Kode/Nama Mata Kuliah. : Manajemen Sumber Daya Manusia/EKMA4214
Kode/Nama UPBJJ. : PANGKALPINANG
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Keberhasilan proses manajemen strategik sangat ditentukan oleh sejauhmana fungsi-fungsi manajemen SDM diikutsertakan dalam proses perencanaan startegik organisasi. Dalam proses perencanaan strategik tersebut, ada 4 level keterkaitan/ integrasi antara fungsi manajemen SDM dengan fungsi manajemen strategik. Gambarkan dan jelaskan masing-masing keempat level integrasi tersebut! (Skor 50) Jawab: Ada 4 level keterkaitan antara fungsi sumber daya manusia dengan fungsi manajemen strategik, yaitu sebagai berikut: a. Keterkaitan administratif Pada level ini perhatian fungsi sumber daya manusia difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Eksekutif sumber daya manusia tidak memiliki waktu atau kesempatan mengambil strategi isu-isu sumber daya manusia keluar. Di sini ada fungsi perencanaan bisnis strategi perusahaan, tetapi tanpa masukan apapun dari Departemen sumber daya manusia. Dengan demikian, pada level integrasi ini, Departemen sumber daya manusia terpisah secara sempurna dari komponen proses manajemen strategik ataupun baik pada formulasi strategik maupun pada implementasi strategik. b. Keterkaitan satu arah Pada penelitian level ini, fungsi perencanaan bisnis stratejik perusahaan mengembangkan rencana stratejik dan kemudian mereka informasikan mengenai rencana tersebut pada fungsi sumber daya manusia. Banyak yang percaya bahwa pada level ini ada yang melaksanakan manajemen sumber daya manusia stratejik yaitu peran dan fungsi sumber daya manusia mendesain sistem dan atau program yang mengimplementasikan rencana stratejik. Walaupun pada keterkaitan satu arah ini mengakui pentingnya sebagai manusia dalam mengimplementasikan rencana stratejik, namun integrasi ini menghindarkan perusahaan untuk mempertimbangkan isu-isu sumber daya manusia ketika menyusun formulasi rencana stratejik. Pada level integrasi ini sering menghasilkan rencana strategik yang perusahaan tidak bisa mengimplementasikan secara berhasil. c. Keterkaitan dua arah Pada keterkaitan dua arah ini mengizinkan adanya pertimbangan isu-isu sumber daya manusia selama proses formulasi strategi. Integrasi ini terjadi dalam tiga langkah berurutan. Pertama, tim perencanaan stratejik penginformasikan kepada fungsi sumber daya manusia mengenai berbagai macam strategi yang sedang dipertimbangkan oleh perusahaan. Kemudian eksekutif sumber daya manusia menganalisis implikasi sumber daya manusia dan berbagai macam strategi tersebut dan mengemukakan hasil analisis tersebut kepada tim perencanaan stratejik. Akhirnya, setelah keputusan stratejik diambil perencana stratejik mengirimkannya kepada eksekutif sumber daya manusia yang akan mengembangkan keputusannya untuk mengimplementasikan keputusan stratejik tersebut. Fungsi perencana stratejik dan fungsi sumber daya manusia saling ketergantungan dalam keterkaitan dua arah ini. d. Keterkaitan integratif Keterkaitan integratif adalah pertalian yang dinamis dan banyak segi dan berbasis pada kontinuitas daripada integrasi sekuensial. Ddalam banyak kasus, eksekutif sumber daya manusia merupakan anggota integral dari tim manajemen senior. Perusahaan dengan keterkaitan integratif memiliki fungsi sumber daya manusia yang telah menyatu dengan proses formulasi dan implementasi strategi.
Sumber referens: BMP EKMA4214/Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal
2.43 2. Mathis dan Jackson (2001) mendefinisikan analisis jabatan sebagai suatu cara sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang isi pekerjaan dan kebutuhan tenaga manusia, serta konteks pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya, mereka membagi analisis jabatan menjadi dua jenis, yaitu analisis jabatan berbasis tugas dan analisis jabatan berbasis kompetensi. Tolong sebut dan jelaskan langkah- langkah analisis jabatan berbasis tugas! (Skor 50) Jawab: Proses analisis jabatan berdasarkan pendekatan tugas dikemukakan oleh Dessles dalam iswanto dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Langkah 1: Mengidentifikasi untuk apa informasi yang akan disampaikan dalam suatu jabatan dan menentukan apa dan bagaimana data akan dikumpulkan. Beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara, kuesioner dan penilaian jabatan akan bermanfaat untuk menyusun data jabatan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. b. Langkah 2: mengkaji informasi dasar yang relevan yang dipertimbangkan organisasi, bagan proses dan deskripsi jabatan. Bagan organisasi menunjukkan pembagian tugas secara umum, hubungan antara satu tugas dengan tugas yang lain serta kesesuaian suatu tugas dalam struktur organisasi secara keseluruhan. Bagan tersebut mengidentifikasi judul dari setiap posisi, garis hubungan kerja, laporan serta komunikasi dalam organisasi. Bagan proses memberikan gambaran berbunyi tentang alur kerja dibandingkan dengan bagan organisasi secara umum serta menunjukkan arus masukan dan keluaran dari jabatan yang sedang dianalisis. c. Langkah 3: memilih tugas-tugas yang mewakili jabatan dalam organisasi untuk dianalisis. Hal ini dilakukan apabila terdapat banyak jabatan yang serupa untuk dianalisis dan tentu membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. d. Langkah 4: menganalisis jabatan yang sebenarnya melalui pengumpulan data pada tugas-tugas tertentu, persyaratan perilaku, kondisi kerja, sifat manusia dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas. e. Langkah 5: mengkaji informasi dengan pemegang jabatan ketika informasi analisis jabatan perlu diverifikasi dengan pelaksanaan tugas termasuk supervisinya. Hal ini akan membantu memperjelas kebenaran dan kelengkapan informasi. f. Langkah 6: mengembangkan deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan sebagai tindak lanjut dari proses analisis jabatan. Informasi yang diperoleh dari hasil analisis jabatan, selanjutnya dimanfaatkan sebagai dasar aktivitas manajemen sumber daya manusia yang meliputi rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, pengembangan jalur karir dan kompensasi. Informasi dari analisis jabatan juga dapat digunakan untuk mendesain ulang jabatan dan evaluasi produktivitas organisasi serta kepuasan kerja karyawan.
Sumber referensi: BMP EKMA4214/MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA.