Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angk. LII Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur
Nip : 198503302020122007
Kelompok :3
NDH : 028
Judul Kasus : Membangun Efektifitas Pelayanan Publik Melalui Mall Pelayanan Publik
Detail Kasus : Membangun Efektifitas Pelayanan Publik Melalui Mall Pelayanan Publik
Dinamika perkembangan zaman memaksa semua negara di dunia untuk terus melakukan transformasi
terhadap tata kelola pemerintahan yang dituntut semakin profesional, cepat, efektif, adaptif untuk
menjawab kebutuhan masyarakat. Indonesia sendiri yang tumbuh dalam era demokratisasi, juga
memasuki era digitalisasi dan virtualisasi, serta memiliki proyeksi menjadi the big five state in the
world.
Reformasi birokrasi sebagai arus utama pendorong gelombang revolusi tata kelola pemerintahan tidak
lagi hanya untuk mengontrol jalannya birokrasi dan menghadirkan pelayanan. Namun juga harus
bergerak untuk mengubah paradigma para administrator publik untuk menempatkan masyarakat
sebagai aspek terdepan dan prioritas. Dan memposisikan pemerintah sebagai representasi publik, serta
membangun institusi publik yang berintegritas, responsif melayani dan aktif memberdayakan
masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengaturan dan implementasi berbagai kebijakan publik di
tingkat pusat maupun daerah.
Dimana selama ini masih banyak permasalahan dalam kegiatan dan proses pemberian layanan kepada
masyarakat. Menjembatani kondisi tersebut, beberapa pemerintah daerah berlomba-lomba bersaing dan
berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Namun seringkali upaya tersebut
masih belum memberikan hasil yang maksimal sehingga pada akhirnya tidak solutif dan terkadang
menimbulkan kerumitan dalam proses pelayanan kepada masyarakat.
Denhardt dan. Denhardt, dalam bukunya mengungkapkan bahwa salah satu agenda reformasi yang
dijalankan oleh beberapa negara maju, adalah dengan menguatkan hubungan antara institusi publik
dengan pelanggannya (masyarakatnya) sebagai "mekanisme transaksi pasar yang melahirkan suatu
komoditas kepentingan bersama".
Melalui konsep yang ditawarkan, dapat dicermati bahwa konsep the new public management dalam
administrasi negara sudah hadir. Dia telah mengelaborasi sentuhan maupun pendekatan pelayanan
negara yang lebih demokratis (lebih meningkatkan kepercayaan publik), menjembatani harapan dan
keinginan warga, memberikan ruang bagi keterlibatan sosial dalam
Konsep MPP ini terinspirasi dari Public Service Hall (PSH) yang ada di Georgia, yakni pusat
pelayanan terpadu dan terintegrasi, baik antar kementerian maupun dengan pemerintah lokal. Sejak
tahun 2018, Kementerian PANRB terus mendorong sejumlah pemda untuk menerapkan konsep MPP di
daerahnya.
Mempelajari hal itu, lalu disesuaikan dalam konteks indonesia, Kemenpan RB menghadirkan Mal
Pelayanan Publik (MPP) Indonesia, yang lebih progresif memadukan pelayanan dari pemerintah pusat,
daerah dan swasta dalam satu tempat. Bahkan menyatukan pelayanan publik lintas kewenangan yang
pada umumnya sulit dilakukan karena struktur birokrasi di Indonesia yang sangat besar.
Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa mengatakan, saat ini MPP sudah terbangun di sejumlah
daerah, antara lain Kota Batam, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Banyuwangi, Kota
Denpasar, Kabupaten Karangasem, Kota Surabaya, Kabupaten Tomohon, dan Kota Bitung.
Dikatakan, pembangunan MPP sejalan dengan kebijakan Gerakan Indonesia Melayani, yang tertuang
dalam Instruksi Presiden No. 12/2016. Dalam hal ini, Kementerian PANRB mendapat mandat untuk
mengkoordinasikan Program Gerakan Indonesia Melayani (GIM), sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM), yang meliputi lima Gerakan. Empat gerakan lainnya adalah
Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan
Indonesia Bersatu.
Kehadiran Mal Pelayanan Publik, juga tidak mendegradasi generasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP), justru ini keistimewaannya MPP dapat memayungi PTSP tanpa pula mematikan pelayanan
yang sudah ada sebelumnya. Sebab PTSP di daerah sebenarnya sudah berjalan baik (melalui kerangka
7 regulasi PP nomor 18/ 2016 tentang perangkat daerah).
Namun, ada kendala yang perlu disempurnakan, antara lain sebagian besar perizinan bergantung pada
dinas teknisnya sehingga terjadi kelambatan proses; beberapa pemda belum mengikat perizinan dengan
sertifikasi ISO sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi temuan
lembaga pengawasan.
Oleh karena itu, Kemenpan RB mendorong penuh upaya penyederhanaan perizinan melalui satu sistem
aplikasi yang terintegrasi yang juga bernama -- one single submission tersebut, dan juga memang
sejalan dengan pembangunan sistem pemerintahan berbasis elektronik (e-government) sebagaimana
perpres nomor 95/ 2018.
Hingga sekarang, tahapannya masih pada identifikasi terhadap bentuk proses bisnis dan tata kelola data
lintas instansi yang mengintegrasikan karakter format dan definisi data yang berbeda; integrasi layanan
dan interoperabilitas data yang membutuhkan rekayasa aplikasi ulang; serta pembentukan arsitektur
spbe untuk menyamakan cara pandang bagi integrasi pelayanan publik. Berdasarkan evaluasi,
pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota, juga semakin berlomba untuk membangun Mal Pelayanan
Publik.
Mal Pelayanan Publik sebagai the new public service adalah jawaban bagi harapan publik tentang
kemudahan perijinan, kecepatan pelayanan dan akhirnya mendorong kemudahan berusaha,
meningkatkan pertumbuhan industri mikro maupun ekonomi makro. Melalui MPP, pola pikir yang ego
sektoral antar instansi diubah menjadi kerja bersama yang berfokus pada komitmen melayani
masyarakat.
Bahkan, MPP mampu menjadi inkubator bagi tumbuhnya pelayanan pemerintah yang 9 mengadopsi
teknologi, serta menjadi wahana leadership yang melahirkan para ASN teladan berjiwa hospitality.
MPP menjadi media untuk membangun sistem kerja dan sinergi yang utuh, mempraktikkan perubahan
budaya kerja yang melayani, panggung untuk menampilkan wajah birokrasi yang mengadopsi the new
public service, sehingga benar-benar merepresentasikan kehadiran negara untuk memberikan manfaat
luas bagi kepentingan dan kemakmuran masyarakat.
No Soal Jawaban
.
1 Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau Rumusan masalah :
masalah pokok, aktor yang terlibat dan persan 1. Kegiatan dan proses pemberian pelayanan
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi publik tidak maksimal sehingga tidak
kasus. solutif dan dapat menimbulkan masalah
2. Seringkali ditemukan ketidakmampuan
petugas pemberi layanan disebabkan
karena rendahnya kompetensi mereka
3. Kesulitan dan keterlambatan dalam proses
perizinan MPP karena perizinan
bergantung pada dinas teknisnya.
3. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pemahaman konsep
mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
mutu penyelenggaraan Pemerintah. Indikator
Nilai-nilai dasar Komitmen mutu yang
diterapkan adalah :
a. Efektif
b. Efisen
c. Integritas, profesioanal dan responsif
d. Keterbukaan
Bentuk Pelanggaran
1. Akuntabilitas : Instansi penanggung jawab
dan penyedia layanan belum mempunyai SOP
berupa alur dan prosedur yang jelas dalam
menyediakan layanan.