Laporan LP and LK Gerd
Laporan LP and LK Gerd
D DENGAN GERD
(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE)
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Oleh
G1A160032
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................1
A. Pengertian..................................................................................................................1
B. Etiologi.......................................................................................................................1
C. Manifestasi Klinis......................................................................................................2
D. Patofisiologi...............................................................................................................3
E. Komplikasi.................................................................................................................6
F. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................6
G. Penatalaksanaan.........................................................................................................8
H. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................11
I. Intervensi Keperawatan............................................................................................11
BAB II.............................................................................................................................17
TINJAUAN KASUS........................................................................................................17
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. D DENGAN GERD
(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE) DI RUANG IGD RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA TINGKAT II SARTIKA ASIH BANDUNG....................................17
A. PENGKAJIAN.........................................................................................................17
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................................26
C. INTERVENSI KEPERAWATAN...........................................................................27
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.....................................................................28
E. EVALUASI KEPERAWATAN...............................................................................31
F. CATATAN PERKEMBANGAN.............................................................................31
BAB III............................................................................................................................32
PENUTUP.......................................................................................................................32
A. Kesimpulan..............................................................................................................32
B. Saran........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................33
ii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Gastroesophageal reflux disease adalah gerakan terbalik pada makanan
dan asam lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut.
Reflux terjadi ketika otot berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi
perut mengalir kembali menuju kerongkongan (esophageal sphincter bagian
bawah) tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami
refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar,
nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi. Gastroesophageal Reflux Disease
(GERD) adalah suatu keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari
mekanisme antireflux untuk melindungi mukosa esophagus terhadap refluks
asam lambung dengan kadar yang abnormal dan paparan yang berulang.
B. Etiologi
1. Menurunnya tonus LES (lower esophageal spinchter)
2. Bersihan asam dari lumen esophagus menurun
3. Ketahanan epitel esophagus menurun
4. Bahan refluksat mengenai dinding esophagus yaitu : PH<2, adanya
pepsin, garam empedu, HCl
5. Kelainan pada lambung (delayed gastric emptying)
6. Infeksi H. pylori dengan corpus predominan gastritis
7. Non acid refluks (refluks gas) menyebabkan hipersensitivitas visceral
8. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat
refluks, tetapi hal ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.
1
9. Mengonsumsi makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan
berkarbonat, alkohol, merokok tembakau, dan obat-obatan yang
bertentangan dengan fungsi esophageal sphincter bagian bawah
termasuk apa yang memiliki efek antikolinergik (seperti berbagai
antihistamin dan beberapa antihistamin), penghambat saluran kalsium,
progesteron, dan nitrat.
10. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat
refluks, tetapi hal ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.
11. Kelainan anatomi, seperti penyempitan kerongkongan
C. Manifestasi Klinis
1. Rasa panas/ tebakar pada esofagus (pirosis)
2. Muntah
6. Nafas yang pendek dan berbunyi mengik karena ada penyempitan pada
saluran udara
7. Suara parau
2
9. Rasa bengkak pada tenggorokan (rasa globus)
11. Gejala lain : pertumbuhan yang buruk, kejang, nyeri telinga (pada anak)
13. Dengan iritasi lama pada bagian bawah kerongkongan dari refluks
berulang, lapisan sel pada kerongkongan bisa berubah (menghasilkan
sebuah kondisi yang disebut kerongkongan Barrett). Perubahan bisa
terjadi bahkan pada gejala-gejala yang tidak ada. Kelainan sel ini adalah
sebelum kanker dan berkembang menjadi kanker pada beberapa orang.
D. Patofisiologi
GERD terjadi karena beberapa factor seperti Hiatus hernia, pendeknya
LES, penggunaan obat-obatan, faktor hormonal yang menyebabkan penurunan
tonus LES dan terjadi relaksasi abnormal LES sehingga timbul GERD. Hiatus
hernia juga menyebabkan bagian dari lambung atas yang terhubung dengan
esophagus akan mendorong ke atas melalui diafragma sehingga terjadi
penurunan tekanan penghambat refluks dan timbul GERD. Selain itu, GERD
juga terjadi karena penurunan peristaltic esophagus dimana terjadi penurunan
kemampuan untuk mendorong asam refluks kembali ke lambung, kelemahan
kontraksi LES dimana terjadi penurunan kemampuan mencegah refluks,
penurunan pengosongan lambung dimana terjadi memperlambat distensi
lambung, dan infeksi H. Pilory dan korpus pedominas gastritis. GERD dapat
menimbulkan perangsangan nervus pada esophagus oleh cairan refluks
mengakibatkan nyeri akut. Selain itu GRED menyebabkan kerusakan sel
3
skuamosa epitel yang melapisi esophagus sehingga terjadi nyeri akut,
gangguan menelan, dan bersihan jalan nafas tidak efektif. Gangguan nervus
yang mengatur pernafasan juga disebabkan oleh GERD sehingga timbul pola
nafas tidak efektif. Disamping itu GERD menyebabkan refluks cairan masuk
ke laring dan tenggorokan, terjadi resiko aspirasi dan jika teraspirasi maka
timbul masalah bersihan jalan nafas tidak efektif. GERD dapat menyebabkan
refluks asam lambung dari lambung ke esophagus sehingga timbul odinofagia,
merangsang pusat mual di hipotalamus, cairan terasa pada mulut, aliran balik
dalam jumlah banyak sehingga terjadi penurunan nafsu makan dan timbul
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high
pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal
sphincter (LES). Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan
kecuali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan,
atau aliran retrograd yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik
dari gaster ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak
ada atau sangat rendah (< 3 mmHg). Refluks gastroesofageal pada pasien
GERD terjadi melalui 3 mekanisme:
4
Faktor ofensif dari bahan refluksat bergantung dari bahan yang
dikandungnya. Derajat kerusakan mukosa esophagus makin meningkat pada
pH < 2, atau adanya pepsin atau garam empedu. Namun dari kesemuanya itu
yang memiliki potensi daya rusak paling tinggi adalah asam.
5
Non-acid reflux turut berperan dalam patogenesis timbulnya gejala
GERD. Non-acid reflux adalah berupa bahan refluksat yang tidak bersifat
asam atau refluks gas. Dalam keadaan ini, timbulnya gejala GERD diduga
karena hipersensitivitas visceral.
E. Komplikasi
1. Erosif esofagus
2. Esofagus barrett’s
3. Striktur esofagus
6. Aspirasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Endoskopi
6
ringan. Pada keadaan yang lebih berat, gambar radiology dapat berupa
penebalan dinding dan lipatan mukosa, ulkus, atau penyempitan lumen.
Walaupun pemeriksaan ini sangat tidak sensitive untuk diagnosis GERD,
namun pada keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai nilai lebih dari
endoskopi, yaitu pada stenosis esophagus derajat ringan akibat esofagitis
peptic dengan gejala disfagia, dan pada hiatus hernia.
3. Monitoring pH 24 jam
7
G. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, penatalaksanaan GERD terdiri dari modifikasi gaya
hidup, terapi medikamentosa, terapi bedah serta akhir-akhir ini mulai
dilakukan terapi endoskopik. Target penatalaksanaan GERD adalah
menyembuhkan lesi esophagus, menghilangkan gejala/keluhan, mencegah
kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah timbulnya
komplikasi.
2. Terapi medikamentosa
a. Antasid
8
Golongan obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan
gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitis. Selain
sebagai buffer terhadap HCl, obat ini dapat memperkuat tekanan
sfingter esophagus bagian bawah.
b. Antagonis reseptor H2
c. Obat-obatan prokinetik
Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD karena
penyakit ini lebih condong kearah gangguan motilitas. Namun, pada
prakteknya, pengobatan GERD sangat bergantung pada penekanan
sekresi asam.
d. Metoklopramid
e. Domperidon
9
mengurangi keluhan dan penyembuhan lesi esophageal belum banyak
dilaporkan, golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus
LES serta mempercepat pengosongan lambung.
f. Cisapride
Berbeda dengan antasid dan penekan sekresi asam, obat ini tidak
memiliki efek langsung terhadap asam lambung. Obat ini bekerja
dengan cara meningkatkan pertahanan mukosa esophagus, sebagai
buffer terhadap HCl di eesofagus serta dapat mengikat pepsin dan
garam empedu. Golongan obat ini cukup aman diberikan karena
bekerja secara topikal (sitoproteksi).
1
H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan, penurunan refluks
laring dan glotis terhadap cairan refluks.
I. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan & Kh Intervensi Rasional
1
cairan refluks. normal skala 4 3. Potong makanan 3. Menghindari
- Pasien mampu kecil kecil. terjadinya risiko
menelan, mengunyah aspirasi yang terlalu
tanpa terjadi aspirasi, tinggi.
dan mampu melakukan 4. Hindari makan 4. Dapat membatasi
oral hygiene skala 4 kalau residu masih ekspansi gastroesofagus
- Jalan nafas paten, banyak
mudah bernafas, tidak
merasa tercekik dan
tidak ada suara nafas
abnormal skala 4
2. Defisit volume Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status 1. Perubahan pada
cairan keperawatan selama 3x 24 hidrasi. kapasitas gaster dan
berhubungan jam, defisit volume cairan mual sangat
dengan pada klien dapat diatasi mempengaruhi
pemasukan dengan kriteria hasil: masukan dan
yang kurang, - Mempertahankan urine kebutuahan cairan,
mual dan output sesuai dengan peningkatan risiko
muntah / usia BB, BJ urine dehidrasi.
pengeluaran normal skala 4 2. Kaji tanda vital, 2. Indikator
yang - Tidak ada tanda-tanda catat perubahan dehidrasi/hipovole
berlebihan. dehidrasi, elastisitas TD, takikardi, mia, keadekuatan
turgor kulit baik dan turgor kulit dan penggantian cairan.
Definisi: tidak ada rasa haus kelembaban
penurunan yang berlebihan skala 4 membran mukosa.
cairan - Berat badan stabil skala 3. Berikan cairan 3. Menggantikan
intravaskuler, 4 tambahan IV kehilangan cairan
interstisial dan - Hematokrit menurun sesuai indikasi. dan memperbaiki
atau skala 4 keseimbangan
interseluler. - Tidak ada ascites skala cairan dalam fase
Mengarah ke 4 segera dan pasien
dehidrasi mampu memenuhi
kehilangan cairan per oral.
1
cairan dengan 4. Dorong masukan 4. Memungkinkan
pengeluaran oral bila mampu penghentian
sodium. tindakan dukungan
cairan infasif dan
kembali ke normal.
3. Ketidakseimba Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan pada 1. Dengan memilih
ngan nutrisi keperawatan selama 2x24 pasien makanan makanan yang
kurang dari jam, nutrisi pada klien yang disukainya disukai pasien
kebutuhan dapat diatasi dengan dan makanan yang maka selera makan
tubuh kriteria hasil: tidak disukainya. si pasien akan
berhubungan - Peningkatan berat 2. Buat jadwal bertambah dan
dengan intake badan sesuai dengan masukan tiap jam. dapat mengurangi
kurang akibat tujuan skala 4 Anjurkan rasa mual dan
mual dan - Tidak ada tanda-tanda mengukur muntah.
muntah. malnutrisi skala 4 cairan/makanan 2. Setelah tindakan
- Tidak ada penurunan dan minum sedikit pembagian,
Definisi: berat badan yang demi sedikit atau kapasitas gaster
intake nutrisi berarti skala 4 makan secara menurun kurang
tidak cukup - Mengidentifikasi skala perlahan. dari 50 ml,
untuk nutrisi skala 4 3. Beritahu pasien sehingga perlu
keperluan - Stamina dan energi ada untuk duduk saat makan
metabolisme skala 4 makan/minum. sedikit/sering.
tubuh 4. Tekankan 3. Menurunkan
pentingnya kemungkinan
menyadari aspirasi.
kenyang dan 4. Makan berlebihan
menghentikan dapat
masukan. mengakibatkan
5. Timbang berat mual dan muntah
badan tiap hari. 5. Pengawasan
Buat jadwal teratur kehilangan dan alat
setelah pulang. pengkajian
6. Kolaborasi dengan kebutuhan nutrisi
1
ahli gizi 6. Perlu bantuan
dalam perencanaan
diet yang
memenuhi
kebutuhan nutrisi
4. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kurangi faktor 1. Dengan
berhubungan keperawatan selama 3x24 presipitasi nyeri berkurangnya
dengan jam, pasien tidak 2. Tingkatkan faktor pencetus
inflamasi mengalami nyeri, dengan istirahat nyeri maka pasien
lapisan kriteria hasil: 3. Berikan informasi tidak terlalu
esofagus - Mampu mengontrol tentang nyeri merasakan
nyeri (tahu penyebab seperti penyebab intensitas nyeri.
nyeri, mampu nyeri, berapa lama 2. Menurunkan
menggunakan tehnik nyeri akan tegangan abdomen
nonfarmakologi untuk berkurang, dan dan meningkatkan
mengurangi nyeri, antisipasi rasa kontrol.
mencari bantuan) ketidaknyamanan 3. Pemberian
- Melaporkan bahwa prosedur. informasi yang
nyeri berkurang dengan 4. Ajarkan tentang berulang dapat
menggunakan teknik mengurangi rasa
manajemen nyeri nonfarmakologi kecemasan pasien
- Mampu mengenali seperti teknik terhadap rasa
nyeri (skala, intensitas, relaksasi nafas nyerinya.
frekuensi dan tanda dalam, distraksi 4. Meningkatkan
- Tanda vital dalam dan kompres relaksasi,
rentang normal hangat/dingin. memfokuskan
5. Berikan analgesik kembali perhatian
untuk mengurangi dan meningkatkan
nyeri kemampuan
koping.
5. Perlu penanganan
obat untuk
memudahkan
1
istirahat adekuat
dan penyembuhan
1
3. Berikan makan 3. Pasien dapat
perlahan pada berkonsentrasi pada
lingkungan yang mekanisme makan
tenang tanpa adnya
gangguan distraksi
dari luar
7. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Dorong pasien 1. Memberikan
berhubungan keperawatan selama 1x24 untuk kesempatan untuk
dengan proses jam, ansietas pada klien mengungkapkan memeriksa rasa
penyakit dapat diatasi dengan pikiran dan takut realistis serta
kriteria hasil: perasaan. kesalahan konsep
- Menyingkirkan tanda 2. Berikan informasi tentang diagnosis.
kecemasan skala 4 yang dapat 2. Memungkinkan
- Merencanakan strategi dipercaya dan untuk interaksi
koping skala 4 konsisten dan interpersonal lebih
- Intensitas kecemasan dukungan untuk baik dan
skala 4 orang terdekat. menurunkan rasa
- Mencari informasi 3. Tingkatkan rasa ansietas dan rasa
untuk menurunkan tenang dan takut.
cemas skala 4 lingkungan tenang. 3. Memudahkan
4. Pertahankan istirahat,
kontak sering menghemat energi
dengan pasien, dan meningkatkan
bicara dengan kemampuan
menyentuh bila koping.
tepat. 4. Memberikan
keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri
atau ditolak,
mengembangkan
kepercayaan.
1
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
1
RESUME KASUS
Tn. D datang pada hari Rabu 25 Desember 2019 pukul 05.40 WIB dengan
keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
ulu hati dirasakan panas hingga dada, klien juga mengatakan melilit dan mual.
BAB terakhir 1 hari yang lalu berwarna kecokelatan, flatus (+), BAK tidak ada
keluhan. Sesak sudah 2 hari, batuk sudah 1 bulan yang lalu disertai demam, BB
menurun, dan berkeringat pada saat malam hari. 7 hari yang lalu klien di rawat di
RS Sartika Asih dengan diagnosa TB Paru + BP + CPC.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. D datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati dirasakan panas hingga dada, klien juga
mengatakan melilit dan mual. BAB terakhir 1 hari yang lalu berwarna
kecokelatan, flatus (+), BAK tidak ada keluhan. Sesak sudah 2 hari, batuk
sudah 1 bulan yang lalu disertai demam, BB menurun, dan berkeringat
pada saat malam hari.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
7 hari yang lalu klien di rawat di RS Sartika Asih dengan diagnosa TB
Paru + BP + CPC
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak dari Tn. D mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami
sakit seperti ayahnya.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1
- Suara jantung S1 S2 Tunggal S3 S4
- Nadi Reguler Iregular HR 102x/menit
- Capilary refill < 3 detik > 3 detik
- JVP Normal Meningkat ….. cm
- Murmur
Ya Tidak
- Gallop
Ya Tidak
Kardiovaskuler
- Akral
hangat Dingin
- Oedem
Ya, lokasi Tidak
- Lain- lain
Tidak ada
RR
24 x/menit
- Lain – lain
Tidak ada
1
- Pupil Isokor Anisokor
Reflek cahaya Normal
Diameter
- GCS Composmentis E4V5M6
- Reflek patologis babinski chadock regresi tidak ada
- Reflek fisiologis bisep trisep achiles patela
- Meningeal Sign kernig kaku kuduk Brudzinki I
- Parestesia tidak ada, ……cm. lokasi…………
Neurologi
2
- Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
- Parese Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese Ya Tidak
- Kontraktur Ya Tidak
- Lain- lain …………………………
…………………………
Ekstremitas
- Atas Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
- Bawah Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi punggung kaki kiri.
- Tulang belakang Tidak ada kelainan Peradangan
Muskuloskeletal
2
Abdomen
- Kontur Abdomen Normal distensi
- Jejas Tidak ya,……cm, lokasi……..
- Bising usus Tidak ada, 12 x/mt
- Meteorismus Tidak ya
- Nyeri tekan
Tidak ya, lokasi………
- Pembesaran Hepar
Tidak ya,..........cm bawah arcus costae
- Pembesaran Limpa
Tidak ya
- Teraba Massa
Tidak ya, lokasi………………………..
- Ascites
Tidak ya
- BAB frekwensi/ konsistensi
1 x/hari
- Mual/ muntah
Tidak ya, mual saja
- Lain – lain
Nutrisi
Pola makan
Tidak ada
- Jenis Diet/ kalori
Tidak Ya,……………………..
- Mendapat makanan tambahan
Tidak habis 1 porsi 1 piring 3x/hari
- Klien makan Makanan yang
disajikan
- Kesulitan menelan Tidak ya
Gastrointestinal
- TB/BB cm / kg
2
Konsep Diri Tanggapan tentang tubuh
- Citra diri / body image Bagian tubuh yang disukai..……………………
Bagian tubuh yang tidak disukai………………
Persepsi terhadap kehilangan bagian tubuh yang
lainnya………………………………………….
2
- Peran tanggapan klien terhadap perannya
senang tidak senang
lain – lain……………………………………..
kemampuan / kesanggupan klien melaksanakan
perannya sanggup tidak sanggup
kepuasan klien melaksanakan perannya
puas tidak puas
lain- lain…………………………………………
2
D. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG ( LABORATORIUM, X-RAY,
DLL) :
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1. Hematologi
Hemoglobin 11,9 g/dl 12-18
Leukosit 10.000 /mm3 4.000-10.000
Hematokrit 36% 37-48
Trombosit 204.000 /mm3 150.000-400.000
2. Kimia
Ureum 29 mg/dl 20-40
Kreatinin 2,3 mg/dl 0,3-1,5
SGOT 1164 U/L 5-40
SGPT 556 U/L <32
Gula darah sewaktu 104 mg/dl < 150
Elektrolit
- Natrium 132,36 mg/dl 138-145
- Kalium 4,33 3,5 – 5,1
- Klorida 95,04 96 – 110
E. TERAPI
1. Infus RL 500/ 24 jam 7 tpm
2. Infus D5 20 tpm
3. O2 4 lpm Nasal canul
4. Injeksi Pantoprazole 1x40 mg
5. Injeksi granisentron 1x1
6. Injeksi ketorolac 30 mg
7. OAT (STOP jam 07.10)
8. Concor
9. Injeksi furosemid 2x40 mg
10. Curcuma 3x1 (STOP jam 07.10)
2
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. D
Umur : 77 tahun 1 bulan
NO DATA ( DS/DO) MASALAH ETIOLOGI
1. DS : Nyeri akut Inflamasi lapisan
- Klien mengeluh nyeri ulu hati esofagus
sejak 2 hari yang lalu
DO:
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi lapisan esofagus
2
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
dengan inflamasi mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: 3. Berikan informasi tentang nyeri terlalu merasakan intensitas nyeri.
- Mampu mengontrol nyeri (tahu seperti penyebab nyeri, berapa 2. Menurunkan tegangan abdomen dan
lapisan esofagus
penyebab nyeri, mampu lama nyeri akan berkurang, dan meningkatkan rasa kontrol.
menggunakan tehnik antisipasi ketidaknyamanan 3. Pemberian informasi yang berulang
nonfarmakologi untuk mengurangi prosedur. dapat mengurangi rasa kecemasan
nyeri, mencari bantuan) 4. Ajarkan tentang teknik pasien terhadap rasa nyerinya.
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang nonfarmakologi seperti teknik 4. Meningkatkan relaksasi,
dengan menggunakan manajemen relaksasi nafas dalam, distraksi memfokuskan kembali perhatian
nyeri dan kompres hangat/dingin. dan meningkatkan kemampuan
- Mampu mengenali nyeri (skala, 5. Berikan analgesik untuk koping.
intensitas, frekuensi dan tanda mengurangi nyeri 5. Perlu penanganan obat untuk
- Tanda vital dalam rentang normal memudahkan istirahat adekuat dan
penyembuhan
2
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL KODE (NDX) JAM IMPLEMENTASI PARAF
- Mengobservasi TTV
2
06.40 WIB - Memberikan tindakan sesuai advis
Injeksi ketorolac 30 mg
OAT
Curcuma 3x1
2
- OAT stop
- Curcuma stop
08.00 WIB
3
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal Waktu Masalah Evaluasi
A : Nyeri akut
F. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Kode Jam Evaluasi
(NDX)
A : Nyeri akut
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami
refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa
terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
2. Mahasiswa
3
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=9746
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gerdinfant/index.htm
http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gerinchildren/index.htm