LAPORAN LP GERD Asli
LAPORAN LP GERD Asli
R DENGAN GERD
(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE)
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Oleh
G1A160032
2019
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Gastroesophageal reflux disease adalah gerakan terbalik pada makanan
dan asam lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut.
Reflux terjadi ketika otot berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi
perut mengalir kembali menuju kerongkongan (esophageal sphincter bagian
bawah) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami
refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar,
nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi. Gastroesophageal Reflux Disease
(GERD) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari
mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks
asam lambung dengan kadar yang abnormal dan paparan yang berulang.
B. Etiologi
1. Menurunnya tonus LES (lower esophageal spinchter)
2. Bersihan asam dari lumen esophagus menurun
3. Ketahanan epitel esophagus menurun
4. Bahan refluksat mengenai dinding esophagus yaitu : PH<2, adanya
pepsin, garam empedu, HCl
5. Kelainan pada lambung (delayed gastric emptying)
6. Infeksi H. pylori dengan corpus predominan gastritis
7. Non acid refluks (refluks gas) menyebabkan hipersensitivitas visceral Alergi makanan
atau tidak bisa menerima makanan juga membuat refluks, tetapi hal ini adalah
penyebab yang kurang sering terjadi.
8. Mengonsumsi makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan berkarbonat,
alkohol, merokok tembakau, dan obat-obatan yang bertentangan dengan fungsi
esophageal sphincter bagian bawah termasuk apa yang memiliki efek antikolinergik
(seperti berbagai antihistamin dan beberapa antihistamin), penghambat saluran
kalsium, progesteron, dan nitrat.
D. Patofisiologi
GERD terjadi karena beberapa factor seperti Hiatus hernia, pendeknya LES,
penggunaan obat-obatan, faktor hormonal yang menyebabkan penurunan
tonus LES dan terjadi relaksasi abnormal LES sehingga timbul GERD. Hiatus
hernia juga menyebabkan bagian dari lambung atas yang terhubung dengan
esophagus akan mendorong ke atas melalui diafragma sehingga terjadi
penurunan tekanan penghambat refluks dan timbul GERD. Selain itu, GERD
juga terjadi karena penurunan peristaltic esophagus dimana terjadi penurunan
kemampuan untuk mendorong asam refluks kembali ke lambung, kelemahan
kontraksi LES dimana terjadi penurunan kemampuan mencegah refluks,
penurunan pengosongan lambung dimana terjadi memperlambat distensi
lambung, dan infeksi H. Pilory dan korpus pedominas gastritis. GERD dapat
menimbulkan perangsangan nervus pada esophagus oleh cairan refluks
mengakibatkan nyeri akut. Selain itu GRED menyebabkan kerusakan sel
skuamosa epitel yang melapisi esophagus sehingga terjadi nyeri akut,
gangguan menelan, dan bersihan jalan nafas tidak efektif. Gangguan nervus
yang mengatur pernafasan juga disebabkan oleh GERD sehingga timbul pola
nafas tidak efektif. Disamping itu GERD menyebabkan refluks cairan masuk
ke laring dan tenggorokan, terjadi resiko aspirasi dan jika teraspirasi maka
timbul masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. GERD dapat menyebabkan
refluks asam lambung dari lambung ke esophagus sehingga timbul odinofagia,
merangsang pusat mual di hipotalamus, cairan terasa pada mulut, aliran balik
dalam jumlah banyak sehingga terjadi penurunan nafsu makan dan timbul
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high
pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal
sphincter (LES). Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan
kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan,
atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik
dari gaster ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak
ada atau sangat rendah (< 3 mmHg). Refluks gastroesofageal pada pasien
GERD terjadi melalui 3 mekanisme:
2. Esofagus barrett’s
3. Striktur esofagus
6. Aspirasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas merupakan
standar baku untuk diagnosis GERD dengan ditemukannya mucosal break
di esophagus (esofagitis refluks). Jika tidak ditemukan mucosal break pada
pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas pada pasien dengan
gejala khas GERD, keadaan ini disebut non-erosive reflux disease
(NERD).
3. Monitoring pH 24 jam
Episode refluks gastroesofageal menimbulkan asidifikasi bagian
distal esophagus. Episode ini dapat dimonitor dan direkam dengan
menempatkan mikroelektroda pH pada bagian distal esophagus.
Pengukuran pH pada esophagus bagian distal dapat memastikan ada
tidaknya refluks gastroesofageal. pH dibawah 4 pada jarak 5 cm di atas
LES dianggap diagnostik untuk refluks gastroesofageal.
5. Manometri esofagus
G. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, penatalaksanaan GERD terdiri dari modifikasi gaya
hidup, terapi medikamentosa, terapi bedah serta akhir-akhir ini mulai
dilakukan terapi endoskopik. Target penatalaksanaan GERD adalah
menyembuhkan lesi esophagus, menghilangkan gejala/keluhan, mencegah
kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah timbulnya
komplikasi.
1. Modifikasi gaya hidup
2. Terapi medikamentosa
a. Antasid
b. Antagonis reseptor H2
Yang termasuk dalam golongan obat ini adalah simetidin, ranitidine,
famotidin, dan nizatidin. Sebagai penekan sekresi asam, golongan
obat ini efektif dalam pengobatan penyakit refluks gastroesofageal
jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus.
Golongan obat ini hanya efektif pada pengobatan esofagitis derajat
ringan sampai sedang serta tanpa komplikasi.
c. Obat-obatan prokinetik
Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD karena
penyakit ini lebih condong kearah gangguan motilitas. Namun, pada
prakteknya, pengobatan GERD sangat bergantung pada penekanan
sekresi asam.
d. Metoklopramid
Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor dopamine. Efektivitasnya
rendah dalam mengurangi gejala serta tidak berperan dalam
penyembuhan lesi di esophagus kecuali dalam kombinasi dengan
antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton. Karena
melalui sawar darah otak, maka dapat timbul efek terhadap susunan
saraf pusat berupa mengantuk, pusing, agitasi, tremor, dan diskinesia.
e. Domperidon
f. Cisapride
Sebagai suatu antagonis reseptor 5 HT4, obat ini dapat mempercepat
pengosongan lambung serta meningkatkan tekanan tonus LES.
Efektivitasnya dalam menghilangkan gejala serta penyembuhan lesi
esophagus lebih baik dibandingkan dengan domperidon.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refluks
laring dan glotis terhadap cairan refluks.
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. D datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati dirasakan panas hingga dada, klien juga
mengatakan melilit dan mual. BAB terakhir 1 hari yang lalu berwarna
kecokelatan, flatus (+), BAK tidak ada keluhan. Sesak sudah 2 hari, batuk
sudah 1 bulan yang lalu disertai demam, BB menurun, dan berkeringat
pada saat malam hari.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
7 hari yang lalu klien di rawat di RS Sartika Asih dengan diagnosa TB
Paru + BP + CPC
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak dari Tn. D mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami
sakit seperti ayahnya.
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Suara jantung S1 S2 Tunggal S3 S4
- Nadi Reguler Iregular HR 102x/menit
- Capilary refill < 3 detik > 3 detik
- JVP Normal Meningkat ….. cm
- Murmur
Ya Tidak
- Gallop
Ya Tidak
Kardiovaskuler
- Akral
hangat Dingin
- Oedem
Ya, lokasi Tidak
- Lain- lain
Tidak ada
RR
24 x/menit
- Lain – lain
Tidak ada
Nutrisi
Pola makan
Tidak ada
- Jenis Diet/ kalori
Tidak Ya,……………………..
- Mendapat makanan tambahan
Tidak habis 1 porsi 1 piring 3x/hari
- Klien makan Makanan yang
disajikan
- Kesulitan menelan Tidak ya
Gastrointestinal
- TB/BB cm / kg
E. TERAPI
1. Infus RL 500/ 24 jam 7 tpm
2. Infus D5 20 tpm
3. O2 4 lpm Nasal canul
4. Injeksi Pantoprazole 1x40 mg
5. Injeksi granisentron 1x1
6. Injeksi ketorolac 30 mg
7. OAT (STOP jam 07.10)
8. Concor
9. Injeksi furosemid 2x40 mg
10. Curcuma 3x1 (STOP jam 07.10)
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. D
Umur : 77 tahun 1 bulan
NO DATA ( DS/DO) MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Nyeri akut Inflamasi lapisan
- Klien mengeluh nyeri ulu hati esofagus
sejak 2 hari yang lalu
DO:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
dengan inflamasi mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: 3. Berikan informasi tentang nyeri terlalu merasakan intensitas nyeri.
- Mampu mengontrol nyeri (tahu seperti penyebab nyeri, berapa 2. Menurunkan tegangan abdomen dan
lapisan esofagus
penyebab nyeri, mampu lama nyeri akan berkurang, dan meningkatkan rasa kontrol.
menggunakan tehnik antisipasi ketidaknyamanan 3. Pemberian informasi yang berulang
nonfarmakologi untuk mengurangi prosedur. dapat mengurangi rasa kecemasan
nyeri, mencari bantuan) 4. Ajarkan tentang teknik pasien terhadap rasa nyerinya.
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang nonfarmakologi seperti teknik 4. Meningkatkan relaksasi,
dengan menggunakan manajemen relaksasi nafas dalam, distraksi memfokuskan kembali perhatian
nyeri dan kompres hangat/dingin. dan meningkatkan kemampuan
- Mampu mengenali nyeri (skala, 5. Berikan analgesik untuk koping.
intensitas, frekuensi dan tanda mengurangi nyeri 5. Perlu penanganan obat untuk
- Tanda vital dalam rentang normal memudahkan istirahat adekuat dan
penyembuhan
26
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL KODE (NDX) JAM IMPLEMENTASI PARAF
- Mengobservasi TTV
27
06.40 WIB - Memberikan tindakan sesuai advis
Injeksi ketorolac 30 mg
OAT
Curcuma 3x1
28
- OAT stop
- Curcuma stop
08.00 WIB
29
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal Waktu Masalah Evaluasi
A : Nyeri akut
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Kode Jam Evaluasi
(NDX)
A : Nyeri akut
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami
refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa
terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
2. Mahasiswa
31
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=9746
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gerdinfant/index.htm
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gerinchildren/index.htm
32