Anda di halaman 1dari 13

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “KISAH CINTA DAN

LAIN-LAIN” KARYA ARIFIN C. NOER: PENDEKATAN SOSIOLOGI


SASTRA

Dosen Pengampu :
Dra. Sri Suhita, M.Pd.
Hestiyani Parai, M.Pd.

Disusun Oleh:
Nama : Akhmad Wahyudin
NIM : 1201620007

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Jakarta

Jl. R.Mangun Muka Raya, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung, Kota
Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ 1

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------- 2

A. Latar Belakang Kajian ----------------------------------------------------------- 2


B. Fokus dan Subfokus -------------------------------------------------------------- 2
C. Perumusan Masalah -------------------------------------------------------------- 2
D. Manfaat Penulisan ---------------------------------------------------------------- 3

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI ----------------------------- 4

A. Landasan Teori -------------------------------------------------------------------- 4


B. Metodologi ------------------------------------------------------------------------- 4

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN --------------------------------------- 7

A. Pembahasan ----------------------------------------------------------------------- 7
B. Simpulan -------------------------------------------------------------------------- 11

DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------- 12

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kajian


Makalah penelitian ini ditulis dilatar belakangi oleh karya sastra yang
merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia. Karya sastra adalah semua
karya yang dimaksudkan oleh pengarang sebagai wujud dari eksperesi
pengarangnya.
Karya sastra seringkali menjadi media untuk mengkritik keadaan yang
terjadi pada suatu fenomena tertentu, seperti fenomena sosial, politik, dan
budaya. Hal tersebut menandakan bahwa karya sastra memiliki kecenderungan
untuk mencerminkan kondisi tertentu. Karya sastra juga digunakan oleh para
pelaku seni untuk menuangkan kritiknya dengan berbalut estetika seni yang
menarik.
Salah satu jenis karya sastra yang sering digunakan untuk menyalurkan
kritik para pelaku seni adalah naskah drama. naskah drama “Kisah Cinta dan
Lain-Lain” Karya Arifin C. Noer adalah naskah drama yang sangat familiar di
di kalangan tokoh teater. Selain karena naskah drama ini ditulis oleh dramawan
yang dengan karyanya yang tidak diragukan lagi, dalam naskah drama ini pula
tergambar bentuk kritik sosial yang terjadi pada saat itu.
Pada makalah ini, naskah drama “Kisah Cinta dan Lain-Lain” akan
dimaknai dengan jenis penafsiran yang bertitik tolak dari problematika tertentu,
yaitu permasalahan sosiologis. Dengan demikian, jenis penafsiran yang bertitik
tolak dari problematika sosiologis dalam pendekatan sosiologi sastra.
B. Fokus dan Subfokus
Fokus dalam makalah penelitian ini yaitu bentuk kritik sosial dalam
naskah darama “Kisah Cinta dan Lain-Lain” Karya Arifin C. Noer. Dengan
subfokus: (1) moral, (2) kemiskinan, dan (3) kepedulian sosial.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disusun rumusan
masalah yaitu: Bagaimanakah bentuk kritik sosial dalam naskah drama “Kisah

2
Cinta dan Lain-Lain” Karya Arifin . Noer berdasarkan pendekatan sosiologi
sastra?
D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya, untuk
lebih mengetahui cara mengkaji atau menganalisis naskah drama, dan untuk
mengetahui bentuk kritik sosial dalam naskah drama “Kisah Cinta dan Lain-
Lain” Karya Arifin C. Noer.

3
BAB II

LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI

A. Landasan Teori
a. Sosiologi Sastra
Sapardi Djoko Damono dalam buku Sosiologi Sastra (2020:5)
menyatakan, pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-
segi kemasyarakatan ini, oleh beberapa penulis, disebut sebagai sosiologi
sastra. Istilah tersebut pada dasarnya tidak berbeda dari sosio-sastra,
pendekatan sosiologis, atau pendekatan sosio-kultural terhadap sastra.
Sosiologi sastra dalam pengertian ini mencakup berbagai macam
pendekatan yang didasarkan pada pandangan teoritis tertentu. Namun,
semua pendekatan tersebut menunjukkan satu kesamaan yaitu perhatian
terhadap sastra sebagai lembaga sosial, yang diciptakan oleh sastrawan
sebagai anggota masyarakat yang hidup di dalam sebuah lembaga sosial
tertentu.
b. Hakikat Kritik Sosial
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat
yang bertujuan sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah fenomena sosial.
Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan berfungsi sebagai wahana
untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat.
Kritik sosial juga berarti sebuah inovasi sosial, di mana kritik sosial
menjadi sarana komunikasi gagasan-gagasan baru sembari menilai
gagasan-gagasan yang lama untuk sebuah perubahan sosial. Perspektif
kritik sosial yang demikian lebih banyak dianut oleh kaum kritis dan
strukturalis. Mereka melihat bahwa kritik sosial adalah wahana
komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial. Adapun beberapa
bentuk kritik sosial adalah sebagai berikut:
1. Kritik Sosial Moral

4
Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri tidak berbeda dengan
pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang
diterima secara umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusian.
2. Kritik Sosial Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang sifatnya
sangat luas, hampir disetiap penjuru dunia ini mengalami masalah
kemiskinan (Sulistiyana, 2013:1).
3. Kritik Kepedulian Sosial
c. Hakikat Drama
Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action, segala apa yang
terlihat dalam pentas yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan
ketegangan pada pendengar penonton.
d. Naskah Drama
Naskah pada umumnya berbentuk sebuah tulisan Panjang yang
memuat mengenai kehidupan. Naskah drama berisi percakapan antara
lakon satu dengan lakon yang lain yang pada umumnya berupa tulisan
atau ketikan yang dibukukan.
B. Metodologi
a. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu naskah drama yang berjudul
“Kisah Cinta dan Lain-Lain” karya Arifin C. Noer. Sedangkan objek dari
penelitian ini adalah berupa kritik sosial yang terkandung dalam naskah
drama tersebut.
b. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah penilitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam makalah
penelitian ini adalah teknik membaca dan mencatat. Adapun langkah-
langkah pengumpulan datanya, dikelompokkan berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan sebagai berikut:

5
1) Mengadakan studi kepustakaan untuk pengumpulan bahan. Langkah
awal penelitian ini adalah membaca pustaka yang berhubungan dengan
objek penelitian untuk mendapatkan konteks penelitian;
2) Membaca naskah drama “Kisah Cinta dan Lain-Lain” Karya Arifin C.
Noer untuk menganalisis kritik sosial yang ada dalam naskah drama
tersebut;
3) Menyimpulkan hasil analis yang didasarkan pada analisis data secara
keseluruhan.

6
BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan
a. Sinopsis Naskah Drama “Kisah Cinta dan Lain-Lain” Karya Arifin
C. Noer
Seorang nyonya kaya terlibat perdebatan yang sengit dengan
suaminya. Hal ini dikarenakan Toni anjing kesayangannya tengah terbaring
sakit dan tidak berdaya. Semua cara telah mereka lakukan demi
kesembuhan Si Toni. Semua Dokter, Profesor bahkan Dukun sekalipun
telah didatangkan khusus untuk kesembuhanya.
Nyonya yang mempunyai pengaruh, ningrat dan terkenal di
masyarakat, setiap harinya hanya disibukan dengan Toni. Toni merupakan
seokor anjing yang sudah sangat tua dan kini sakit termakan penyakit
dimasa tuanya. Tidak seorangpun yang bisa mengubah pendirian sang
Nyonya pada kecintaan dan keyakinannya akan kesembuhan Toni, bahkan
sang suaminnya sendiri mati langkah bila dihadapkan pada persoalan
tersebut.
Ironisnya sang Tuan yang terlihat begitu peduli pada keadaan Toni,
padahal ia sebenarnya kurang mempedulikan keadaan anjing kesayangan
istrinya itu. Akibatnya konflikpun berlanjut, bahkan cek-cok diantara
mereka tak dapat dihindari. “Apa yang terjadi denganmu, kamu sepertinya
sudah berubah sekarang, kamu terlihat menyeramkan?” bentak sang
Nyonya pada Suaminya. Hingga sang Tuan terdiam dan berkilah akan
perubahan yang terjadi pada sikapnya itu.
Apa yang mereka perdebatan berakhir teragis dengan matinya Toni
yang membuat Nyonya dan Tuan begitu bersedih dan terpukul. “ini
bagaikan petir disiang hari” begitu yang mereka utarakan. Hingga sang
Nyonya pun meminta pada suaminya untuk mengabarkan kesedihan yang
mereka alami pada semua orang, bahkan ia meminta harus mengadakan
jumpa pers dan mengundang seluruh wartawan yang ada di Jakarta. Sebuah

