Anda di halaman 1dari 26

Makalah Perencanaan Perencanaan Pembelajaran Akuntansi

Tentang

“ Media Pembelajaran Akuntansi”

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Vivi Anggraini Putri 21140003

Anggia Aprilia Cendi Putri 2114008

Dosen Pengampu : Wati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidaya-Nya serta memberikan kekuatan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Media Pembelajaran
Akuntansi“

Dengan Kemampuan yang ada penulis telah berusaha semaksimal mungkin


agar makalah ini dapat tersusun dengan baik. Namun dengan demikian penulis
menyadari sepenuhnya, terselesaikannya makalah ini karena adanya bantuan,
dukungan, kerjasama dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata ssempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap ada kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
penulis buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dimasa depan.

Padang, 11 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 5

BAB 11 PEMBAHASAN ...............................................................................6

A. Konsep Media Pembelajaran……………………………………………………….6


B. Manfaat Media Pembelajaran………………………………………………………9
C. Jenis Media Dan Karakteristiknya……………………………………….………10
D. Pemilihan Media…………………………………………………………………………14
E. Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media…………………………………………….15
F. Pembuatan Dan Penyajian Media Pembelajaran Akuntansi…………20

BAB 111 PENUTUP ....................................................................................25

A. Kesimpulan ..................................................................................26

B. Saran ...........................................................................................26

Daftar Pustaka ...........................................................................................27


BAB I

PENDAHULUAAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran sebagai proses interaksi antara siswa dengan guru dan
sumber belajar lainnya perlu didukung dengan penggunaan media yang
tepat. Oleh karena itu, Anda sebagai calon guru harus mampu
mengidentifikasi berbagai jenis media yang tersedia dan cocok digunakan
untuk mendukung kegiatan pembelajaran tertentu.

Jenis media pada umumnya bisa berupa benda-benda asli yang ada
lingkungan sekitar kita ataupun hasil produksi. Sebelum membahas lebih
jauh mengenai penggunaan media pembelajaran, mari kita sepakati dahulu
tentang pengertian media pembelajaran. Istilah media pembelajaran terdiri
dari dua kata,“media” dan “pembelajaran”. Secara bahasa, istilah media
berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang berarti perantara. Dalam
bahasa Inggris media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berarti
pengantar dan saluran

Dengan kata lain, media pembelajaran adalah semua perangkat lunak


(software) dan atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai
peralatan yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan pembelajaran
dari pengirim kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat peserta didik
B. RUMUSAN MASALAH
Secara lebih luas media pembelajaran akuntansi dapat didefenisikan
sebagai berikut:
1. Media pembelajaran menurut yaitu alat yang mampu membantu
proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna
pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
2. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk mencapai tujuan pendidikan seperti televisi, radio, buku, koran,
majalah, dan sebagainya. Alat semacam radio dan televisi apabila
digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media
pembelajaran.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat Memahami Konsep Media Pembelajaran
2. Dapat Memahami Manfaat Media Pembelajaran
3. Dapat Memahami Jenis Media Dan Karakteristiknya
4. Dapat Memahami Pemilihan Media
5. Dapat Memahami Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media
6. Dapat Memahami Pembuatan Dan Penyajian Media Pembelajaran
Akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI


1. Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam
konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan
peserta didik yang saling berinteraksi. Dengan demikian, dalam modul ini,
pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaaan
atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang
memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.

2. Media Pembelajaran
Secara sederhana, media dapat diartikan sebagai alat yang berfungsi
sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Pembelajaran sebagai suatu bentuk komunikasi
membutuhkan media untuk membantu menyampaikan pesan-pesan
belajar kepada peserta didik. Penggunaan media dalam pembelajaran juga
dapat mencegah agar tidak terjadi kekeliruan persepsi dalam memahami
pesan. Lebih jauh, penggunaan media dalam pembelajaran dapat
meningkatkan atensi peserta didik karena media dapat membawa nuansa
yang menarik dalam pengalaman belajar peserta didik.

