Anda di halaman 1dari 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian


Menceritaikan perusahaan, bias sejarahnya tentang
Visi
Misi
Struktur Organisasi
Perbedaan laba/rugi produksi ayam pedaging di PT. Intertama Trikencana
Bersinar sebelum dan sesudah pengumuman nasional kasus pertama covid-
19.

Laba/rugi Produks i A yam Pedaging di PT.


Inte rt ama Trikencana Be rs inar
Rp2,000,000,000

Rp1,500,000,000

Rp1,000,000,000
keuntungan
Rp500,000,000

Rp-
P1 Sebelum P2 Sebelum P1 Setelah P2 Setelah
Rp(500,000,000)

Rp(1,000,000,000)

Rp(1,500,000,000)

Gambar 5. Grafik Laba/ rugi Ayam Pedaging di PT. Intertama Trikencana


Bersinar Sebelum dan sesudah pengumuman nasional kasus pertama
covid-19.

Hasil perhitungan keuntungan sebelum diumumkannya kasus pertama


covid-19 mempunyai nilai rata – rata Rp. 859.291.202 dan keuntungan sesudah
diumumkannya kasus pertama covid-19 mempunyai nilai rata – rata –Rp.
57.655.595. Hal ini menunjukkan perusahaan rata – rata mengalami kerugian
setelah diumumkannya kasus pertama covid-19. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Wakhidati, dkk. (2020) bahwa pada sebanyak 95% responden peternak di
Kabupaten Banyumas kesulitan dalam mendapatkan keuntungan pada masa
pandemi COVID-19 meskipun tergabung dalam pola kemitraan.
Armelia, dkk. (2020) menambahkan bahwa dampak tidak langsung covid-
19 terhadap usaha peternakan broier diantaranyya perusahaan mengeluarkan
tambahan biaya pemusnahan doc, biaya pencegahan, biaya kompesasi, biaya
pengawasan lalu lintas, penurunan pendapatan tenaga kerja, gangguan industry
kemitraan dan kehilangan peluang pasar.
Gamar 5 menunjukkan perbedaan keuntungan pada PT. Intertama
Trikencana Bersinar setiap periode produksi. Pada periode 1 setelah
diumumkannya covid-19 pertama perusahaan mengalami kerugian Rp.
906.167.709. Kerugian ini terjadi dikarenakan harga ayam yang mengalami
penurunan akibat permintaan pasar yang lemah. Budastra (2020) mengungkapkan
demikian, Operasi, distribusi, dan pemasaran produksi juga terganggu karena
menurunnya pasokan tenaga kerja dan daya beli konsumen.
Lemahnya permintaan pasar mengakibatkan stok ayam dikandang
menumpuk yang mengakibatkan pembengkakan biaya pemeliharaan ayam. Hal ini
didukung oleh pernyataan Wakhidati, dkk. (2020) bawa dampak lain yang juga
dirasakan peternak adalah penurunan pendapatan, penurunan harga jual ayam
broiler, penurunan populasi ternak yang dipelihara, penurunan konsumen dan
kenaikan biaya produksi.
Pada periode 2 setelah diumumkannya covid-19 pertama perusahaan mulai
kembali memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.697.024.229. Keuntungan periode
ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelum – sebelumnya. Adapun
faktor yang mempengaruhinya adalah, banyak peternak yang memilih
mengosongkan kandangnya dikarenakan pada periode sebelumnya telah
mengalami kerugian. Didukung oleh Armelia, dkk. (2020) bahwa dampak negatif
wabah covid-19 mengakibatkan penurunan produktivitas usaha dan pendapatan
peternak serta ancaman keberlanjutan usaha peternakan broiler. Fitriani, dkk.
(2014), menyatakan bahwa salah satu usaha yang padat modal dan berisiko tinggi
yaitu usaha peternakan ayam broiler, baik risiko lingkungan berupa kegagalan
panen maupun risiko ekonomi berupa fluktuasi harga input-output.
Kondisi tersebut mengakibatkan stok ayam dipasaran sedikit, sedangkan
permintaan pasar mulai naik semenjak diterapkan kondisi new normal. Harga
ayam pedaging dengan kondisi tersebut juga ikut mengalami kenaikan. Hal ini
didukung oleh Carron, dkk. (2017) yang menyatakan faktor keseimbangan
penawaran (supply) dan permintaan (demand) juga berpengaruh signifikan
terhadap pembentukan harga daging ayam ditingkat pasar eceran (ritel).

Menganalisisis volume permintaan ayam pedaging di PT. Intertama


Trikencana Bersinar sebelum dan sesudah pengumuman nasional kasus
pertama covid-19.
Volume Per mintaan Ayam Pedaging di PT.
Inter tama Tr ikencana Bersinar
226000.00
225000.00
224000.00
223000.00 volume
222000.00
221000.00
KG

220000.00
219000.00
218000.00
217000.00
P1 Sebelum P2 Sebelum P1 Setelah P2 Setelah

Gambar 6. Grafik volume permintaan ayam pedaging di PT. Intertama Trikencana


Bersinar sebelum dan sesudah pengumuman nasional kasus pertama
covid-19

Hasil perhitungan volume permintaan ayam pedaging sebelum dan


sesudah diumumkannya kasus pertama covid-19 mempunyai nilai rata – rata yang
sama yakni 332.902,25 kg. Setiap periodenya, ayam dikandang habis terjual baik
sebelum dan sesudah diumumkannya kasus pertama covid-19.
Gambar 6 menunjukkan perbedaan volume permintaan pada setiap
periodenya, namum pandemik covid-19 tidak mempengaruhi terhadap volume
permintaan ayam pedaging di PT. Intertama Trikencana Bersinar. Perbedaan
volume pada setiap periode produksi terjadi dikarenakan kondisi rata-rata berat
ayam dan tingkat mortilitas yang berbeda-beda. Mortilitas mempengaruhi jumlah
ayam sehat yang siap panen di kandang.
Ketersediaan doc juga merupakan salah satu faktor dalam menentukan
jumlah ayam yang akan diproduksi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Ningsih dan Prabowo (2017) menyatakan bahwa ketersediaan dan harga day old
chick (DOC) mempengaruhi proses produksi ayam pedaging. Ketersediaan jumlah
ayam hidup dikandang juga dipengaruhi oleh kelancaran distribusi day old chick
(DOC), pakan dan obat-obatan serta kegiatan pemasaran. Keterhambatan rantai
pasokan dapat menyebabkan ketimpangan antara suplly dan demand, sehingga
terjadi over supply. Armelia, dkk. (2020) menjelaskan bahwa over suplly
menyebabkan turunnya produksi ternak akibat pembatalan chick in pada beberapa
usaha peternakan.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai