Ekonomi Maritim
Ekonomi Maritim
“EKONOMI MARITIM”
Dosen Pengampuh
ISMAIL, SH., M.H
Disusun Oleh
KELOMPOK 2
1. NURUL HIDAYAH (162201024)
2. WA ODE SYAFIRA ARYANI GUNAWAN (162201025)
3. YUNI TRIANINGSIH (162201030)
4. DINDA APRILIANA (162201034)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Adapun judul dari makalah ini adalah “ Ekonomi Maritim”.
Kami selaku penulis menyadari bahwa tugas makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
untuk lebih baik di masa yang akan datang. Akhir kata semoga tugas makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan terutama bagi
kami selaku penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Haekat Puasa............................................................................................3
B. Fungsi dan Tujuan Ibadah Puasa..........................................................6
C. Hikmah Puasa..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(ship building and maintenance), pembangunan dan pengoperasian pelabuhan
(port construction and operation).
Secara teoritis lingkungan strategis terbagi mejadi 4 bagian yang saling
terintegrasi yaitu ketahanan nasional (menyangkut visi, misi, program utama dan
sebagainya), aspek lingkungan domestik atau dalam negeri, lingkungan luar
negeri, dan lingkungan militer/ pertahanan negara. Jika dikaitkan dengan
pengembangan kemaritiman saat ini pembangunan sektor maritim sudah
menjadi agenda pada bagian pertama (ketahanan nasional) namun belum
mendapatkan perhatian bagi 3 bagian lainnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya
pembangunan kemaritiman perlu menyusun lingkungan strategis yang terintegrasi
antar bagiannya. Terutama, perlu juga memperhatikan dinamika yang terjadi
dalam bagian lingkungan domestik dan luar negeri.
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Baik yang terjadi di tepi pantai atau pesisir pantai maupun yang terjadi di
tengah laut, khususnya zona laut yang masih menjadi wilayah suatu negara. Sebab
sama seperti di daratan, lautan juga memiliki batasan wilayah antara satu negara
dengan negara lainnya. Kegiatan perekonomian di bidang maritim adalah sesuatu
yang pasti akan terus terjadi. Sebab kegiatan di laut memang cukup banyak,
apalagi di Indonesia yang bentuknya sendiri adalah negara kepulaun.
3
B. Kegiatan Ekonomi Maritim di Indonesia
4
Kegiatan penyeberangan kapal tersebut masuk ke dalam contoh kegiatan
ekonomi maritim. Sebab selain terjadi transaksi juga mendukung kegiatan
ekonomi lain yang dilakukan masyarakat. Misalnya liburan ke tempat wisata,
proses penjualan produk oleh sebuah brand, dan lain sebagainya.
4. Industri Logistik
5. Tol Laut
Berikutnya ada tol laut, dimana tol laut adalah ide atau konsep yang
dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo. Ibarat tol di daratan, tol laut akan
membantu lalu lintas kapal di Indonesia lebih lancar. Lewat kebijakan ini, proses
menghubungkan antara satu pelabuhan dengan pelabuhan lain menjadi lebih
mudah.
Industri ini mempunyai nilai yang cukup banyak, sebab terhubung dengan
industri lain, misalnya saja makanan dan minuman, obat-obatan, kosmetik, dan
5
lain sebagainya. Industri ini pula juga menjadi pemasok bahan baku sumber daya
laut yang jenis produknya bisa digunakan maupun dikelola secara langsung.
8. Wisata Bahari
6
Kawasan wisata bahari di kepulauan ini sangat ideal untuk
kegiatan menyelam. Pengembangan kawasan wisata bahari di Kepulauan
Raja Ampat dengan pola partner shrp MNC (Multi National Companies)
yang melibatkan pelaku industri wisata bahari, pemerintahan daerah dan
masyarakat setempat.
e. Kepulauan Ujung Kulon dan Anak krakatau, Banten
Kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan diving dan cuise
regional dengan tema pengebangannya ekowisata berbasis konservasi.
Program pengembangan di Kepulauan Ujung Kulon, antara lain
perencanaan tata ruang yang jelas antara konservasi dengan areal
pengembangan sesuai dengan daya dukung lingkungan. Menyediakan
fasilitas transportasi menuju obyek wisata dengan kegiatan kapal pinisi
dan sea plane untuk menampung wisatawan domestik dari jakarta.
f. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur
Kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan diving dan wisata
cruise. Program pengembangan di Pulau Komodo adalah wisata cruise
regional dengan fasilitas marina dan yacht. Untuk menjangkau pulau-
pulau kecil di sekitarnya perlu disediakan kapal pinisi dan sea plane.
g. Teluk Tomini, Kepulauan Tongean, Sulawesi Tengah
Kepulauan ini ideal untuk kegiatan menyelam dan snorkeling.
