- Anamnesis:
o Kelemahan otot, gangguan fungsi sensori dan otonom (baldder, bowel, dan disfungsi seksual)
o Penyebab cidera, mekanisme cidera, onset, cara transportasi, pertolongan pertama, dan
o Orang yang dicurigai cidera spinalis gab oleh melengkung, terutama kepala dan leher
- Pemeriksaan fisik:
o Tanda bital
o Pemeriksaan khusus:
Muskuloskeletal: level skeletal (pada tulang belakang), cidera skeletal yang lain
- Pemeriksaan Penunjang
a. Kl
o A terjadi lesi komplit: tidak ditemukan fungsi motoric atau sensorik pada segmen sacral
S4-S5
o B lesi inkomplit hanya fungsi sensorik tanpa motoric di bawah level neurologis.
o C inkomplit fungsi motoric di bawah level neurologis dan lebih dari setengah otot di
o D inkomplit fungsi motoric di bawah level neurologis dan kurang lebih setengah dari
kerusakan fungsi pada lengan, batang, tubuh, dan anggota gerak bawah. Dapat terjadi
kerusakan sensorimotor di luar kanalis spinalis, seperti lesi pleksus brachialis, trauma saraf
perifer
2. Torakal kerusakan setinggi segmen toraks, paling sering terjadi setinggi T12,
handicap (ICF), dengan memperhatikan fungsi risiko, usi, penyakit penyerta, dan komplikasi
a. Cidera medulla spinalis komplit/inkomplit dengan atau tanpa fraktur
b. Bla
c. Bla
- TATA LAKSANA
1. Fase akut
Program:
2. Fase pemulihan
Terapi latihan mobilisais dan transfer
Pemberian ortosis sesuai level skeletal (misal kalo cidera di leher kasi collar neck), dan
level medulla spinalis (baik ortosis spinalis, tungkai, splint tangan, dan fiksasi internal
Terapi latihan persiapan mobilisasi dan ambulasi, jalan dengan atau tanpa ortosis,
dengan atau tanpa kursi roda, sesuai level neuroogis dan kemandirian
Mencegah komplikasi: pulmoner (diajari chest therapy, napas dalam, aklo ada lendir
ngeluarin nya gimana), kardiovaskuler, GIT, traktur urinarius, integritas kulit, hipotensi
3. Fase lanut dilakuakn rawat jalan seumur hidup pada pasien dengan kecacatan menerap.
Tujuan Program:
Resosialisasi
Program Rehabilitasi
o N
Bla
- EDUKASI
- PROGNOSIS