Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4335/Administrasi Pertanahan
Kode/Nama UPBJJ : 14/PADANG
Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA Jawab
1. a. Untuk waris dan hibah, wasiat. 5% x (NJOP - NJOPTKP) = 5% x (500.000.000 – 480.000.000) = 5% x (20.000.000) = 1.000.000
b. Diluar waris dan hibah, wasiat.
5% x (NPOP – NPOPTKP) = 5% x (500.000.000 – 120.000.000) = 5% x (380.000.000) = 19.000.000 2. Pencabutan hak atas tanah adalah suatu sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk mengambil hak atas tanah warga negara. Sedangkan pembebasan hak atas tanah adalah pencabutan hak atas tanah dan benda yang ada diatasnya oleh pemerintah untuk dijadikan sarana kepentingan umum.
3. Asas-asas penatagunaan atau perencanaan agraria.
- Pasal 13 Undang-undang Hukum Agraria (UUPA) a. Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agraria diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) serta menjamin bagi setiap warga-negara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. b. Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan agraria dari organisasi- organisasi dan perseorangan yang bersifat monopoli swasta. c. Usaha-usaha Pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat monopoli hanya dapat diselenggarakan dengan Undang-undang. d. Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan sosial, termasuk bidang perburuhan, dalam usaha-usaha dilapangan agraria.
- Pasal 14 Undang-undang Hukum Agraria (UUPA) a. Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat (2) dan (3), pasal 9 ayat serta pasal 10 ayat (1) dan (2) Pemerintah dalam rangka sosialisme Indonesia, membuat suatu rencana umum mengenai persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya: 1. untuk keperluan Negara; 2. untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya, sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa; 3. untuk keperluan pusat-pusat kehidupan masyarakat, sosial, kebudayaan dan lain-lain kesejahteraan; 4. untuk keperluan memperkembangkan produksi pertanian, peternakan dan perikanan serta sejalan dengan itu; 5. untuk keperluan memperkembangkan industri, transmigrasi dan pertambangan. b. Berdasarkan rencana umum tersebut pada ayat (1) pasal ini dan mengingat peraturan- peraturan yang bersangkutan, Pemerintah Daerah mengatur persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air serta ruang angkasa untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan daerah masing-masing. c. Peraturan Pemerintah Daerah yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini berlaku setelah mendapat pengesahan, mengenai Daerah Tingkat I dari Presiden, Daerah Tingkat II dari Gubernur Kepala Daerah yang bersangkutan dan Daerah Tingkat III dari Bupati/Walikota/Kepala Daerah yang bersangkutan.
- Pasal 15 Undang-undang Hukum Agraria (UUPA) “Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta mencegah kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang ekonomis lemah”.
4. Masalah yang timbul dari penerapan sistem informasi pertanahan.
- Pertumbuhan/kemajuan yang luar biasa dalam bidang komputer. - Sumber daya manusia (SDM) yang mampu menangani sistem informasi pertanahan relatif tidak banyak. - Biaya pengadaan perangkat keras dan lunak relatif mahal. - Kepemilikan data masih kurang jelas, terutama untuk tujuan berbagi pakai. - Integrasi dan standarisasi data (horizontal dan vertikal ) belum ada. - Kesepakatan untuk menerapkan unit dasar spasial sistem informasi pertanahan belum ada, terutama karena sistem informasi pertanahan seharusnya tidak hanya dipakai untuk keperluan BPN, tetapi juga untuk PBB, PDAM, PLN, Telkom, Gas, dan lain-lain. - Struktur organisasi untuk pengoperasian sistem informasi pertanahan belum jelas.