7
pidato khusus pun dipersiapkan oleh sang Tuan demi memenuhi
permintaan istrinya yang sedang sedih tersebut. Orang-orang besar dan
wartawan hadir untuk mengucapkan bela sungkawa pada Nyonya dan Tuan
yang telah kehilangan Toni anjing kesayangan.
Semantara itu, disemua sela-sela waktu yang begitu sempit Otong
dan Wilem dua pembatu yang setiap harinya setia pada sang Nyonya dan
Tuan menyempatkan diri untuk menjalin cinta dibalik semua kesedihan dan
kegelisah majikannya tersebut. Hingga jalinan kasih diantara keduanya
tercipta dengan indah dan penuh guyon. Otong yang padahal sudah beristri
dan mempunyai seorang anak yang masih bayi dan sekarang tengah sakit
keras dibuat lupa akan keadan yang dihadapi keluarganya. Hal itu
dikarenakan kesetian Otong pada sang majikan demi melaksanakan segala
perintahnya. Suasana berubah kacau ketika seorang pria mengabari bahwa
putra si Otong yang masih bayi telah meningagal, serta dengan datangnya
seorang gadis yang meminta dinikahi oleh Otong karena kini ia telah hamil
muda.
Ditengah kesedihan Nyonya dan Tuan juga orang-orang yang
datang,taka da seorang pun yang mengindahi kedua orang yang datang
secara tiba-tiba tersebut. Nyonya tetap dirundupi duka akan kematian
anjing kesayangannya. Semua tidak bisa berbuat apa-apa, hingga tuhanlah
yang memiliki kuasa untuk memberikan kita kelahiran, cinta dan kematian.
b. Kritik Sosial dalam Naskah Drama “Kisah Cinta dan Lain-Lain”
Karya Arifin C. Noer
Dalam naskah drama “Kisah Cinta dan Lain-Lain” Karya Arifin C.
Noer terdapat tiga jenis kritik sosial yaitu, kritik sosial terhadap masalah
moral yang ditujukan kepada semua pihak, kemiskinana yang ditujuk
kepada pemerintah dan orang menengah ke atas, dan kepedeluan sosial
yang ditujukan kepada semua pihak. Kritik sosial dalam naskah ini
disampaikan dalam bentuk satire.
Kritik sosial terhadap masalah moral dalam naskah ini tujukan
kepada semua pihak mengenai bagaimana mana istri seharusnya

8
menghormati suami dan bagaimana suaminya suami seharusnya
berwibawa di depan istrinya agar tidak diremehkan istrinya. Masalah moral
ini tergambar dalam dialog Otong bersama Wilem yang sedang
membicarakan Nyonya Frita, majikan otong sebelumnya, yang
membiarkan suaminya tidur di kamar kerja karena istrinya tidur dengan
anjingnya.
Otong: Nyonya saya yang dulu, Nyonya Frita, selalu tidur dengan
anjingnya setiap malam. (D 75)
Wilem : Gila, suaminya? (D 76)
Otong: Seperti biasa selalu tidur di kamar kerjanya. (D 77)
Masalah moral yang sama juga diritik dalam dialog Tuan yang
berpidato pada saat upacara kematian Tony atau anjing miliknya. Dari
dialog tersebut dapat diketahui bahwa posisi tuan tidak dihormati oleh
istrinya.
Tuan : … Tuan Tuan dan Nyonya Nyonya, ia adalah Tony ia adalah seekor
anjing….(D 336)
Tuan : sekalipun demikian (menangis) (N 107) sekalipun demikian… ia adalah
… mengharukan … (D 338) (menangis). (N 108)
Tuan : istri saya… istri saya… sedemikian mencintainya… sehingga peristiwa
ini merupakan petir di siang hari. (D 340)

Kritis sosial terhadap masalah moral berikutnya adalah mengenai


bagaimana orang yang sudah memiliki pasangan seharusnya bisa menjaga
dirnya untuk tidak mengkhianati pasanganya dan bagaimana orang
seharusnya bertanggung jawab terhadap kesalahanya. Masalah moral ini
digambarkan dengan Otong yang memiliki hubungan terlarang dengan
tokoh perempuan hingga perempuan itu hamil. Padahal, Otong sudah
beristri dan beranak empat. Kritik sosial ini oleh perempuan yang menagih
janjinya untuk dinikahi oleh Otong. Sikap Otong yang tidak bertanggung
jawab tersebut pada akhirnya menyusahkan si perempuan.
Perempuan : saya mencari Otong, Nyonya (yang lain tak peduli). (N 113) Dia
janji mau mengawini saya. (tetap yang lainya tak peduli) (114) kalau bayi ini lahir,
saya taruh di mana? (D 348)

Berikutnya kritik sosial dalam naskah ini adalah masalah


kemiskinan yanhg dialami oleh Otong. Kemiskinan ini digambarkan dari
dialog Otong yang tidak bisa membawa anaknya ke rumah sakit

9
sehingganya membawanya ke klinik dan disebutkan pula bahwa anaknya
bisa ke klinik karena ada uang sisa. Kritik tersebut ditujukan kepada
pemerintah agar dapat memberikan fasilitas kesehatan yang baik untuk
orang yang kurang mampu dan juga kepada orang kaya agar tergugah
hatinya untuk membantu orang yang membutuhkan.
Wilem : sudah dibawa ke dokter? (D 272)
Otong : ke klinik maksudmu? (D 273)
Wilem : iya. (D 274)
Otong : sudah saya kira. Istri saya yang bawa. Untung masih ada uang sisa, tetapi
di…. Tidak mahal. (D 275)

Sedangkan kritik terhadap masalah kepedulian sosial dalam naskah


drama ini dialami oleh Tuan dan Nyonya terhadap Otong yang tergambar
dalam dialog Otong yang takut dipecat apabila tetap izin pulang ke rumah.
Kritik ini ditujukan kepada semua pihak agar peduli dengan orang lain
yang juga mempunyai urusan genting, terutama untuk majikan agar dapat
memanusiakan pekerjanya dengan tidak memaksa untuk bekerja terus
menerus.
Otong: saya bisa memaksa atau minggat sebentar, tetapi kalau Nyonya mencari
bisa berabe. Kalau saya sampai dikeluarkan dan rumah ini. Apa yang akan terjadi
saya tidak bisa bayangkan. Anak saya bukan dia seorang, empat. (D 267)

Masalah kepedulian sosial berikutnya yang terdapat dalam naskah


ini disinggung oleh dialog Otong yang datang bersama Tuan Alex,
wartawan yang diundang untuk meliput upacara kematian Tony (Anjing
Tuan dan Nyonya). Kritik tersebut ditujukan kepada semua pihak
mengenai bagaimana manusia seharusnya dapat memaknai kemanusian
dalam dirinya dengan benar dan tidak mengabaikan manusia lainya
meskipun mencintai hewan peliharaanya.
Otong : Cuma Tuan Alex, Tuan. Wartawan-wartawan yang lain sedang
mengunjungi upacara kematian anjing yang lain. (D 350)

Dari dialog tersebut juga tergambarkan kondisi bahwa orang-orang


kaya itu terlalu sibuk berduka cita secara berlebihan sampai harus
mengundang wartawan dan ada upacara kematian khusus hewan
peliharaanya.

10
Masalah kepedulian sosial ini juga dialami oleh tokoh pemuda yang
sibuk mencari Otong karena anaknya meninggal. Akan tetapi, orang-orang
di sana tidak memedulikanya. Kritik sosial disampaikan dalam narasi. Dan
kritik ini ditujukan kepada semua pihak agar memiliki rasa kemanusiaan.
Padahal, bentuk ketidakmanusiaan itu justru apa pada dirinya sendiri. Anak
Otong meninggal karenaa sakit keras dan tidak mendapatkan penanganan
medis yang baik, sedangkan Tuan dan Nyonya terlalu sibuk dengan Tony
(anjingnya) hingga memanggil dokter dan profesor hanya untuk mengobati
Tony yang sakit karena sudah tua.
SEMUA ORANG MENYAMPAIKAN RASA CITANYA SAMBIL
BERJABAT TANGAN DAN MENINGGALKAN RUMAH ITU.
SEMENTARA ITU. (N 127)
Pemuda : saya mencari kang Otong. Anaknya meninggal sore tadi. (D 373)
Nyonya A : tabahkan hati, Nyonya. (D 374)
Nyonya : terima kasih, tetapi siapa yang akan saya jumpai kalau besok saya
bangun pagi? (D 375)
Nyonya : NYONYA… (D 376) (mereka berpelukan). (N 128)
Pemuda : saya mencari Otong… di mana Otong… OTONG. Anakmu
meninggal… (D 377) (lampu perlahan-lahan meredup). (N 129)

B. Simpulan
Bentuk kritik sosial yang terdapat dalam naskah drama “Kisah Cinta
dan Lain-Lain”karya Arifin C. Noer yaitu mengenai masalah moral yang
ditujukan kepada semua pihak, masalah kemiskinan yang ditujukan kepada
pemerintah dan orang-orang kaya, dan masalah kepedulian sosial yang
ditujukan kepada semua pihak. Kritik sosial yang disampaikan naskah
drama ini dalam bentuk satire yang dimasukan ke dalam dialog dan notasi
cerita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. 2018. Kritik Sosial dalam Naskah Alangkah Lucunya Negeri Ini Karya
Dedi Mizwar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 3(6).

Damono, Sapardi Djoko. 2020. Sosiologi Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Wiliam, Abraham. 2021. Apa Itu Sosiologi Sastra dan Pendekatanya?. Dalam
https://tirto.id/apa-itu-sosiologi-sastra-dan-pendekatannya-gbdc diakses
pada 12 April 2021 pukul 23.00.

http://naskahdrama-rps.blogspot.com/2010/08/kisah-cinta-dan-lain-lain-arifin-c-
noer.html

12

Anda mungkin juga menyukai