Anda di halaman 1dari 3

2.2.

2 Wilayah Kajian Suhu

Musim sangat bervariasi sekali di wilayah Indonesia bagian Timur. Setiap tahun,
sirkulasi tropis bergerak ke Utara dan ke Selatan sehingga menimbulkan musim kemarau,
musim hujan, serta periode transisi diantara kedua musim tersebut. Sirkulasi tropis ini
disebut sebagai Daerah Konvergensi Intertropis (DKIT) atau Intertropical Convergence Zone
(ITCZ). ITCZ ini bergerak ke sebelah utara dan ke selatan ekuator secara periodik setiap
tahun mengikuti gerakan semu matahari. Suhu permukaan laut di perairan Indonesia
terutama NTT lebih dingin dari suhu muka laut di Pasifik Timur yaitu di pantai Peru sehingga
tekanan di perairan sekitar wilayah NTT lebih tinggi dari tekanan di Peru. Dengan demikian,
angin yang menuju NTT hanya membawa sedikit uap air sehingga sulit terjadi pembentukan
awan dan potensi turunnya hujan kecil di wilayah NTT (Kain et al., 2018).

Umumnya wilayah NTT memiliki pola Curah Hujan monsunal yakni wilayah-wilayah
yang mengalami perbedaan curah hujan yang tegas antara musim hujan dengan musim
kemarau. Pada saat terjadi monsun Asia angin barat melewati Samudera Hindia dan
membawa uap air ke daratan NTT sehingga di permukaan NTT akan terjadi pembentukan
awan dan potensi hujan yang relatif besar. Sebaliknya pada saat terjadi monsun Australia
angin timur yang melewati NTT dengan kandungan uap air sedikit atau udara kering
melewati NTT sehingga sulit terjadi pembentukan awan dan potensi turunnya hujan kecil
yang menyebabkan wilayah ini relative kering (Kain et al., 2018).

2.2.2.1 Perairan Bagian Selatan NTT

Gambar 1. Peta wilayah Provinsi NTT, (Sumber : saripedia.wordpress.com).


Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi kepulauan dikarenakan memiliki
wilayah laut yang lebih besar dari wilayah perairannya serta memiliki gugusan-gugusan
pulau yang masih menjadi satu kesatuan baik dari aspek geografis, ekonomi, sosial, dan
budaya. Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki luas daratan mencapai 47.349,9 km2, dan
untuk luas lautnya mencapai 151.414,05 km2 (Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur,
2008). Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 Bab V Pasal 27 disebutkan bahwa wilayah
pengelolaan sumber daya alam di laut pada daerah provinsi paling jauh sejauh 12 mil laut
yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan atau ke arah perairan kepulauan
(Presiden Republik Indonesia, 2014), dan apabila wilayah laut antar dua daerah provinsi
kurang dari 24 mil laut (Khomsin et al., 2021). Beragam potensi sumber daya kelautan dan
perikanan yang dimiliki oleh Provinsi NTT antara lain garis pantai 5.700 km; Produksi
perikanan pada tahun 2007 sebesar 103.825,5 ton atau sekitar 101.217,1 ton (97,49%)
diantaranya merupakan hasil perikanan laut dan selebihnya sekitar 2,51 persen merupakan
hasil perikanan darat. Selain itu, memiliki sumberdaya alam laut seperti ikan dan non ikan,
sumberdaya mineral dan jasa-jasa lingkungan (Kause et al.,2013).

2.4 Suhu Permukaan Laut (SPL)

Suhu merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang


(heat) yang terkandung dalam suatu benda. Suhu merupakan salah satu faktor yang
sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena dapat mempengaruhi aktivitas
metabolisme dan perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut (Hutabarat &
Evans, 2014). Umumnya suhu air laut optimum untuk pertumbuhan plankton di laut
tropis adalah antara 25 -32°C. Kehidupan plankton dengan suhu air laut dalam kisaran
luas disebut sebagai eurythermal, sementara mereka yang hidup dalam rentang sempit
disebut sebagai stenothermal. Suhu air laut juga dapat mempengaruhi ekosistem di
wilayah pesisir, baik terhadap kehidupan ekosistem terumbu karang, lamun, dan
mangrove, maupun terhadap organisme yang hidup di dalam ekositem tersebut. Secara
horizontal sebaran suhu perairan sangat bergantung pada letak lintang, secara
umum suhu laut pada daerah sekitar khatulistiwa lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah sekitar lintang tinggi. Daerah-daerah yang paling banyak menerima panas dari
matahari adalah daerah pada lintang 10 LU –10 LS, sehingga suhu air laut tertinggi
ditemukan di daerah khatulistiwa (Sverdrup, Johnson, & Fleming, 1942). Suhu
permukaan laut di perairan Indonesia secara umum berkisar antara 28 –31oC (Nontji,
2007). Secara vertikal, sebaran suhu di laut dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, lapisan
homogen/tercampur (mix layer), lapisan termoklin, dan lapisan dasar (Tanto, 2020).
DAFPUS

Kain, M. M. (Vol. 3, No. 2 – Oktober 2018). ANALISIS PENGARUH EL NINO TERHADAP


HUJAN DI NTT. Jurnal Fisika Sain dan Aplikasinya, 156.
Kause, W. L. (2013). KAJIAN STATUS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEBAGAI
PROVINSI KEPULAUAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM. Jurnal Borneo
Administrator, 138 - 139.
Khomsin. (Vol 1, 2021 ). ANALISA PENENTUAN ZONA PENGELOLAAN WILAYAH LAUT
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN RUU TENTANG
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAREAH KEPULAUAN. Prosiding FIT ISI, 316.
Tanto, T. A. (2020). DETEKSISUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT.
http://journal.trunojoyo.ac.id/jurnalkelautan, 127.

Anda mungkin juga menyukai