Anda di halaman 1dari 11

PEGADAIAN DALAM ISLAM

Aisyah Ayu Saputri / 31402000171


Anisya Lulu Ramadanti / 31402000172
Pengertian "rahn"
atau secara
bahasa berarti
menggadaikan
atau transaksi
hukum gadai
dalam fiqih.
Dasar hukum Gadai
dalam Islam

QS Al-Baqarah ayat 283


Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan(dan bermuamalah tidak secara tunai)sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang) akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)
dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah tuhannya. Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian.Dan barang siapa yang menyembunyikanya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya,
dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

As-Sunnah
Artinya :‘Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang yahudi dan menjaminkan kepadanya
baju besi”. (H.R. Bukhari).
Ijma
Ijma adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an
dan Hadis dalam suatu perkara yang terjadi
RUKUN GADAI
Rukun Ar-Rahn

Ar-Rahin al-murtahin

Bentuk
al- Al-marhun
sighat
marhun/rahn bih
syarat GADAI
SyaratAr-Rahn

Rahin dan
Sighat
Murtahin

Marhun Bih Marhun


Barang gadai menjadi sah dengan
3 syarat:

1. Berupa barang, maka tidak boleh menggadaikan hutang.

2. Tidak terhalang penetapan kepemilikan gadai atas


barang-barang yang digadaikan.

3. Barang tersebut memungkinkan untuk dijual setelah


jatuh tempo
Hak dan Kewajiban Gadai Syariah

Hak Pemegang Gadai


Kewajiban Pemegang Gadai
Pemegang gadai berhak menjual marhun,
apabila rahin pada saat jatuh tempo tidak
dapat memenuhi kewajibannya sebagai orang 1. Pemegang gadai berkewajiban
yang berhutang. Sedangkan hasil penjualan bertanggung jawab atas
marhun tersebut diambil sebagian untuk hilangnya atau merosotnya harga
melunasi marhun bih dan sisanya dikembalikan marhun, apabila hal itu diatas
kepada rahin.. kelalaianya.
2. Pemegang gadai tidak boleh
Pemegang gadai berhak mendapatkan
menggunakan marhun
penggantian biaya yang telah dikeluarkan
untukkepentingan sendiri.
untuk menjaga keselamatan marhun. Selama
3. Pemegang gadai berkewajiban
marhun bih belum dilunasi, maka murtahin
untuk memberi tahu kepada
berhak untuk menahan marhun yang
rahin sebelum diadakan pelelangan
diserahkan oleh pemberi gadai.
marhun
Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai

Hak Pemberi Gadai

- Pemberi gadai berhak untuk mendapatkan kembali marhun, setelah pemberi


gadai melunasi marhun bih.
- Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi dari kerusakan dan hilangnya
marhun, apabila hal itu disebabkan oleh kelalaian murtahin.
- Pemberi gadai berhak untuk mendapatkan sisa dari penjualan marhun setelah
dikurangi biaya pelunasan marhun bih dan biaya lainya.
- Pemberi gadai berhak meminta kembali marhun apabila murtahin telah jelas
menyalahgunakan marhun.

Kewajiban Pemberi Gadai

- Pemberi gadai berkewajiban untuk melunasi marhun bih yang telah


diterimanya dari murtahin dalam tenggang waktu yang telah ditentukan,
termasuk biaya lain yang telah ditentukan murtahin.
- Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjualan atas marhun miliknya,
apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan rahin tidak dapat melunasi
marhunbih kepada murtahin.
Gadai dalam Islam

1. Status Barang Gadai


Ulama Fiqih menyatakan bahwa rahn baru dianggap sempurna apabila barang yang digadaikan itu
secara hukum sudah berada ditangan penerima gadai (murtahin), dan uang yang dibutuhkan telah
diterima oleh pemberi gadai (rahin).

2. Jenis Barang Gadaian


Barang gadaian yang dapat dijadikan jaminan pengikat utang.

3. Pemeliharaan Barang Gadai


Para ulama Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan barang gadai
menjadi tanggungan penggadai dengan alasan bahwa barang tersebut berasal dari penggadai
dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan para ulama Hanafiah berpendapat lain, biaya yang
diperlukan untuk menyimpan dan memelihara keselamatan barang gadai menjadi tanggungan
penerima gadai menjadi tanggungan dalam kedudukannya sebagai orang yang memegang amanat,
kepada penggadai hanya dibebankan pembelanjaan barang gadai agar tidak berkurang
potensinya.
Jenis-Jenis Akad dalam Pelaksanaan Gadai Syariah

Akad Qard Akad


Al-Hasan Mudharabah

Akad
Bentuk
Akad Ba’I Musyarakah
Akad Ijarah
Muqayyadah Amwal Al-‘inan
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai