disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosi. Sebagian besar kuman ini menyerang paru-paru (TB paru), dan dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti (TB ekstra paru) seperti pleura kelenjar lymphe, tulang dll. TB dapat disembuhkan dengan berobat secara tepat dan teratur minimal 6 bulan. Kuman TB menular dari seseorang pasien TB menular (BTA positif) yang batuk dan menyebabkan basil melalui udara yang terhirup orang sehat. Dampak TB di Sektor Ketenagakerjaan Dampak akibat tenaga kerja terinfeksi, antara lain: - Penularan antar pekerja - Biaya pengobatan meningkat - Penurunan kualitas sumber daya manusia - Motivasi kerja menurun - Absenteisme meningkat - Turn over pekerja meningkat - Kematian Dampak terhadap sosial ekonomi, antara lain : - Diskriminasi - Kehilangan pekerjaan/PHK/pengangguran - Kemiskinan/kerugian ekonomi (20-30% pendapatan RT pertahun) - Terganggunnya pembangunan sektor ketenagakerjaan pada umumnya Dampak lebih lanjut akibat TB di tempat kerja adalah penurunan produktifitas bagi tenaga kerja, perusahaan dan nasional Dampak akibat tenaga kerja terinfeksi, antara lain: - Penularan antar pekerja - Biaya pengobatan meningkat - Penurunan kualitas sumber daya manusia - Motivasi kerja menurun - Absenteisme meningkat - Turn over pekerja meningkat - Kematian Program Pencegahan dan Penanggulangan TB di Tempat Kerja 1. Penerapan Peraturan Perundangan & Program K3 Dalam Program TB : Pengusaha wajib : - memberikan informasi kondisi lingkungan kerja, - menyediakan APD yang sesuai, - pengendalian LK, - pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, - pelayanan kesehatan kerja, - penyelenggaraan makan/gizi kerja - Kewajiban pelatihan dokter dan paramedis psh - Penunjukan dokter pemeriksa kes TK - Syarat petugas penyelenggara makanan di tpt kerja - Membentuk dan menjalankan fungsi P2K3 - Mencegah dan pengobati penyakit Umum dan PAK. 2. Prinsip Penanggulangan TB Melalui Program K3 : - Lembaga P2 K3, Pelayanan Kesehatan Kerja : - dokter perusahaan, - dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, - ahli K3, - Higienis Industri - paramedis perusahaan, - petugas K3 dll Bentuk Program/Kegiatan Penanggulangan TB di Tempat kerja Promotif : - Sosialisasi/workshop bagi stake holder terkait - Pelatihan program DOTS bagi dokter dan paramedis perusahaan - Sosialisasi bagi pekerja (penyuluhan & KIE) - Advokasi program terhadap pengusaha - Peningkatan gizi kerja, olahraga dan program bebas rokok di tempat kerja. Preventif : Penemuan kasus/suspek TB melalui pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus) Pengendalian lingkungan kerja Penggunaan APD Imunisasi pada anak2 pekerja Petugas pengelola makan bagi tenaga kerja dipersyaratkan tidak mengidap penyakit menular (TB, Typhoid, Cacingan). Kuratif : Pengobatan dan perawatan bagi pekerja yang mengidap TB dengan penerapan standar DOTS (Direct Observed Treatment Short Course) dalam Pelayanan kesehatan kerja dengan Petugas pengawas minum obat (PMO) dan Tenaga kerja diistirahatkan 2-3 mg saat pengobatan awal TB. Rujukan pasien ke layanan kesehatan (laboratorium, diagnosis dan pengobatan). Rehabilitasi kerja :
Penyesuaian pekerjaan (jenis pekerjaan, beban
kerja, lama kerja dan kondisi lingkungan) pada pekerja yang sakit / dalam pengobatan TB. Prinsip Pencegahan dan Penanggulangan TB di Tempat Kerja
1. Perlindungan pasien, keluarga dan
orang lain di tempat kerja 2. Menjamin lingkungan tempat kerja yang aman 3. Pengembangan kemitraan Penerapan Strategi dan DOTS di Tempat Kerja 1. Manajer menetapkan visi dan misi strategis untuk perusahaan, mengembangkan budaya dan konsep untuk pertumbuhan, keuntungan dan produktifitas. 2. Dalam menerapkan dan mensosialisasikan kebijakan pencegahan dan penanggulangan TB di perusahaan, strategi utama nya adalah memprioritaskan kesehatan pekerja dan mengintegrasikan program DOTS. 3. Kegiatan DOTS TB di tempat kerja memerlukan komitmen yang berkesinambungan dan kebijakan yang konsisten.