Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Caring Dalam Keperawatan

“TEORI CARITAS / HUBUNGAN KEPEDULIAN”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6

1. Dela Panesha (032021011)

2. Marcelina Dwi Sawita (032021030)

3. Novri Sintia (032021039)

4. Elisa Angel Sitinjak (032021098)

SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI SANTA ELISABETH MEDAN

TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga makalah yang kami berjudul “CARITAS/ HUBUNGAN
KEPEDULIAN” ini dapat terselesaikan dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun
penulisannya. Mungkin dalam makalah ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu
kami mohon maaf. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di
masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan


dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua, dan dapat di praktikkan Ketika kita
melayani pasien yang sehat maupun sakit.

Medan, 24 Februari 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................

Daftar isi.......................................................................................................................................

BAB I...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................

1.1 Tujuan Masalah..................................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................................

PEMBAHASAN..........................................................................................................................

2.1 Definisi Transpersonal, Asumsi Perawat Caritas, Momen Caring.....................................

2.2 Contoh Keperawatan yang Konsisten dengan Hubungan Caritas......................................

2.3 Model Hubungan Keperawatan Caring .............................................................................

2.4 Cara Kita Hadir, Mendukung Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif Pasien.....................

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................

Daftar pustaka..............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Caritas berasal dari bahasa Latin yang berarti untuk menghargai, serta memberi cinta dan
perhatian khusus. Proses penyatuan cinta dan peduli mengundang terbentuknya rasa peduli
dalam hubungan transpersonal. Hubungan antara cinta dan peduli menciptakan pembukaan
keselarasan dan akses untuk penyembuhan batin untuk diri sendiri dan orang lain. Sementara
kesehatan dapat dianggap mewakili memperluas kesadaran, cinta adalah tingkat kesadaran
dan sumber terbesar dari semua penyembuhan di dunia. Hal ini berhubungan dengan cinta
sebagai sumber untuk penyembuhan yang lebih besar dari diri sendiri dengan alam semesta,
yang berkembang dan berlangsung.

Adanya pergeseran demografi, pergeseran sosial ekonomi, serta meningkat dan bertambah
rumitnya masalah kesehatan akan berdampak pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Masyarakat lebih sadar
akan hak dan kewajiban untuk menuntut tersedianya pelayanan kesehatan dan keperawatan
dengan mutu yang secara profesional dapat dipertanggungjawabkan. Dalam menghadapi era
globalisasi ini, tiada upaya lain yang perlu dilakukan kecuali mengadakan penyesuaian dan
perbaikan terhadap mutu pelayanan keperawatan.

Peningkatan mutu pelayanan keperawatan didukung oleh pengembangan teori-teori


keperawatan, salah satunya adalah teori Caring menurut Jean Watson. Caring adalah sentral
untuk praktik keperawatan karena merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, yaitu
perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Kunci dari kualitas
pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati, dan caring perawat. Hal ini sangat
sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini, yaitu mengharapkan pelayanan keperawatan
yang berkualitas. Banyak faktor yang memengaruhi faktor caring, seperti umur, gender,
lingkungan kerja, dan kualifikasi perawat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Transpersonal, Asumsi Perawat Caritas, Momen Caring?

2. Apa Contoh Keperawatan yang Konsisten dengan Hubungan Caritas?


3. Apa Saja Model Hubungan Keperawatan Caring?

4. Bagaimana Cara Kita Hadir, Mendukung Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif Pasien?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Definisi Transpersonal, Asumsi Perawat Caritas, Momen Caring.

2. Untuk Mengetahui Contoh Keperawatan yang Konsisten dengan Hubungan Caritas.

3. Untuk Mengetahui Saja Model Hubungan Keperawatan Caring.

4. Untuk Mengetahui Cara Kita Hadir, Mendukung Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif
Pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Transpersonal, Asumsi Perawat Caritas, Momen Caring

 Caritas

Caritas berasal dari bahasa Latin yang berarti menghargai, serta memberi cinta dan perhatian
khusus. Proses penyatuan cinta dan peduli mengundang terbentuknya rasa peduli dalam
hubungan transpersonal. Hubungan antara cinta dan peduli menciptakan pembukaan
keselarasan dan akses untuk penyembuhan batin untuk diri sendiri dan orang lain. Sementara
kesehatan dapat dianggap mewakili memperluas kesadaran, cinta adalah tingkat kesadaran
dan sumber terbesar dari semua penyembuhan di dunia. Hal ini berhubungan dengan cinta
sebagai sumber untuk penyembuhan yang lebih besar dari diri sendiri dengan alam semesta,
yang berkembang dan berlangsung.

 Kesadaran Caritas

Kesadaran Caritas adalah salah satu dasar untuk merawat, menyembuhkan, dan memberi
ketulusan. Ini adalah praktik inti dan proses yang mempersiapkan kita dengan keterampilan
dan kemampuan untuk berkomitmen dan terlibat dalam pelayanan manusia yang penuh kasih
seumur hidup yang memberi dan menerima kehidupan. Setiap orang memiliki sumber dari
cinta kasih, perhatian, dan keramahan. Namun, cara dasar ini sering dilapisi dan ditanamkan
di bawah kebiasaan sosial dan tempat kerja pada saat yang sama.

Cinta kasih adalah kondisi alami berada dan hidup. Saat kita benar-benar merasakannya, itu
membawa sukacita dan kedamaian hidup kita dan orang-orang di sekitar kita. Tantangan
dalam penyembuhan perhatian praktik profesional dan tantangan khusus untuk model
Kesadaran caritas adalah mencari cara mengakses perasaan ini secara langsung sehingga
energi itu terpancar untuk diri sendiri dan bidang-bidang di sekitar kita. Perawat dengan
kesadaran caritas dapat benar-benar mengubah seluruh sistem, berkontribusi terhadap
perubahan di seluruh dunia melalui sistem mereka yang memiliki praktik keberadaan atau
ikut merasakan apa yang dirasakan pasien. Dengan demikian, “melihat” dan “melakukan”
berbagai hal memegang kesadaran yang berbeda, memancarkan pesan yang berbeda,
memengaruhi lingkungan energik yang halus, memberi penyembuhan, keutuhan,
pengampunan, keindahan, cinta, kebaikan, keseimbangan batin. Dalam kesadaran ini,
perawat secara harfiah menjadi bidang caritas.

 Caring

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, yaitu perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien.
Kunci kualitas pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati, dan kepedulian
perawat. Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini, yaitu mengharapkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas. Watson (1979) menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah karena kedua
proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik.

Teori Watson (1979) tentang transpersonal caring berfungsi sebagai panduan untuk disiplin
ilmu dan pengembangan profesional perawat. Teori ini didasarkan pada nilai-nilai saling
menghormati satu sama lain, otonomi individu dan kebebasan memilih. Human caring
bersifat relasional, saling berhubungan, transpersonal, dan intersubjektif yang merupakan
dasar bagi hubungan terapeutik antara manusia. Bagian ini mengembangkan pandangan
teoretis tentang Hubungan Kepedulian Transpersonal.

 Hubungan Kepedulian Transpersonal

Hubungan kepedulian transpersonal dipandu oleh Kesadaran Caritas yang berkembang. Ini
menyampaikan kepedulian terhadap dunia kehidupan batin dan makna subyektif orang lain
yang sepenuhnya diwujudkan yaitu roh. Gagasan transpersonal mengundang penuh cinta
kasih dan keseimbangan batin dari kehadiran seseorang pada saat itu, dengan pemahaman
bahwa momen kepedulian yang signifikan dapat menjadi titik balik dalam kehidupan
seseorang. Itu memengaruhi perawat dan pasien sehingga memancar keluar melampaui
momen, terhubung dengan bidang universal ketidakterbatasan tempat kita semua berada.
Dengan demikian, momen itu terus hidup.

