tujuan khusus :
hamil tentang : kehamilan, perubahan pada tubuh seorang wanita dan keluhan saat
hamil dan bagaimana cara untuk mengatasinya, apa saja yang harus dilakukan ibu
hamil, pemenuhan dan pengaturan gizi untuk ibu hamil termasuk pemberian
tablet tambah darah (Fe) yang bertujuan untuk penanggulangan anemia. Tujuan
dan tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, serta
kesehatan ibu dan anak, penyakit menular yang ditularkan secara seksual,
pencegahan serta penanganan malaria pada ibu hamil untuk daerah endemis
malaria. 32
Kelas ibu hamil adalah merupakan sarana untuk belajar bersama bagi ibu
tatap muka sebanyak 3 kali pertemuan, dipandu atau difasilitasi oleh tenaga
perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.
D. Dukungan keluarga
Salah satu ciri khas kehidupan manusia adalah hubungan interpersonal yang
merupakan kodrat bahwa manusia adalah mahluk monodualis yang memiliki sifat
seseorang dan sosial. Dalam banyak hal, seseorang memerlukan keberadaan orang
lain untuk saling memberi perhatian, membatu, mendukung dan bekerja sama
dapat menjelaskan mengapa sebagian orang bisa atau mampu mengatasi masalah
lebih baik jika dibandingkan dengan orang lain, ketika dihadapkan pada masalah
32
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2009.Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil.Jakarta
27
seseorang dari orang lain, yaitu dari lingkungan sosial seperti orang-orang dekat,
termasuk anggota keluarga, orang tua dan teman. Dukungan keluarga merupakan
sumber daya sosial yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi suatu
dukungan sosial adalah informasi yang disampaikan oleh seseorang ke orang lain
bahwa ia dicintai, diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan
orang lain, yaitu dari lingkungan sosial seperti orang-orang dekat, termasuk
turunan dari dukungan sosial, dukungan orang tua (keluarga) termasuk dukungan
sosial dimana pengertian dukungan sosial yaitu dukungan yang terdiri dari
informasi baik atau nasihat yang disampaikan baik secara verbal maupun non
verbal,berupa bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh kedekatan sosial,
didapat karena kehadiran orang yang mendukung, terkait dengan hal-hal yang
bermanfaat baik secara emosional maupun efek perilaku penerima, yang akan
33
Asmuji, Dian. 2014. Buku Ajar Keperawatan. Yogyakarta : Ar-Ruzz media
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia. KBBI. (online). [cited 2017 Maret 29. Available from: http://kbbi.web.id/keluarga.
35
Mahmud D. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Religius Dengan Kecemasan Melahirkan Pada Ibu Hamil Anak
Pertama. UINKLT. 2010 maret;(1).)
Dari pemaparan definisi yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa
kenyamanan secara fisik dan psikologis bahwa indidvidu tersebut merasa dicintai,
diperhatikan dan dihargai oleh orang lain yang juga merupakan anggota dalam
untuk itu mereka memerlukan bantuan dari orang lain. Berdasarkan hasil
2. Bentuk dukungan
a. Dukungan instrumental
bantuan secara langsung, antara lain pinjaman berupa uang, pemberian benda atau
barang, membantu menyebrang jalan dan lain-lain. Bentuk dukungan ini ini dapat
b. Dukungan informasi
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi atau penjelasan terkait
sesuatu yang menjadi masalah bagi seseorang, pemberian masukan, atau umpan
36
Asmuji, Dian.Op cit., 2014
37
Nursalam,dkk.2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinveksi HIV/AIDS Jakarta: Salemba Mediaka
29
balik tentang situasi dan kondisi seseorang. Jenis informasi seperti ini dapat
c. Dukungan emosional
nyaman, yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga
seseorang dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat
perbandingan yang positif pada oranga lain. Bentuk dukungan ini akan membantu
dari suatau kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial yang
sama denganya, sehingga seseorang tersebut akan merasa memiliki nasib yang
sama. 38
Sementara itu ada tiga jenis dukungan keluarga yang dikemukakan oleh Gallo
38
Dewi, M.S.2014. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan ANC Pada Komunitas Ibu Slum Area
Kota Tangerang. Banten. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta
a. Dukungan fisiologis
menyediakan tempat tertentu atau ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit,
b. Dukungan psikologis
perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga, memberikan rasa aman
c. Dukungan sosial
berlaku.
sekitarnya. Tapi penting untuk diketahui seberapa banyak sumber dukungan ini
39
Ibid,Dewi, M.S. 2014.
31
aspek yang paling penting untuk diketahui dan dipahami. Dengan pengetahuan
dan pemahaman tersebut, seseorang akan tahu kepada siapa ia akan mendapatkan
dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah pihak.
Dari definisi definisi tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber
dukungan dari keluarga antara lain adalah suami-isteri, orang tua, saudara, anak,
kerabat, teman, rekan kerja, dan staf medis serta anggota kelompok
kemasyarakatan. 40
Menurut Gallo dan Reichel terdapat tiga komponen sumber dukungan, yaitu
sebagai berikut:
Dukungan ditentukan oleh faktor usia yang dalam hal ini merupakan
kondisi kesehatan.
tiap fase kehidupanya. Pada orang yang cenderung stress, maka ia akan
b. Faktor eksternal
kesehatan pribadi. 41
mempengaruhi kejadian dan efek stres. Dukungan keluarga juga dapat mengubah
respon seseorang pada kejadian yang dapat menimbulkan stress, dan stress itu
mempengaruhi kejadian dan efek stress. Terdapat beberapa contoh efek negatif
1) Dukungan yang ada tidak dibutuhkan, hal ini dapat terjadi karena secara
2) Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan seseorang.
41
Indriyani D.2003. Aplikasi Konsep &Teori Keperawatan Maternitas Postpartum Dengan Kematian Janin Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
35
Hasil penlitian Ratna Juwita pada tahun 2018 lebih dari 50 % ibu hamil tidak
baik secara fisik maupun psikologis dengan cara memberi dukungan dari anggota
42
Asmuji,Op cit. 2014
43
Juwita, Ratna. 2018. “Hubungan Konseling Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi
Tablet Fe.”
E. Kerangka teori
penelitian.
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Keyakinan
Nila-nilai, dsb
Faktor Pendukung
Fasilitas
Perilaku
Sarana Kesehatan
Faktor Penguat :
Sikap dan perilaku petugas
kesehatan
Sikap dan perilaku tokoh
masyarakat
Petugas lainnya
Gambar 3.1.
Kerangka Teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku manusia menurut
Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010)
36
37
dipengaruhi oleh faktor utama yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor
belakangi atau dibentuk oleh tiga faktor yang terdiri dari faktor predisposisi,
daya yang mendukung terciptanya perilaku kesehatan. Hal ini terwujud dalam
dukungan atau tidaknya, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan, petugas lainnya, orang tua atau anggota keluarga yang merupakan
ibu hamil dan sumber informasi yang didapat melalui berbagai media seperti
terjadinya suatu perilaku, selain itu ada faktor penguat yang mendasari seseorang
untuk berperilaku antara lain sikap dan perilaku tokoh masyarakat yang
merupakan public figure, sikap dan perilaku tokoh agama, sikap dan perilaku
Selain teori yang disampaikan oleh Green, tim kerja WHO pada tahun 1984
1) Pemikiran dan perasaan (troughst and Feeling) yang terdiri dari bentuk
2) Orang penting sebagai referensi, adalah orang yang dianggap sebagai referensi
(reference group) antara lain tokoh masyarakat atau agama , guru, petugas
kesehatan, kepala desa, orang tua atau orang yang dituakan dan sebagainya.
nilai-nilai dan menjadi suatu pola hidup. Kebudayaan dihasilkan dalam waktu
fasilitas dan kebudayaan. Sebagai contoh, seorang ibu hamil yang merasa sehat
dan berpikir bahwa makanan yang dikonsumsi sudah cukup memberikan asupan
gizi, sehingga dia berpikir tidak perlu minum tablet Fe, terlebih lagi bila keluarga
selama kehamilan itu adalah sesuatu yang penting dan harus buat ibu hamil.
Selain teori Green dan WHO, Snehandu B. Kar tahun 1974 mengemukakan
pribadinya.
atau tindakan.
oleh niat seseorang terhadap objek kesehatan, ada tidaknya dukungan dari
tidak berniat untuk mengonsumsi tablet Fe karena memang tidak ada minat atau
barangkali mungkin karena tidak ada dukungan dari keluarga atau mungkin
F. Kerangka konsep
Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk dari generalisasi dari hal- hal
yang khusus, oleh karena itu konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah konseling, kelas ibu hamil
kepatuhan minun tablet Fe pada ibu hamil trimester III. Kerangka konsep
Konseling
Kepatuhan Minum
Kelas Ibu Hamil Tablet Fe pada
Ibu Hamil Trimester III
Dukungan keluarga
Gambar 3.2
Kerangka Konsep Penelitian
44
Notoatmodjo,S. Pengantar Pendididkan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan.Rineka Cipta.Jakarta.1993.
41
G. Kerangka Analisis
(X1)
(X2) (Y)
(X3)
Gambar 3.3
Kerangka Analisis Penelitian
Keterangan :
X1 : Konseling
X3 : Dukungan Keluarga
H. Hipotesis penelitian
1. Ada hubungan antara konseling dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu
2. Ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kepatuhan minum tablet Fe pada
ibu hamil trimester III di Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur tahun 2022.
3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum tablet Fe
pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur tahun
2022.
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
keluarga dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III
2. Tujuan khusus
B. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat metodologi
3. Manfaat praktis
pemberian tablet Fe dan kelas ibu hamil dan dijadikan sebagai bahan
b. Puskesmas
tentang tablet Fe bagi ibu hamil dan pelaksanaan kelas ibu hamil
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan dan
c. Petugas kesehatan
d. Peneliti
e. Ibu hamil
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
terikat dan variabel bebas diobservasi pada saat yang bersamaan. Studi ini
bertujuan untuk melihat hubungan antara konseling, kelas ibu hamil dan
a. Populasi
45
Notoatmodjo,S. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta.Jakarta.2012
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
ibu hamil.
b. Sampel
kehamilan 28-40 minggu , yang tercatat pada buku kohort ibu, baik
a. Kriteria Inklusi
46
Ibid, Notoatmodjo,S.2012
47
Sabri,L dkk. Aplikasi Survey Cepat. FKM UI, Pudakes.DepKes.Jakarta.1996
47
c. Kriteria Ekslusi
tentang variabel kepatuhan, konseling, kelas ibu hamil dan dukungan keluarga
Tabel. 3.1
Definisi variabel, definisi konsep,definisi operasional dan pengukuran
48
Sabri,L. Biostatistik dan Statistik Kesehatan. FKM Universitas Indonesia. Jakarta. 1999
49
benar
pembimbing.
51
consent.
k. Setelah kuisioner diisi lalu di kumpulkan, apa bila ada kuisioner yang
penelitiannya.
1. Validitas
berikut :
dengan tabel R karena pada studi pendahuluan ini diuji cobakan pada 20
penelitian.
53
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Kepatuhan Minum Tablet Fe
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Konseling
Dari tabel 4.2 mengenai hasil uji pertanyaan validitas konseling dengan jumlah
pertanyaan 5 (lima) soal instrument tentang konseling dinyatakan valid karena nilai
mempunyai nilai yaitu 0,987, 0,987, 0,987, 0,861 dan 0,861 > R tabel 0,468 diyatakan
valid.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Kelas Ibu Hamil
R hitung R tabel Keterangan
No Pertanyaan
Variabel uji kelas ibu hamil
1 0.987 0.468 Valid
karena nilai corrected item-total correlation yaitu 0,987 > R table 0,468
diyatakan valid.
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga
Dari tabel 4.4 mengenai hasil uji pertanyaan validitas kelas dukungan
pertanyaan 1sampai dengan 5 mempunyai nilai yaitu 0,987 > R tabel 0,468
diyatakan valid, sementara untuk nilai Croncbach’s alpa if item deleted pada
pertanyaan 1 (satu) sampai dengan 5 (5) nilainya 0,992 > R tabel 0,468 berarti
2. Reliabilitas
lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama.
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Kepatuhan Minum Tablet Fe
pada tabel 4.5 dapat diketahui nilai Croncbach’s alpa if item deleted 0,994
> R tabel 0,468 ini berarti item pertanyaan kepatuhan minum tablet Fe
reliabel.
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Konseling
49
Kesehatan, Litbang Kementrian. “Riset Kesehatan Dasar.” Jakarta. 2010.
Nilai Croncbach’s alpa if R Tabel Keterangan
No Pertanyaan item deleted
Konseling
1 0,992 0,468 Reliabel
2 0,992 0,468 Reliabel
3 0,992 0,468 Reliabel
4 0,992 0,468 Reliabel
5 0,992 0,468 Reliabel
deleted pada pertanyaan 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga ) nilainya 0,992 > R
tabel 0,468 dan pertanyaan 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) nilainya 0,994 > R
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Kelas Ibu Hamil
membandingkan nilai.
Croncbach’s alpa if item deleted dengan R tabel pada tabel 4.6 dapat
diketahui nilai Croncbach’s alpa if item deleted 0,992 > R tabel 0,468 berarti
Tabel 4.8
57
(lima) nilainya 0,992 > R tabel 0,468 berarti item pertanyaan reliabel.
4.7.1 Univariat
maupun vabel terikat. Variabel bebas yaitu konseling, kelas ibu hamil,
variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini, data yang
∑(O − E) 2
X2 =
E
2
Keterangan : X = nilai chi square
O = nilai yang diobservasi
E = nilai yang diharapkan
b. Pengkodean (Coding)
c. Entry
d. Cleaning
konsistensi data .
e. Scoring
Scoring adalah pengelompokkan data berdasarkan sifat dan variabel
yang diteliti untuk memudahkan dalam proses analisis yang lebih lanjut.
BAB V
GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN
Data umum meliputi data wilayah kerja, kependudukan, pendidikan dan mata
dilakukan pada akhir bulan September 2019 maka data umum yang digunakan
Warung Kondang, pada tahun 1985 dikembangkan menjadi puskesmas induk dan
pada tahun 2004 seiring dengan pemekaran kecamatan masuk ke dalam wilayah
Saat ini memiliki wilayah kerja sebanyak 8 (delapan) Desa yaitu : Desa
Cikancana dan desa Cintaasih. Jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 71 dan
jumlaj Rukun Tetangga (RT) sebanyak 235. Luas wilayah yang dilayani 46,06
Km. Dengan jarak terjauh dari Desa ke Puskesmas menempuh waktu sekitar 45
berikut:
Campaka;
1.1.2 Kependudukan
mata pencaharian.
upaya pelayanan kesehatan. Data dan informasi ini dapat menunjukan target yang
Tabel 5.1
Jumlah Penduduk Menurut Desa di Wilayah Keja Puskesmas Gekbrong
Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur
Tahun 2019
Jumlah Penduduk
No. Desa/kelurahan
<1th 1-4th 5-14th 15-44th 45-64th ³65th
1 Gekbrong 222 680 1.625 2.612 2.234 702
2 Kebon Peuteuy 120 630 1.246 3.840 1.173 1.721
3 Cikahuripan 121 600 1.497 3.274 2.147 185
4 Songgom 172 602 1.878 4.093 1.583 228
5 Bangbayang 275 320 715 2.183 1.573 983
6 Sukaratu 488 138 656 154 1.270 1.198
7 Cikancana 200 523 2.541 1.630 526 235
8 Cinta Asih 98 293 874 2.308 1.458 928
JUMLAH 1.696 3.786 11.032 20.094 11.964 4.982
Sumber : Profil Puskesmas
Pada tabel 5.1 tersebut terlihat bahwa struktur atau komposisi penduduk di
meningkatkan kualitas hidup untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, baik
untuk keluarga maupun untuk lingkungan yang ada disekitarnya, selain itu jumlah
Grafik 5.1
Data Demografi wilayah kerja di Puskesmas Gekbrong
Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur
Tahun 2019
57,063
60,000
50,000
40,000
30,000
17,919
20,000 15,066 15,752
Puskesmas Gekbrong cukup banyak, seperti pasangan usia subur (PUS) mencapai
15.066 orang, (27,60%) dimana pasangan ini masih bisa melahirkan anak,
sehingga harus adanya perhatian khusus, supaya pada waktu masa kehamilan dan
masa persalinan tidak ada permasalahan yang timbul, sehingga kematian AKI dan
AKB tidak ada lagi. Jumlah Ibu Hamil 965 (1,69%) ini juga perlu perhatian
khusus dari K1 sampai KFL untuk mengetahui lebih dini apabila ada Risti
b. Penduduk Miskin
saat ini masih cukup tinggi. Jumlah penduduk miskin tahun 2018 di wilayah
Grafik 5.2
Sebaran Penduduk Miskin menurut Desa/Kelurahan di Puskesmas Gekbrong
Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur
Tahun 2019
6,000 5,290
5,000
4,000
3,000 1,946
2,000
502 561 730 734
1,000 382 388 429
-
a sih u n g g y n
can A r at ipa yan r on gom teu ata
a r g u
ka
n
nt
a
Su
k hu ba kb n Pe am
Ci Ci ika ang Ge So n Kec
C B bo
Ke
pusat.
5.1.3 Pendidikkan
a. Tingkat Pendidikan
ditamatkan di wilayah kerja Puskesmas Gekbrong terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.2
Tingkat Pendidikan Penduduk Di Wilayah Puskesmas Gekbrong
Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur
Tahun 2019
Gekbrong telah menamatkan pendidikan formal dari sekolah dasar atau sederajat
61,30% dari seluruh penduduk , yang telah tamat sekolah lanjut tingkat pertama
yaitu sebanyak 6.426 orang yaitu sekitar 22,61% dari jumlah penduduk, yang
telah menamatkan pendidikanya sekolah lanjut tingkat atas yaitu sebanyak 3.039
orang atau sekitar 10,69%, yang telah menamatkan tingkat akademik yaitu
sebanyak 124 orang yaitu sekitar 0,44 %, yang telah menamatkan perguruan
tinggi adalah sebanyak 346 orang yaitu sekitar 1,22 %. Keadaan tingkat
arti kesehatan, maka akan timbul berperilaku hidup sehat secara mandiri.
