Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Ilmu Balaghah I H. Nixson Husin Lc. M.Ag

PENGERTIAN DAN MAKNA BALAGHAH

Kelas 3 E
Di Susun Oleh :
Robby Kurnian (12130213016)
Siti Hadija Rengganis (12130222726)
Sri Rezqi Pebianti (12130223243)

FAKULTAS USHULUDDIN
PROGRAM STUDI I ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
Sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ini Pengertian Dan Makna
Balaghah pada waktunya, adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak mata kuliah Ilmu Balaghah . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Nixson Husin Lc.M.Ag selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Balaghah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. kami
mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang telah membagi sebagian
pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Balaghah .
Namun, penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan baik isi maupun penulisan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat di gunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 10 maret 2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
C. TUJUAN .................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Ilmu Balaghah ........................................................................................................................... 3
B. Ilmu Bayan ................................................................................................................................ 5
C. Ilmu Badi’ .................................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 11
B. SARAN ..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan mukjizat yang dikurniakan oleh Allah kepada Nabi


Muhammad. Banyak rahsia yang terkandung di dalam al-Qur‟an yang sehingga
sekarang masih dikaji oleh setiap manusia yang bukan saja dari kalangan umat
Islam, malah bangsa-bangsa Barat juga turut mengkaji rahsia keilmuannya.
Salah satu rahsia keagungan al-Qur‟an adalah, daripada aspek bahasanya.
Penggunaan bahasa dalam ayat al-Qur‟an sangat tinggi sehingga memerlukan
ilmu
yang banyak untuk memahami suatu ayat. Melalui al-Qur‟an ini muncul satu ilmu
yang berkaitan dengan Bahasa Arab yaitu Ilmu Balaghah.
Sebagai ilmu, balaghah selain menjadi “pisau analisis” untuk menggali
berbagai teks keagamaan yang berbahasa Arab, seperti al-Quran, hadits atau teks
sastra Arab, juga dapat membimbing seseorang menjadi cerdas berbahasa dalam
pergaulan sehari-hari. Hal ini tidaklah berlebihan jika didasarkan pada fungsi dan
peran ilmu ini.
Dalam wilayah kajian stilistika, ada tiga peran ilmu balaghah. Pertama,
balaghah dapat membimbing seseorang yang berbahasa sesuai dengan konteks
atau tuntutan keadaan saat ia berbicara, sebagaimana yang terdapat dalam
pembahasan ilmu ma‟ani. Kedua, balaghah juga mengajarkan tentang ide-ide,
gagasan, atau maksud dan tujuan melalui bahasa yang indah dan menarik,
sebagaimana dijabarkan dalam ilmu bayan. Ketiga, balaghah menjelaskan tentang
segi-segi yang dapat memperindah sebuah bahasa, baik dari aspek lafaz maupun
maknanya, sebagaimana yang dikaji dalam ilmu badi‟. Dengan demikian,
balaghah sebagai sebuah disiplin ilmu, memiliki tiga disiplin ilmu sekaligus,
yakni ilmu ma‟ani, „ilmu bayan, dan ilmu badi‟.
Dalam ilmu ma‟ani, kita dituntun untuk dapat berbicara sesuai dengan
tuntunan situasi dan kondisi (muqtadha al-hal), seperti situasi dan kondisi lawan
2

bicara, ada orang yang polos (khali al-dzihni), ada orang yang meragukan
(mutaraddid), dan juga ada orang yang mengingkari (munkir) apa yang kita
sampaikan. Kondisi seperti ini akan menuntut gaya pengungkapan tersendiri.
Sesungguhnya ilmu ma‟ani merupakan bagian terpenting sebelum ilmu bayan dan
ilmu badi‟ dalam kajian ilmu balaghah. Ilmu ini menuntun kita untuk dapat
menyesuaikan pembicaraan dengan tuntutan konteks atau keadaan pada saat
berbicara (muthabaqat al-kalam bi muqtadha al-hal). Oleh karena itu, dalam ilmu
ini lebih ditekankan bagaimana menempatkan kemampuan berbahasa dalam
kondisi yang berbeda-beda, sesuai dengan perubahan keadaan.

B. RUMUSAN MASALAH

1 Apakah Itu Ilmu Balaghah ?


2 Apa Saja Pembagian Ilmu Balaghah ?

C. TUJUAN

1 Untuk Mengetahui Apa Itu Ilmu Balaghah


2 Untuk Mengetahui Apa Saja Pembagian Ilmu Balaghah
3

BAB II

PEMBAHASAN

Belajar ilmu balaghah baik melalui ilmu Bayan, ilmu Ma’ani, mupun ilmu
Badi’ tujuannya sama tidak lain adalah agar memahami bahasa Al- Qur’an.
Karena Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang memiliki makna dan bahasa yang
indah.oleh karena itu, perlu untuk memahami kaidah-kaidah bahasa agar tidak
salah dalam menafsirkan Al-Qur’an.
Karena dalam Al-qur’an ada makna hakiki, ada pula makna majazi dan
banyak perumpamaan atau tasybih yang memiliki tujuan tertentu. Lafaz-lafaz
yang indah juga dibahas dalam ilmu Badi’. Kesesuaian dibahas dalam ilmu
Ma’ani, dan ilmu Bayan. 1

A. Ilmu Balaghah

Al-Balaghah secara praktis adalah ilmu tentang ungkapan estetis (seni yang
indah). Balaghah tidak hanya dimiliki bangsa Arab saja akan tetapi juga dimiliki
bangsa-bangsa lain di dunia. Masing-masing bangsa mempunyai balaghah,,
ungkapa estetis. Hanya kadang-kadang ukuran –ukuran balaghahnya berbeda
antara satu bangsa dengan bangsa lain antara satu masa dengan masa yang lain.
Namun di sana ada unsur-unsur yang sama antara ungkapan estetis bangsa-bangsa
itu yaitu keindahan, rasa, seni, kebenaran, keelokan dan kebenaran ungkapan.

Pengertian Balaghah menurut Bahasa adalah sampainya sesorang kepada


tujuan yang hendak dicapainya .

Balaghah menurut Istilah ada dua macam:

1. Balaghah Kalam.
2. Balaghah Mutakallim.

1
Hipni Bek Nasif, Qawaid Al-Lughah Ar-Rabiah, hal.102
4

a) Balaghah kalam artinya ma’nanya jelas, ungkapannya fasih, sesuai tempat


dan keadaan orang yang diajak bicara.
Contoh: Berbicara dengan orang yang cerdik singkat, tidak perlu
penjelasan dan uraian. Berbicara dengan anak-anak tidak memakai kalimat yang
sukar.

b) Balaghah Mutakallim Balig yaitu bakat yang dimliki seseorang dan ia


mampu menyusun kalam baliq sesuai dengan tuntutan keadaan , fasih
menggunakan ma’na apa saja yang terlintas dalam pikirannya dan yang
tergerak dalam dadanya. Mutakallim juga mampu menggunakan kata-kata
dalam segala bentuk, seperti memuji, meratap, mencela, bergembira, dan
lain sebagainya sesuai dengan situasi. 2

Dalam ilmu balaghah kedua aspek tersebut sangat menetukan ketepatan dan
kebenaran suatu uangakapan dari seorang pembicara Sedangkan balagah menurut
para ahli bahasa adalah perkataan yang baik lagi fasih serta diungkapkan sesuai
dengan makna dan tujuan yang dikehendaki. Maka seseorang dapat dikatakan
balig jika dapat menyampaikan perkataan yang baik lagi fasih, ungkapan lisannya
sesuai dengan makna dan tujuan yang ada dalam pikiran dan perasaannya yang
ingin disampaikan kepada pendengar. 3

Ada 3 (tiga) cabang ilmu balaghah yang secara singkat sudah penulis
singgung pada pembahasan sebelumnya, yaitu ilmu bayan, ilmu ma‟ani dan ilmu
badi‟. Objek kajian ketiga ilmu ini saling melengkapi.

2
Ahmad Hasyimi, Jawahir Al-balaghah, 1960. hal. 244 cet. 12
3
Al-Jarimi, Ali dan Mustofa Amin, 1957, Al-Balaghah Al-Wadhihah, Mesir, Darul Ma'arif Al-
Maroghi, Ahmad Musthofa, Ulum Al-Balaghah, Al-Maktabah Al-Mahmudiah At-Tijariyah.
5

B. Ilmu Bayan

Ilmu Bayan merupakan bagian dari ilmu Balaghoh yaitu yang mempelajari
tentang cara atau metode pengungkapan bahasa yang indah dan ungkapan yang
fasih sesuai dengan tempat dan keadaan lawan bicara. Sehingga seseorang sampai
pada tujuan yang hendak dicapai.
Ilmu bayan dapat diungkapkan dengan tiga macam bentuk yaitu tasybih
atau kata perbandingan, majaz atau kata yang digunakan dengan makna pragmatik
atau atau bukan untuk makna hakiki, tetapi ada makna yang tersirat. Kinayah
merupakan sindiran atau simbol menampilkan kata yang tidak fulgar, lebih
mengedepankan makna yang emplisit. Seseorang yang baligh atau sastrawan juga
memiliki kalimat fasih, kalam fasih, dan mutakalim fasih.
Secara bahasa bayân artinya terbuka atau jelas. Sedangkan dalam ilmu
balâghah 4 ilmu bayân adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengemukakan
suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi. Pengertian ini bukanlah
satusatunya definisi yang dikemukakan oleh para pakar. Ada beberapa pakar lain
yang mempunyai definisi tersendiri tentang ilmu ini. 5
a. Imam Akhdhari
Ilmu Bayân ialah ilmu yang mempelajari tata cara pengungkapan suatu
makna dengan menggunakan susunan kalimat yang berbeda-beda penjelasannya
(dari yang jelas, kurang jelas dan lebih jelas). Maksud definisi tersebut adalah,
bahwa ilmu bayân merupakan ilmu untuk mengetahui teknik-teknik
mengekspresikan suatu ide fikiran atau perasaan dengan menggunakan ungkapan
yang sesuai dengan konteksnya. Ungkapan tersebut bervariasi antara satu kondisi
dengan kondisi lainnya.
b. K.H A. Wahab Muhsin

Menurut beliau ilmu bayân adalah ilmu untuk mengetahui cara menyusun satu
pengertian dengan bermacam-macam redaksi. 6

5
Husaini, Abd. Qodr, 1984. Fanmul balaghah, Mesir, Alimul Kutub.
6
Ahmad Hasyimi, hal.245
6

C. Ilmu Badi’

Ilmu Badi‟ secara bahasa adalah sebuah kreasi atau penciptaan,


secara istilah ilmu badi‟ adalah ilmu yang mempelajari beberapa model
keindahan stilistika, ornamen dalam kalimat yang akan membuat kalimat
tersebut indah jika di tinjau dari kata dan maknanya. Ilmu badi‟ ini
memiliki dua kajian, yaitu muhassinat lafdziyyah (analisis keindahan
struktur kata) dan muhassinat ma‟nawiyah.(analisis keindahan struktur
makna). 7

Ilmu badi’ ini membahas tentang tata cara memperindah suatu


ungkapan, baik pada aspek lafadz maupun pada aspek makna. Ilmu ini
membahas dua bidang utama, yaitu muhassinaat lafdziyyah dan
muhassinat ma’nawiyah, muhassinaat lafdziyyah meliputi jinas, iqtibas,
dan saja’. Sedangkan muhassinaat ma’nawiyyah meliputi: tauriyyah,
tibaaq, muqabalah, husn al-ta’lil, ta’kid al-madh bimaa bimaa yusybih al-
dzamm dan usluub al-hakiim.

1. MUHASSINAAT LAFDZIYYAH
A. Jinas

Jinas adalah dua lafadz yang mempunyai persamaan dalam pengucapan,


sedang artinya berbeda. Jinas terbagi menjadi dua yakni jinas tam dan jinas ghairu
tam.

a. Jinas tam

Jinas tam adalah kemiripan dua kata dalam empat hal yakni, huruf, syakal,
jumlah dan urutannya.

b. Jinas ghairu tam

7
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret 2017
7

Perbedaan dua kata/ jinas yang tidak sama dalam salah satu unsur empat
kata dalam salah satu dari empat hal di atas.

Contoh

َ ْ ُ َ ُْ ُْ َ َ ٰ َ َ َ ََْ ُْ َ َ َ ْ ُ ْ ُْ ُ ُْ ُ َ ‫ََْ َ َُ ْ ُ ﱠ‬
٥٥ ‫وﻳﻮم ﺗﻘﻮم اﻟﺴﺎﻋﺔ ﻳﻘ ِﺴﻢ اﻟﻤﺠ ِﺮﻣﻮن ەۙ ﻣﺎ ﻟ ِبﺜﻮا �ي� ﺳﺎﻋ ٍﺔۗ ﻛﺬ ِلﻚ ��ﻧﻮا ﻳﺆﻓﻜﻮن‬

Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa;


"mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". Seperti
demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Q.S Ar-rum 55

B. Saja’

Saja’ adalah penyeseuaian dua kahir kata pada huruf akhirnya. Fashilah adalah
kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat yang lainnya.
Dua kalimat yang dbandingkan ini disebut qorinah, kemudian qorinah yang
dibandingkan disebut faqroh.

Contoh

َ ْ ٰ ْ َ َ ْ ٰ ْ ََ
﴾ ٨ ۗ‫﴿ ﻓﺎﺻﺤ ُﺐ اﻟ َﻤ ْﻴ َﻤﻨ ِﺔ ەۙ َﻣﺎٓ اﺻﺤ ُﺐ اﻟ َﻤ ْﻴ َﻤﻨ ِﺔ‬

Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Q.S Al-waqiah 8

C. Iqtibas

Pengertian leksikal iqtibas bemakna menyalin dan mengutip secara


terminologis, iqtibas adalaha kalimat yang di susun oleh penulis atau penyair
dengan menyertakan petikan ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa
menjelaskan bahwa petikan itu berasal dari al-qur’an atau hadis

1. MUHASSINAAT MAKNAWIYAH
A. Tauriyah
8

Pengertian tauriyah adalah penyebutan suatu kata yang bersifat mufrod, yaitu
jenis kata yang mempunyai makna kembar, makna pertama adalah makna
yang dekat dan jelas, namun makna itu tidak dimaksudkan

Contoh :

َ َْ َ َ ْ َ
﴾ ٥ ‫﴿ ا ﱠﻟﺮ� ٰ� ُﻦ ��� اﻟﻌ ْﺮ ِش ْاﺳﺘ ٰﻮى‬

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy.Q.S 5

B. Thibaq

Dapat kita pahami bahwa muhabaqah (al-thibaq) adalah berkumpulannya dua


kata yang berlawanan makna dalam satu kalimat, thibaq terbagi menjadi dua
thibaq ijab dan thibaq salab

1. Thibaq ijab

Suatu jenis thibaq dinamakan dengan thibaq ijab apabila diantara kedua
kata yang berlawanan tidak mempunyai perbedaan dalam hal ijab (positif)
dan salab (negatifnya)

2. Thibaq salab

Yakni kalimat atau ungakapan yang terdapat di dalamnya dua kata ada
posisi tapi mempunyai sumber kata yang sama tapi yang membuat ia
bertentangan adalah terdiri dari positif dan negatif.

Contoh :

ُ ُ ً َ َ َْ
ٌ...........‫َو�� َﺴ ُﺒ ُﻬ ْﻢ ا ْﻳﻘﺎﻇﺎ ﱠوﻫ ْﻢ ُرﻗ ْﻮد‬

Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur.... Q.S al-kahfi 18

C. Muqobalah
9

Muqobalah adalah mendatangkan dua makna atau lebih di bagian awal


kalimat, lalu didatangkan makna yang berlawanan dengannya secara tertib
pada bagian akhir

D. Husnu at-ta’lil (alasan yang bagus)

Husn At-ta’lil (‫ )ﺣﺴﻦ اﻟﺘﻌﻠﯿﻞ‬bisa diartikan alasan yang bagus. Dalam Al-
Balaghah Al-Wadhihah, husnut ta’lil didefinisikan:

َ َ ‫ﱠ َ َﱠ‬ ْ َ َ ْ ْ ‫ً ﱠَ ﱠ‬ َ َ َ ُ َ َ ُْ ْ
ْ ‫اﺣ ًﺔ‬
‫ َو َﻳﺄ�ي ﺑﻌ� ٍ� أدﺑﻴ ٍﺔ ﻃﺮﻳﻔ ٍﺔ‬،‫أو ِﺿ ْﻤﻨﺎ ِﻋ�� اﻟ� ْي ِء اﻟ َﻤﻌ ُﺮوﻓﺔ‬ �� ‫أن ﻳﻨ ِﻜﺮ ا��دﻳﺐ‬

َ ُ َْ ‫َ َ ﱠ‬ َ ُ
ْ
‫ﺎﺳ ُﺐ اﻟﻐ َﺮض ا� ِ�ي ﻳﻘ ِﺼﺪ ِإ�� ِﻪ‬
ِ ‫�ن‬

Artinya: Pengingkaran seorang sastrawan secara terang-terangan atau pun


terpendam tentang alasan suatu peristiwa yang telah dikenal umum, dan ia
mendatangkan alasan lain yang bernilai sastra yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapainya. Jadi, dalam kajian ilmu balaghah, husnut ta’lil adalah seorang
sastrawan baik secara jelas atau tidak jelas mengingkari (tidak mengakui)
penyebab terjadinya suatu peristiwa yang sebenarnya tetapi ia menyebutkan
alasan lain yan lucu dan sesuai dengan kondisi serta terkadang bersifat menyindir
atau pun memuji.

Contoh Husnut Ta’lil

Contohnya ketika gempa bumi melanda (menggoncang) negeri Mesir,


seorang sastrawan bernama Muhammad bin al-Qasim bin ‘Ashim memuji
penguasa saat itu dan menyebutkan alasan penyebab terjadinya gempa bumi:

َ ُ ْ َ ْ َ َ ‫َ ﱠ‬ ُ َ ْ ْ َ ُْ
‫َﻣﺎ زﻟ ِﺰﻟﺖ ِﻣ� ُ� ِﻣ ْﻦ ﻛ ْﻴ ٍﺪ ُﻳ َﺮاد ِﺑ َﻬﺎ • ل ِﻜﻨ َﻬﺎ َرﻗﺼﺖ ِﻣ ْﻦ �ﺪ ِلﻜ ْﻢ ﻃ َﺮ ًﺑﺎ‬

Artinya: Gempa bumi yang mengguncang Mesir bukan disebabkan oleh tipu
daya. Tetapi bumi Mesir menari karena keadilan penguasanya

E. Iltifat
10

` Perpindahan dari bentuk dhamir mukhatab atau ghaib atau mutakallim


kepada bentuk lain, namun dengan syarat di akhirnya kembali pada bentuk yang
sama itulah yang disebut iltifat.

Contoh ayat

َ ْ ُ َ ْ ُ َْ َ َ َ َ ْ ‫َ َ ْ ُ ُ ﱠ‬
﴾ ٢٢ ‫ﺮ� ْي واِ �� ِﻪ ﺗﺮﺟﻌﻮن‬ َ ََ
ِ ‫﴿ وﻣﺎ ِ�ي � ٓ� اﻋﺒﺪ ا� ِ�ي ﻓﻄ‬
“Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang
hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?” Q.S yassin 22
11

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1 Al-Balaghah secara praktis adalah ilmu tentang ungkapan estetis (seni


yang indah). Balaghah tidak hanya dimiliki bangsa Arab saja akan
tetapi juga dimiliki bangsa-bangsa lain di dunia. Masing-masing
bangsa mempunyai balaghah,, ungkapa estetis. Hanya kadang-kadang
ukuran –ukuran balaghahnya berbeda antara satu bangsa dengan
bangsa lain antara satu masa dengan masa yang lain.
2 Balaghah kalam artinya ma’nanya jelas, ungkapannya fasih, sesuai
tempat dan keadaan orang yang diajak bicara.
3 Balaghah Mutakallim Balig yaitu bakat yang dimliki seseorang dan ia
mampu menyusun kalam baliq sesuai dengan tuntutan keadaan , fasih
menggunakan ma’na apa saja yang terlintas dalam pikirannya dan
yang tergerak dalam dadanya.
4 Secara bahasa bayân artinya terbuka atau jelas. Sedangkan dalam ilmu
balâghah ilmu bayân adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
mengemukakan suatu gagasan dengan berbagai macam redaksi.
5 Ilmu ma‟ani adalah dasar-dasar dan kaidah yang menjelaskan pola
kalimat berbahasa arab agar bisa di sesuaikan dengan kondisi dan
situasi
6 Ilmu Badi‟ secara bahasa adalah sebuah kreasi atau penciptaan, secara
istilah ilmu badi‟ adalah ilmu yang mempelajari beberapa model
keindahan stilistika, ornamen dalam kalimat yang akan membuat
kalimat tersebut indah jika di tinjau dari kata dan maknanya.

B. SARAN
Demikian makalah hasil diskusi dari kelompok kami, guna
melengkapi tugas kelompok dengan materi “Ilmu Balaghah I” Jika
12

terdapat kekurangan dalam makalah kami mohon kritik dan saran yang
membangun demi kelancaran studi kami. Selain itu pasti terdapat
kesalahan yang sekirannya tidak kami sengaja untuk itu kami mohon
maaf, sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Muhammad Zurzuru, Ulumul al-Qur,an wa Manahij al- Tafsir r :


Mutashabih al-Qur'an n: Dira satah maudhuiyyatah, Damasqus: Maktabah
Darul-Fath), 1969

Al-Jarimi, Ali dan Mustofa Amin, 1957, Al-Balaghah Al-Wadhihah, Mesir, Darul
Ma'arif Al-Maroghi, Ahmad Musthofa, Ulum Al-Balaghah, Al-Maktabah
Al-Mahmudiah At-Tijariyah.

Hipni Bek Nasif, Qawaid Al-Lughah Ar-Rabiah, hal.102

Husaini, Abd. Qodr, 1984. Fanmul balaghah, Mesir, Alimul Kutub.

Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 4, No. 1, Maret


2017

Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-manar, Beirut: Dar al-ma'rifah al-
Sa'idi, abd al-muta'al, al-Nadzm al-Fanny fi al-Qur'an , Cairo Sayyid Quth,
Fi Dzilal al-Qur'an, Cairo: Dar al-Syuruq, 1992

Anda mungkin juga menyukai