Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOLOGI

RISET NANOMATERIAL SEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK

Guru Pembimbing : Bu Anissa

Disusun oleh :

1. Ahmad Riefan Soedjono


2. Fernando Putra
3. Ganang Adyan Fahrezi
4. Ihsanul Hilmi Amrulloh
5. Muhammad Farel Faturrachman
6. Muhammad Raul Adytya Pratama
7. Muhammad Zaky Firmansyah
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohim.

Syukur Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Biologi ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang
penuh dengan cahaya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingan.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas biologi. Tak hanya itu, kami
juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya, penulis sebagai
manusia biasa yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat mengharapkan
bimbingan dan kritik dari berbagai pihak, dengan harapan penulis dapat menyempurnakan
segala kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.

Blitar, 18 Februari 2023

Ihsanul Hilmi Amrulloh

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................2

Daftar Isi......................................................................................................................................3

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Sel Surya / Solar Cell..........................................................................................5


B. Jenis Sel Surya......................................................................................................................6
C. Keunggulan dan Kelemahan Sel Surya.................................................................................7
D. Pengertian Nanomaterial.....................................................................................................8
E. Peran Nanomaterial terhadap Sel Surya..............................................................................9

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan.........................................................................................................................10

Daftar Pustaka...........................................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan listrik harian semakin lama semakin naik, hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan populasi manusia. Masalah listrik menjadi ancaman baru bagi Indonesia, karena
keterbatasan sumber daya alam untuk memproduksi listrik. Namun untuk menekan angka kebutuhan
listrik dari tenaga listrik konvensional, diperlukan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
Untuk itu penggunaan panel surya dapat dijadikan solusi sebagai cara untuk menghemat penggunaan
listrik dari PLN. Bagi Anda yang belum mengetahui apa itu panel surya, mari mengenal lebih dalam lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sel surya ?
2. Apa saja jenisnya ?
3. Apa kelebihan dan kekurangannya ?
4. Apa itu nanomaterial dan perannya terhadap teknologi sel surya ?

C. Tujuan
1.Memahami fungsi nanomaterial terhadap sel surya.
2.Mempelajari apa itu sel surya dan nanomaterial.

4
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Sel Surya / Solar Cell

Pengertian Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang
dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik
karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau
cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut
juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun
1839.

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika terkena sinar
Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut meghantam atom semikonduktor
silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari
struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak
pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut
akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan
muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai Pendonor
elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan
daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor)
elektron yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan energi yang
mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak
menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan
sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif
(PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang diterimanya berhasil
membebaskan elektron-elektron dalam sambungan semikonduktor tipe N dan tipe P untuk
mengalir. Sama seperti Dioda Foto (Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki
Positif dan kaki Negatif yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber
listrik.

Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki permukaan yang
sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan perangkat Sel Surya ini lebih sensitif
terhadap cahaya yang masuk dan menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto

5
pada umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon
mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena (expose) cahaya
matahari.

Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke berbagai macam
penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan, Lampu Penerangan, Pompa Air,
pengisi baterai hingga ke Pembangkit Listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk menggerakan
Satelit yang mengorbit Bumi kita.

