Kelas 3 E
Di Susun Oleh :
Robby Kurnian (12130213016)
Siti Hadija Rengganis (12130222726)
Sri Rezqi Pebianti (12130223243)
FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI I ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
Sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ini Pengertian Dan Makna
Balaghah pada waktunya, adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak mata kuliah Ilmu Balaghah . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Nixson Husin Lc.M.Ag selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Balaghah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. kami
mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membagi sebagian
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Balaghah .
Namun, penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan baik isi maupun penulisan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat di gunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bicara, ada orang yang polos (khali al-dzihni), ada orang yang meragukan
(mutaraddid), dan juga ada orang yang mengingkari (munkir) apa yang kita
sampaikan. Kondisi seperti ini akan menuntut gaya pengungkapan tersendiri.
Sesungguhnya ilmu ma‟ani merupakan bagian terpenting sebelum ilmu bayan dan
ilmu badi‟ dalam kajian ilmu balaghah. Ilmu ini menuntun kita untuk dapat
menyesuaikan pembicaraan dengan tuntutan konteks atau keadaan pada saat
berbicara (muthabaqat al-kalam bi muqtadha al-hal). Oleh karena itu, dalam ilmu
ini lebih ditekankan bagaimana menempatkan kemampuan berbahasa dalam
kondisi yang berbeda-beda, sesuai dengan perubahan keadaan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar ilmu balaghah baik melalui ilmu Bayan, ilmu Ma’ani, mupun ilmu
Badi’ tujuannya sama tidak lain adalah agar memahami bahasa Al- Qur’an.
Karena Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang memiliki makna dan bahasa yang
indah.oleh karena itu, perlu untuk memahami kaidah-kaidah bahasa agar tidak
salah dalam menafsirkan Al-Qur’an.
Karena dalam Al-qur’an ada makna hakiki, ada pula makna majazi dan
banyak perumpamaan atau tasybih yang memiliki tujuan tertentu. Lafaz-lafaz
yang indah juga dibahas dalam ilmu Badi’. Kesesuaian dibahas dalam ilmu
Ma’ani, dan ilmu Bayan. 1
A. Ilmu Balaghah
Al-Balaghah secara praktis adalah ilmu tentang ungkapan estetis (seni yang
indah). Balaghah tidak hanya dimiliki bangsa Arab saja akan tetapi juga dimiliki
bangsa-bangsa lain di dunia. Masing-masing bangsa mempunyai balaghah,,
ungkapa estetis. Hanya kadang-kadang ukuran –ukuran balaghahnya berbeda
antara satu bangsa dengan bangsa lain antara satu masa dengan masa yang lain.
Namun di sana ada unsur-unsur yang sama antara ungkapan estetis bangsa-bangsa
itu yaitu keindahan, rasa, seni, kebenaran, keelokan dan kebenaran ungkapan.
1. Balaghah Kalam.
2. Balaghah Mutakallim.
1
Hipni Bek Nasif, Qawaid Al-Lughah Ar-Rabiah, hal.102
4
Dalam ilmu balaghah kedua aspek tersebut sangat menetukan ketepatan dan
kebenaran suatu uangakapan dari seorang pembicara Sedangkan balagah menurut
para ahli bahasa adalah perkataan yang baik lagi fasih serta diungkapkan sesuai
dengan makna dan tujuan yang dikehendaki. Maka seseorang dapat dikatakan
balig jika dapat menyampaikan perkataan yang baik lagi fasih, ungkapan lisannya
sesuai dengan makna dan tujuan yang ada dalam pikiran dan perasaannya yang
ingin disampaikan kepada pendengar. 3
Ada 3 (tiga) cabang ilmu balaghah yang secara singkat sudah penulis
singgung pada pembahasan sebelumnya, yaitu ilmu bayan, ilmu ma‟ani dan ilmu
badi‟. Objek kajian ketiga ilmu ini saling melengkapi.
2
Ahmad Hasyimi, Jawahir Al-balaghah, 1960. hal. 244 cet. 12
3
Al-Jarimi, Ali dan Mustofa Amin, 1957, Al-Balaghah Al-Wadhihah, Mesir, Darul Ma'arif Al-
Maroghi, Ahmad Musthofa, Ulum Al-Balaghah, Al-Maktabah Al-Mahmudiah At-Tijariyah.
5
B. Ilmu Bayan
Ilmu Bayan merupakan bagian dari ilmu Balaghoh yaitu yang mempelajari
tentang cara atau metode pengungkapan bahasa yang indah dan ungkapan yang
fasih sesuai dengan tempat dan keadaan lawan bicara. Sehingga seseorang sampai
pada tujuan yang hendak dicapai.
Ilmu bayan dapat diungkapkan dengan tiga macam bentuk yaitu tasybih
atau kata perbandingan, majaz atau kata yang digunakan dengan makna pragmatik
atau atau bukan untuk makna hakiki, tetapi ada makna yang tersirat. Kinayah
merupakan sindiran atau simbol menampilkan kata yang tidak fulgar, lebih
mengedepankan makna yang emplisit. Seseorang yang baligh atau sastrawan juga
memiliki kalimat fasih, kalam fasih, dan mutakalim fasih.
Secara bahasa bayân artinya terbuka atau jelas. Sedangkan dalam ilmu
balâghah 4 ilmu bayân adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengemukakan
suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi. Pengertian ini bukanlah
satusatunya definisi yang dikemukakan oleh para pakar. Ada beberapa pakar lain
yang mempunyai definisi tersendiri tentang ilmu ini. 5
a. Imam Akhdhari
Ilmu Bayân ialah ilmu yang mempelajari tata cara pengungkapan suatu
makna dengan menggunakan susunan kalimat yang berbeda-beda penjelasannya
(dari yang jelas, kurang jelas dan lebih jelas). Maksud definisi tersebut adalah,
bahwa ilmu bayân merupakan ilmu untuk mengetahui teknik-teknik
mengekspresikan suatu ide fikiran atau perasaan dengan menggunakan ungkapan
yang sesuai dengan konteksnya. Ungkapan tersebut bervariasi antara satu kondisi
dengan kondisi lainnya.
b. K.H A. Wahab Muhsin
Menurut beliau ilmu bayân adalah ilmu untuk mengetahui cara menyusun satu
pengertian dengan bermacam-macam redaksi. 6
5
Husaini, Abd. Qodr, 1984. Fanmul balaghah, Mesir, Alimul Kutub.
6
Ahmad Hasyimi, hal.245
6
C. Ilmu Badi’
1. MUHASSINAAT LAFDZIYYAH
A. Jinas
a. Jinas tam
Jinas tam adalah kemiripan dua kata dalam empat hal yakni, huruf, syakal,
jumlah dan urutannya.
7
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret 2017
7
Perbedaan dua kata/ jinas yang tidak sama dalam salah satu unsur empat
kata dalam salah satu dari empat hal di atas.
Contoh
َ ْ ُ َ ُْ ُْ َ َ ٰ َ َ َ ََْ ُْ َ َ َ ْ ُ ْ ُْ ُ ُْ ُ َ ََْ َ َُ ْ ُ ﱠ
٥٥ وﻳﻮم ﺗﻘﻮم اﻟﺴﺎﻋﺔ ﻳﻘ ِﺴﻢ اﻟﻤﺠ ِﺮﻣﻮن ەۙ ﻣﺎ ﻟ ِبﺜﻮا �ي� ﺳﺎﻋ ٍﺔۗ ﻛﺬ ِلﻚ ��ﻧﻮا ﻳﺆﻓﻜﻮن
B. Saja’
Saja’ adalah penyeseuaian dua kahir kata pada huruf akhirnya. Fashilah adalah
kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat yang lainnya.
Dua kalimat yang dbandingkan ini disebut qorinah, kemudian qorinah yang
dibandingkan disebut faqroh.
