Disusun Oleh :
Kelompok 8
Masyitah (K202101020)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kami yang berjudul “Penyakit
Herpes Pada Lansia “untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk meningkatkan mutu
Akhirnya kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang membaca sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, Amiin.
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh virus simplex herpes. Terdapat dua jenis virus yang menyebabkannya, yaitu herpes
simplex virus (HSV) tipe-1, dan HSV tipe-2 yang menyerang area genital atau kelamin.
Kedua virus tersebut dapat menyerang area genital ataupun oral. Hanya saja, kebanyakan
HSV-1 dan HSV2 bersifat tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. HSV tipe-2 adalah
jenis yang lebih banyak ditemukan pada wanita. Ini disebabkan penularan pria ke wanita
herpes genital tidak bisa menyebar melalui benda perantara, kecuali melalui alat bantu
seksual yang sudah dipakai oleh pengidap herpes. Jadi, peralatan, seperti handuk, alat
makan, dan sikat gigi, biasanya tidak bisa menjadi perantara penyebaran virus herpes
genital. Ini karena HVS tidak sanggup bertahan lama bila terlepas dari kulit.
Pada penyakit Herpes genital ,Sekali seseorang terinfeksi herpes, maka virusnya akan
tinggal di tubuh seumur hidup. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung,
mulai dari kontak kulit, seksual (vaginal, oral, atau seks anak), maupun saat berciuman.
Penyakit herpes genital dapat menular walaupun tidak ada luka yang muncul di
permukaan kulit. Oleh karena tidak adanya gejala, maka seseorang tidak menyadari
Ini karena virus herpes simpleks mudah menyebar melalui bagian tubuh yang lembap,
seperti dari dinding kulit kelamin, mulut, dan anus. Selain itu, virus ini juga bisa
menyebar melalui luka herpes dan bisa terjadi di sekitar mulut, mata, dan bagian tubuh
lain. Orang yang terinfeksi berpotensi menularkan virus, meski ia tidak mengalami gejala
apapun.
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi Menular Seksual adalah infeksi yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan
seksual, baik hubungan seks vaginal (melalui vagina), anal (anus/dubur) atau oral
(melalui mulut).Penyakit IMS yang banyak di derita lansia yaitu penyakit herpes genital,
Penyakit menular seksual meningkat pada orang-orang lansia. Saat ini Lebih dari dua juta
kasus klamidia, gonore, dan sifilis terdapat pada mereka yang sudah berusia lanjut. Rata-
Herpes genital sendiri merupakan penyakit kelamin yang bisa terjadi pada pria dan
wanita,baik pada usia muda maupun lansia tetapi lebih sering dialami oleh wanita.yang
ditularkan melalui hubungan intim.Itulah sebabnya orang yang aktif berhubungan intim
oleh virus simplex herpes. Terdapat dua jenis virus yang menyebabkannya, yaitu herpes
simplex virus (HSV) tipe-1, dan HSV tipe-2 yang menyerang area genital atau kelamin.
Kedua virus tersebut dapat menyerang area genital ataupun oral. Hanya saja, kebanyakan
HSV-1 dan HSV2 bersifat tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. HSV tipe-2 adalah
jenis yang lebih banyak ditemukan pada wanita. Ini disebabkan penularan pria ke wanita
seperti dari dinding kulit kelamin, mulut, dan anus. Selain itu, virus ini juga bisa
menyebar melalui luka herpes dan bisa terjadi di sekitar mulut, mata, dan bagian tubuh
lain. Orang yang terinfeksi berpotensi menularkan virus, meski ia tidak mengalami gejala
apapun.
herpes genital tidak bisa menyebar melalui benda perantara, kecuali melalui alat bantu
seksual yang sudah dipakai oleh pengidap herpes. Jadi, peralatan, seperti handuk, alat
makan, dan sikat gigi, biasanya tidak bisa menjadi perantara penyebaran virus herpes
genital. Ini karena HVS tidak sanggup bertahan lama bila terlepas dari kulit.
HSV juga bersifat laten atau cenderung bertahan di dalam tubuh manusia selama
beberapa waktu sebelum menjadi aktif kembali. Itulah mengapa, sekali terinfeksi, maka
pengidap berpotensi memiliki virus herpes selamanya, dan bisa kembali mengalami
Virus HSV bisa aktif kembali saat sistem pertahanan tubuh pengidap menurun. Itu
sebabnya herpes genital juga banyak menyerang lansia,di mana imunitas pada lansia
cenderung menurun karena factor usia.Selain itu herpes genital juga bisa terjadi ketika
pengidap mengalami infeksi, sedang stres, sedang menjalani kemoterapi untuk mengobati
kanker, ataupun terkena virus HIV. Selain itu, konsumsi alkohol secara berlebihan juga
Pada penyakit Herpes genital ,Sekali seseorang terinfeksi herpes, maka virusnya akan
tinggal di tubuh seumur hidup. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung,
mulai dari kontak kulit, seksual (vaginal, oral, atau seks anak), maupun saat berciuman.
Penyakit herpes genital dapat menular walaupun tidak ada luka yang muncul di
permukaan kulit. Oleh karena tidak adanya gejala, maka seseorang tidak menyadari
Meskipun virus bersifat silent atau tidak aktif, tapi herpes genital dapat kambuh apabila
terjadi perubahan hormonal, terdapat infeksi virus, kelelahan, atau adanya gangguan
Menurut Dr. Khady Diouf dari Brigham and Women’s Hospital, Harvard Medical
1. Para lansia kerap merasa enggan untuk menanyakan permasalahan seksual ke tenaga
medis. Hal ini di sebabkan, Stigma dan rasa malu merupakan hambatan sekaligus
Belum lagi ditambah asumsi bahwa orang tua merupakan individu aseksual, yang
menyatakan bahwa seks tak lagi menjadi bagian hidup mereka. Hal tersebut sangat
2. Usia lanjut membuat sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga kemampuan tubuh
melawan infeksi semakin memburuk. Situasi ini membuat para lansia lebih mudah
mengidap penyakit Herpes Genital yang merupakan salah satu penyakit PMS
3. Usia tua, perceraian, atau pasangan yang meninggal meningkatkan risiko para lansia
4. Minimnya informasi mengenai cara hubungan intim yang benar serta aman membuat
peningkatan perilaku seksual di kalangan lansia. Ketika hubungan intim dengan obat
kuat dilakukan dengan edukasi yang tepat, tentunya tidak seberbahaya saat
6. Penurunan lubrikasi pada vagina juga menjadi penyebab para lansia cenderung lebih
mudah mengidap penyakit menular seks. Minimnya lubrikasi alami akan membuat
vagina lebih mudah terluka, sehingga penyebaran penyakit lebih mudah terjadi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA