PENDAHULUAN
A. Latar belakang
uremia (urea dan limbah lain yang beredar di dalam darah serta komplikasinya
jika tidak di lakukan dialisis atau transplantasi ginjal). Gagal ginjal kronik (GGK)
merupakan suatu gejala klinis karena penurunan fungsi ginjal yang bersifat
menahun, gagal ginjal juga menyebabkan kematian apabila tidak dilakukan terapi
dari studi Global Burden of Disease 2017, pada tahun 2016 penyakit ginjal kronis
merupakan penyebab utama kematian dini ke 16 (Institute for Health Metrics and
Evaluation, 2017). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2017),
diperkirakan 30 juta orang atau 15% orang dewasa Amerika Serikat memiliki
kenaikan dari 0,2% pada tahun 2013 menjadi 0,38% pada tahun 2018 (Badan
satunya yaitu depresi. Tidak mudah bagi seseorang jika dihadapkan dengan
kenyataan bahwa dirinya harus menjalani terapi hemodialisis selama sisa
faktor utama psikologis yang diderita yaitu depresi. Penyakit gagal ginjal kronik
salah satunya akibat efek samping pengobatan, yaitu imobilitas dan kelelahan
mati, serta ketergantungan pada mesin hemodialisis untuk menjalani hidup sangat
mempengaruhi kualitas hidup pasien. Selain itu, perubahan gaya hidup terencana
berhubungan dengan terapi dialisis dan pembatasan asupan makanan serta cairan
depresi. Tanda dan gejala yang menyebabkan depresi yaitu 94% kelelahan, 92%
cemas dengan kemungkinan komplikasi yang akan terjadi, 88% merasa takut
tidak bisa melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit, 78% mengalami gangguan
tertarik, 64% merasa kesal dan 68% merasa ditolak karena keterbatasan fisik
(Agustiningsih, 2018). Dampak dari depresi tidak hanya dirasakan oleh pasien
kesedihan dan mengalami depresi dengan mudah akibat melihat orang yang
yang akan diberikan kepada pasien, terutama pada pasien yang harus menjalani
terapi hemodialisa yang harus menjalani proses cuci darah seumur hidup,
sehingga banyak terjadi depresi pada pasien dan keluarganya terutama pada
Depresi sendiri dapat menyerang pasien gagal ginjal kronik dari berbagai
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama menjalani hemodialisa serta status
pasien, apabila depresi tidak diobati, dampaknya bisa mengancam jiwa (Trimeilia
B. Rumusan masalah
adalah “Bagaimana gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kesehatan
khususnya bagi perawat tentang terkait dengan gambaran tingkat depresi pada
yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah menggunaka metode
sudah dipublikasikan dan dilakukan secara online. Artikel diakses melalui portal
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit ginjal kronis dahulu disebut gagal ginjal kronis (Pusat Data dan
irreversible sehingga ginjal tidak dapat menjaga lingkungan internal tubuh yang
tubulus, dan reabsorbsi hingga menuju tahap akhir, sehingga ginjal tidak dapat
ginjal (nefron hancur) yang irreversible dan kehilangan fungsi ginjal yang
Jadi, penyakit ginjal kronis adalah penyakit yang tidak dapat dipulihkan
karena terjadi kerusakan jaringan ginjal selama lebih dari 3 bulan dan kehilangan
<60
ml/menit/1,73 m2 sehingga massa ginjal yang tersisa tidak dapat menjaga
Tabel 2.1
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis
% Fungsi
Tahapan Penyakit Ginjal Kronis GFR*
Ginjal
Tahap 1 Kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal normal 90 atau lebih 90-100%
tinggi
Tahap 2 Kerusakan ginjal dengan kehilangan ringan fungsi 89 hingga 60 89-60%
Ginjal
Tahap 3a Kehilangan fungsi ginjal ringan sampai sedang 59 hingga 45 59-45%
Tahap 3b Kehilangan fungsi ginjal sedang sampai berat 44 hingga 30 44-30%
Tahap 4 Kehilangan fungsi ginjal yang parah 29 hingga 15 29-15%
Tahap 5 Gagal ginjal Kurang dari 15 Kurang dari
(Penyakit ginjal stadium akhir) 15%
Nilai GFR memberi informasi tentang berapa banyak fungsi ginjal yang dimiliki. Penyakit ginjal yang
lebih buruk, nilai GFR akan menurun.
Sumber : National Kidney Foundation (2016)
Menurut Black dan Hawk (2014), penyebab utama penyakit ginjal kronis
adalah diabetes melitus dan penyebab utama kedua adalah hipertensi. Berbagai
penyebab penyakit ginjal kronis menurut (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2011)
STIKes Indramayu
obstruksi renal seperti batu ginjal, penyakit kolagen seperti lupus eritomatosus,
ginjal secara bertahap. Hal tersebut menyebabkan penurunan GFR total dan
klirens yang meningkatkan kadar serum nitrogen dan kreatinin. Proses filtrasi
menjadi lebih besar sehingga nefron yang masih dapat berfungsi mengalami
yang memadai. Sejumlah besar urin encer dapat keluar untuk terus
mengekskresikan larutan.
diurnal normal. Gagal ginjal terus berkembang, sehingga nefron yang berfungsi
produk sisa lainnya melalui ginjal. Seluruh fungsi normal ginjal, seperti
pengaturan keseimbangan asam dan basa, pengaturan tekanan darah, sintesis 1,25-
prostaglandin menjadi rusak. Pada saat GFR kurang dari 10-20 ml/menit, toksin
STIKes Indramayu
uremia memberikan efek pada tubuh. Jika tidak dilakukan hemodialisis atau
Menurut Black dan Hawk (2014), manifestasi klinis pada stadium awal
menunjukan kelainan dibeberapa sistem organ, dan sering ada terdapat hipertensi.
penyakit ginjal kronis seperti kelelahan dan nafsu makan yang buruk.
atau kumpulan gejala yang berhubungan dengan penyakit ginjal tahap akhir.
STIKes Indramayu
b. Pada kardiovaskular diantaranya hipertensi, edema, penyakit jantung
kussmaul.
fraktur spontan.
malnutrisi.
STIKes Indramayu
6. Komplikasi Penyakit Ginjal Kronis
parastesia, disfungsi saraf motorik seperti foot drop dan paralisis flasid, fraktur
patologis.
a. Pemeriksaan darah
b. Urinalisis
kristal yang bergantung pada penyebab, dan berat jenis urin tetap pada nilai 1,010.
c. Pemeriksaan lain
STIKes Indramayu
8. Penatalaksaan Penyakit Ginjal Kronis
a. Medikasi
obat golongan glikosid kardiak seperti digoksin untuk memobilisasi cairan yang
tekanan darah dan edema, obat-obat antiemetik untuk mengendalikan mual dan
muntah.
dan folat atau transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia. Pemberian
mengurangi kadar fosfat serum, pemberian asam amino esensial dan suplemen
vitamin B dan D, pemberian peroral atau rektal preparat resin penukar kation,
glukonat, natrium bikarbonat, dextrose 50% dan regular insulin untuk membalikan
STIKes Indramayu
membantu mencegah komplikasi. Asupan protein harian 0,6 g/kg berat badan
tubuh atau sekitar 40 g/hari yang memiliki nilai biologis tinggi, kaya asam amino
ekstraselular pada kadar normal. Asupan air 1-2 liter per hari biasanya dianjurkan
2 gram per hari. Pada saat gagal ginjal memburuk dilakukan pembatasan air dan
natrium yang lebih ketat. Pada stadium 4 dan 5, asupan kalium dibatasi sampai
Terapi penganti ginjal menurut LeMone, Burke, dan Bauldoff (2015) terdiri
dari:
1) Dialisis
Dialisis adalah terapi yang mengatasi gejala penyakit ginjal kronis tahap
transplantasi ginjal atau pernah gagal transplantasi ginjal. Pilihan dialisis dapat
pusat dialisis.
STIKes Indramayu
2) Transplantasi Ginjal
hidup potensial yang masih saudara dapat dilakukan sebelum awitan penyakit
B. Hemodialisis
1. Definisi Hemodialisis
untuk mengeliminasi cairan dan produk limbah dari dalam tubuh menggunakan
Hemodialisis adalah proses yang digunakan bagi klien dengan gagal ginjal
akut, penyakit ginjal kronis, dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit melalui
metabolisme atau racun dari peredaran darah meliputi air, natrium, kalium,
hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui suatu membran semi
permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana
terjadi proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi (Rendi & TH, 2012).
STIKes Indramayu
kelebihan cairan dan dibersihkan dari zat sisa metabolisme dan racun
2. Prinsip Hemodialisis
Prinsip dasar hemodialisis yaitu difusi solut dan air dari plasma ke larutan
dialisat sebagai respon pada perbedaan konsentrasi atau tekanan tertentu (Nuari &
Widayati, 2017).
elektrolit, produk sisa, dan kelebihan air dari tubuh (LeMone, Burke, & Bauldoff,
berikut:
a. Difusi
pergeseran urea, kreatinin, dan asam urat dari darah klien ke larutan
dialisat.
b. Osmosis
c. Ultrafiltrasi
STIKes Indramayu
bertambahnya tekanan yang dideviasikan secara buatan. Nuari dan
3. Komplikasi hemodialisis
f. Ketidaknormalan elektrolit.
g. Komplikasi hematologi
spiritual. Dampak psikologis ditandai dengan rasa putus asa, malu, merasa
STIKes Indramayu
bersalah, cemas, stres, dan depresi.
STIKes Indramayu
C. Depresi
1. Pengertian depresi
dengan alam perasaan dan gejala penyerta, termasuk perubahan pada pola tidur
dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak
Depresi adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu
(Lumbatobing, 2011)
2. Penyebab Depresi
a. Faktor predisposisi:
dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang
terhadap stressor.
STIKes Indramayu
5) Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukkan bahwa bukan semata-
7) Model biologik, menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama
STIKes Indramayu
b. Stressor pencetus Sumber utama stressor pencetus yang dapat
cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri. Karena elemen
yang sama satu dengan yang lain. Setiap individu memiliki frekuensi, durasi
dan beratnya gejala depresi yang bervariasi. Beberapa tanda gejala depresi
a. Gambaran emosi:
b. Gambaran kognitif
1) Kritik keras pada diri sendiri, perasaan tak berharga, rasa bersalah
4. Tingkatan depresi
sebagai berikut:
Depresi ringan adalah depresi yang ditandai dengan adanya rasa sedih,
dan merasa tidak nyaman. Pada depresi ringan, mood yang rendah datang
STIKes Indramayu
dan pergi serta penyakit datang setelah kejadian stressful yang spesifik.
3) Sensasi somatik dan aktivitas motorik: bergerak lamban, tugas terasa berat,
tubuh lemah, sakit kepala, sakit dada, mual muntah, konstipasi, nafsu makan
5) Partisipasi sosial: seseorang menjadi menarik diri, tidak mau bekerja, mudah
makan, dan hal yang menyenangkan. Depresi berat mempunyai dua episode
yang berlawanan yaitu melankolis (rasa sedih) dan manis (rasa gembira
STIKes Indramayu
pikiran merusak diri.
3) Sensasi somatik dan aktivitas motorik: diam dalam waktu lama, tiba-tiba
makan dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan
4) Pola komunikasi: introvert dan tidak ada komunikasi verbal sama sekali.
a. Faktor demografi
1) Usia
usia dewasa tengah (41-60 tahun). Kemudian diikuti oleh kelompok usia
dewasa akhir (61-70 tahun), dan kelompok usia dewasa muda (18-40 tahun).
Hal ini disebabkan pada usia dewasa tengah, seseorang mempunyai beban
2) Jenis
depresi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan ada
cukup berat, seperti 38 mengurus rumah tangga, mengurus anak dan banyak
STIKes Indramayu
wanita yang bekerja di luar rumah.
yang lebih baik. Hal ini dikarenakan seseorang dengan status ekonomi yang
4) Status pernikahan
b. Dukungan sosial
c. Pengaruh genetik
fraternal yang hanya memiliki 50% gen identik. Apabila salah satu pasangan
STIKes Indramayu
kembar mengalami depresi berat, maka 59% pasangan kembar identik dan
perasaan.
d. Peristiwa/kehidupan stres
depresi.
e. Kekurangan hormon
tubuh. Selain itu, kejadian stres dapat mengakibatkan respon imunitas atau
6. Dampak depresi
lain (mudah tersinggung dan menjauhkan diri dari lingkungan sekitar), dan
STIKes Indramayu
kebosanan sehingga menjadi tidak kooperatif dalam pengobatan dan
harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Hal ini akan mengakibatkan
Dampak depresi pada pasien penyakit ginjal kronik adalah percobaan bunuh
diri. Perubahan fisik pada pasien penyakit ginjal seperti perubahan warna
kulit, pembengkakkan pada area tubuh menimbulkan rasa malu, rendah diri
dengan orang lain. Keadaan ini akan memperburuk psikologis pasien karena
akan merasa kesepian dan ketidakberdayaan dan pada akhirnya pasien akan
d. Perilaku merusak
STIKes Indramayu
Penggunaan alkohol dan obat terlarang merupakan cara untuk mencari
dialaminya.
3) Perilaku merokok
D. Kerangka teori
Penderita penyakit
ginjal kronik (PGK)
yang menjalani terapi
STIKes Indramayu
BAB III
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
menjalani.
Input Output
Pasien Hemodialisa
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
STIKes Indramayu
B. Definisi Operasional
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
STIKes Indramayu
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
papers that have been complited be researchers” artinya literature review adalah
review terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat subyektif dari
penelitianya.
STIKes Indramayu
B. Sumber Artikel
1. Tahun Penerbitan
Artikel yang direview adalah dalam rentang terbitan dari tahun 2011
2. Metode
Sectional
STIKes Indramayu
adalah masyarakat dan besar sampel minimal 30 responden.
Kriteria inklusi dan eksklusi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Pencarian Literatur
Databased: Google scholar, Portal garuda, DOAJ, Hindawi Publishing, Sinta dan Penelusuran daftar
referensi.
Batasan Pencarian: Batasan tahun 2010-2020, berbahasa Indonesia atau Inggris, responden minimal
30 orang.
Hasil Pencarian: n = 58
*Google Scholar (n = 19), Yahoo Search (n = 9), Garuda (n = 3), Researcher Gate (n = 8), Microsoft
Academic (n = 6), ScienceOpen (n = 1), OALib Journal (n = 3), Sinta (n = 1), Perpusnas (n = 1),
Repositori Universitas Muhammadiyah Purwokerto (n = 2), Repository STIKes Muhammadiyah
Tabel
Gombong (n = 2), Repositori Universitas Jember (n = 2), dan 4.1
penelusuran daftar referensi (n = 1).
Kriteria Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu terbitan jurnal maksimal 10 tahun (2011
s.d 2021)
Tema isi judul Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal
yang Menjalani Hemodialisa
Bahasa Bahasa Indonesia
Populasi Pasien GGK yang menjalani Hemodialisa
Jenis jurnal Original artikel penelitian (bukuan review penelitian)
Dalam bentuk full text
Variabel Tingkat Depresi
Besar sampel Minimal 30 responden
Tipe Studi Deskriptif kuantitatif, cross sectional
4. Kriteria Ekslusi
STIKes Indramayu
sudah dibaca memenuhi kriteria, maka artikel tersebut
minimum berbasis bukti untuk pelaporan dalam tinjauan sistematis dan meta-
analisis yang berfokus pada cara-cara dimana penulis dapat memastikan pelaporan
yang transparan dan lengkap dari jenis penelitian ini. PRISMA terdiri dari 4
STIKes Indramayu
penelitian 2011-2021, artikel menggunakan bahasa
tersisa 15 artikel.
Ide
ntif
ica
Pencarian
tio artikel sesuai kata kunci
Databased:
n Google scholar.
Hasil Pencarian artikel terkait:
*Google Schoolar (n = 20)
Scr
een Publikasi artikel dari 2011 s.d 2021, berbahasa indonesia, responden minimal 30
ing orang
*Google Schoolar (n = 20)
STIKes Indramayu
Artikel teks lengkap dinilai untuk
kelayakannya (n = 10)
E. Waktu Pelaksanaan Penelitian
berikut :
Tabel 4.2
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Literature Review
STIKes Indramayu
2. Mencari artikel
sesuai dengan
variabel
3. Seminar
skripsi
literature
review
4. Mengolah dan
menganalisis
10 jurnal
terpilih
5. Membuat
laporan hasil
literature
review
6. Seminar hasil
literature
review
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak, J., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku ajar patofisiologi.
Jakarta: EGC.
LeMone, P., Burke, K., & Bauldoff, G. (2015). Buku ajar keperawatan
medikal bedah (Ed 5), Vol 3. Jakarta: EGC.
STIKes Indramayu
Lumbantobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik Dan Mental.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011.
Nuari, N. A., & Widayati, D. (2017). Gangguan pada sistem perkemihan dan
penatalaksanaan keperawatan. Yogyakarta: Deepublish
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2017). Situasi penyakit
ginjal kronis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Rendi, M. C., & TH, M. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah dan
penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
STIKes Indramayu
STIKes Indramayu