Contoh
َ ْ ٰ ْ َ َ ْ ٰ ْ ََ
﴾ ٨ ۗ﴿ ﻓﺎﺻﺤ ُﺐ اﻟ َﻤ ْﻴ َﻤﻨ ِﺔ ەۙ َﻣﺎٓ اﺻﺤ ُﺐ اﻟ َﻤ ْﻴ َﻤﻨ ِﺔ
Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Q.S Al-waqiah 8
C. Iqtibas
1. MUHASSINAAT MAKNAWIYAH
A. Tauriyah
8
Pengertian tauriyah adalah penyebutan suatu kata yang bersifat mufrod, yaitu
jenis kata yang mempunyai makna kembar, makna pertama adalah makna
yang dekat dan jelas, namun makna itu tidak dimaksudkan
Contoh :
َ َْ َ َ ْ َ
﴾ ٥ ﴿ ا ﱠﻟﺮ� ٰ� ُﻦ ��� اﻟﻌ ْﺮ ِش ْاﺳﺘ ٰﻮى
B. Thibaq
1. Thibaq ijab
Suatu jenis thibaq dinamakan dengan thibaq ijab apabila diantara kedua
kata yang berlawanan tidak mempunyai perbedaan dalam hal ijab (positif)
dan salab (negatifnya)
2. Thibaq salab
Yakni kalimat atau ungakapan yang terdapat di dalamnya dua kata ada
posisi tapi mempunyai sumber kata yang sama tapi yang membuat ia
bertentangan adalah terdiri dari positif dan negatif.
Contoh :
ُ ُ ً َ َ َْ
ٌ...........َو�� َﺴ ُﺒ ُﻬ ْﻢ ا ْﻳﻘﺎﻇﺎ ﱠوﻫ ْﻢ ُرﻗ ْﻮد
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur.... Q.S al-kahfi 18
C. Muqobalah
9
Husn At-ta’lil ( )ﺣﺴﻦ اﻟﺘﻌﻠﯿﻞbisa diartikan alasan yang bagus. Dalam Al-
Balaghah Al-Wadhihah, husnut ta’lil didefinisikan:
َ َ ﱠ َ َﱠ ْ َ َ ْ ْ ً ﱠَ ﱠ َ َ َ ُ َ َ ُْ ْ
ْ اﺣ ًﺔ
َو َﻳﺄ�ي ﺑﻌ� ٍ� أدﺑﻴ ٍﺔ ﻃﺮﻳﻔ ٍﺔ،أو ِﺿ ْﻤﻨﺎ ِﻋ�� اﻟ� ْي ِء اﻟ َﻤﻌ ُﺮوﻓﺔ �� أن ﻳﻨ ِﻜﺮ ا��دﻳﺐ
َ ُ َْ َ َ ﱠ َ ُ
ْ
ﺎﺳ ُﺐ اﻟﻐ َﺮض ا� ِ�ي ﻳﻘ ِﺼﺪ ِإ�� ِﻪ
ِ �ن
َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ﱠ ُ َ ْ ْ َ ُْ
َﻣﺎ زﻟ ِﺰﻟﺖ ِﻣ� ُ� ِﻣ ْﻦ ﻛ ْﻴ ٍﺪ ُﻳ َﺮاد ِﺑ َﻬﺎ • ل ِﻜﻨ َﻬﺎ َرﻗﺼﺖ ِﻣ ْﻦ �ﺪ ِلﻜ ْﻢ ﻃ َﺮ ًﺑﺎ
Artinya: Gempa bumi yang mengguncang Mesir bukan disebabkan oleh tipu
daya. Tetapi bumi Mesir menari karena keadilan penguasanya
E. Iltifat
10
Contoh ayat
َ ْ ُ َ ْ ُ َْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ُ ﱠ
﴾ ٢٢ ﺮ� ْي واِ �� ِﻪ ﺗﺮﺟﻌﻮن َ ََ
ِ ﴿ وﻣﺎ ِ�ي � ٓ� اﻋﺒﺪ ا� ِ�ي ﻓﻄ
“Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang
hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?” Q.S yassin 22
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikian makalah hasil diskusi dari kelompok kami, guna
melengkapi tugas kelompok dengan materi “Ilmu Balaghah I” Jika
12
terdapat kekurangan dalam makalah kami mohon kritik dan saran yang
membangun demi kelancaran studi kami. Selain itu pasti terdapat
kesalahan yang sekirannya tidak kami sengaja untuk itu kami mohon
maaf, sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jarimi, Ali dan Mustofa Amin, 1957, Al-Balaghah Al-Wadhihah, Mesir, Darul
Ma'arif Al-Maroghi, Ahmad Musthofa, Ulum Al-Balaghah, Al-Maktabah
Al-Mahmudiah At-Tijariyah.
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-manar, Beirut: Dar al-ma'rifah al-
Sa'idi, abd al-muta'al, al-Nadzm al-Fanny fi al-Qur'an , Cairo Sayyid Quth,
Fi Dzilal al-Qur'an, Cairo: Dar al-Syuruq, 1992