Program pengembangan di Teluk Tomini, antara lain penyediaan fasilitas
marina, yacht, kapal pinisi dan sea plane dengan kemitraan masyarakat
dengan pelaku usaha pariwisata.
h. Kepulauan Bali dan Lombok
Wisata bahari di dua kepulauan ini ideal untuk kegiatan menyelam,
selancar, cruise regional, dan intemasional. Program pengembangan
pariwisata bahari di kawasan ini, antara lain dibangun kemitraan
pemerintah daerah masyarakat lokal, dan kalangan industry wisata bahari.
Menyediakan fasilitas pelabuhan, akomodasi, dan pertunjukan budaya.
i. Balerang, Kepulauan Riau
7
Kawasan ini sangat ideal untuk kegiatan cruise, yacht dan marina
serta selancar. Program pengembangan wisata bahari di Balerang, yaitu
pelabuhan wisata bahari yang menunjang limpahan wisatawan dari
Singapura menuju daerah tujuan wisata kepulauan Riau. Pengembangan
wisata uuise re$onal sangat ideal karena letaknya pulau ini strategis di
selat malaka dan dekat dengan Singapura.
j. Kepulauan Seribu, Jakarta
Wisata bahari yang sangat ideal untuk di kepulauan Seribu adalah
selancar, cruise rcgional, mernancing, dan olahraga bahari. Untuk itu
program pengembangan di kawasan ini antara lain Perencanaan tata ruang
yang sangat jelas antara area konservasi dan pengembangan yang disertai
taman nasional. Serta pengembangan untuk fasilitas air adalah marina,
yacht, kapal pinisi dan sea plane untuk kegiatan nolah raga air. Seluruh
kekayaan alam ini, merupakan sebagian kecil dari berjuta potensi wisata
laut di Indonesia. Jika tidak mendapat perhatian dan dikelola dengan bail
kekayaan alam yang berlimpah ini hanya akan sia-sia.
k. Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Kawasan wisata bahari ini ideal untuk kegiatan menyelam dan
cruise regional. Program pengembangan wisata bahari di Kepulauan
Wakatobi , antara lain cruise international dan regional dengan
pengembangan pelabuhan Makassar sebagai hub, serta konservasi
kekayaan laut dengan pemberlakuan sertifikat penyelam dan penegakan
hukum.
l. Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur
Kawasan wisata bahari Derawan ideal untuk kegiatan menyelam
dan konservasi penyu. Program pengembangan wisata bahari di
kepulauan ini selain konservasi habitat penyu sebagai daya tarik wisata,
juga untuk konservasi pengembangan budaya di Pulau Kakaban dan
Sangalaki dengan pola partnership MNC (Multi National Companies)
memanfaatkan tenaga lokal.
8
Selain contoh kegiatan ekonomi maritim yang disebutkan di atas, masih
banyak lagi jenis kegiatan yang berlangsung di perairan Indonesia. Setiap kegiatan
ekonomi di lingkungan perairan, maka bisa dikatakan sebagai contoh atau bentuk
kegiatan ekonomi maritim.
9
Contohnya, dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Khususnya untuk orang yang bertempat tinggal di sekitar pelabuhan, peningkatan
lalu lintas penumpang, kegiatan ekspor impor, dan perdagangan antar pulau lewat
pelabuhan.
3. Regulasi Yang Sesuai Dengan Seluruh Pihak, Baik Dalam Negeri Atau
Luar Negeri
Kedua bagan pemisahan alur laut atau TSS Selat Sunda dan Selat lombok
sekarang ini masuk ke dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan II.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ini sendiri, merupakan alur laut di
wilayah perairan Indonesia yang bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal
internasional (freedom to passage) dan tertuang di dalam perjanjian Konvensi
10
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut atau The United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982.
11
3. Kelestarian Lingkungan Yang Lebih Terpelihara
Sulitnya menjangkau daerah terdepan dan tertinggal yang kini sulit, maka
dengan hadirnya tol laut dan banyak pelabuhan diharapkan mampu mempermudah
sarana transportasi. Ekonomi yang meningkat, tentunya menjadikan kepemilikan
bangsa akan menjadi semakin kuat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, R., 2012, Kelautan atau Maritim?, shnews.co, Rabu, 13 Juni 2012
14