LP, LK PSTW Ahmad 2
LP, LK PSTW Ahmad 2
DISUSUN OLEH:
Hipovolemia Intoleransi
aktivitas
5. Manifestasi Klinis
Tidak semua Hipertensi menampakkan gejala yang spesifik selama
bertahun- tahun. Gejala ada jika menunjukkan adanya kerusakan vaskuler,
dengan tanda yang khas, sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah yang bersangkutan. Perubahan pada ginjal dapat
bermanifestasi, seperti nokturia (peningkatan buang air kecil pada malam
hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea dalam darah dan kreatinin)
(Aspiani, 2016).
Seperti penyakit degeneratif pada lanjut usia lainnya, hipertensi
sering tidak memberikan gejala apapun atau gejala yang timbul tersamar
(insidious) atau tersembunyi (occult). Menurut Rokhaeni ( 2001 ),
manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah,
Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun
Menurut Amin (2015), gejala yang timbul karena penyakit
Hipertensi berbeda pada setiap orang, beberapa dari mereka bahkan tidak
memiliki gejala. Secara umum gejala yang dirasakan orang yang
mengalami Hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Sakit kepala.
b. Rasa pegal, kaku dan tidak nyaman pada tengkuk.
c. Berdebar atau detak jantung terasa cepat.
d. Telinga berdengung.
e. Lemas dan kelelahan.
f. Gelisah.
g. Mual.
h. Muntah.
i. Epistaksis.
j. Kesadaran menurun
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengka
4) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hipertensi menurut Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (2014) dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Menggunakan obat-obatan, seperti amlodipine dan captopril. untuk
pemilihan obat, dosis obat, frekuensi minum obat serta penggunaan
obat- obatan Hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter
keluarga anda.
b. Memodifikasi gaya hidup dapat dilakukan seperti membatasi jumlah
asupan garam tidak lebih dari seperempat sampai setengah sendok teh
atau setara dengan 6 gram/hari, menurunkan berat badan (bagi yang
mengalami obesitas), menghindari minuman berkafein, merokok,
minum minuman beralkohol, dan pada penderita Hipertensi juga
disarankan untuk melakukan olahraga seperti jalan, lari, jogging,
bersepeda santai selama 20-25 menit dengan freuensi 3-5x/minggu.
Dan juga disarankan untuk istirahat cukup sekitar 6-8 jam/hari serta
dapat mengendalikan stress.
Ada beberapa makanan yang harus dihindari oleh penderita
Hipertensi seperti berikut:
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi seperti otak, minyak
kelapa, gajih/lemak.
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti
biskuit, crackers, keripik dan makanan kering yang asin.
c. Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet, soft
drink, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng,
d. Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah, abon,
ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung
alkohol seperti durian, tape.
8. Komplikasi
Adapun komplikasi Hipertensi menurut Aspiani (2016) adalah
seperti berikut :
a. Stroke Hemoragi dapat terjadi, akibat tekanan darah tinggi di otak,
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada Hipertensi kronis,
apabila arteri yang memeperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi
berkurang, arteri otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah
sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang mengalami
aterosklerosis tidak menyuplai cukup oksigen ke miokardium, atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati
pembuluh darah. Pada Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel,
kebutuhan oksgen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
juga hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melewati ventrikel sehingga terjadi distristmia,
hipoksia jantung dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
darah tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya
glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran
glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan
osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang
sering dijumpai pada Hipertensi kronis.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi pada penderita Hipertensi
yang meningkat cepat. Tekanan yang sangat tinggi dapat
meningkatkan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang
interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron disekitarnya
menjadi kolaps dan menyebabkan koma serta kematian.
e. Kejang biasanya dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang
lahir biasa dengan berat badan lahir rendah akibat perfusi plasenta
yang tidak adekuat. Dapat juga mengalami hipoksia dan asidosis
apabila ibu mengalami kejang saat atau sebelum melahirkan.
DISUSUN OLEH:
4. Kebiasaan sehari-hari
Biologis
- Pola makan
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari.
- Pola minum
Klien mengatakan sering minum
- Pola tidur
Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari dan jika
terbangun klien susah untuk tidur lagi.
- Pola eliminasi
Klien mengatakan BAB dan BAK tidak ada keluhan atau
gangguan.
- Aktivitas sehari-hari
Klien mengatakan hanya duduk-duduk saja.
Psikologis
- Klien mengatakan klien merasa nyaman dan tenang tinggal di
PSTW.
Sosial
- Dukungan keluarga
Klien mengatakan tidak ada komunikasi
- Hubungan antar keluarga
Klien mengatakan renggang
- Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan sering berinteraksi dengan wisma lain.
Spiritual/kultural
- Pelaksanaan ibadah
Klien mengatakan beragama islam dan sering meninggalkan
sholat 5 waktu.
- Keyakinan tentang kesehatan
Klien mengatakan selalu mengikuti pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan fisik
- Tanda-tanda vital
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (sadar penuh)
TD : 130/80 mmHg
N :-
RR :-
TB :-
BB :-
S :-
- Kebersihan perorangan
Kepala
Kebersihan : Bersih
Kerontokan rambut : tidak ada kerontokan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Mata
Konjungtiva : Rabun seebelah kiri
Sclera : Putih normal
Strabismus :-
Penglihatan : Baik tapi kadang kabur
Peradangan :-
Riwayat katarak :-
Keluhan : Tidak ada
Hidung
Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak ada
Penciuman : Tidak terganggu
Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : Bersih
Mukosa : Lembab
Peradangan/stomatitis : Tidak ada
Gigi : Gigi hamper habis/ ompong
Radang gusi : Tidak ada
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
Telinga
Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak ada
Pendengaran : Masih normal
Keluhan lain : Tidak ada
Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
JVP : Normal
Kaku kuduk : Tidak ada
Dada
Bentuk dada : Simetris
Retraksi : Tidak ada
Wheezing : Tidak ada
Ronchi : Tidak ada
Abdomen
Bentuk : Simetris
Nyeri tekan : Ada karena ada maag
Kembung : Tidak ada
Genitalia
Kebersihan : Bersih
Haemoroid : Tidak ada
Hernia : Tidak ada
Ekstremitas
Postur tubuh : Sedikit bungkuk
Rentang gerak :
1) Tangan kanan : masih mampu bergerak ( kaki
sebelah kana nada benjolan)
2) Tangan kiri : masih mampu bergerak
3) Kaki kanan : masih mampu bergerak
4) Kaki kiri : masih mampu bergerak
B. ANALISA DATA