Hubungan roh ke roh yang sah pada saat tertentu melampaui tingkat ego pribadi dari kontrol
profesional dan membuka hati serta pikiran perawat yang cerdas terhadap apa yang benar-
benar muncul dan mampu menampilkan dirinya. Perawat Caritas transpersonal lebih
terbuka, tanggap, dan peka terhadap apa yang sedang terjadi lebih mampu “membaca
lapangan”, memahami seluk-beluk di lapangan, menggunakan semua sumber daya, dan
menggunakan semua cara untuk mengetahui: empiris, pengetahuan teknis, etis, intuitif,
personal, estetis, bahkan spiritual.

Kesadaran Caritas transpersonal berarti mampu memperluas hubungan kepedulian. Sebagai


contoh, keterampilan yang diperoleh untuk hadir. Perawatan yang ditawarkan menjadi lebih
akurat, lebih terfokus, lebih sesuai, dan secara umum lebih memuaskan bagi perawat dan
pasien. Itu bisa menyembuhkan, memberi hidup, dan menerima hidup.

Caritas Transpersonal menciptakan kesadaran dan panggilan untuk memperlakukan


seseorang secara manusiawi, lebih berhati terbuka (empati), penuh kasih sayang, hadir,
mampu lebih kompeten sebagai manusia, lebih mampu berdiam dalam keheningan untuk
terlibat dalam tindakan moral yang terinformasi dengan rasa sakit, ketidaknyamanan,
pergumulan emosional, dan penderitaan tanpa berpaling. Kompetensi kesadaran ini, terkait
dengan Faktor caratis lain dan Proses Caritas pada tingkat etika, moral ontologis, dan
tuntutan praktik asuhan keperawatan profesional. Kesadaran ini melakukan pencarian akan
makna untuk penyembuhan, semua jenis hubungan, untuk penyakit, rasa sakit, penderitaan,
kehilangan, kematian, kerentanan, dan sebagainya.

 Asumsi dari Perawat Caritas

Adapun asumsi dari perawat caritas mengenai hubungan Caritas Transpersonal adalah
sebagai berikut.

a. Perawat Caritas memiliki komitmen moral terhadap masyarakat dan kemanusiaan. Ia


mampu mewujudkan intensionalitas dan Kesadaran caritas dalam hubungannya dengan diri
sendiri dan orang lain untuk melindungi, meningkatkan, mempromosikan, serta menjaga
martabat dan keutuhan manusia.

b. Perawat Caritas menegaskan signifikan subjektif spiritual dari diri sendiri dan orang lain
sambil berusaha mempertahankan kepedulian di tengah-tengah ancaman dan keputusasaan,
baik secara biologis, kelembagaan, atau lainnya.

c. Perawat Caritas menghormati hubungan I-Thou (Saya dengan Tuhan), bukan I-It (saya
dengan diri sendiri).

d. Perawat Caritas berupaya mengenali, menghormati, dan melihat semangat orang lain
secara akurat melalui kehadiran yang tulus, terpusat, dan tersedia pada saat ini.
e. Perawat caritas terhubung dengan yang lain melalui tindakan, kata-kata, suara, kehadiran
non-verbal, pikiran, perasaan, dan tanggung jawab.

f. Koneksi Caritas dapat terjadi melalui tindakan, gerakan, ekspresi wajah, prosedur,
pemberian informasi, sentuhan, suara, nada suara, jenis sentuhan, suara yang menenangkan,
ekspresi verbal, atau keterampilan teknis ilmiah berkomunikasi dengan merawat yang lain.

g. Semua bentuk komunikasi dan tindakan manusia profesional dan pribadi ini berkontribusi
pada koneksi kepedulian transpersonal.

h. Perawat Caritas tidak diharapkan memiliki momen perawatan dengan setiap pasien.
Namun, Kesadaran Caritas dianggap sebagai cita-cita profesional untuk memandu komitmen
moral, etis, dan intensionalitas dengan setiap pasien, serta mempertahankan misi perawatan
dan perjanjian keperawatan dengan masyarakat.

 Momen Caring

Komponen dari teori kepedulian transpersonal dan Kesadaran Caritas sudah ditekankan
adalah bahwa ia mampu hadir pada setiap individu yang mengalaminya. Dalam
keperawatan, ini disebut sebagai “Momen Caring”. Momen caring ini terjadi ketika
roh perawat terhubung pada roh yang lain di luar kepribadian, penampilan fisik,
penyakit, diagnosis, bahkan perilaku yang muncul.

Perawat Caritas dalam momen caring menggunakan semua keterampilan, pengetahuan,


sumber daya, dan cara-cara mengetahui. Dengan menghubungkan cara ini, momen caring
menjadi transenden. Momen semacam ini adalah pengalaman fokus dalam ruang dan waktu,
tetapi momen koneksi yang peduli akan melampaui rasa, waktu, dan ruang. Ia memiliki
bidang yang lebih besar daripada individu yang mengalaminya. Koneksi melampaui dirinya
sendiri dan itu menjadi bagian dari sejarah kehidupan setiap orang dari pola kehidupan dan
alam semesta yang lebih besar dan kompleks

2.2 Contoh Keperawatan yang Konsisten dengan Hubungan Caritas

Smith (1992) melakukan analisis terperinci dari literatur caring yang menggunakan lensa
Unitary Science. Perspektif ini konsisten dengan dimensi transpersonal yang telah dibahas
sebelumnya, dalam bidang kesatuan tak terhingga konteksnya adalah melampaui setiap
peristiwa terpisah yang diberikan dan menghubungkan semua bagian dengan keseluruhan.
Eksplorasi kepeduliannya dalam bidang kesatuan yang lebih luas ini menghasilkan
identifikasi dan deskripsi lima konstituen kepedulian:

a. Adanya keinginan untuk mewujudkan

b. Adanya pola mengharagai

c. Mencocokkan dengan perubahan yang terjadi

d. Menumbuhkan kreatifitas

Smith mendefinisikan niat mewujudkan perhatian secara menciptakan, memegang, dan


mengekspresikan pikiran, gambaran, perasaan, kepercayaan, keinginan, kehendak dan
tindakan yang menegaskan kemungkinan untuk perbaikan atau kesejahteraan manusia. Dalam
konteks Caritas, ekspresi niat peduli dapat lebih jauh, termasuk memusatkan perhatian pada
orang memegang kesadaran penuh kasih untuk menjaga keutuhan, martabat, integritas orang
tersebut, memiliki penghormatan terhadap hal yang muncul dari proses batin subjektif dan
mendekati orang lain dengan kehadiran autentik, terbuka untuk partisipasi kreatif tanpa batas
(Watson, 2005).

2.3 Model Hubungan Keperawatan Caring

Model Perawatan yang Berpusat pada Hubungan Kerangka pendidikan untuk Pengajaran
yang Berpusat pada Hubungan Mengurus untuk semua profesi kesehatan dikembangkan oleh
Pew Fetzer Task. Sebuah proyek nasional tempat berpartisipasi, mengidentifikasi serangkaian
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang terkait dengan hubungan perawat di beberapa
tingkat:

a. Hubungan perawat dengan diri sendiri,

b. Hubungan perawat dengan pasien,

c. Hubungan perawat dengan komunitas, dan

d. Hubungan perawat dengan teman sejawat.

2.4 Cara Kita Hadir, Mendukung Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif Pasien

Dimensi ini hadir dan memungkinkan konstruktif ekspresi dari semua perasaan bahwa kita
menciptakan dasar untuk percaya dan peduli. Ketika seseorang mampu menahan air mata
atau ketakutan lain tanpa sedang terancam atau berpaling, itu adalah tindakan penyembuhan
dan kepedulian. Ketika seseorang mampu untuk masuk ke dalam ruang hidup lain,
berhubungan dengan dunia kehidupan batin subjektif emosi dan pikiran sehingga
menghubungkan dengan Roh yang lebih dalam diri dan lainnya ini merupakan dasar untuk
sejenak peduli transpersonal dan hubungan penyembuhan. Ini adalah fakta bahwa pikiran dan
emosi memainkan peran sentral dalam pengalaman dan perilaku masyarakat. Pengetahuan
tentang psikologi, psikodinamik, dan psikiatri, serta pengalaman kehidupan umum,
membantu kita memahami kekuatan dan pentingnya emosi.

Pada awal penelitian, psikologi sosial telah menunjukkan adanya hubungan antara perilaku
dan pengambilan keputusan, terutama dalam situasi konflik sarat, yang rasional dan kuasi
rasional (emosional afektif). Hubungan komponen emosional ini telah disahkan secara
teoretis maupun empiris dalam ilmu sosial dan ilmu perilaku sastra. Lama telah diakui bahwa
emosi merupakan salah satu motivasi utama bagi manusia. Seorang individu biasanya
mencari konsistensi berbeda antara pikiran dan emosi ketika disonansi tersebut terjadi;
konsistensi yang dicari dengan maksud untuk menemukan makna, harmoni, dan
keseimbangan dalam hidup dan dunia.

Ketika ketidaksesuaian atau disonansi terus meningkat, seseorang menjadi lebih cemas, takut,
bingung, dan tertekan. Inkonsistensi dan disonansi kognitif emosional dapat memengaruhi
sikap, pemahaman, dan perilaku. Dalam hubungan interpersonal, dan dalam situasi yang
berkaitan dengan kesehatan dan penyakit, hal ini sering menjadi aspek emosional di tingkat
perasaan, yang menjelaskan bahwa orang mampu berkomunikasi dengan lancar, mendengar
satu sama lain, menjalin hubungan, dan seterusnya, atau tidak.

Dinamika ini memahami perilaku dasar manusia untuk membangun dan mempertahankan
hubungan yang membantu-percaya-peduli. Profesional di semua bidang harus memahami dan
menghargai fakta dasar kemanusiaan bersama jika ingin efektif berhubungan dan
berkomunikasi, satu ke yang lain, dengan cara yang “healthogenic” atau “biogenik secara
langsung”. Hal yang paling sering mengganggu dalam membangun hubungan adalah
seseorang bereaksi negatif, ketika perasaan orang lain tampak “nonrasional”, mengganggu,
mengancam, marah, atau tidak pantas untuk situasi saat itu. Hal ini justru hadir ketika
keterbukaan dan penerimaan anda datang bermain ke dalam cara yang paling penting,
sensitif.
Proses Caritas adalah Cinta Kasih dan Ketenangan Hati, memungkinkan orang untuk
memahami perasaannya, baik positif maupun negatif. Dalam mengizinkan dan memfasilitasi
ekspresi mereka, perawat berkontribusi pada proses menghormati dan menerima perasaan
seseorang sambil juga menciptakan kesadaran bahwa perasaan dapat bergerak melalui
individu untuk dilepaskan dengan cara yang konstruktif. Dengan demikian, orang itu dibantu
untuk mengosongkan, melepaskan perasaan yang lewat, yang berkontribusi pada
kebingungan, ketakutan, kemarahan, dan sebagainya. Hal ini diketahui dalam pengalaman
psikoanalisis dan sehari-hari, yaitu bahwa kesadaran akan perasaan seseorang dapat
menghilangkan beberapa irasionalitas ledakan emosi dan memberikan satu lagi kontrol diri
atas pikiran dan perilaku. Misalnya, jika seseorang dibuat sadar akan perasaannya, lebih
mudah untuk menerimanya, memahaminya, dan melihat cara mereka memengaruhi perilaku.

Bagaimana kita menerima, menghormati, dan menanggapi perasaan yang membuat


perbedaan dunia kognitif dan emosional dalam kehidupan kita? Begitu kita dapat
menghormati perasaan kita, memberi diri izin untuk merasa, kita menjadi lebih sadar akan
perasaan. Kemudian kita dapat memahami lebih dalam perasaan dan situasi yang mungkin
telah memicu perasaan tertentu. Akhirnya, kita memahami perasaan universal bahwa tidak
ada hal seperti perasaan yang baik atau buruk. Setiap orang memiliki perasaan. Kesadaran itu
sendiri memungkinkan ketenangan hati, pengampunan, dan kelembutan terhadap diri sendiri.
Perasaan datang dan pergi, tetapi kita menyadari perasaan kita, kemudian merespons situasi
dengan lebih jelas, lebih tepat, bahkan dengan rasa kasih sayang dan welas asih. Dengan
demikian, ekspresi perasaan adalah tindakan penyembuhan dalam dirinya sendiri.

Yalom (1975) mendukung pentingnya faktor atau proses. Dalam penelitian klinis klasiknya
dengan pasien dalam terapi kelompok, ia menemukan bahwa ketika diminta untuk mengingat
satu insiden kritis yang berfungsi sebagai titik balik bagi mereka, insiden yang paling sering
dilaporkan adalah ungkapan yang tiba-tiba dari perasaan negatif yang kuat (misalnya,
kebencian atau kemarahan). Karakteristik umum dari kejadian penting, antara lain:

a. Orang mengungkapkan emosi negatif yang kuat, yang baru untuk dia.

b. Ketakutan atau khayalan yang terkait dengan ekspresi perasaan negatif tidak terjadi.

c. Uji kenyataan terjadi ketika orang menyadari bahwa perasaan yang diungkapkan tidak
pantas dalam intensitas dan arah, atau yang menghindari ekspresi perasaan adalah irasional
(orang mungkin atau mungkin tidak memperoleh wawasan ke dalam atau psikodinamik
pengetahuan tentang sumber perasaan).

d. Orang telah diaktifkan untuk berinteraksi dan mengeksplorasi lebih mendalam. Dalam
karya ini, ekspresi perasaan positif yang kuat telah memiliki terapi hasil yang sama sebagai
ekspresi perasaan negatif.

Sebagai contoh, kejadian kritis umum yang berkaitan dengan ekspresi emosi positif, antara
lain:

a. Orang mampu mengekspresikan emosi positif yang kuat, yang biasa bagi dia.

b. Penolakan ditakuti atau bencana khayal tidak terjadi; ada atau tidak ada penolakan, cacian,
atau kerusakan kepada seseorang oleh orang yang menampilkan perasaan positif.

c. Orang menemukan bagian yang sebelumnya tidak diketahui dirinya, yang mengakibatkan
dimensi baru dalam hubungan dengan diri sendiri dan orang lain.

Temuan ini membantu dalam memvalidasi pengetahuan umum: membantu untuk bebas
menghakimi serta mengungkapkan perasaan positif dan negatif tanpa merasa defensif atau
terancam oleh penolakan dan kritik terapeutik. Kesadaran Caritas, perawat sadar dan cukup
percaya diri untuk mengizinkan risiko lain mengungkapkan perasaan bahwa tidak akan
mengancam. Pada gilirannya, hubungan peduli bergerak ke tingkat yang lebih dalam, lebih
jujur, dan autentik yang diperlukan untuk praktik filsafat dan Ilmu Peduli.

Autentik mendengar dan menerima cerita orang lain tidak hanya membantu orang
mengekspresikan perasaannya, menjadi sebuah tindakan penyembuhan dalam dirinya sendiri,
hadiah penyembuhan untuk orang lain. Pada saat tertentu, mungkin perawat adalah satu-
satunya orang yang mampu mendengar dan menerima cerita dan emosi orang lain sehingga
membantu orang menemukan makna yang lebih dalam, dalam situasi-Nya. Dalam Kesadaran
Caritas, perawat mungkin satu-satunya orang yang berusaha “melihat” dan “mendengar”
orang penuh semangat di balik emosi. Proses ini dapat mengakibatkan lebih banyak
pengetahuan diri, pengendalian diri, cinta diri, dan kemungkinan peduli dengan diri sendiri.

Akhirnya, jika perasaan, baik positif maupun negatif, dapat mengubah pikiran dan
memengaruhi hubungan seseorang dengan diri sendiri dan orang lain, praktik harus peduli
akan secara sistematis memperhatikan perasaan orang lain. Caritas, Kesadaran, dengan tahu
intelektual, filsafat, dan pengalaman dinamika manusia dan cara hal itu memengaruhi semua
aspek dari hubungan yang penuh kepedulian, membawa proses faktor Caritas dari latar
belakang praktik profesional untuk ke depan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Caritas berasal dari bahasa Latin yang berarti menghargai, serta memberi cinta dan perhatian
khusus. Proses penyatuan cinta dan peduli mengundang terbentuknya rasa peduli dalam
hubungan transpersonal. Hubungan antara cinta dan peduli menciptakan pembukaan
keselarasan dan akses untuk penyembuhan batin untuk diri sendiri dan orang lain. Sementara
kesehatan dapat dianggap mewakili memperluas kesadaran, cinta adalah tingkat kesadaran
dan sumber terbesar dari semua penyembuhan di dunia. Hal ini berhubungan dengan cinta
sebagai sumber untuk penyembuhan yang lebih besar dari diri sendiri dengan alam semesta,
yang berkembang dan berlangsung.

Kesadaran Caritas adalah salah satu dasar untuk merawat, menyembuhkan, dan memberi
ketulusan. Ini adalah praktik inti dan proses yang mempersiapkan kita dengan keterampilan
dan kemampuan untuk berkomitmen dan terlibat dalam pelayanan manusia yang penuh kasih
seumur hidup yang memberi dan menerima kehidupan. Setiap orang memiliki sumber dari
cinta kasih, perhatian, dan keramahan. Namun, cara dasar ini sering dilapisi dan ditanamkan
di bawah kebiasaan sosial dan tempat kerja pada saat yang sama.

Teori Watson (1979) tentang transpersonal caring berfungsi sebagai panduan untuk disiplin
ilmu dan pengembangan profesional perawat. Teori ini didasarkan pada nilai-nilai saling
menghormati satu sama lain, otonomi individu dan kebebasan memilih. Human caring
bersifat relasional, saling berhubungan, transpersonal, dan intersubjektif yang merupakan
dasar bagi hubungan terapeutik antara manusia.

Autentik mendengar dan menerima cerita orang lain tidak hanya membantu orang
mengekspresikan perasaannya, menjadi sebuah tindakan penyembuhan dalam dirinya sendiri,
hadiah penyembuhan untuk orang lain. Pada saat tertentu, mungkin perawat adalah satu-
satunya orang yang mampu mendengar dan menerima cerita dan emosi orang lain sehingga
membantu orang menemukan makna yang lebih dalam, dalam situasi-Nya. Dalam Kesadaran
Caritas, perawat mungkin satu-satunya orang yang berusaha “melihat” dan “mendengar”
orang penuh semangat di balik emosi. Proses ini dapat mengakibatkan lebih banyak
pengetahuan diri, pengendalian diri, cinta diri, dan kemungkinan peduli dengan diri sendiri.

Akhirnya, jika perasaan, baik positif maupun negatif, dapat mengubah pikiran dan
memengaruhi hubungan seseorang dengan diri sendiri dan orang lain, praktik harus peduli
akan secara sistematis memperhatikan perasaan orang lain. Caritas, Kesadaran, dengan tahu
intelektual, filsafat, dan pengalaman dinamika manusia dan cara hal itu memengaruhi semua
aspek dari hubungan yang penuh kepedulian, membawa proses faktor Caritas dari latar
belakang praktik profesional untuk ke depan.
DAFTAR PUSTAKA

Jean Watson – Nursing_ The Philosophy And Science Of Caring (2008)

BUKU 2 CARING DALAM KEPERAWATAN SR. FE

Anda mungkin juga menyukai