Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENGABDIAN DAN KARYA TULIS KH. ZAINI MUN’IM”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepesantrenan

Dosen Pengampu :

Masrur Bisri

Disusun oleh :

SITI QOMARIYAH ULFAH

(1931900007)

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON – PROBOLINGGO

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami disini
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pengabdian dan Karya Tulis
KH. Zaini Mun’im
Penulisan makalah adalah salah satu tugas pelajaran Kepesantrenan . Dalam
penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun penyampaian materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis makalah ini menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Pendidik mata pelajaran Kepesantrenan kami, Masrur Bisri yang telah
membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya makalah ini dibuat.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal


pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.

Paiton, 14 April 2020

i
PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB 1.PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB 2. PEMBAHASAN................................................................................................2

A. Pegabdian Kh. Zaini Mun’im..........................................................................2


B. Karya Tulis Kh. Zaini Mun’im........................................................................5

BAB 3. PENUTUP............................................................................................................7

A. Kesimpulan.......................................................................................................7
B. Saran.................................................................................................................7

i
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian tentang pengabdian dan karya para tokoh agama sangat
penting untuk memahami riwayat kiprahnya, sejak lahir sampai
meninggal, dengan cara mengungkapkan bermacam-macam aspek
kehidupannya, pandangan hidup dan pemikirannya. mempelajari biografi
dapat mendekatkan diri kita kepada gerak sejarah yang sebenarnya dan
membuat kita lebih mengerti tentang pergumulan seseorang dengan
zamannya, yang dituntut oleh pandangan hidupnya maupun harapan
masyarakat.

Dengan latar belakang pemikiran tersebut penulis ingin meneliti


tokoh pemikir dan pejuang Islam dalam segi pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
Apa saja pengabdian dan karya tulis dari pendiri Pondok Pesantren Nurul
Jadid ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja pengabdian dan karya tulis pendiri Pondok
Pesantren Nurul Jadid

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pegabdian Kh. Zaini Mun’im
Membincang perjuangan KH Zaini Mun’im sebenarnya tidak
cukup untuk dijelaskan dalam satu hingga dua lembar kertas. Kiprah KH
Zaini Mun’im di masyarakat begitu kompleks. Disamping sebagai
pengasuh Kiai Zaini Mun’im juga di NU. Karirnya di NU dimulai sejak
masih berada di Madura. Pada saat berada di Karanganyar Paiton
Probolinggo beliau diangkat menjadi Rais Syuriah PCNU Kraksaan dan
selang beberapa tahun beliau diangkat menjadi Wakil Rais Syuriah PWNU
Jawa Timur.
KH Zaini Mun’im merupakan sosok ulama pejuang. Hampir semua
hidupnya dihabiskan untuk berjuang, mengabdi kepada masyarakat,
bangsa dan agama. Bahkan pada masa penjajahan Belanda KH Zaini
Mun’in termasuk salah satu ulama yang paling getol menentang
kesewenang-wenangan Belanda. Sejak beliau berada di Madura sudah
getol memimpin gerilyawan melawan Belanda hingga akhirnya ketika
beberapa lama tingga di Karanganyar Paiton beliau dijebloskan ke Penjara
oleh Belanda karena dianggap sosok yang berbahaya dan mampu
menggerakan masyarakat. Meski demikian, semangat juang beliau dalam
membela kebenaran tidak pernah pupus, walaupun harus berhadapan
dengan polisi Belanda beliau tidak pernah takut untuk menyuarakan
kebenaran.
Perjuangan tidak berhenti disitu saja. Pada G30/S/PKI beliau salah
ulama yang menumpas keberadaan PKI di Probolinggo. Bahkan beliau
konsultan Subhan ZE dalam membumi hanguskan PKI di Indonesia. Atas
kegigihan dalam berjuang itulah, maka kiai Zaini mulai diperhitungkan
oleh Tokoh-Tokoh Nasional seperti Presiden Suharto dan Ali Murtopo
yang kala itu menjadi Ketua Golkar. Bagi penulis, beliau adalah seorang
pahlawan, pejuang sekaligus pendidik, da’i dan orang tua yang selalu
istiqomah mengayomi santri dan masyarakat.

2
1. Perintis Pertanian Tembakau
Konon, pada awal kedatangannya di Desa Karanganyar (dahulu
bernama desa Tanjung) Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo,
KH Zaini Mun’im tidak bermaksud mendirikan lembaga pendidikan
pesantren. Beliau hanya ingin mengisolasi diri dari keserakahan dan
kekejaman penjajah untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke
pedalaman Yogyakarta, menemui teman seperjuangannya. Tapi
sebelum cita-cita luhur itu terealisasi, KH Zaini Mun’im mendapat
amanah dua orang santri. Keduanya mengaji di surau kecil yang
berfungsi sebagai tempat shalat, juga ruang tamu, mengajar dan
tempat tidur santri.
Karena itulah, beliau mengurungkan niatnya dan menetap di Desa
Karanganyar Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo hingga
akhirnya mendirikan Pesantren Nurul Jadid. Dalam buku yang ditulis
M Masyhur Amin dan M Nasikh Ridwan tentang KH Zaini Mun’im
(Pengabdian dan Karya Tulisnya) dijelaskan bahwa KH Zaini Mun’im
adalah seorang ulama yang memiliki kepedulian terhadap kondisi
kemiskinan dan keterbelakangan rakyat akibat penjajahan dan
kekejaman pemerintah kolonial Belanda. Karena karakter KH Zaini
Mun’im yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakatnya, maka pesantren yang didirikannya tersebut
juga diformat untuk memiliki kepedulian yang tinggi dan ikut
menciptakan pemberdayaan manusia dengan seutuhnya.
Oleh karena kepedulian terhadap ekonomi masyarakat itulah KH
Zaini Mun’im mulai dikenal di masyarakat karena keuletan dan
keberanian serta ketabahannya. Di samping itu, dua orang teman yang
membantunya, yakni KH Munthaha dan KH Achmad Sufyan Miftahul
Arifin. Keduanya adalah santri yang ditugaskan oleh KH Hasan Sepuh
(Pengasuh PP Zainul Hasan Genggong, Kraksaan) untuk membantu
KH Zaini Mun’im sambil mengaji kepada beliau. Memang kala itu,
beliau sudah dikenal oleh masyarakat luas karena sering memberi
bantuan kepada masyarakat, terutama keampuhan doa-doanya.

3
Setelah kesadaran beribadah masyarakat mulai tumbuh yang
terbukti dengan dibangunnya beberapa Mushalla oleh masyarakat
setempat, KH Zaini Mun’im memperkenalkan tanaman baru kepada
mereka, yakni tembakau yang bibitnya dibawa dari Madura. Awalnya,
bibit tersebut sebagai percobaan di desa Karanganyar. Seiring
perkembangan waktu, ternyata tanaman ini memang cocok dengan
keadaan tanah di desa Karanganyar dan bisa mengangkat
perekonomian masyarakatnya.
Akhirnya, tanaman ini menjadi penghasilan pokok masyarakat
Karanganyar dan bahkan masyarakat di luar Paiton. Pertanian
tembakau sebenarnya salah satu strategi KH Zaini Mun’im dalam
menyadarkan masyarakat Karanganyar yang terkenal jauh dari nilai
moralitas terhadap ajaran agama Islam. Berkat jerih payah KH Zaini
Mun’im, akhirnya tembakau menjadi tanaman pokok Masyarakat
Paiton, hingga akhirnya berdiri Pabrik-Pabrik Rokok, seperti Gudang
Garam di Paiton dan Sampoerna di Kraksaan.
Setelah perekonomian masyarakat mulai meningkat melalui
pemanfaatan tanah pertanian, mulailah dimasukkan ajaran dan nilai-
nilai agama islam dalam kehidupan masyarakat Karanganyar. Hal
lainnya adalah pendalaman ilmu agama melalui sistem pendidikan non
formal. Pola pendidikan dan pembinaan semacam itu dilakukan, baik
kepada santri maupun kepada masyarakat sekitar pesantren. Pengajian
kitab dilakukan dengan berbagai metode. Mulai dari bandongan,
sorogan dan takhassus. Sementara itu pemberian makna dalam
pengajian kitab kuning menggunakan bahasa indonesia. Sehingga
pesantren Nurul Jadid merupakan pesantren pertama yang
menggunakan bahasa Indonesia dalam menerangkan dan
menterjemahkan kitab-kitab yang dikajinya. Hal ini terbukti dengan
pupusnya kepercayaan mereka terhadap roh ghaib dan semakin
rendahnya kasus pencurian, pemerkosaan, perjudian, serta lenyapnya
gembong PSK. Seiring itu pula, tumbuhlah semangat yang menyala-

4
nyala dalam mempertahankan kehidupan menuju keluarga sakinah
(keluarga bahagia dunia-akhirat).
Upaya perubahan yang dilakukan KH Zaini Mun’im bersama
santri-santrinya terhadap masyarakat Karanganyar tersebut, kemudian
dibalas dengan sikap simpati masyarakat berupa dukungan terhadap
perkembangan pesantren Nurul Jadid. Di antaranya adalah dukungan
masyarakat Karanganyar terhadap berdirinya Lembaga Pendidikan
mulai Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT).
Pesantren yang diasuh KH Zaini Mun’im ini nampaknya mendapat
pengakuan yang cukup luas di kalangan masyarakat. Terbukti dengan
semakin banyaknya jumlah santri yang berdatangan dari segala
penjuru tanah air, bahkan dari luar negeri (Singapura dan Malaysia).
Hal tersebut merupakan sekulumit dari sekian banyak kiprah dan
perjuangan KH Zaini Mun’im dan masih banyak lagi pelajaran yang
perlu kita petik dari keteladanan beliau. Atas jasa-jasa beliau, hingga
saat ini pesantren Nurul Jadid telah melahirkan ribuan alumni, dan
banyak berkontribusi untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan
bernegara melalui pendidikan yang dikembangkan oleh PP Nurul
Jadid.
B. Karya Tulis Kh. Zaini Mun’im
Kh. Zaini Mun’im mempunyai beberapa karya tulis yaitu, Taysirul
Ushul fi Ilmil Ushul, Tafsirul Qur’an bil Imla’, Nazhmu Syu’abil Iman,
Nazhmu Safinatun Najah, dan Beberapa Problematika dakwah Islamiah.
Karya yang berjudul Nazhmu Safinatun Najah ditulis oleh Kh. Zaini
Mun’impada tahun 1377 H.. Kitab S\afinatun Najah merupakan kitab yang
membahas tentang ibadah, meliputi soal bersuci, sholat, puasa, dan Zakat.
Haji tidak dibahas dalam kitab Ini tetapi ditambahkan dalam Nazhmu
Safinatun Najah oleh KH. Zaini Mun’im.
1. Pembahasan dalam Nazhmu Safinatun Najah ini meliputi :
a. Muqaddimah, sebanyak 4 bait (dari bait ke-1 s./d bait ke-4).
b. Menerangkan tentang rukun iman , ruku islam dan makna kalimat
tauhid , sebanyak 7 bait ( dari bait kelima s/d baitr ke 11)

5
c. Menerangkan tentang tanda-tanda anak-anak sudah menginjak
baligh 3 bait ( dari bait ke-12 s/d bait ke-14 ).
d. Membahas tentang masalah taharah , sebanyak 84 bait (dari bait ke
15-79)
e. Membahas tentang sholat sebanyak 156 bait, dari bait ke 80 s/d bait
ke 236.
f. Menjelaskan tentang zakat sebanyak 29 bait ( dari bait ke-237 s/d
bait ke-266).
g. Menjelaskan tentang puasa sebanyak 28 bait ( dari bait ke-267 s/d
bait ke-295).
h. Menerangkan tentang ibadah haji dan umrah sebanyak 24 bait (dari
bait ke-296 s/d bait ke-320).
i. Menerangkan tentang ziarah kemakam nabi muhammad saw dan
menyangkut sholat berjamaah sebanyak empat puluh kali dimasjid
nabawi (bait ke-321 s/d bait ke-325).
j. Sebagai bagian dari akhir bab ini adalah nasihat-nasihat yang bersifat
yang bersifat akhlakul karimah meliputi soal taubat, takwa,
tawakkal, dll.[7]
2. Tafsirul Ushul fil Ilmil Ushul. Kitab ini beliau tulis sebagai upaya
memudahkan santri dalam memahami Qa’idah Ushuliyah dengan
metode cepat dan praktis.
3. Nadham Safinatun Najah, kitab ini ditulis pada tahun 1377 H / 1956 M.
Kitab ini ditulis oleh beliau diasumsikan sebagai penyempurnaan dari
kitab-kitab Fiqh lil Mubtadiin.
4. Nadham Syu’abil Iman. Nadham sebanyak 313 bait ini menjelaskan
tentang Tauhid dan akhlaq. Beliau mulai menulis kitab ini sejak tahun
1387 H/1966 M. dan pada tahun 1392 H/1972 M diterjamahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Kitab ini merupakan rangkuman dari kitab
Syu’abil Iman karya Al-Imam Al-Baihaqi.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak sekali pengabdian dan karya tulis dari guru kita bersama yaitu Kh.
Zaini Mun’im selaku pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid baik itu
berupa perjuangannya di masyarakat dan keilmuan seperti beberapa kitab
yang beliu karang
B. Saran
Dari hasil pengkajian di beberapa sumber sehingga bisa berbentuk
makalah ini tentunya banyak sekali kesalahan oleh karena itu kami selaku
penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca

7
DAFTAR PUSTAKA

Miftah, M. (2017). Mengenang Perjuangan Sang Pejuang. KOPI TIMES.


https://www.timesindonesia.co.id/read/news/146451/mengenang-perjuangan-
sang-pejuang

Anda mungkin juga menyukai