Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PENYAKIT HERPES GENITAL PADA LANSIA

Mata Kuliah Dasar Kesehatan Reproduksi (dan KIA)


Dosen Pengampu: Sitti Marya Ulva,SKM.M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Masyitah (K202101020)

Aisyah Nurfatihana (K202101023)

Vela Devista (K202101030)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYAH
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kami yang berjudul “Penyakit

Herpes Pada Lansia “untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh

karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk meningkatkan mutu

dari penulisan ini sangat kami harapkan.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang membaca sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, Amiin.
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan Herpes genital merupakan salah satu infeksi menular seksual yang disebabkan

oleh virus simplex herpes. Terdapat dua jenis virus yang menyebabkannya, yaitu herpes

simplex virus (HSV) tipe-1, dan HSV tipe-2 yang menyerang area genital atau kelamin.

Kedua virus tersebut dapat menyerang area genital ataupun oral. Hanya saja, kebanyakan

HSV-1 dan HSV2 bersifat tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. HSV tipe-2 adalah

jenis yang lebih banyak ditemukan pada wanita. Ini disebabkan penularan pria ke wanita

lebih efektif dibanding wanita ke pria. 

herpes genital tidak bisa menyebar melalui benda perantara, kecuali melalui alat bantu

seksual yang sudah dipakai oleh pengidap herpes. Jadi, peralatan, seperti handuk, alat

makan, dan sikat gigi, biasanya tidak bisa menjadi perantara penyebaran virus herpes

genital. Ini karena HVS tidak sanggup bertahan lama bila terlepas dari kulit.

Pada penyakit Herpes genital ,Sekali seseorang terinfeksi herpes, maka virusnya akan

tinggal di tubuh seumur hidup. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung,

mulai dari kontak kulit, seksual (vaginal, oral, atau seks anak), maupun saat berciuman.

Penyakit herpes genital dapat menular walaupun tidak ada luka yang muncul di

permukaan kulit. Oleh karena tidak adanya gejala, maka seseorang tidak menyadari

bahwa dirinya telah terinfeksi. 

Ini karena virus herpes simpleks mudah menyebar melalui bagian tubuh yang lembap,

seperti dari dinding kulit kelamin, mulut, dan anus. Selain itu, virus ini juga bisa

menyebar melalui luka herpes dan bisa terjadi di sekitar mulut, mata, dan bagian tubuh
lain. Orang yang terinfeksi berpotensi menularkan virus, meski ia tidak mengalami gejala

apapun.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit Herpes Genital Pada Lansia

Infeksi Menular Seksual adalah infeksi yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan

seksual, baik hubungan seks vaginal (melalui vagina), anal (anus/dubur) atau oral

(melalui mulut).Penyakit IMS yang banyak di derita lansia yaitu penyakit herpes genital,

kutil kelamin, klamidia, gonore, sipilis, dan HIV.

Penyakit menular seksual meningkat pada orang-orang lansia. Saat ini Lebih dari dua juta

kasus klamidia, gonore, dan sifilis terdapat pada mereka yang sudah berusia lanjut. Rata-

rata usia para pengidap adalah 55 sampai 64 tahun.

Herpes genital sendiri merupakan penyakit kelamin yang bisa terjadi pada pria dan

wanita,baik pada usia muda maupun lansia tetapi lebih sering dialami oleh wanita.yang

ditularkan melalui hubungan intim.Itulah sebabnya orang yang aktif berhubungan intim

berisiko lebih tinggi terkena penyakit kelamin ini. 

Gangguan Herpes genital merupakan salah satu infeksi menular seksual yang disebabkan

oleh virus simplex herpes. Terdapat dua jenis virus yang menyebabkannya, yaitu herpes

simplex virus (HSV) tipe-1, dan HSV tipe-2 yang menyerang area genital atau kelamin.

Kedua virus tersebut dapat menyerang area genital ataupun oral. Hanya saja, kebanyakan

HSV-1 dan HSV2 bersifat tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. HSV tipe-2 adalah

jenis yang lebih banyak ditemukan pada wanita. Ini disebabkan penularan pria ke wanita

lebih efektif dibanding wanita ke pria. 


Ini karena virus herpes simpleks mudah menyebar melalui bagian tubuh yang lembap,

seperti dari dinding kulit kelamin, mulut, dan anus. Selain itu, virus ini juga bisa

menyebar melalui luka herpes dan bisa terjadi di sekitar mulut, mata, dan bagian tubuh

lain. Orang yang terinfeksi berpotensi menularkan virus, meski ia tidak mengalami gejala

apapun.

herpes genital tidak bisa menyebar melalui benda perantara, kecuali melalui alat bantu

seksual yang sudah dipakai oleh pengidap herpes. Jadi, peralatan, seperti handuk, alat

makan, dan sikat gigi, biasanya tidak bisa menjadi perantara penyebaran virus herpes

genital. Ini karena HVS tidak sanggup bertahan lama bila terlepas dari kulit.

HSV juga bersifat laten atau cenderung bertahan di dalam tubuh manusia selama

beberapa waktu sebelum menjadi aktif kembali. Itulah mengapa, sekali terinfeksi, maka

pengidap berpotensi memiliki virus herpes selamanya, dan bisa kembali mengalami

gejala herpes genital saat penyakit tersebut kambuh.

Virus HSV bisa aktif kembali saat sistem pertahanan tubuh pengidap menurun. Itu

sebabnya herpes genital juga banyak menyerang lansia,di mana imunitas pada lansia

cenderung menurun karena factor usia.Selain itu herpes genital juga bisa terjadi ketika

pengidap mengalami infeksi, sedang stres, sedang menjalani kemoterapi untuk mengobati

kanker, ataupun terkena virus HIV. Selain itu, konsumsi alkohol secara berlebihan juga

bisa memicu HSV aktif kembali.


B. Faktor Penularan Herpes Genital Pada Lansia

Pada penyakit Herpes genital ,Sekali seseorang terinfeksi herpes, maka virusnya akan

tinggal di tubuh seumur hidup. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung,

mulai dari kontak kulit, seksual (vaginal, oral, atau seks anak), maupun saat berciuman.

Penyakit herpes genital dapat menular walaupun tidak ada luka yang muncul di

permukaan kulit. Oleh karena tidak adanya gejala, maka seseorang tidak menyadari

bahwa dirinya telah terinfeksi. 

Meskipun virus bersifat silent atau tidak aktif, tapi herpes genital dapat kambuh apabila

terjadi perubahan hormonal, terdapat infeksi virus, kelelahan, atau adanya gangguan

sistem imun tubuh yang banyak di alami kelompok lansia.

Menurut Dr. Khady Diouf dari Brigham and Women’s Hospital, Harvard Medical

School, mengatakan ada beberapa kecenderungan yang membuat lansia terinfeksi

penyakit menular seks seperti herpes Genital,Beberapa di antaranya adalah:

1. Para lansia kerap merasa enggan untuk menanyakan permasalahan seksual ke tenaga

medis. Hal ini di sebabkan, Stigma dan rasa malu merupakan hambatan sekaligus

alasan terbesar kelompok lansia enggan memeriksakan Kesehatan Seksual..

Belum lagi ditambah asumsi bahwa orang tua merupakan individu aseksual, yang

menyatakan bahwa seks tak lagi menjadi bagian hidup mereka. Hal tersebut sangat

membatasi kesadaran mereka akan layanan kesehatan seksual.

2. Usia lanjut membuat sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga kemampuan tubuh

melawan infeksi semakin memburuk. Situasi ini membuat para lansia lebih mudah

mengidap penyakit Herpes Genital yang merupakan salah satu penyakit PMS
3. Usia tua, perceraian, atau pasangan yang meninggal meningkatkan risiko para lansia

melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dan berganti-ganti. Pemikirannya

adalah, “Apalagi yang ditakutkan? Sudah tua juga.”

4. Minimnya informasi mengenai cara hubungan intim yang benar serta aman membuat

para lansia kerap melakukan hubungan intim berisiko.

5. Maraknya pertumbuhan bisnis obat kuat juga mungkin menjadi penyumbang

peningkatan perilaku seksual di kalangan lansia. Ketika hubungan intim dengan obat

kuat dilakukan dengan edukasi yang tepat, tentunya tidak seberbahaya saat

melakukannya dengan minim edukasi.

6. Penurunan lubrikasi pada vagina juga menjadi penyebab para lansia cenderung lebih

mudah mengidap penyakit menular seks. Minimnya lubrikasi alami akan membuat

vagina lebih mudah terluka, sehingga penyebaran penyakit lebih mudah terjadi.

Apalagi ketika berhubungan tanpa menggunakan pengaman.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai