Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET MICROTEACHING

DOSEN PENGAMPU :
DRA. MARNALA TOBING,
M.Pd

DISUSUN OLEH

Nama : Dilvani

Agnesta Br Ginting

NIM :5203144010

PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dah
rahmatNya kami dapat melakukan mini riset tentang silabus tata kecantikan yang
digunakan dalam pembelajaran di SMK Makalah ini disusun berdasarkan hasil mini riset
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Micorteaching. Kami sangat
berterimakasih kepada ibu dosen pengampu yang telah memberikan kami
arahan,bimbingan serta kesempatan untuk melakukan riset ini. Selain itu, kami
berterimakasih kepada bapak ibu guru yang telah mengizinkan dan memberikan informasi
kepada kami mengenai silabus tatakecantikan SMK .Kami juga meminta maaf kepada para
pembaca jika terdapat kekurangan serta kesalahan dalam penulisan makalah ini. Demikian
yang dapat kami sampaikan, atas perhatian para pembaca kami mengucapkan terimakasih.

Medan, 22 September 2022

Dilvani Agnesta

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................3

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................7

BAB V PENUTUP.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12

2
A. LATAR BELAKANG BAB I
PENDAHULUAN

Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,


perkembangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di
Indonesia. Perubahan penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan di
Indonesia salah satunya adalah perubahan kurikulum, telah kita ketahuai bersama
perubahan kurikulum juga diikuti perubahan perangkat pembelajaran salah satunya
RPP. Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah
dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap
Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal
yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian
penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang
memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP
secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan
Penilaian

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah untuk


melihat dan memahami silabus yang digunakan guru tata kecantikan SMK.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencangkup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan
oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.
Dengan memperhatikan hakekat silabus diatas, suatu silabus minimal memuat enam
komponen utama, yakni: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4)
materi standar, (5) standar proses (kegiatan belajar-mengajar), dan (6) standar penilaian.
Pengembangan terhadap komponen-komponen tersebut merupakan kewenangan mutlak
guru, termasuk pengembangan format silabus, dan penambahan komponen-komponen lain
dalam silabus di luar komponen minimal.

Prinsip Pengembangan Silabus

Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan


pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu setiap satuan
pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai
dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh
setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional
(standar nasional), maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus.
Prinsip- prinsip tersebut adalah:

1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang
mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.

4
2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat
kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta
didik. Disampig itu, relevan mengandung arti kesesuaian atau keserasian antara silabus
dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian
lulusan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara
kuantitas maupun kualitas. Relevan juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada di
atasnya, sehingga terjadi kesinambungan dan pengembangan silabus.
Relevan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan eksternal.
Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang dikembangkan dengan
komponen-komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni standar kompetensi, standar isi,
standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan relevan secara eksternal adalah kesesuaian
antara silabus dengan karakteristik peserta didik,kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.

3.Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam
silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai suatu
pemikiran pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan kurikulum. Fleksibel
sebagai suatu pemikiran pendidikan berkaitan dengan dimensi peserta didik dan lulusan,
sedangkan fleksibel sebagai suatu kaidah dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan
pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta
didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru sebagai sarana
pelaksana silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan konfigurasi seperti dalam
silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi sebagai ide baru atau memperbaiki
ide-ide sebelumnya. Demikian halnya peserta didik, mereka diberikan berbagai pengalaman
belajar yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.
Sedangkan fleksibel dari segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang
multi arah berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.

4. Kontinuitas

Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program


5
pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam
kompetensi dan pribadi peserta didik.
Kontinuitas atau kesinambungan tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan jenjang
pendidikan yang ada di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan program-
program lain atau dengan silabus lain yang sejenis.

5. Konsisten

Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten, artinya


bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam
membentuk kompetensi peserta didik.

6. Memadai

Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi
standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Di samping itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang berarti
bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang oleh
sarana dan prasarana yang memadai.

7. Aktual dan Kontekstual

Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan berlangsung di
masyarakat.

8. Efektif

Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni


memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat
6
pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus
yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas atau
di lapangan, sebaliknya silabus tersebut dapat dikatakan kurang efektif apabila banyak hal
yang tidak dapat dilaksanakan. Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan
yang terjadi antara silabus sebagai kurikulum tertulis (written curriculum), potensial
curriculum atau kurikulum yang diharapkan (intended curriculum) dengan curriculum yang
teramati (observer curriculum) atau silabus yang dapat dilaksanakan (actual curriculum).

9. Efisien

Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang
ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara membandingkan antara
biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau
kompetensi yang dapat dibentuk oleh peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut
untuk dapat mengembangkan silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa
mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yang merupakan


penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam
sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Data yang terkumpul di klasifikasikan atau
dikelompok menurut jenis, sifat, atau kondisinya. (Arikunto,2006:182). Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara (interview) dan
dokumentasi.

1. Metode wawancara. Metode wawancara ini digunakan untuk mencari data


mengenai bagaimana proses pembelajaran di tata kecantikan SMK N 1
Beringin, bagaimana para guru menyusun rpp dari silabus yang telah tersedia.
2. Metode Dokumentasi.
Dalam metode
dokumentasi ini yang
diambil adalah padasaat
wawancara dengan
guru kecantikan SMK 2

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 1 BERINGIN


Mata Pelajaran : Body spa, pangkas dasar, Nail Art dan tatarias pengantin
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Body Spa
Alokasi Waktu : 3Minggu x 5 Jam Pelajaran @45 Menit
Pertemuan ke- : 1-3

A. Kompetensi Inti
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

9
3.9 Menguasai body spa  Menjelaskan pengetahuan tentang body
spa
 Menjelaskan tentang alat, bahan dan
kosmetik body spa
 Menjelaskan teknik body spa

4.9 Melakukan body spa  Mendemonstrasikan melakukan prosedur


body spa

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:


 Menjelaskan Pengertian , alat, bahan, dan kosmetik body spa
 Menjelaskan Teknik body spa
 Mendemonstrasikan body spa

D. Materi Pembelajaran

 Pengertian body spa


 Alat, bahan, dan kosmetik body spa
 Teknik body spa
 Pengaplikasian body spa

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Projek

F. Media Pembelajaran
Media/Alat:
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
10
11
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.
 Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.

Bahan :
 Spidol / kapur berwarna

G. Sumber Belajar
 Buku yang terkait
 Video/gambar/artikel/blogspot

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
• Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit)
• Kegiatan Inti ( 195 Menit)
• Kegiatan Penutup (15 Menit)

2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 1 BERINGIN

Mata Pelajaran : Perawatan tangan dan kaki


Kelas/Semester : XI/ Genap
Materi Pokok : Nail art
Alokasi Waktu : 4 Minggu x 7 Jam Pelajaran @45 Menit
Pertemuan ke- : 4- 7

I. Kompetensi Inti

 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
12
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.10. Menganalisis perawatan tangan  Menjelaskan perawatan tangan nail art
nail art
4.10.Melakukan perawatan tangan nail  Mendemostrasikan perawatan
art tangan nail art
K. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan perawatan tangan nail art
 Mendemonstasikan perawatan tangan nail art
L. Materi Pembelajaran
 Perawatan perawatan tangan nail art
M. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Projek

N. Media Pembelajaran
Media/Alat:
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.

13
 Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.

Bahan :
 Spidol / kapur berwarna

O. Sumber Belajar
 Kusantati,Herni , 2008, Tata Kecantikan Kulit jilid II , Jakarta .
 Tobing Marnala, 2011, Kosmetika Tata Kecantikan Kulit, Medan, Universitas
Negeri Medan
 Video/gambar/artikel

P. Langkah-Langkah Pembelajaran
 Kegiatan pendahuluan ( 15 menit)
 Kegiatan Inti (150 menit )
 Kegiatan Penutup ( 15 menit )

3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 1 BERINGIN


Mata Pelajaran : Perawatan Wajah, Badan (Body Massage) dan Waxing
Kelas/Semester : XII/ Ganjil
Materi Pokok. : Perawatan wajah Dehidrasi
Alokasi Waktu : 2 Minggu x 7 Jam Pelajaran @45 Menit
Pertemuan ke- : 12- 15

Q. Kompetensi Inti
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

14
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.12. Menganalisis perawatan wajah  Menjelaskan perawatan wajah dehidrasi
dehidrasi dengan teknologi dengan tehnologi
4.12 Melakukan perawatan wajah  Mendemostrasikan perawatan wajah
dehidrasi dengan teknologi dehidrasi i dengan tehnologi .
S. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan perawatan wajah dehidrasii dengan tehnologi
 Mendemonstasikan perawatan wajah dehidrasii dengan tehnologi
T. Materi Pembelajaran
 Perawatan wajah dehidrasi dengan tehnologi

U. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Projek

V. Media Pembelajaran
Media/Alat:
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
 Objek fisik: Benda nyata, model, dan spesimen.
 Cetak: buku, modul, brosur, leaflet, dan gambar.

15
Bahan :
 Spidol / kapur berwarna

W. Sumber Belajar
 Kusantati,Herni , 2008, Tata Kecantikan Kulit jilid II , Jakarta .
 Tobing Marnala, 2011, Kosmetika Tata Kecantikan Kulit, Medan, Universitas
Negeri Medan
 Video/gambar/artikel

X. Langkah-Langkah Pembelajaran
 Kegiatan Pendahuluan ( 15 menit )
 Kegiatan Inti (150 menit)
 Kegaiatan Penutup ( 15 menit)

B. PEMBAHASAN

Dari hasil mini riset diatas, dapat diketahuan bahwa pembelajaran dalam setiap mata
pelajaran akan dibagai menjadi beberapa pertemuan, sehingga saat kegiatan belajat
mengajar berlangsung dapat dilaksanakan dengan efisien.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran


dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil
belajar.
Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan
tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus diantaranya adalah: ilmiah,
relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, efektif
dan efisien.
Beberapa manfaat dari silabus ini, diantaranya: sebagai pedoman/acuan bagi
pengembangan pembelajaran lebih lanjut, memberikan gambaran mengenai pokok-
pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran, sebagai ukuran dalam
melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran, dokumentasi tertulis
(witten document) sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.
Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak yang mempunyai tanggung
jawab dalam pengembangan silabus diantaranya, Balitbang Depdiknas, BSNP
Depdiknas, Pusat Kurikulum Depsiknas, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pendidikan Kabupaten dan Kota, Sekolah, Guru kelas
Prosedur pengembangan silabus dalam garis besar mencakup beberapa
langkah, diantaranya: mengisi kolom identitas, mengkaji dan menganalisis standar
kompetensi, mengkaji dan menetukan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi
standar, mengembangkan penglaman (standar proses), merumuskan indikator
pencapaian kompetensi, menentukan jenis penilaian, alokasi waktu, dan menentukan
sumber belajar.

B. Saran
17
Kami menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan pembuatan makalah kami yang berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Prawiradilaga, Dewi Salma. ( 2015 ). Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta : PrenadaMedia

Wiyani, Novan Ardy. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz


Media

https://www.gramedia.com/literasi/silabus/

19

Anda mungkin juga menyukai