Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS CA PARU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN CA PARU

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. B
Usia : 60 Tahun
Jk :L
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat: Jln.Damai No.25 Kelurahan Cimahi tengah
Suku : sunda
No MR : 105832
penanggung jawab : BPJS
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama : Seak nafas disertai batuk
b. Riwayat Kesehatan sekarang : PQRST Pasien mengatakan sejak 5 hari
yang lalu batuk disertai sesak, demam dan napsu makan menurun, lalu
keluarga membawa pasien pergi berobat ke klinik.
c. Riwayat kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit seperti dirinya.
3. Riwayat Psikososial – Spiritual
a. Psikososial
Hubungan sosial baik, dukungan keluarga aktif, dukungan teman serta
masyarakat aktif, reaksi saat interaksi kooperatif.
b. Spiritual
Keyakinan akan penguasa kehidupan yaitu Allah, Sumber kekuatan saat
sakit hanya pada Allah. Ritual agama yang sering dilakukan yaitu ibadah
menjalankan sholat di masjid.
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Saat Sakit
Kebiasaan Seb. Masuk RS Saat Sakit Ket
1. Pola Nutrisi
a. Asupan nutrisi sayur, telur dan Nasi, sayur dan
terkadang daging. ikan. Porsi yang
Yang disukai di sediakan tidak
pasien semua dihabiskan (hanya
jenis makanan, ¼ porsi) serta
pantangan atau tidak ada napsu
alergi tidak ada. makan.

b. Minum 1200- Sedikit, air putih Ket.


1300cc/hari, air
putih
2. Kebersihan Sebelum sakit Saat sakit mandi
Diri mandi 2x/hari 1x/hari. Keramas
keramas tidak pernah.
1x/minggu. Sikat Sikat gigi 2x/hari.
gigi 2x/hari, potong kuku tidak
potong kuku pernah.
1x/minggu.

3. Aktifitas pasien seorang pasien hanya tirah


Sehari-hari kepala keluarga baring di rumah
bekerja mencari sakit dan tidak
nafkah menjalankan
perannya sebagai
seorang kepala
keluarga.
4. Istirahat dan Pasien biasanya pola istirahat
Tidur tidur malam 7 terganggu karena
jam, tidur siang 1- batuk dan sesak
2 jam napas. Pasien
hanya bisa tidur
malam 3-4 jam,
sedangkan tidur
siang kurang dari
1 jam.

5. Eliminasi Pasien kebiasaan BAK


mengatakan tiga kali sehari
kebiasaan BAK dengan produksi
tiga kali sehari urinnya 1200
dengan produksi cc/24jam. dan
urinnya kurang BAB satu sehari
lebih 1500 cc/24 konsistensi
jam dan BAB lembek dan warna
satu kali sehari coklat.
konsistensi
lembek dan warna
kuning

5. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Sedang
2) Kesadaran : CM E: 4 V: 5 M: 6
3) Td: 110/70 mmHg
4) Nadi : 62 x/Menit,
5) T: Suhu : 38 derajat C
6) RR: 30x/Menit,
7) TB : 165 Cm,
8) BB: :45 Kg.
b. Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak kurus, pucat, akral teraba panas, terdapat retraksi dinding
dada, tidak ada edema, ada nyeri tekan dibagian dada kiri atas, terdengar
suara whezing, terdapat secret.

B. Hasil Pemeriksaan Penunjang

PARAMETE HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


R

Hemoglobin 12,5 g/dL L:13,2-17,3 / P:11,7-15,5

Hematokrit 3,6 % L:40-52 / P:35-47

Leukosit 13.700 10ᵌ/mmᵌ 4.000-11.000

Trombosit 513.000 10ᵌ/mmᵌ 150.000-450.000

Eritrosit 4,2 10²/ᶙL L:4,4-5,9 / P: 3,8-5,2

MCV 86 fL 80-100

MCH 27 pg 26-34

MCHC 32 % 32-36

C. Penatalaksanaan Medis
Terapi Obat

Nama Obat Frekuensi Cara Pemberian Indikasi


RL 20 tpm IV
Aspar K 2X1 tab PO
Lapibal 2x1 iv
Azitromicyn 1x500 mg Po
ambroxol 3x1 tab po

D. Data Fokus
DS:
1. Klien mengeluh batuk
2. Klien mengeluh sesak nafas
3. Klien mengeluh nafsu makan menurun
4. Klien mengeluh demam
5. Klien mengeluh pola istirahat terganggu
6. Klien mengeluh nyeri pada bagian daa kiri atas saat ditekan

DO:

1. Kien tampak lemah


2. Akral panas
3. Suhu 38oC
4. Tampak sesak RR 30x/m
5. Tampak kurus
6. Pucat
7. IMT : 16,3 (kurus)

E. Analisis Data AMBIL DI BUKU SDKI SLKI SIKI

Symtoms Etiologi (GUNKAN TANDA Problem


PANAH KE BAWAH )
DS: Polusi udara Bersihan jalan nafas tidak
Pasien mengeluh batuk efektif
DO: Karsinoma sel bronkoal
Terdapat secret alveolar
Terdapat suara wheezing
Penimbunan toksin
Repon umum tubuh
Menghasilkan sputum

Kehilangan fungsi silia

Peningkatan jumlah secret

Bersihan jalan nafas tidak


efektif
DS: Radiasi Gangguan pertukaran gas
Klien mengeluh sesak nafas
DO: Karsinoma sel skuamosa
Terdapat retraksi dinding
dada Perubahan epitel bronkus

Terdengan suara wheezing Metaplasia, dispasia

RR: 30x/m
DATANYA TAMBAHKAN Bronkus besar

data mayor
Perubahan struktur alveoli

Ganguan splay o2

Ganguan pertukaran gas


DS: Peningkatan priliferasi sel Deficit nutrisi
Klien mengeluh nafsu makan induk
menurun Hematopoiesis
DO:
Porsi makan hanya habis ¼ Peningkatan aktivitas
nya saja hematopoiesis extramedular
IMT : 16,3
Distensi lambung
Nausea

Penurunan asupan nutrisi


DS: Ekstrapasasi cairan sirosa ke Pola nafas tidak efektif
Klien mengeluh sesak nafas dalam alveoli
DO:
Terdapat retraksi dada Terbentuknya eksudat
Klien tampak sesak alveolar kapiler terhambat
RR:30x/m
Hipoksimea

Kerusakan jaringan paru

Ganguan pola nafas

DS: Respon terhadap infeksi hipertermia


Klien mnegeluh demam
DO: Neutrophil dilepaskan dari
Akral panas sumsum tulang
T: 38oC
Klien tampak lemah Menempel pada dinding
pembuluh di area infeksi

Menjalar kesepanjang bagian


infeksi

Sitokinin dilepaskan dari sel


darah putih

Meningkatkan respon
inflamasi
Pelepasan sitokin

SSP

Pembentulan prostaglandin di
otak

merangsang hipotalasus
meningkatkan titik patokan
suhu(sel point)

hipertermi
DS: Batuk produktif Gangguan pola tidur
Kien mengeluh istirahat
terganggu karena batuk dan Terjadi peningkatan dimalam
sesak napas hari
DO:
Klien tampak lemah Klien sering terbangun

Klien tampak pucat


Gangguan rasa nyaman

DS: Asap tembakau Nyeri


Klien mengatakan nyeri dada
kiri atas saat ditekan Adeno karsinoma
DO: Bronkus mengandung mucus
Klien tampak meringis
Timbul pada bagian perifer
segmen bronkus

Fibriasi intertisial

Lesi dan melebarnya


pembuluh darah

nyeri

DS: Proses penyakit Deficit perawatan diri


Klien Mengeluh belum
keramas dan pototng kuku Kelemahan
selama sakit
DO: Penurunan perawatn diri

Pasien tampak lusuh, dan


kuku panjang

F. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Deficit Nutrisi
4. Pola nafas tidak efektif
5. Hipertermi
6. Gangguan pola tidur
7. Nyeri akut
8. Deficit perawatan diri

G. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


SDKI SLKI SIKI
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas :
tidak efektif keperawatn selama 2x24 jam Observasi:
berhubungan dengan maka bersihan jalan nafas  Monitor pola nafas
sekresi yang tertahan meningkat, dengan kriteria  Monitor bunyi nafas
Dibuktikan dengan: hasil : tambahan
Batuk tidak efektif. 1. Batuk efektif  Monitor secret atau
Wheezing, meningkat sputum
2. Produksi sputum Trapeutik:
menurun  Pertahankan
3. Whezeeng menurun kepatenan jalan nafas
4. Pola nafas membaik  Posisikan semifowler
5. Frequensi nafas atau powler
membaik  Berikan oksigen jika
perlu
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
Edukasi:
 Anjurkan asupan
cairan 2000cc/ hari,
jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi:
 Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
mukolitik jika perlu.
2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi
gasberhubungan kperawatan selama 2x24 jam Observasi
dengan gangguan pertukaran gas  Monitor pola nafas
ketidakseimbangan membaik, dengan kriteria :  Monitor frekuensi,
ventilasi perfusi 1. Bunyi nafas tambhana irama kedalaman dan
menurun upaya nafas
2. Pola nafas membaik  Monitor adanya
3. Dispneu menurun sumbatan jalan nafas
Traupetik
 Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Terapi oksigen
Observasi
 Monitor kecepatan
aliran oksigen
 Monitor posisi alat
terapi oksigen
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor integritas
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen
Trapeutik
 Bersihkan secret
pada mulut, hidung
dan trache, jika perlu
 Pertahankan
kepatenna jalna nafas
Edukasi
 Ajarkan kelaurga
menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
3 Deficit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajement nutrisi
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
ketidakmampuan status nutrisi membaik,dengan  identifikasi status
mencerna makanan krieria hasil: nutrisi
1. porsi makan yang  identifikasi alergi dan
dihabiskan meningkat intoleransi makanan
2. frekuensi makan  identifikasi perlunya
meningkat penggunaan selang
3. nafsu makan membaik nasogatrik
 monitor asupan
makanan
 monitor berat badan
Trapeutik
 lakukan oral hygine
sebelum makan jika
perlu
 sajikan makanan
secara enarik dan
suhu yang sesuai
Edukasi
 anjurkan posisi
duduk jika mapu
 anjurkan diet yang
dianjurkan
Kolaborasi
 kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan
4 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalna nafas
Berhbungan dengan keperawatan selama 2x24 jam, Observasi
hipoventilasi, maka pola nafas tidak efektif  monitor pola nafas
penurunan energi/ meningkat dengan kriteria (frekuensi,
kelelahan hasil : kedalaman, usaha
1. penggunaan otot bantu nafas)
nafas menurun  monitor bunyi nafas
2. dyspnoe menurun tambahan
3. pemanjangan fase Trapeutik
ekspirasi enurun  posisikan semi
4. frekuensi nafas fowler
membaik  berikan minuman
5. kedalaman nafas hangat
membaik  berikan oksigen
Edukasi
 anjurkan asupa cairan
200ml/ hari, jika
tidak kontraindikasi
 ajarkan Teknik batuk
efektif
5 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Observasi:
proses penyakit diharapkan suhu tubuh tetap  identifikasi enyebab
berada pada rentang normal, hipertermi
dengan kriteria hasil:  monitor suhu tubuh
1. menggigil menurun  monitor kadar
2. suhu tubuh membaik lektrolit
3. suhu kulit membaik  monitor keluaran urin
4. akral membaik  monitor komplikasi
akibat hipertermi
Trapeutik
 sediakan lingkungan
yang dingin
 longgarkan atau
lepaskan pakaian
 berikan cairna oral
 hindari pemberian
antipietik atau spirin
Edukasi
 anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena jika perlu
6 Ganguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur
keperawatan slama 2x24 jam Observasi:
gangguan pola tidur membaik  Identifikasi pola
dengan kriteria hasul : aktivitas dan tidur
1. keluhan sulit tidur  Identifikasi faktro
membaik pengganggu ( fisik
2. keluhan sering terjaga dan atau psikologis)
teratasi  Identifikasi makanan
3. keluahan tidak puas dan minuman yang
tidur tidak ada lagi
4. keluhan pola tidur menggangu tidur
berubah teratasi (kopi, the, alcohol,
keluhan istirahat yang tidak makanan mendekati
cukup teratasi tidur, minum banyak
air sebelum tidur)
 Identifikasi obat tidur
yang dikonsumsi
Trapeutik
 Modifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
 Fasilitasi
menghilangkan stress
sebelum tidur
 Tetapkan jadwal
tidur rutin
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/
tau tindakan untuk
menunjang siklus
tidur terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidur
 Anjurkan
menghindari
makanan/ minuman
yang menggangu
tidur
 Anjurkan
penggunaan obat
tiduryang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
7 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 Observasi
agen pencedera jam,diharapkan nyeri pada  Identifikasi lokasi,
fisiologis (mis. pasien berkurang dengan karakteristik, durasi
Inflamasi,iskemia, kriteria hasil: frekuensi, kualitas,
neoplasma) 1. Nyeri berkurang intensitas nyeri
dengan skala 2  Identifikasi skala
2. Pasien tidak mengeluh nyeri
nyeri  Identifikasi renpon
3. Pasien tampak tenang nyeri non verbal
4. Pasien dapat tidur  Identifikasi factor
dengan tenang yang memperingan
5. Nyeri berkurang dan memeprberat
dengan skala 2 nyeri
6. Pasien tidak mengeluh  Identifikasi
nyeri pengetahuan dan
7. Pasien tampak tenang keyakinana tentang
8. Pasien dapat tidur nyeri
dengan tenang  Identifiksi budaya
9. Melaorkan bahwa terhadap respon nyeri
nyeri berkurang  Iddentifikasi
10. Mampu mengenali pengaruh nyeri
nyeri (skala, intensitas, terhadap kualitas
frekuensi dan tanda hidup pasien
nyeri)  Monitor efek
11. Menyatakan rasa samping penggunaan
nyaman setelah nyeri analgetik
berkurang  Monitor keberhasilan
therapi
Trapeutik
 Fasilitasi istirahat
tidur
 Control lingkungan
yang memeprberat
nyeri
 Berikan tekhnik
nonfarmakologi
untuk meredakan
nyeri (aromaterapi,
terapi pijat, hypnosis,
teknik imajinasi
terbimbing,tekhnik
Tarik nafs dalam dan
kompres
hangat/dingin)
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategy
meredakan nyeri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian nalagetik
jika perlu

8 Deficit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri


berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam Observasi:
kelemahan diharapkan perawatan diri  Identifikasi kebiasan
meningkat dengan kriteria aktifitas diri sesuai
hasil : usia
1. Kemampuan mandi  Monitor tingkat
meningkat kemandirian
2. Kemampuan  Identifikasi
mengenakan pakaian kebutuhan alat bantu
meningkat kebersihan diri
3. Kemampuan makan berpakaian, berhias,
meningkat dan makan
4. Kemampuan ketoilet Trapeutik
(BAB/BAK)meningkat  Sediakan ligkunagn
5. Minat melakukan traupetik (suasana
perawatan diri hangat, rileks,
meningkat
6. Mempertahankan privasi)
kebersihan diri  Siapkan keperluan
meningkat pribadi
7. Mempertahankan  Damping dalam
kebersihan mulut melakukan perawatan
diri sampai mandiri
 Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
 Fasilitasi
kemandirian, bantu
jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
 Jadwalkan rutinitas
perawatan diri

Edukasi
 Anjurkan melakukan
keperawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan

Anda mungkin juga menyukai