Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi cemas

1. Gangguan Panik
Pengertian Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan
tidak terduga. Serangan-serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens disertai
dengan simtom-simtom fisik, seperti jantung yang berdebar-debar, nafas cepat, nafas
tersengal atau kesulitan bernafas, banyak mengeluarkan keringat, dan terdapat rasa lemas
dan pusing (Nevid, dkk, 2005).

2. Gangguan Cemas Menyeluruh


Pengertian Salah satu tipe spesifik yang diakui oleh PPDGJ III dan DSM-V sebagai salah
satu gangguan kecemasan adalah gangguan kecemasan menyeluruh atau generalized
anxiety disorder. GAD (generalized anxiety disorder) yaitu suatu gangguan kecemasan
yang ditandai dengan perasaan cemas yang umum dan bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi dan keadaan peningkatan keterangsangan tubuh. GAD ditandai dengan kecemasan
yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi atau aktivitas yang spesifik,
tetapi lebih merupakan apa yang disebut Freud dengan “mengambang bebas” (free
floating). GAD merupakan suatu gangguan yang stabil, muncul pada pertengahan remaja
sampai pertengahan umur dua puluhan tahun dan kemudian berlangsung sepanjang hidup
(Rapee dalam Nevid, dkk, 2005). Gangguan ini muncul dua kali lebih banyak pada
perempuan dibandingkan pada laki-laki (APA dalam dalam Nevid,dkk, 2005).

3. Gangguan Obsesif Kompulsif


Gangguan obsesif-komplusif diwakili oleh beragam kelompok gejala yaitu pikiran yang
intrusive, ritual, preokupasi dan Tindakan yang berulang. Obsesif dan komplusif yang
berulang ini menghambiskan waktu, dan menyebabkan penderitaan yang berat dan
hendaya yang bermakna.
Obesesif adalah aktivitas mental seperti pikiran, ide, perasaan, implus yang berulang dan
intrusive. Komplusif adalah pola perilaku tertentu yang berulang dan disadari seperti
menghitung, memeriksa dan menghindar. Tindakan komplusif merupakan usaha untuk
meredakan kecemasan yang berhubungan dengan obsesif namun tidak selalu berhasil
meredakan ketegangan. Kecemasan juga bisa meningkat pada saat menahan untuk tidak
melakukan Tindakan komplusifnya. Pasien dengan gangguan ini menyadari bahwa
pengalam obsesif dan komplusif tidak beralasan sehingga bersifat egodistonik (perilaku
yang tidak diinginkan).

4. Gangguan Fobia
Fobia adalah suatu ketakutan irasional yang jelas, menetap dan belebihan terhadap suatu
objek yang spesifik, keadaan atau situasi. Berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Fobos yang
berarti ketakutan.
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang merupakan salah satu tipe dari gangguan
Ansietas, dan dibedakan dalam ketiga jenis objek atau situasi ketakutan yaitu Agorafobia,
Fobia Spesifik dan Fobia Sosial.
Angorafobia adalah ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya
kesulitan untuk segera menyingkirkan ke tempat aman. Menurut DSM-5, agoraphobia
berhubungan erat dengan gangguan panik, namun ICD 10 tidak mengkaitkan gangguan
panik dengan agoraphobia dan kasus-kasus agoraphobia didapati dengan atau tanpa
serangan panik.
Fobia spesifik adalah ketakutan irasional terhadap objek tertentu. Fobia sosial adalah
ketakutan irasional pada situasi sosial tertentu.

5. Gangguan stres Akut dan Gangguan Stres Pasca Trauma


Pengertian Gangguan stres akut adalah suatu reaksi yang diperkirakan dari seseorang
yang mengalami suatu trauma yang sangat berat, saat ini individu membutuhkan jumlah
dan jenis stres yang berbeda untuk menimbulkan gangguan tersebut. Gangguan stress
akut secara khas akan menghilang setelah 1 hingga 2 minggu (apabila berlanjut), tetapi
jika gangguan berlangsung lebih dari sebulan, diagnosis perlu diubah menjadi gangguan
stres pasca trauma.
Gangguan stress akut (acute stress disorder/ASD) adalah suatu reaksi maladaptif yang
terjadi pada bulan pertama sesudah pengalaman traumatis. Gangguan stres pasca
trauma(post traumatic stress disorder/PTSD) adalah reaksi maladaptive yang
berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis. ASD adalah faktor resiko mayor
untuk PTSD karena banyak orang dengan ASD yang kemungkinan mengembangkan
PTSD (Harvey & Bryant dalam Nevid,dkk, 2005). Berlawanan dengan ASD, PTSD
kemungkinan berlangsung berbulanbulan, bertahun-tahun, atau sampai beberapa dekade
dan mungkin baru muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan
terhadap peristiwa traumatis (Zlotnick dkk dalam Nevid, dkk, 2005).

(Sumber : Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi Ketiga
dan Jurnal Kedokteran Universitas Hasanuddin)

Note : TULISAN BOLD YANG DIMASUKAN KE PPT

Anda mungkin juga menyukai