Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KEIMANAN DAN KETAQWAAN

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “ Keimanan dan ketaqwaan “ dapat selesai
dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibuk Adriyanti, S.H.M.H selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum UNIVERSITAS
MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN.
2. Bapak Tomi Farto, S.Pd.I,.M.Pd selaku pembimbing yang telah sabar dan meluangkan
waktu untuk memberi bimbingan dan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Teman – teman dari prodi hukum yang telah memberikan semangat, yang tidak bisa
penyusun ungkapkan satu persatu. Serta berbagai pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih belum sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak dan semoga
makalah ini bermanfaat. Aamiin.

Solok, Oktober 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN KEIMANAN................................................................................................................6
a) Pengertian iman secara bahasa dan istilah:...............................................................................6
b) Pengertian iman menurut ulama................................................................................................6
c) Pengertian iman menurut ulama Indonesia...............................................................................7
d) Pengertian keimanan secara hukum keadilan............................................................................7
B. WUJUD IMAN..................................................................................................................................8
C. KRITERIA ORANG BERIMAN.............................................................................................................9
D. PENGERTIAN KETAQWAAN............................................................................................................12
E. CIRI CIRI ORANG BERTAQWA.........................................................................................................13
F. HUBUNGAN IMAN DENGAN TAQWA.............................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................15
B. SARAN............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Pendidikan Agama Islam yang
memang harus terpenuhi sebagai nilai tambahan yang sudah ditentukan oleh pengajar
disamping itu juga makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca karena pada makalah
ini sedikit/banyaknya terdapat ilmu yang dapat diambil sebagai pengetahuan atau
wawasan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang diberikan kesempurnaan
dibandingkan makhluk lain, maka dari itu ada beberapa manusia yang memang
menggunakan akalnya untuk mengkaji hal-hal yang belum ada sebagai rasa
keingintauan seperti halnya pada makalah ini juga akan mengkaji yaitu diantaranya
tentang keimanan dan ketakwaan, yang berisi dari berbagai sumber, agar makalah ini
ada nilai banding dengan makalah lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Beberapa pokok yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian iman
2. Tentang wujud iman
3. Kriteria orang beriman
4. Hubungan iman dengan taqwa

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah nilai dan memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Mengetahui bagaimana kosep keimanan dan ketaqwaan
3. Mengetahui wujud dalam iman
4. Mengetahui tentang kriteria-kriteria orang beriman
5. Mengkaji tentang hubungan iman dengan taqwa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEIMANAN


Iman adalah kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang yang berkenaan
dengan agama, keyakinan maupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan
sebagainya. Dalam ajaran agama Islam, iman berarti kepercayaan, keyakinan kepada
Allah, nabi-nabi-NYA serta kitab yaitu Al-Quran dan lain sebagainya.Menurut ajaran
agama Islam, umat muslim mengimani enam rukun iman. Keenam rukun iman
tersebut wajib diimani dan diyakini oleh orang Islam. Namun, apa pengertian iman
menurut bahasa dan istilah?Sebelum membahas pengertian iman dari para ulama
serta menurut Al-Quran dan hadist.

a) Pengertian iman secara bahasa dan istilah:


 Menurut bahasa Arab, kata iman berakar pada kata amana – yu;minu –
imana yang secara harfiah atau etimologis dapat diartikan sebagai percaya
dan yakin. Secara bahasa, iman dapat diartikan sebagai tashdiq atau
membenarkan yang maknanya hampir sama secara istilah.
 Secara istilah, menurut buku Ensiklopedi iman yang ditulis oleh Syaikh
Abdul Majid Az-Zandani, iman dapat diartikan sesuai dengan makna
linguistiknya yaitu tashdiq atau mempercayai.
 Iman secara istilah, maknawi atau terminologis merupakan percaya
dengan yakin akan keberadaan Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab – NYA,
para Rasul – NYA, akhirat, hingga qadha dan qadar yang telah terangkum
dalam rukun iman menurut ajaran agama Islam.

b) Pengertian iman menurut ulama


  Imam Syafii, iman seorang muslim meliputi perkataan serta
perbuatannya. iman dapat bertambah maupun berkurang. Bertambahnya
iman seseorang disebabkan oleh ketaatan pada Allah, sedangkan
berkurangnya iman seseorang disebabkan oleh kemaksiatan.
 Imam Ahmad memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda dengan Imam
Syafii, Imam Ahmad mengemukakan bahwa iman dapat bertambah dan
berkurang, bertambah karena seseorang melaksanakan amalan tertentu dan
berkurang karena orang tersebut meninggalkan amalan.
 Imam Bukhari pun menambahkan dari kedua ulama tersebut, Imam
Bukhari mengatakan bahwa setelah bertemu dengan banyak ulama dari
berbagai penjuru negeri, ia melihat bahwa ulama mengemukakan iman
adalah perkatan serta perbuatan yang dapat bertambah dan berkurang.
 Imam Malik, Asy Syafi’i, Al Auza’i serta Ishaq Bin Rahawai memiliki
pendapat yang sama mengenai pengertian iman. Iman adalah pembenaran
yang dilakukan dengan hati, pengakuan secara lisan, serta diamalkan
dengan anggota badan. Menurut para ulama tersebut, amal merupakan
salah satu unsur keimanan

c) Pengertian iman menurut ulama Indonesia


 Ustadz Khalid Basalamah, iman adalah mengikrarkan suatu hal dengan
pikiran, lalu diucapkan dengan menggunakan lisan dan diyakini di dalam
hati serta diaplikasikan dengan menggunakan anggota tubuh.
 Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kata iman berasal dari kata Al-
Amnu yang berarti aman, tenang dan tentram. Menurut Ustadz Adi
Hidayat, iman memiliki hubungan dengan kata aman dan tenang. Kedua
kata tersebut kemudian dapat dimaknai apabila seorang muslim meyakini
Allah, maka ia akan mendapat ketenangan jiwa serta rasa aman dari
kegelisahan dunia maupun ancaman yang ada di akhirat nanti.

d) Pengertian keimanan secara hukum keadilan


Tafsirkan keimanan dalam arti: pengesahan, dan artinya: “ penerimaan dan
penyerahan hati kepada apa yang diketahuinya tentang kebutuhan yang berasal dari
agama Muhammad , saw. ” Itu adalah keyakinan di dalam hati, dan hanya Tuhan tahu
sifat aslinya. Rukun iman ada enam: percaya kepada Tuhan, malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul -rasul-Nya , Hari Akhir, dan takdir, yang baik dan yang buruk, dan
ini adalah dasar-dasar iman.Semoga keselamatan dan berkah Allah atasnya dari
Allah, dengan penerimaan, penerimaan dan kepastian.” Ini juga termasuk:
kepercayaan pada yang gaib, seperti surga dan neraka, hari akhir,hari kebangkitan,
hisab, keseimbangan, jalan, dan sebagainya. pada. Perbedaan antara Islam dan iman
adalah bahwa Islam adalah pernyataan dan tindakan yang nyata, dan iman adalah
keyakinan yang nyata, jadi tempatnya adalah hati. Iman adalah syarat benarnya
bekerja dengan Allah, maka barang siapa mengerjakan amal saleh dalam keadaan
tidak beriman kepada Allah; Tuhan tidak menerima itu darinya, tetapi dalam aturan
duniawi, dia menerima yang nyata dan pertanggung jawabannya ada di sisi Tuhan.
Dan iman mendorong pemiliknya untuk melakukan perbuatan yang diperintahkan
Allah swt dalam hukum syariat berdasarkan quran dan dahis, tetapi perbuatan
bukanlah syarat sahnya keimanan, dan sebagai imbalannya, dosa tidak
menghilangkan keimanan sepenuhnya, tetapi keimanan bertambah dengan perbuatan
dan ibadah

2.2 WUJUD IMAN


Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman. Iman bukan hanya berarti
percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seseorang muslim untuk berbuat.
Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang
dilakukan seorang muslim yang disebut amal shaleh. Seseorang dinyatakan iman
bukan hanya percaya terhadap segala seseuatu sesuai dengan keyakinan. Karena itu
iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam
diri seeorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.

Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia
merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal.
Seseorang dipandang sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada akidahnya.
Apabila ia berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai
sebagai amaliah seseorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak berakidah maka
segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun perbuatan yang dilakukan
bernilai dalam pendengaran manusia.
Akidah Islam atau Iman mengikat seeorang muslim, sehingga ia terikat dengan
segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim
berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam.
Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

2.3 KRITERIA ORANG BERIMAN

1. Bila disebut nama Allah begetar hatinya


Ciri-ciri orang beriman surah al-Anfal ayat 2 ini menerangkan ketika disebut nama
Allah Swt, maka begetar hatinya. Allah Swt berfirman:

َ‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُ ۥهُ َزا َد ْتهُ ْم ِإي ٰ َمنًا َو َعلَ ٰى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬ ْ َ‫ِإنَّ َما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجل‬
ْ َ‫ت قُلُوبُهُ ْم وَِإ َذا تُلِي‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.”

2. Selalu bertaubat
Sesungguhnya setiap orang memiliki salah yang tidak diketahui ada salah yang
diketahui. Tentunya, dalam hal ini sebaik-baik orang yang bersalah atau berdosa
yakni kembali kepada Allah dengan cara taubat.

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Nur ayat 31:

َ‫َوتُوب ُٓو ۟ا ِإلَى ٱهَّلل ِ َج ِميعًا َأيُّهَ ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬

Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

3. Senantiasa beribadah
Sungguh Allah Swt telah memberikan nikmat yang banyak kepada hambanya, oleh
karena itu hendaknya senantiasa mengabdikan diri dan beribadah kepada Allah Swt.
Allah Swt berfirman:

۟ ُ‫ُوا َربَّ ُك ْم َوٱ ْف َعل‬


َ‫وا ْٱل َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ ۟ ‫ُوا َوٱ ْعبُد‬
۟ ‫ُوا َوٱ ْس ُجد‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا ٱرْ َكع‬
َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-
Hajj: 77)

4. Berzikir atau memuji Allah Swt


Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41:

۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬


۟ ‫وا ْٱذ ُكر‬
‫ُوا ٱهَّلل َ ِذ ْكرًا َكثِيرًا‬ َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)


Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab: 41).

5. Sabar
Sabar menjadi salah satu ciri ciri orang beriman, Allah Swt berfirman dalam surah
Al-Baqarah ayat 153:
َّ ٰ ‫صلَ ٰو ِة ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َم َع ٱل‬
َ‫صبِ ِرين‬ َّ ‫صب ِْر َوٱل‬
َّ ‫وا بِٱل‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱ ْستَ ِعين‬
َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-
Baqarah: 153).

6. Besyukur
Setelah sabar orang yang beriman itu senantiasa bersyukur, hal ini sebagaimana Allah
Swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152:

۟
ِ ‫فَ ْٱذ ُكرُونِ ٓى َأ ْذ ُكرْ ُك ْم َوٱ ْش ُكرُوا لِى َواَل تَ ْكفُر‬
‫ُون‬

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS.
Al-Baqarah: 152)

7. Memulyakan anak yatim


Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 36:
‫هّٰللا‬
ِ ‫ار ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َج‬
‫ار‬ ِ ‫َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبهّٰللاى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال َج‬
‫ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا‬ ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۙ ِل َو َما َملَ َك‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ۢ ْن‬
ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ُ‫ْال ُجن‬

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisaa: 36).

8. Menjauhkan diri dari hal sia-sia


Allah Swt berfirman:

ِ ‫َوالَّ ِذينَ هُ ْم َع ِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬


َ‫ْرضُون‬

Artinya: “dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang sia-sia.” (QS. Al-Mukminun 23: 3)

9. Membaca Al-Quran
Mendengarkan dan membacakan al-Quran termasuk ciri ciri orang yang beriman.
Sebab keutamaan mendengarkan bacaan Al-Quran akan menambah iman kepada
Allah Swt. Allah Swt berfirman:

‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُ ۥهُ زَ ا َد ْتهُ ْم ِإي ٰ َمنًا‬


ْ َ‫َوِإ َذا تُلِي‬

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka


(karenanya).” (QS. Al-Anfal: 2)

10. Beramal saleh


Hal ini diterangkan dalam firman Allah Quran surah Al-Maidah ayat 9:

‫ت ۙ لَهُم َّم ْغفِ َرةٌ َوَأجْ ٌر َع ِظي ٌم‬ ۟ ُ‫وا َو َع ِمل‬


َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬ ۟ ُ‫َو َع َد ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang
beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-
Maidah: 9).

11. Ikhlas
Allah Swt berfirman:
ٓ
‫ين َأجْ رًا‬
‫ت ٱهَّلل ُ ْٱل ُمْؤ ِمنِ َـ‬ ‫ُوا ِدينَهُ ْم هَّلِل ِ فَُأ ۟و ٰلَِئكَ َم َع ْٱل ُمْؤ ِمنِ َـ‬
ِ ‫ين ۖ َو َسوْ فَ يُْؤ‬ ۟ ‫وا بٱهَّلل ِ َوَأ ْخلَص‬
۟ َ َ‫ُوا َوٱ ْعت‬
ِ ‫ص ُم‬
۟ ‫ُوا َوَأصْ لَح‬
۟ ‫اَّل ٱلَّ ِذينَ تَاب‬
‫ِإ‬
‫َظي ًما‬ ِ ‫ع‬

Artinya: “Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan


berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka
karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak
Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS.
An-Nisa: 146)

12. Amanah
Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 72:

‫ض َو ْٱل ِجبَا ِل فََأبَ ْينَ َأن يَحْ ِم ْلنَهَا َوَأ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا ٱِإْل ن ٰ َسنُ ۖ ِإنَّ ۥهُ َكانَ ظَلُو ًما‬
ِ ْ‫ت َوٱَأْلر‬
ِ ‫ِإنَّا ع ََرضْ نَا ٱَأْل َمانَةَ َعلَى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
‫َجهُواًل‬

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)
Demikianlah ciri-ciri orang beriman lengkap dengan dalil. Semoga kita termasuk
golongan orang-orang yang beriman.

2.4 PENGERTIAN KETAQWAAN


takwa secara etimologi berasal dari waqa-yaqi-wiqoyoh yang artinya hati-
hati, waspada, mawas diri, memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh, dan konsisten (istikamah).
Sementara pengertian takwa secara terminologi memiliki definisi yang
beragam. Meskipun beragam, semua definisi itu mengarah kepada satu pengertian,
yaitu sikap penjagaan diri seorang hamba terhadap kemurkaan Allah dan siksa-Nya
dengan menjalankan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang.
Istilah takwa juga di-idhafah-kan (disandarkan) kepada firman Allah dalam
Alquran surat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi:

َ‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬


ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa
yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr, ayat 18)

Jika takwa disandarkan kepada firman Allah tersebut, maka makna takwa adalah
hanya Allah yang berhak untuk ditakuti dan diagungkan di dalam diri hamba-hamba-
Nya, sehingga mereka beribadah dan taat kepada-Nya.

2.5 CIRI CIRI ORANG BERTAQWA

1. Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi. Indikator
takwa yang pertama adalah memelihara fitrah iman.
2. Mengeluarkan harta yang dicintai kepada karib kerabat, anak yatim, orang-
orang miskin yang dalam perjalanan, orang yang minta-minta dana, dan
orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memerdekakakn hamba
sahaja. Indikator yang kedua adalah mencintai sesama umat manusia yang
diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.

3. Mendirikan salat dan menunaikan zakat. Indikator takwa yang ketiga adalah
memelihara ibadah formal.

4. Menepati janji. Indikator takwa yang keempat adalah memelihara


kehormatan atau kesucian diri.

5. Sabar saat kepayahan, kesusahan dan pada waktu jihad. Indikator yang
kelima adalah memiliki semangat perjuangan.

2.6 HUBUNGAN IMAN DENGAN TAQWA

     Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan
bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang
melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya
untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.  Takwa adalah melaksanakan perintah
Allah dan menjauhkan larangannya.  Iman adalah percaya pada pandangan dan sikap
hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur'an menurut Sunnah Rasul, atau dengan selain
ajaran Allah, yang terwujud kedalam ucapan dan perbuatan. Wujud iman menurut
tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan.  Isi hati dan perbuatan disebut
pandangan hidup, sedangkan laku pebuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam
keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup.

           Hubungan tentang iman, takwa dan islam kepada salah satu ayat Al-Qur'an
surat Ali Imran ayat 102 yang artinya:
"Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar benar takwa
kepadaNya dan janganlah sekali kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragam
islam"  
Pada ayat tersebut Allah memperlihatkan kedekatanNya dengan hambaNya
yang beriman dengan memanggil mereka dengan huruf nida' yang diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia dengan "Hai", dengan cara ini menunjukkan kedekatan
antara yang memanggil dan yang dipanggil, yaitu orang orang yang beriman.

Menurut pendapat jumhur ulama dan imam Syafi’i meriwayatkan ijma para
shohabat,tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau bahwa
iman adalah :

” Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan


anggota badan ”

” Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh
Rasulullah Saw. Mengikrarkan dengan lisan ” maksudnya mengucapkan dua kalimat
syahadat ” Asyhadu alla Ilaha illah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah “.
Sedangkan mengamalkan dengan anggota badan maksudnya, hati mengamalkan
dalam bentuk keyakinan sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk
ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan Keimanan dan


ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah
orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah
menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan
iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Takwa adalah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya pada
pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah, yaitu al-Qur'an menurut Sunnah Rasul,
atau dengan selain ajaran Allah, yang terwujud kedalam ucapan dan perbuatan. Wujud iman
menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan perbuatan
disebut pandangan hidup, sedangkan laku pebuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam
keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup.

Allah mengingatkan orang orang yang beriman untuk bertakwa, karena ketakwaan
adalah alat control terhadap perilaku seseorang didalam hidupnya untuk memperbanyak
amal kebaikan dan selalu berupaya menghindari semua bentuk perbuatan yang akan
mengundang dosa. Tidak ada dalam rumus kehidupan seorang beriman yang melakukan
perbuatan yang melanggar aturan Allah melainkan ketakwaan itu sudah dicabut didalam
dirinya.

3.2 SARAN

Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan kita pada khususnya umat Islam pada
umumnya dapat memahami keiman dan ketaqwaan, sehingga kita dapat mengenal Allah
SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah dan pelaksanaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang Esa dan yang patut disembah, kita akan
terhindar dari perbuatan yang akan mengundang dosa. Mudah-mudahan kita termasuk
orang-orang yang dilindungi Allah SWT . Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Buhairi, Muhammad Abdul Athi (2012). Tafsir Ayat-Ayat Yā Ayyuhal-ladzīna Āmanū. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.

An-Nawawi (2019). Matan dan Terjemahan Lengkap Riyadhus Shalihin. Solo: Pustaka Arafah.

Bakhtiar, Nurhasanah (2018). Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (PDF).
Sleman: Aswaja Pressindo.

Nugraha, J. (2020, November 20). Taqwa adalah Menjalankan Perintah dan Menjauhi
Larangan Allah, Ketahui Maknanya. Retrieved oktober 9, 2022, from Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jateng/taqwa-adalah-menjalankan-perintah-dan-menjauhi-
larangan-allah-ketahui-maknanya-kln.html

Anda mungkin juga menyukai