“IJTIHAD”
USHUL FIQH & KAIDAH
Dosen Pengampu:
Abd. Ghafur, M.E.I
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.............................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ijtihad
2. Untuk mengetahui dasar hukum ijtihad
3. Untuk mengtahui syarat-syarat ijtihad
4. Untuk mengetahui objek yang diperbolehkan dan yang dilarang dalam
ijtihad
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kata ijtihad berasal dari kata berbahasa Arab “ ”جهدyang berarti
“pencurahan segala kemampuan untuk memperoleh sesuatudari berbagai
urusan”.Sederhananya, ijtihad berarti “sungguh-sungguh” atau “bekerja keras
dan gigih untuk mendapatkan sesuatu”. Sedangkan secara teknis menurut
Abdullahi Ahmed An-Na’im ijtihad berarti penggunaan penalaran hukum
secara independent untuk memberikan jawaban atas sesuatu masalah ketika al-
Qur’an dan al-Sunnah diam tidak memberi jawaban.
Pengertian ijtihad menurut ulama ushul fiqh inilah yang dikenal oleh
masyarakat luas. Adalah Ibrahim Hosen yang dalam hal ini mewakili kelompok
ahli fiqh dalam definisi ijtihad membatasinya dalam bidang fiqh saja, yaitu
bidang hokum yang berhubungan dengan amal. Sedangkan bagi sebagian ulama
lainnya, seperti Ibn Taimiyah mengatakan bahwa ijtihad juga berlaku dalam
dunia tasawuf.
3
Rasul.” Rasulullah pun bertanya, “Kalau engkau tidak mendapati keterangan
dalam sunah Rasulullah SAW.?” Muadz menjawab, “Saya akan berijtihad
dengan akal saya dan tidak akan berputus asa. Rasulullah menepuk pundak
Muadz bin Jabal menandakan persetujuan. Dari dialog di atas (antara Nabi dan
Mu‘adz bin Jabal) dapat disimpulkan bahwa ketika al Qur’an tidak memberikan
nash-nash yang mengatur sesuatu, dan hadits juga demikian, maka ijtihad
diperlukan, yang dalam prakteknya ijtihad dilakukan apabila nash itu tidak
memberi petunjuk yang jelas.
4
memahami dalil-dalil yang menjadi dasar pendapat para mujtahid yang diikuti.
Adapun syarat-syarat menjadi mujtahid adalah :
a. Menguasai bahasa Arab, cara memahami arti dan maknanya, baik dari
segi lafal maupun susunan kalimatnya.
b. Pengetahuan yang luas tentang kandungan al Qur’an.
c. Pengetahuan yang luas dalam bidang sunnah
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan singkat yang telah kami tulis diatas dapat di Tarik
kesimpulan. Ijtihad merupakan petunjuk hokum yang sangat penting dalam
perumusan hokum islam sebagai upaya menjawab persoalan-persoalan
kemanusiaan yang konkrit serta penjabaran konsepsi islam dalam segala
aspeknya, Selain itu ijtihad adalah juga merupakan salah satu hal yang dalam
menyelesaikan permasalahan dalam hal kejumudan islam dan ketaqdilan
penganutnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Atang Abd, Fiqh Perbankan Syari’ah, Bandung; Refika Aditama, 2011.
Huda, Nurul dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis, Jakarta: Kencana.
2007.