B.Jenis Sel Surya

1.Polycrystalline Silicon
Jenis panel surya yang pertama adalah polycrystalline silicon, solar panel ini cukup umum digunakan.
Teknologi dari panel surya ini terbuat dari batang silikon yang telah dicairkan. Jenis ini memiliki
kelebihan dari segi susunannya, memiliki susunan yang lebih rapat dan rapi. Karakteristik dari solar
panel ini ialah memiliki tampilan yang cukup unik. Apabila dilihat akan terdapat seperti retakan-
retakan pada bagian dalam dari sel surya yang dimilikinya. Selain memiliki kelebihan, solar panel jenis
ini juga memiliki kekurangan. Polycrystalline silicon memiliki kekurangan pada saat digunakan di area
atau wilayah yang memiliki curah hujan tinggi serta sering mendung. Pada saat digunakan untuk
daerah dengan kondisi yang seperti itu, dapat menyebabkan efisiensi dari solar panel jenis ini
mengalami penurunan.
2.Monocrystalline Silicon
Untuk jenis panel surya berikutnya adalah monocrystalline silicon. Selain polycrystalline silicon, jenis
solar panel ini juga yang paling banyak digunakan untuk umum. Alasan banyak yang menggunakan
monocrystalline silicon ini berkaitan dengan keunggulan yang dimilikinya. Monocrystalline silicon ini
dibuat dari silikon yang diiris tipis-tipis dengan menggunakan bantuan mesin.
Dengan menggunakan bantuan dari mesin potong tersebut, hasil irisan dapat menjadi lebih tipis dan
menjadikan karakterisitiknya lebih menonjol. Kelebihan dari monocrystalline silicon ini terletak pada
penampangnya. Jenis panel surya ini diyakini sebagai sel surya efisien untuk digunakan. Penampang
pada monocrystalline silicon bisa menyerap cahaya matahari dengan optimal ketimbang jenis sel
surya lainnya.
Meskipun memiliki keunggulan tersebut, bukan berarti panel surya ini tidak memiliki kekurangan.
Kekurangan dari monocrystalline silicon terletak pada kebutuhan cahaya yang memiliki kadar terang
tinggi pada saat beroperasi. Jika kondisi lingkungan sedang berawan dan mendung, maka
monocrystalline silicon ini akan mengalami penurunan efisiensinya. Untuk kekurangannya hampir
mirip dengan jenis panel surya polycrystalline silicon.
3.Thin Film Solar Cell
Jenis solar panel berikutnya ialah thin film solar cell. Panel surya yang satu ini memiliki kelebihan
yang dapat terlihat dari bentuk fisiknya. Jenis panel surya ini memiliki ukuran yang begitu tipis,
sehingga dapat dapat dibilang bahwa penamaannya sesuai dengan kondisinya. Ukuran tipis tersebut
membuat bobot dari solar panel lebih ringan serta lebih fleksibel.
Apabila ada kelebihan, maka disitu juga terdapat kekurangannya. Dari segi efisiensi panel surya jenis
ini tergolong cukup rendah. Untuk penampang yang digunakan dari jenis panel surya ini sama luasnya
dengan monocrystalline silicon, namun Anda hanya akan memperoleh 8,5% saja penangkapannya.

6
Oleh sebab itu biasanya penggunaan dari thin film solar cell ini, lebih sesuai dipakai untuk kebutuhan
yang komersial.

C. Keunggulan dan Kelemahan Sel Surya

Keunggulan :

1. Kelebihan panel surya yang pertama adalah panel surya ini hemat dikarenakan jika Anda
menggunakan panel surya, maka Anda tidak akan memerlukan bahan bakar.
2. Dapat dipasang di mana saja dan dapat dipindahkan sesuai dengan yang dibutuhkan. Jadi, kita
bisa menempatkan panel surya ini sesuai dengan kebutuhan kita.
3. Bersifat moduler. Maksudnya adalah kapasitas listrik yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan
cara merangkai modul secara seri dan paralel.
4. Panel surya dapat dioperasikan secara otomatis maupun menggunakan operasi.
5. Tanpa suara dan tidak menimbulkan operasi lingkungan.
6. Panel surya termasuk ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi gas rumah kaca yang
berbahaya, seperti karbon dioksida. Panel surya juga tidak memberikan kontribusi terhadap
perubahan iklim.
7. Panel surya memanfaatkan energi matahari, dan matahari adalah sumber energi yang paling
berlimpah di planet bumi.
8. Banyak negara di dunia menawarkan insentif yang menguntungkan bagi pemilik rumah yang
menggunakan panel surya.
9. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakainya yang mencapai sekitar 20
tahun.
10. Karena masa pakainya yang panjang, yaitu mencapai 25-30 tahun. Maka, panel surya
menggaransi penggunanya untuk menghemat biaya energi.

Kelemahan :

1. Saat ini, panel surya masih relatif mahal. Meskipun panel surya banyak mengalami penurunan
harga, harga panel surya masih cenderung mahal, yaitu sekitar $ 12000-18000.
2. Sekarang ini, panel surya ini perlu ditingkatkan efisiensinya. Rata-rata panel surya mencapai
efisiensi kurang dari 20%. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak orang tidak
memilih panel surya.
3. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan. Contohnya terbuat dari
material silikon.
4. Jika tidak berhati-hati, daur ulang panel surya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan,
karena kandungan panel surya seperti silikon, selenium, dan lainnya, dimana itu semua
merupakan gas rumah kaca, dapat ditemukan di panel surya. Hal ini berbahaya karena dapat
menjadi sumber pencemaran selama proses daur ulang.

7
D. Pengertian Nanomaterial

Nanomaterial adalah material yang memiliki struktur berdimensi sangat kecil yakni berkisar antara 1-
100 nm. Satu nanometer (nm) sama dengan satu per milyar kali-nya 1 meter (1nm= 10-9m). Sebagai
gambaran, bagian terkecil dari makhluk hidup yaitu DNA double helix memiliki diameter sekitar 2 nm.
Makhluk hidup terkecil yaitu bakteri Mycoplasma memiliki panjang sekitar 200 nm. Rambut manusia
berdiameter ~10-50 μm atau 10.000-50.000 nm.

Nanomaterial merupakan material yang sangat unik karena memiliki karakteristik yang sangat berbeda
jika dibandingkan dengan apa yang diperlihatkannya pada skala makroskopisnya. Sebagai contoh,
platina yang pada skala makro dikenal sebagai material inert dapat berubah menjadi material katalitik
pada skala nano. Material stabil seperti aluminium dapat berubah menjadi mudah terbakar
(combustible). Sifat opak dari tembaga berubah menjadi transparan. Logam emas yang berfasa padat
pada suhu ruang berubah menjadi cair. Isolator berubah menjadi konduktor pada silikon. Emas yang
secara kimia bersifat inert pada skala normal berubah menjadi bahan katalis yang potensial. Warna
kuning emas berubah menjadi berbagai warna pada skala nano di antaranya merah pada 20 nm.
Nanomaterial juga memperlihatkan keunikan lain, yaitu meningkatnya sifat fisika, kimia, elektrik dan
sifat lainnya, seperti:

1. Nanomaterial menunjukkan thermal konduktivity 10 kali lebih tinggi dibandingkan logam. Hal ini
disebabkan adanya vibrasi dari ikatan kovalen pada nanomaterial dan defect pada struktur
nanomaterial sangat minimum.
2. Sebagian besar material mengalami patah pada saat diuji kuat lentur karena adanya defect, tapi
nanomaterial memiliki sedikit defect sehingga strukturnya lebih kuat.
3. Sel bahan bakar (fuel cell) dari nanomaterial dapat menurunkan biaya 10-100 kali lipat dari
teknologi konvensional.
4. Batere dan superkapasitor dari nanomaterial memiliki kemampuan 10-100 kali lipat teknologi
konvensional.

Karakteristik dari nanomaterial dapat meningkat atau bahkan sangat berbeda dibandingkan material
pada umumnya. Hal ini disebabkan dua faktor, yaitu:

1. Luas permukaan nanomaterial yang meningkat.


Makin kecil ukuran maka luas permukaannya makin meningkat, sehingga karakteristik nanomaterial
pun meningkat dibandingkan ukuran makroskopisnya.
2. Efek kuantum.
Ukuran skala nano (1-100 nm) merupakan ukuran partikel dimana efek kuantum menentukan
perilaku dan karakteristik partikel. Pada skala ini, sifat material sangat dipengaruhi ukuran. Sifat
nanomaterial seperti titik lebur, konduktivitas listrik, permeabilitas magnetik, warna, dan reaktivitas
kimia merupakan fungsi dari ukuran partikel. Sebagai contoh, suatu nanomaterial menunjukkan

8
warna yang bervariasi tergantung ukurannya, pada ukuran 2 nm berwarna putih, 5-24 nm warna
merah yang bervariasi, 60 nm warna ungu, dan 90 nm warna biru.

Fenomena-fenomena unik dari nanomaterial membuka peluang aplikasi material tersebut di berbagai
bidang, contohnya pada bidang elektronika.

Nanomaterial memberi dampak revolusioner pada komputer, sensor dan divais. Miniaturisasi material
hingga orde molekuler ini dilakukan, antara lain dipicu oleh tuntutan pengecilan ukuran perangkat
elektronik dan komputer. Sebagai contoh, dengan adanya nanomaterial, rangkaian terpadu atau IC
berukuran 1 cm2 dapat dijejali milyaran transistor sehingga rangkaian tersebut berkapasitas terabyte,
bukan lagi gigabyte. Penggunaan nanoteknologi dalam dunia komputer telah mengubah ukuran
komputer menjadi semakin kecil dengan kemampuan dan kapasitas makin meningkat. Begitu pula
dengan telpon genggam, sehingga harganya semakin murah tapi kemampuan dan kapasitasnya jauh
lebih baik.

E. Peran Nanomaterial terhadap Sel Surya

Partikel-partikel nano yang digunakan untuk bahan sel surya terbukti bisa menghasilkan energi lebih
banyak sehingga dianggap lebih efisien. Rahasianya terletak pada struktur nano baru dari sel surya
yang mampu menyerap sinar matahari lebih sempurna.

Di sisi lain, jika pada sel surya biasa terdapat semikonduktor atau penghantar yang 'lemah' terhadap
oksigen, tidak demikian dengan bahan nano partikel yang bernama colloidal quantum dots (CQD) ini.
CQD mampu mempertahankan elektron yang dibutuhkan untuk proses penyimpanan energi dari
cahaya matahari, sedangkan semikonduktor biasa yang terdapat pada panel surya kebanyakan masih
sering melepaskan banyak elektron saat terpapar oksigen.

Karena berbasis teknologi nano, CQD bisa dengan mudah ditambahkan pada tinta atau cat layaknya
menambahkan bubuk warna pada air. Sehingga, CQD bisa lebih fleksibel untuk diaplikasikan pada
permukaan yang akan dijadikan panel surya. Alhasil, kelak panel surya bisa dibuat dengan harga yang
lebih murah untuk publik serta dapat digunakan di berbagai bentuk permukaan.

Lebih jauh, teknologi nano tersebut dapat ditambahkan pada alat-alat lain untuk memaksimalkan
penyerapan energi mataharinya seperti di sensor, pemancar sinar laser inframerah, hingga remote
kontrol

9
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Dengan berkembangnya nanomaterial kini sel surya dapat menjadi lebih efisien. Jadi sel surya dapat
menjadi salah satu alternatif terbaik untuk mengurangi penggunaan energy listrik ataupun bahan bakar
fosil, karena sangat efisien dan lebih murah dibanding menggunakan listrik, selain itu dampak
positifnya ialah tidak merusak lingkungan alias sangat ramah lingkungan.

Daftar Pustaka

http://website.bbk.go.id/index.php/berita/view/119/Uniknya-Nanomaterial
https://www.solarcellsurya.com/manfaat-panel-surya/
https://eticon.co.id/mengenal-panel-surya/
https://bumienergisurya.com/sel-surya-solar-cell-pengertian-dan-prinsip-kerja/

10
https://www.merdeka.com/teknologi/teknologi-nano-partikel-buat-panel-surya-semakin-murah.html
https://analisa.id/nanomaterial-dimensi-sifat-serta-penggunaannya-dalam-industri/22/05/2022/

11

Anda mungkin juga menyukai