0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan10 halaman
Best Practice ini disusun untuk mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran Dasar-Dasar Kejuruan di SMK 2 Pengasih bidang keahlian Teknik Furnitur
Best Practice ini disusun untuk mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran Dasar-Dasar Kejuruan di SMK 2 Pengasih bidang keahlian Teknik Furnitur
Best Practice ini disusun untuk mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran Dasar-Dasar Kejuruan di SMK 2 Pengasih bidang keahlian Teknik Furnitur
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMKN 2 PENGASIH KULON PROGO
Lingkup Pendidikan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Tujuan yang ingin dicapai Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami proses bisnis dan profil industri furnitur, meliputi: perencanaan, analisis kebutuhan pelanggan, strategi implementasi (instalasi dan konfigurasi), dan perancangan prosedur kepuasan pelanggan. Penulis Fuad Khusnafi Tanggal 5 Desember 2022 Situasi: Kondisi yang menjadi latarbelakang masalah, Kondisi yang menjadi latar 1. Permasalahan yang ada disiswa : belakang masalah, mengapa Rata-rata siswa belum memahami bisnis praktik ini penting untuk dan industri furnitur dibagikan, apa yang menjadi Pemahaman lama tentang lulusan siswa peran dan tanggung jawab SMK, siap bekerja dilapangan semata anda dalam praktik ini. Ruang lingkup pelajaran teknik yang dipelajari hanya seputar hal yang yang berkaitan dengan desain dan produksi Daya dukung literasi yang kurang tentang hal-hal lain yang terkait dengan bidang furnitur secara luas Karakter siswa SMK yang kurang terbiasa dengan tanya jawab, diskusi, presentasi apalagi kegiatan penelitian 2. Permasalahan yang ada diguru : Guru kurang memahami CP dan ATP yang telah ditetapkan mengingat di SMKN 2 Pengasih baru menerapkan kurikulum merdeka pertama kali pada Kelas X/Fase E Guru kurang melaksanakan pembelajaran yang efektif, inovatif dan menyenangkan serta belum saling terkait dengan mapel lain, khususnya kewirausahaan atau PKKW Kurangnya bahan ajar yang dimiliki guru 3. Permasalahan yang ada disekolahan, pihak sekolah belum siap dalam hal penyediaan bahan literasi yang berkaitan dengan bisnis dan industri furnitur, yang berwuud buku bacaan
Praktik ini penting dibagikan karena merupakan
kegiatan rintisan pelaksanaan kurikulum merdeka disekolah tempat penyusun mengajar. Sehingga digharapkan untuk tahun ajaran yang akan datang, perangkat pembelajaran kurikulum merdeka dengan segala aspek yang mendukung akan semakin komplit dan kualitas pembelajaran dapat meningkat.
Dikarenakan pelaksanaan kurikulum merdeka
baru diterapkan pada Kelas X di semester ini, sebagai guru mapel utama di jurusan Teknik Furnitur, penyusun berusaha untuk menjadi printis dalam menerapkan pembelajaran kurikulum merdeka ini dengan sebaik-baiknya walau masih banyak kekurangan.
Tantangan : Tantangan yang dihadapi penyusun untuk mencapai
Apa saja yang menjadi tujuan tersebut, antara lain : tantangan untuk mencapai Pemahaman siswa dan orang tua siswa yang tujuan tersebut? Siapa saja bersekolah dijenjang SMK, yang setelah lulus yang terlibat, diharapkan dapat bekerja walau tidak sesuai dengan bidang jurusan yang dipilih Kurangnya daya dukung dari orang tua siswa dalam mencukupi kebutuhan belajar putra putrinya, dikarenakan kebanyakan wali berkehidupan sederhana Penyusun harus mampu membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa SMKN 2 Pengasih Penyusun harus mampu menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa jenjang SMK yang tidak terbiasa berdiskusi dan presentasi
Kendala diatas akan sulit terwujud tanpa melibatkan
pihak lain yang terkait yang dapat mendukung lancarnya pembelajaran di Kelas X. Diantaranya : Siswa selaku pelaku utama pembelajaran Guru Mapel Fuad Khusnafi, SSn, Teman Guru sejawat, Sanditya Eka N, SPd. Pihak Perpustakaan Sekolah Guru Bimbingan Konseling, Yuni N, SPd. Kepala Sekolah sebagai pembimbing PPL, Sumarno, SPd MT Dosen PPL dan Guru Pamong
Aksi : Langkah yang dilakukan Penyusun dalam
Langkah-langkah apa yang melaksanakan pembelajaran : dilakukan untuk Melakukan pendekatan dan menggali menghadapi tantangan informasi dari siswa tentang apasaja yang tersebut/ strategi apa yang dikehendaki siswa dalam pembelajaran digunakan/ bagaimana Keluhan siswa tentang pembelajrana yang prosesnya, siapa saja yang sudah berlangsung terlibat / Apa saja sumber Melakuan interview dan diskusi dengan teman daya atau materi yang sejawat tentang karakter siswa di SMKN 2 diperlukan untuk Pengasih melaksanakan strategi ini Strategi pembelajaran yang digunakan penyusun dalam PPL kali ini adalah, Menerapkan model pembelajaran yang dirasa sesuai dengan materi Bisnis dan Industri Furnitur yaitu Problem Best Learning dengan langkah : 1. Orientasi siswa terhadap permasalahan… 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar… 3. Membimbing penyelidikan baik individu maupun kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pengkondisian kedisiplinan siswa Menciptakan suasana akrab dan nyaman dalam pembelajaran Menyiapkan beberapa siswa yang dapat memantik teman siswa yang lain untuk terbiasa diskusi, tanya jawab dan presentasi Mengadakan ice braking apabila suasana pembelajaran mulai kurang fokus dan kurang kondusif
Proses pembelajaran dalam PPL, yaitu…
Salam Pembuka Do’a dipimpin ketua kelas Apersepsi dan pertanyaan pemantik Pemaparan materi dengan PPT dan link sumber bahan ajar lainnya Pembagian Kelompok dilanjutkann diskusi dan presentasi Pengerjaan tugas tes sumatif Kegiatan penutup Sumberdaya atau materi yang diperlukan, Kemampuan guru menyusun media pembelajaran yang lengkap, video pembelajaran dan ppt yang menarik perhatian siswa namun tidak meninggalkan fungsi pesan yang disampaikan Dukungan dari semua pihak Lampiran Aksi : Sintaks pertama adalah pendahuluan dan do’a
Sintaks selanjutnya adalah apersepsi dan
motivasi serta pertanyaan pemantik Sintaks inti, pemaparan materi dari guru dilanjutkan dengan diskusi dan presentasi dan tanya jawab
Sintaks selanjutnya adalah penilaian, dalam
kurikulum merdeka menggunakan tiga aspek penilaian yaitu penilaian awal, formatif dan sumatif Sintaks selanjutnya adalah refleksi dan kegiatan penutup
Refleksi Hasil dan dampak Dampak aksi dari langkah-langkah yang
Bagaimana dampak dari aksi dilaksanakan Penyusun, muncul beberapa indikasi dari Langkah-langkah yang positif : dilakukan? Apakah hasilnya Siswa tertarik dengan materi baru tentang efektif? Atau tidak efektif? kegiatan bisnis, kareana selama ini lebih Mengapa? Bagaimana respon banyak materi yang berkaitan dengan orang lain terkait dengan produksi furnitur saja strategi yang dilakukan, Apa Siswa mulai paham tentang ruang dan yang menjadi faktor peluang bisnis furnitur secara luas keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa Siswa mulai terbiasa dengan diskusi dan pembelajaran dari tanya jawab serta presentasi walaupun masih keseluruhan proses tersebut ada siswa yang pasif Respon dari Kepala Sekolah, Bapak ibu guru teman sejawat sangat mendukung dengan langkah pembelajaran yang Penyusun rintis di Kelas X, dengan memberikan saran agar kedepannya perangkat pembelajaran yang sudah disusun dengan lebih baik dan lebih komplit.
Faktor keberhasilan dalam pelaksanaan PPL Aksi 1
ini, antara lain : Pendekatan yang intensif dengan siswa, tentang KBM yang mereka kehendaki, untuk mencari kesepakatan dan persetujuan antara siswa dan guru Guru harus dapat menyiapkan perangkat pembelajaran yang baik, menyuguhkan pembelajaran yang humanis dan menyenangkan sesuai dengan karakter siswa SMK Kerjasama dan dukungan dari teman sejawat, kepala sekolah, dan pihak Perpustakaan Sekolah selaku penggerak utama literasi disekolah
Faktor yang dapat menghambat keberhasilan
pembelajaran, antara lain : Ruang kelas yang berdekatan sehingga suasana kurang tenang Masih kental suasana bengkel, sehingga kegiatan dikusi dan tanya jawab perlu dibiasakan Kondisi jaringan wifi sekolah yang kurang mendukung pembelajaran