b. Institusi Pendidikan
institusi pendidikan formal dan non formal. Institusi pendidikan tersebut adalah
Keadaan ini menunjukan bahwa sasaran pembinaan terhadap institusi sekolah atau
Tabel 5.3
Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong Kecamatan Gekbrong
Kabupaten Cianjur Tahun 2019
Pada Tabel 5.3 terlihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas Gekbrong tidak
didiknya yang paling banyak pada institusi pendidikan SD/MI. Hperhatian buat
petugas kesehatan yang ada di Puskesmas terutama petugas UKS dan UKGS
dalam memberikan pelayanan kesehatan di Sekolah yang menjadi program
pengertian dari mata pencaharian. Dengan kata lain mata pencaharian dapat di
sumber daya alam. Disimpulkan bahwa mata pencaharian adalah pekerjaan atau
adalah Petani, Pedagang, Buruh, Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, POLRI dan
Gekbrong merupakan pekerjaan yang tidak rutin dilakukan atau bersifat temporer
antara lain buruh tani yang memang masa pengerjaan lahan, musim tanam dan
hasil panen tidak menetap, bahkan ada yang berstatus pengangguran. Untuk lebih
Tabel 5.4
Mata Pencaharian Penduduk
Di Puskesmas Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur
Tahun 2019
PNS/
Lain- Jumlah
No Desa Petani Buruh Pedagang TNI/
lain
POLRI
1 Gekbrong 534 1735 220 133 181 2803
2 Kebon Peuteuy 800 1000 300 7 5 2112
69
Pada Tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa mata pencaharian buruh merupakan
mencapai hingga 7.839 (45,94%) dari total penduduk yang mempunyai mata
pencaharian, sehingga dari mata pencaharian tersebut kita dapat melihat bahwa
rata. Hal ini berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, maka dari itu
puskesmas tahun 2018 dikarenakan data tahunan puskesmas untuk tahun 2019
belum dilaporkan sehubungan pada saat pengambilan data dilakukan pada akhir
5.2.1 Kematian
a. Kematian Bayi
Gekbrong tahun 2018 jumlah kematian bayi tidak ada , lahir mati sebanyak empat
bayi, sementara itu jumlah kelahiran hidup sebanyak sebanyak 676 bayi.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil,
norma kehidupan moderen dalam bidang kesehatan, ini merupakan faktor yang
b. Kematian Ibu
didapat kan jumlah kematian ibu sebanyak 2 orang. Hal ini harus mendapat
71
sedini mungkin ibu hamil dengan risiko tinggi harus lebih ditingkatkan agar bisa
5.2.2 Kesakitan
Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke
orang lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang pada umum dapat
dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat.Penyakit
secara langsung terjadi ketika kuman pada orang yang sakit berpindah melalui
kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan ciuman, melalui udara saat bersin dan
batuk, atau melalui kontak dengan cairan tubuh seperti urine dan darah. Orang
yang menularkannya bisa saja tidak memperlihatkan gejala dan tidak tampak
seperti orang sakit, apabila dia hanya sebagai pembawa (carrier) penyakit.
melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan tubuh hewan, serta melalui
Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung. Misalnya saat
menyentuh kenop pintu, keran air, atau benda-benda lainya yang terkontaminasi.
Puskesmas Gekbrong yang tertinggi pada tahun 2018 yaitu ISPA (Ipeksi Saluran
tahun ketahun menunjukan pola yang hampir sama. Beberapa catatan penting
dikaitkan dengan kunjungan rawat jalan di Puskesmas Gekbrong adalah ISPA
Puskesmas Gekbrong untuk merubah perilaku hidup sehat serta gaya hidup
dilaporkan di Puskesmas Gekbrong tahun 2018 disajikan dalam grafik dibawah ini
Grafik 5.3
Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas Gekbrong
Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018
1,179
1,043 985
1,200 911
1,000 810 754 732 721 633
800 539
600
400
200
-
a. Penyakit Menular
1. Diare
Diare merupakan gangguan buang air besar (BAB). Penyakit ini ditandai
dengan BAB lebih dari tiga kali sehari, disertai rasa mulas, dengan konsistensi
tinja cair, dan dapat disertai dengan darah dan atau lendir. Diare mungkin
dianggap sepele padahal dapat berpotensi kematian, terutama pada balita. Diare
menular melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, atau
parasit.
73
Jumlah kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Gekbrong pada tahun 2018
sebanyak 790 orang dari perkiraan kasus 1.822 orang, dan semua pasien Balita
yang diare 100% sudah mendapat pelayanan. Angka kesakitan Diare yang
Grafik 5.4
Kasus Diare di Puskesmas Gekbrong
Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur Tahun 2018
800
700
600
500
400 790
300
200
100 132 109 104 104 103 99 73 66
0
Y
NG AN EU AS
IH
AN
G M
AN
A
AT
U
LA
H
RO RIP
UT
A Y GGO C A R M
KB U PE T A AN JU
GE AH B CIN NGB SON IK SUK
K K C
CI BA
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas 2018
virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Demam dengue merupakan penyakit musiman yang
umum terjadi di negara beriklim tropis. Di Indonesia, penyakit menular ini lebih
banyak terjadi di saat musim hujan. Demam dengue dapat berkembang menjadi
satu orang.
dapat dilakukan, hal ini dikarenakan belum ada petugas khusus yang terlatih,
4. Penyakit TB Paru
menular. Berdasarkan data WHO tahun 2017, diperkirakan ada 1 juta kasus TB di
tersebut bisa juga menyerang bagian tubuh lain seperti tulang dan sendi, selaput
otak (meningitis TB), kelenjar getah bening (TB kelenjar), dan selaput jantung.
Bakteri ini ditularkan melalui udara saat penderita batuk atau bersin. TB dapat
programer TB Paru Puskesmas Gekbrong, pada tahun 2018 jumlah BTA (+)
Grafik 5.5
Jumlah Kasus BTA Positif yang Diobati dan Kematian
di Puskesmas Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur
Tahun 2018
20
16
12 20
17
8 11
4
0
0
BTA (+) DIOBATI ANGKA KE- ANGKA PENGO- KEMATIAN SE-
SEMBUHAN BATAN LENGKAP LAMA PENGO-
BATAN
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas 2018
5. Penyakit Kusta
tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita
dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian dari penderita dan mantan
pekerjaan. Untuk wilayah Puskesmas tahun 2018, Pasien Kusta sebanyak dua
orang.
penyakit yang sudah tersedia atau ada vaksinnya yang bertujuan untuk
Tujuan awal PPI adalah untuk memberikan vaksinasi seluruh bayi yang lahir
secara lengkap sebelum mereka mencapai usia satu tahun. Pada laporan tahunan
a) Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum adalah salah satu penyakit yang terjadi pada bayi baru
lahir. Umumnya, penyakit ini terjadi di daerah pedesaan atau terpencil, karena
bakteri penghasil racun neurotoxin dan menyerang sistem saraf pusat. Bakteri ini
biasa ditemukan di tanah, debu, dan kotoran hewan, dan dapat masuk ke tubuh
melalui luka goresan, sobekan atau luka tusukan yang disebabkan oleh benda-
benda yang terkontaminasi. Pada bayi yang baru lahir, tetanus neonatorum terjadi
77
akibat bakteri ini masuk ke dalam tubuh bayi melalui praktik persalinan yang
tidak higienis, seperti memotong tali pusar dengan alat-alat yang tidak steril.
ibunya tidak terlindungi oleh vaksin tetanus toxoid (TT) pada masa kehamilan.
Risiko ini meningkat bukan hanya pada bayi, tapi juga pada sang ibu. Pada tahun
Gekbrong.
b) Campak
serius, terutama pada bayi dan anak-anak.Campak disebabkan oleh virus, yang
menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau
bersin. Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh hidung atau mulut,
setelah memegang benda yang terpercik air liur penderita. Campak merupakan
Gekbrong pada tahun 2018 ditemukan ada tiga 3 (tiga) kasus campak.
c) Difteri
Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu
menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-
abu yang melapisi tenggorokan dan kelenjar tonsil atau amandel. Bila tidak
ditangani, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah
organ, seperti jantung, ginjal, atau otak. Difteri tergolong penyakit menular
d) Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran
pernapasan yang mudah sekali menular. Penyakit ini dapat mengancam nyawa
bila terjadi pada lansia dan anak-anak, khususnya bayi yang belum cukup umur
untuk mendapat vaksin pertusis. Batuk rejan dapat dikenali dari rentetan batuk
keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut
(whoop). Seseorang bisa menderita batuk rejan hingga tiga bulan lamanya,
sehingga penyakit ini juga biasa disebut “batuk seratus hari”. Batuk rejan bisa
membuat penderita kekurangan oksigen dalam darahnya. Selain itu dapat terjadi
Batuk rejan dapat menyebar dengan cepat dari orang ke orang. Maka dari itu,
Bakteri penyebab batuk rejan biasanya menyebar melalui cairan yang keluar saat
e) Hepatitis B
hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum
suntik. Infeksi hepatitis B merupakan penyakit yang tidak bertahan lama dalam
tubuh penderita dan akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Kondisi ini
79
disebut infeksi hepatitis B akut. Akan tetapi, infeksi hepatitis B juga dapat
membahayakan nyawa, yaitu sirosis dan kanker hati. Oleh karena itu, penderita
mendapatkan penanganan dan deteksi dini bila terjadi komplikasi. Perlu diketahui,
Pada tahun 2018 Kasus Hepatitis tidak ditemukan di wilayah kerja puskesmas
7. Filariasis
Filariasis atau kaki gajah adalah pembengkakan tungkai akibat infeksi cacing
jenis filaria. Cacing ini menyerang pembuluh getah bening dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk. Selain tungkai, bagian tubuh lain, seperti organ kelamin, lengan,
Oleh karena itu, pencegahan kaki gajah sangat penting. Pencegahannya dapat
penderita Filariasis Pada tahun 2018 di Puskesmas Gekbrong dilaporkan tidak ada
lumpuh yang ada dan terjadi dengan cepat mendadak atau akut. Dengan kateristik
atau sifat yang terjadi ialah lemas dan disebabkan ole ruda paksa. Sifat akut
diartikan dengan lama waktu mulai sakit demam, pilek sampai dengan lumpuh
Penemuan kasus lumpuh layuh mendadak pada anak usia <15 tahun ditujukan
untuk membuktikan ada tidaknya virus polio liar di Indonesia dalam rangka
eradikasi polio (ERAPO).Gejala yang terjadi dengan cara cepat dan memiliki sifat
akut artinya lama waktu tersebut ditandai dengan demam, pilek sampai dengan
lumpuh yang terjadi bekisar antara 1-14 hari. Penemuan kasus lumpuh layu
memang mendadak dan hal ini disebabkan oleh Virus Polio Liar di Indonesia
dalam rangka eradikasi polio (ERAPO). Kasus AFP pada penderita yang berumur
9. Malaria
sembuh secara total bila ditangani dengan tepat. Namun jika tidak ditangani,
penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan anemia berat, gagal ginjal,
hingga kematian. Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang
manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah
pengobatannya.
Kecamatan Gekbrong tidak termasuk dalam wilayah endemis malaria, dan tahun
kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja
dipenuhi dengan air atau cairan lendir. Faktanya, pneumonia adalah penyakit
infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Jadi, penyakit
terjadi ketika seseorang yang terkena kondisi ini bersin atau batuk.
Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui
hidung atau mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain.
Pasalnya, bakteri dan virus dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang
bernapas. Kondisi paru-paru basah ini dapat dialami oleh siapa pun. Namun
pneumonia pada anak bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Bahkan,
tahun 2017 sebanyak 228 kasus menjadi 567 kasus atau naik sebanyak 71,32%.
Grafik 5.6
Penemuan Kasus Pneumonia
di Puskesmas Gekbrong tahun 2018
567 567
600
500
400
300
200 93 83 72 72 69 60 59 59 Ditemukan
93 83 72 72 69 Ditangani
60 59 59
100
0
sih gom teuy g
on ripa
n g
an arat
u
an
a as
taa g u r ay nc sm
n n e kb u b k ka ke
Ci So b.P Ge ik ah ang Su Ci P us
K C B
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi
a. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah
(kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh
Reterdation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya
kurang.
Gizi Buruk, Anemia, Malaria dan menderita penyakit Menular Seksual (PMS)
sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan. Bayi dengan Berat Badan Lahir
ada 14 kelahiran bayi dengan BBLR. Jumlah kasus yang paling banyak yaitu di
Grafik 5.7
Kasus BBLR Puskesmas Gekbrong Kecamatan Gekbrong
Kabupaten Cianjur Tahun 2018
25
25
20
15
9
10 8
5
5 3
0 0 0 0
0
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita
Badan menurut Umur (BB/U). Tabel berikut menunjukkan status gisi pada balita
400 374
350
300
250
200 180
150
100 75
57 43
52 30 35 53
42 34 40
50 21 21 22 22 23 18 19
6 7 6 5 7 9 5 8
0
G Y A TU IH AS
OM NG AN EU AN AN AS
O A IP M
GG BR AY UT N C AR R A KE
S
N K GB PE KA K HU NT
SO GE N KB CI S U
IKA CI PUS
BA C
tanggal 26 Juni 2019 sampai 05 Juli 2019, penelitian ini melibatkan ibu hamil
yang berada di delapan desa di wilayah kerja puskesmas sebanyak 242 responden.
Hasil penelitian ini diperoleh dari lembar kuesioner yang merupakan data
primer, data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan komputer dengan
disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan narasi. Berikut ini peneliti akan
menyajikan analisa univariat pada tiap variabel dalam bentuk tabel distribusi
kelas ibu hamil, dukungan keluarga dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu
hamil trismester III di Puskesmas Gekbrong Kabupaten Cianjur tahun 2019, data
Analisis univariat dibuat dengan distribusi frekuensi dari semua variabel yang
terdapat dalam penelitian, analisis univariat merupakan dasar untuk analisis lebih
merupakan data primer hasil pengisian kuesioner dari 242 responden, data
univariat dalam penelitian ini terdiri dari umur ibu, umur kehamilan dan
pekerjaan.
Tabel 6.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Mean 27.57
Median 28
Minimum 17
Maximum 42
Sumber : Data Primer
Pada tabel 6.1 memperlihatkan sebaran umur ibu hamil yang menjadi
responden yaitu rata-rata berumur 28 tahun, umur paling rendah ibu hamil yang
menjadi responden atau umur paling muda adalah 17 tahun sementara umur
tertinggi atau umur paling tua ibu hamil yang menjadi responden adalah 42 tahun.
Tabel 6.2
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan
Pada tabel 6.2 tersebut bahwa umur kehamilan ibu di bagi menjadi tiga
kelompok: preterm yaitu umur kehamilan ibu < 37 minggu, aterm yaitu umur
kehamilan antara 37 – 42 minggu dan post term yaitu umur kehamilan > 42
minggu. Pada tabel 6.2 memperlihatkan sebaran umur kehamilan responden yaitu
preterm ada 232 orang (95,9%) sedangkan aterm sebanyak 10 orang (4,1%) dan
Tabel 6.3
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Dari tabel 6.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 242 responden ada 26
orang (10,7%) yang berstatus bekerja, sedangkan responden yang tidak bekerja
yaitu konseling, kelas ibu hamil dan dukungan keluarga dengan variabel terikat
yang digunakan adalah 95% (α = 0,05) dengan asumsi jika p-value lebih kecil dari
α (p < 0,05) artinya terdapat hubungan yang bermakna atau signifikan dari dua
variabel yang diteliti dan disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna
memperkirakan peluang kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III
Tahun 2019
minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III pada ibu hamil trimester III di
Tabel 6.4
Hubungan Konseling dengan Kepatuhan Minum Tablet Fe
Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Gekbrong
Kabupaten Cianjur Tahun 2019
Kepatuhan
Konseling Minum Fe Trimester III Total P value
Tidak Patuh Patuh
N % N % N %
Tidak Konseling 0 0 3 100 3 100 0,1
Konseling 138 57,7 101 42,3 239 100
Jumlah 138 57 104 43 242 100
89
konseling dan mendapat konseling. Dari analisis bivariat tersebut responden yang
Hasil uji statistic Chi Square di peroleh nilai p = 0,1 lebih besar dari α 0,05,
maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara konseling
Berikut ini adalah tabel tentang hubungan kelas ibu hamil dengan kepatuhan
minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III pada ibu hamil trimester III di
Tabel 6.5
Hubungan Kelas Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Minum Tablet Fe
Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Gekbrong
Kabupaten Cianjur Tahun 2019
Kepatuhan
Kelas Minum Fe Trimester III Total OR P value
Ibu 95% CI
Hamil Tidak Patuh Patuh
N % N % N %
mengikuti kelas ibu hamil mempunyai perilaku patuh minum tablet Fe sebanyak
17 orang (25,4%), sedangkan responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil
Dari hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh nilai ρ = 0,001 < α 0,05,
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelas ibu hamil dengan
kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Gekbrong.
Hasil analisis statistik diperoleh pula nilai odss ratio (OR) = 2,908 dengan
mengikuti kelas ibu hamil mempunyai peluang 2,908 kali lebih tinggi untuk patuh
kelas ibu hamil. Dengan kata lain ibu yang pernah mengikuti kelas ibu hamil
tablet Fe 2,9 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak pernah ikut kelas
ibu hamil.
kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III pada ibu hamil trimester
Tabel 6.6
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Tablet Fe
Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Gekbrong
Kabupaten Cianjur Tahun 2019
Kepatuhan
Dukungan Minum Fe Trimester Total
keluarga III OR P value
95% CI
Tidak Patuh
Patuh
N % N % N %
Hasil uji statistik menggunakan Chi Square di peroleh nilai p = 0,02 < α
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna ada hubungan
pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Gekbrong tahun 2019.
Dari hasil uji statistik juga didapatkan nilai Odss Ratio (OR) = 2.72
kepada kejujuran serta keseriusan responden dalam mengisi kuisioner, serta tidak
adanya bukti catatan lain sebagai pembuktian, misalnya : kartu catatan minum
tablet Fe, catatan atau daftar hadir di kelas ibu hamil. Pengambilan data secara
antara lain :
tablet Fe, tetapi karena adanya beberapa keterbatasan yang ada maka hanya dipilih
beberapa variabel saja. Pemilihan variabel tersebut didasarkan pada beberapa teori
93
dan penelitian terdahulu walaupun demikian masih ada variabel-variabel lain yang
masih bisa diteliti yang berkaitan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe tersebut.
akibat, tetapi cukup valid dalam meramalkan suatu kecenderungan. Adanya urutan
waktu kejadian yang tidak diketahui penyebab pastinya yaitu penyebab dapat
mendahului akibat karena variabel bebas dan variabel terikat dikumpulkan pada
saat yang bersamaan. Namun demikian setidaknya hasil penelitian yang sejenis
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur ibu, umur
kehamilan dan status pekerjaan. Dari 242 responden umur rata-rata adalah 28
tahun, dengan umur terendah atau paling muda adalah 17 tahun dan umur yang
(95.9%), aterm sebanyak 10 orang (4,1%) dan posterm tidak ada (0%). Dari 242
yang tidak bekerja atau berstatus ibu rumah tangga sebanyak 216 orang (89,3%).
yang tidak mendapatkan konseling mempunyai perilaku tidak patuh sebanyak 138
perilaku tidak patuh sebanyak nol orang (100%) dan yang memiliki perilaku patuh
yaitu sebanyak tiga orang (100 %). Hasil uji statistic Chi Square di peroleh nilai p
= 0,1 lebih besar dari α 0,05 maka disimpulkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara konseling dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil
trimester III.
suplementasi tablet besi (fe) pada ibu hamil di Kabupaten Lumajang adalah total
sebesar (5,9 ± 1,9) dan berbeda signifikan (p = 0,027) dengan kelompok kontrol
(5,0 ± 1,2).
Dapat disimpulkan bahwa konseling dengan memberikan brosur terbukti
inovatif untuk turut membekali bidan dengan konseling yang cukup (clear, clean,
and complete) sehingga tujuan terapi dapat tercapai. Konseling bidan saja dapat
meningkatkan kepatuhan suplementasi tablet besi (Fe) pada ibu hamil apalagi
ibu hamil, peran petugas bukan hanya sebagai komunikator tapi dituntut bisa
menjadi motivator juga untuk menguatkan minat dan kepatuhan ibu hamil dalam
penelitian bahwa konseling oleh apoteker atau pemberian leaflet pada ibu hamil
dengan anemia meningkatkan kepatuhan minum tablet besi (P < 0,05) secara
50
Pratama,dkk.Pengaruh Konseling terhadap Kepatuhan Suplementasi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Kabupaten
Lumajang. Fakultas Farmasi Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121e-mail korespondensi:
anton.farmasi@unej.ac.id
51
Handayani,L. Peran Petugas Kesehatan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Besi. FKM Universitas Ahmad
Dahlan.Yogyakarta.2013
97
minum tablet besi pada ibu hamil dengan anemia secara statistik tidak berbeda. 52
hamil dalam konsumsi tablet Fe belum berjalan dengan baik, disarankan agar
ibu hamil sehingga bisa bersikap dan berprilaku lebih baik dan bertanggung jawab
maka ibu hamil akan mengetahui masalah yang sedang terjadi dan termotivasi
dianjurkan.
atau bidan harus dilengkapi dengan buku pedoman pemberian tablet Fe, agar
yang tentunya merupakan hasil dari pemikiran para ahli dan melalui hasil dari
52
Vernissa,V dkk Efektivitas Leaflet dan Konseling terhadap Kepatuhan Minum Tablet Besi dan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil dengan Anemia di Puskesmas di Kabupaten Bogor. Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kuningan Jakarta, Indonesia
53
Septiani,W. Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu Hamil.Program Magister IKMSTKes Hang
Tuah.Pekanbaru.2016.
Apalagi ibu merasa dalam kondisi sehat-sehat saja sehingga ibu enggan untuk
mengonsumsi tablet Fe. Kecuali jika ibu merasa sakit atau konsidisi tubuh tidak
bertentangan dengan hasil penelitian lain, hal ini dimungkinkan karena hal-hal
sebagai berikut: waktu konseling tidak memadai, situasi dan kondisi saat
konseling tidak kondusif sehingga konseli kurang bisa menerima informasi yang
disampaikan oleh konselor atau isi pesan yang disampaikan oleh konselor kepada
memberikan pengaruh atau motivasi kepada ibu hamil untuk patuh minum atau
terkait pentingnya minum tablet Fe bagi kesehatan ibu maupun bayinya. Kegiatan
konseling ini bisa dilakukan saat pemeriksaan kehamilan, kelas ibu hamil, saat
pelaksanaan pos yandu, dan akan lebih baik jika pada saat pelaksanaan konseling
yang dalam hal ini adalah ibu hamil jika konselor memberikan leaflet atau brosur
99
yang bisa dibaca ulang setelah ibu hamil sampai di rumah, dan leaflet atau brosur
tersebut juga bisa dibaca oleh anggota keluarga yang lainnya juga, sehingga akan
7.2.3 Hubungan kelas ibu hamil dengan kepatuhan minum tablet fe pada ibu
Dalam penelitian ini hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara kelas ibu hamil dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu
Hasil analisis statistik diperoleh pula nilai odss ratio (OR) = 2,908 dengan
mengikuti kelas ibu hamil mempunyai peluang 2,908 kali lebih tinggi untuk patuh
kelas ibu hamil. Dengan kata lain ibu yang pernah mengikuti kelas ibu hamil
tablet Fe 2,9 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak pernah ikut kelas
ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya antara
lain yang dilakukan oleh Pujaningsih dkk, (2013) menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara kelas ibu hamil dengan kepatuhan mengonsumsi tablet besi (p =
0.010), terdapat hubungan yang bermakna antara kelas ibu hamil dengan tingkat
kecukupan zat besi (p = 0.043) dan ada hubungan yang sangat bermakna antara
kelas ibu hamil dengan kadar hemoglobin ibu hamil (p = 0.001). Ibu yang
Penelitian Yeni Andriani, Supriyadi Hari Respati dan Okid Parama Astirin,
di dalam kelas ibu hamil terhadap risiko ibu hamil untuk mengalami anemia
gravidarum, dan secara statistik mendekati signifikan. Ibu hamil yang mengikuti
kelas ibu hamil memiliki risiko untuk mengalami anemia 1/5 kali lebih rendah
Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
Kelas ibu hamil bertujuan khusus untuk meningkatkan pemahaman, sikap dan
perilaku ibu hamil tentang kehamilan melalui penyuluhan dan pengaturan gizi
54
Ibid. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2009.
101
yang ditujukan bagi ibu hamil untuk dan mendapatkan berbagai informasi terkait
kesehatan ibu dan bayi, selain itu kelas ibu hamil merupakan sarana untuk
berdiskusi dan saling berbagi pengalaman terkait kesehatan, hal ini tentunya akan
kesehatan. Kegiatan kelas ibu hamil minimal dilaksanakan tiga kali dan satu kali
pertemuan wajib dihadiri oleh keluarga atau suami, dengan demikian yang
mendapat pengetahuan bukan saja ibu hamilnya tetapi keluarga atau suaminya
dapat memberikan dorongan atau pendampingan lebih baik lagi kepada ibu hamil,
Dari hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,02 < α 0,05 disimpulkan bahwa
minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Gekbrong tahun 2019. Hasil uji statistik juga didapatkan Odds Ratio = 2,75
artinya ibu yang mendapatkan dukungan keluarga mempunyai peluang 2,7 kali
lebih tinggi untuk patuh minum Fe dibandingkan dengan ibu yang tidak
dukungan dari keluarga sebagian besar 73, 8 % tidak patuh mengonsumsi tablet
Fe. Jika dukungan keluarga kurang baik maka kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet Fe juga akan kurang baik, dan sebaliknya jika dukungan
memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit adalah
dukungan keluarga. Sementara itu Nugroho dkk menyampaikan bahwa salah satu
55
anggota keluarga yang berpengaruh adalah ibu ,sehingga perubahan apapun yang
terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga, orang yang paling penting bagi
seorang wanita adalah suaminya. Jika wanita diperhatikan dan dikasihi oleh
dalam moril maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil berupa
55
Padila. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika.2014
56
Nugroho, dkk. 2014. Buku Ajar Askeb Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.2014
57
Prasetyawati, A. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yogyakarta : Nuha Medika.2012
103
dengan kategori cukup tinggi, diketahui suami mempunyai pengaruh yang besar
dalam penyelesaian masalah yang dihadapi ibu hamil, lingkungan keluarga dapat
membuat ibu merasa lebih nyaman dan aman karena saat hamil ibu ingin selalu di
berikan kasih sayang dan perhatian lebih oleh keluarga terutama suami. 58
Dari hasil penelitiannya Ratna juga menyampaikan bahwa sebagian besar ibu
baik maka akan kurang baik juga kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet
Fe, dan sebaliknya ibu hamil patuh untuk mengonsumsi tablet Fe jika dukungan
yang dia terima dari keluarga baik. Lingkungan keluarga dapat memberikan rasa
lebih nyaman dan aman karena dukungan yang diberikan oleh keluarga dalam hal
ini terutama adalah suami, yang mempunyai pengaruh besar dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh ibu hamil. Ibu hamil selalu ingin mendapatkan kasih
Tetapi jika ibu hamil tetap kurang baik dalam mengonsumsi tablet Fe. Hal
tersebut dikarenakan oleh faktor lain yang mempengaruhi bisa karena kurangnya
kesadaran pada diri ibu hamil akan penting dan manfaat mengonsumsi
suplementasi tablet Fe bisa juga karena lupa minum tablet Fe atau karena adanya
58
Kristaningsih,R.dkk. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester Ii Dan Iii Mengonsumsi
Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Dukuh Klopo Kabupaten Jombang 2015
59
Ibid,Kristianingsih 2015
efek samping yang dapat membuat ibu hamil tidak mau mengonsumsi
Dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga terutama suami yaitu berupa
istrinya, dengan memberikan informasi kepada istri untuk minum obat pada
malam hari karena dapat mengurangi efek samping mual muntah juga
tersebut.
hamil dan menemani saat pemeriksaan kehamilan, menemani saat mengikuti kelas
ibu hamil, juga membantu atau menyiapkan obat yang akan diminum oleh ibu
serta mengingatkan istri jika lupa minum suplementasi tablet Fe. Suami juga
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan didapatkan juga bahwa sebagian
besar ibu hamil yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet Fe antara lain
dikarenakan efek samping dari tablet Fe tersebut yang dapat menyebabkan mual,
susah buang air besar, faeces berwarna kehitamab sehingga membuat ibu hamil
merasa cemas, mereka atau masyarakat berasumsi jika faeces sudah berwarna
kehitaman itu merupakan tanda bahwa akan segera terjadi kematian. Selain itu
Asumsi penulis bahwa, ibu hamil membutuhkan keberadaan orang lain dalam
hal ini keluarga terdekat atau suami untuk memberikan dorongan, perhatian,
patuh minum tablet Fe, seorang ibu hamil membutuhkan orang terdekat yang
emosional, hal ini akan menciptakan rasa mempercayai jika anggota keluarga
Dengan adanya dukungan dari keluarga maka ibu hamil akan merasa
diperhatikan, dicintai, disayangi dan hal ini tentunya menjadi salah satu faktor
yang disampaikan oleh keluarga termasuk salah satunya adalah patuh minum
tablet Fe.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian penulis tentang hubungan konseling, kelas ibu hamil
dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum tablet fe pada ibu hamil
A. Kesimpulan
minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III, didapatkan nilai p = 0,1 atau
dengan kepatuhan minum tablet Fe pada ibu hamil trimester III, dengan
nilai p-value = 0,001 atau nilai p value < α-value (0,05) dan Odds Ratio =
2,908, artinya ibu hamil yang pernah ikut kelas ibu hamil mempunyai
peluang 2,9 kali lebih tinggi untuk patuh minum Fe dibandingkan dengan
kepatuhan minum tablet tablet Fe pada ibu hamil trimester III dengan nilai
p-value = 0,002 atau nilai p value < α-value (0,05).) dan Odds Ratio =
peluang 2,7 kali lebih tinggi untuk patuh minum Fe dibandingkan dengan
106
107
B. Saran
Berikut ini saran atau masukan yang penulis sampaikan terkait dengan hasil
konseling , kegiatan kelas ibu hamil, agar kegiatan tersebut terstandar atau
tablet Fe dan kelas ibu hamil dalam bentuk leaplet atau brosur.
lokus fokus puskesmas dengan jumlah kasus ibu hamil anemianya tinggi.
b. Untuk Puskesmas dalam sosialisasi kegiatan kelas ibu hamil tidak hanya
anggota kelurga dapat ikut hadir di kelas ibu hamil minimal satu kali
pertemuan.
d. Untuk ibu hamil dalam pelaksanaan kelas ibu hamil diharpakan bisa
membawa suami atau anggota keluarga yang lain untuk hadir atau
keluarga yang mengingatkan atau mengawasi agar ibu hamil selalu ingat
a. Untuk petugas kesehatan agar lebih memotivasi ibu hamil untuk mengajak
memberikan dukungannya.
DAFTAR PUSTAKA
109
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. “Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2017.”
Kesehatan, Kementrian. 2019. “Slogan, Dan Visual Gizi Seimbang.”
Kesehatan, Litbang Kementrian. 2010. “Riset Kesehatan Dasar.”
Luknis Sabri. 1996. Aplikasi Survey Cepat. FKM Universitas Indonesia. Jakarta.:
Pusdakes Depkes RI.
Mahmud.D. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Religius Dengan
Kecemasan Melahirkan Pada Ibu Hamil Anak Pertama. Indonesia: Uinklt.
Masri Singarimbun, Sofian EfFendi. 1995. Masri. Indonesia: PT Pustaka LP3ES
Indonesia-USAID.
Mulawarman. 2017. “Buku Ajar Dasar Konseling Bagi Konselor Pendididkan.”
Nirdayani. 2012. “Pengaruh Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Fe Terhadap Kadar
Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten
Aceh Tengah Tahun 2012.”
Niven.N. 2002. Health Psychology : An Introduction for Nurses and Other Health
Care ProFessionals.
Nursalam, Dkk. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinveksi HIV/AIDS.
Jakarta: Salemba Medika.
Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha
Medika.Pustaka, Balai. 2019. “Keluarga.”
RC, Dewi. 2008. “Pengaruh Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD), Seng
Dan Vitamin A Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil.” Universitas
Indonesia.
Rukiyah dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Indonesia: CV Trans Info
Media.
S, Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Indonesia: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Soekidjo Notoatmodjo. 1993. “Pengantar Pendididkan Dan Ilmu Perilaku
Kesehatan.” Jakarta.Rineka Cipta
Soekidjo Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta.Rineka Cipta.
Septiani,W. 2016. Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Pada
Ibu Hamil. Program Magister IKMSTKes Hang Tuah.Pekanbaru.
Venni Vernissa,dkk.2017. Efektivitas Leaflet dan Konseling terhadap Kepatuhan
Minum Tablet Besi dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Anemia di
Puskesmas di Kabupaten Bogor. Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5
Kuningan Jakarta, Indonesia
Wiradnyani. 2013. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu
Mengonsumsi Tablet Besi-Folat Selama Kehamilan.” Jurnal Gizi Dan
Pangan.
World Health Organization. 2015. Prevention of Iron Deficiency Anemia in
Adolescent.
Yusnaini. 2014. “Pengaruh Konsumsi Jambu Biji (Psidium Guajava. L) Terhadap
Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapat
Suplementasi Tablet Fe.”
111
LAMPIRAN