Secara bahasa, media berasal dari bahasa latin, yaitu medius/medium


yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.

1. Dari pemaknaan secara harfiah tersebut, kata media dalam


pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar dari
sumber pesan kepada penerima pesan.
Menurut Hamijaya dalam Ahmad Rohani, “media adalah semua bentuk
perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan
itu sampai pada penerima”.
2. Dalam pengertian ini media dipandang sebagai medium yang
digunakan untuk membawa suatu pesan, dimana medium ini
merupakan jalan atau alat yang menghubungkan antara komunikator
dengan komunikan. Pendapat lain dikemukakan oleh NEA (National,
Education Association) dalam Rohani sebagai berikut: “media adalah
segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan
tersebut”.
3. pengertian ini memaknai media sebagai sesuatu yang dirangcang,
didesain oleh guru untuk memudahkan penyampaian informasi
kepada siswa.
Donald P. Ely mengartikan media sebagai “kegiatan yang dapat
menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik
dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
baru”.
4. Dari penjelasan-penjelasan yang dikemukakan di atas dapat dipahami
bahwa pada prinsipnya media merupakan sarana yang didesain
secara khusus untuk kepentingan belajar. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pengertian media adalah segala sarana belajar yang tersedia
yang dapat membantu menyalurkan pesan dari sumber informasi
kepada penerima informasi. Adapun pengertian pembelajaran
menurut Sudana Degeng adalah “upaya untuk membelajarkan
siswa”.
5. Dalam pengertian ini secara implisit menjelaskan bahwa dalam
pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diingingkan. Lebih lanjut, Gagne dalam Alwi Suparman mengatakan
bahwa system instruksional adalah “suatu set peristiwa yang
mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar”.
6. Peristiwa pembelajaran dimaksud mungkin digerakan oleh pengajar
atau mungkin juga digerakkan oleh mahasiswa itu sendiri dengan
menggunakan berbagai sumber belajar yang direncanakan secara
sistematik. Sejalan dengan pengertian di atas, Miarso mengartikan
pembelajaran sebagai suatu “intervensi dengan tujuan terjadinya
belajar”.
7. Intervensi yang dimaksud adalah segala perlakuan yang diberikan
oleh guru, baik itu materi maupun metode sebagai upaya dalam
mensiasati kegiatan pembelajaran. Dalam konteks ini, pembelajaran
dimaknai sebagai interaksi antara siswa yang belajar dengan guru
yang memberikan informasi belajar. Dengan demikian, maka
pengertian pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan kegiatan
siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar, tetapi juga terdapat
kegiatan guru dalam mengiformasikan serta memberi pengalaman
belajar kepada siswa. Reigeluth seperti dikutip oleh Hamzah Uno
mengklasifikasi tiga variabel penting dalam pengertian pembelajaran,
yaitu:
a. Variabel Kondisi Pembelajaran,
b. Variabel Metode Pembelajaran, dan
c. Variabel Hasil Pembelajaran

8. Variabel kondisi sangat mempengaruhi efek metode dalam


meningkatkan hasil pembelajaran, variabel metode merupakan cara-cara
yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah
kondisi berbeda, serta variabel hasil merupakan semua efek yang dapat
dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode
pengajaran dibawah kondisi yang berbeda. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya menciptakan suatu
kondisi belajar dengan perlakuan yang sistematik yaitu terarah dan
terencana dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
Berdasarkan pengertian media dan juga pembelajaran seperti telah
diuraikan di atas, dapat disintesiskan bahwa media pembelajaran adalah
media yang digunakan dalam proses instruksional (pembelajaran), untuk
mempermudah pencapaian tujuan instruksional yang lebih efektif dan
memiliki sifat yang mendidik. Secara inplisit, pemanfaatan media
pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan berdasarkan prinsip-
prinsip belajar yang berorientasi pada proses dan siswa. Artinya
pemanfaatan media pembelajaran untuk meningkatkan pembentukan
pengalaman-pengalaman siswa, sehingga pada diri mereka terjadi
perubahan-perubahan yang relatif permanen baik aspek kognitifnya,
afektif, maupun psikomotoriknya.

B. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Proses belajar sesungguhnya adalah komunikasi yang dilakukan


pengajar untuk menyampaikan pesan kepada muridnya. Pesan tersebut
dapat berupa informasi yang mudah dipahami ataupun informasi yang
abstrak sehingga sulit dipahami.

Disinilah peran media yang menjadi solusi dari penyampaian pesan


abstrak tersebut. Media adalah alat atau bahan yang digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Dengan bantuan media, murid lebih
mampu memahami materi yang abstrak atau materi yang tidak dapat
ditangkap oleh panca indera.

Berikut 3 manfaat menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar:

1. Menarik Perhatian Anak


Penggunaan media belajar dapat menarik perhatian anak, dengan
warna atau bentuk yang disajikan diharapkan mampu menjadi
pengantar rasa keingintahuan murid terhadap materi yang disajikan.
2. Mengatasi Keterbatasan Informasi
Media dapat mengatasi keterbatasan. Maksud dari mengatasi
keterbatasan adalah ketika suatu materi tidak dapat dibayangkan atau
sulit untuk menemukan contoh nyatanya, maka media dapat
dimanfaatkan sebagai perantara informasi.
3. Membuat Pembelajaran Interaktif
Penggunaan media mampu membuat pembelajaran lebih interaktif.
Memanfaatkan media akan mendukung terjadinya komunikasi dua arah
secara aktif antara pengajar dan murid.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sangat membantu,
ya. Tanpa media, guru akhirnya cenderung berbicara satu arah seperti
ceramah. Hal tersebut, tentu akan membuat murid merasa bosan, sehingga
pembelajaran dirasa kurang maksimal.

Oleh karena itu, kreativitas seorang pengajar sangat diperlukan dalam


membuat media pembelajaran. Tentu kreativitas tersebut dapat dibentuk
ya, bukan ada secara otodidak. Untuk para pengajar, jika ingin membuat
media yang kreatif, Anda dapat melihat referensi-referensi dari Youtube
atau dari komunitas guru

C. JENIS MEDIA DAN KARAKTERISTIKNYA

1. Jenis Media

Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.


Menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan
gerak):

1. Media audio

2. Media cetak

3. Media visual diam

4. Media visual gerak

5. Media audio semi gerak

6. Media visual semi gerak

7. Media audio visual diam

8. Media audio visual gerak


Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1. Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2. Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

3. Audio-cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4. Proyeksi visual diam: Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)

5. Proyeksi audio visual diam: film bingkai slide bersuara

6. Visual gerak: film bisu

7. Audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi

8. Objek fisik: Benda nyata, model, spesimen

9. Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran

10. Komputer: CAI

Berdasarkan kompleks suara, yaitu: media kompleks (film, TV,


Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain
itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal
(liputannya luas dan serentak/radio, televisi), media kelompok (liputannya
seluas ruangan/kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk
perseorangan/buku teks, telepon , KAI). Henrich, dkk menggolongkan:

1. Media yang tidak diproyeksikan

2. Media yang diproyeksikan

3. Media audio

4. Media video

5. Media berbasis komputer

6. Multi media kit.


Pada makalah ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media
audio, dan media audio-visual:

1.Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan


untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2. Kaset-audio
Yang di bahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di
sekolah. Keuntungannya merupakan media yang ekonomis karena
biaya pengadaan dan perawatan murah.
3. Media Audio-Visual
Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual,
selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan
pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.

4.Media computer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media
lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,
komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya
searah. Bahkan komputer yang terhubung dengan internet dapat
memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta
menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

2. Karakteristik Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang


memiliki beberapa karakteristik di bawah ini:
1. Dapat Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Media pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat membangkitkan
minat belajar siswa sehingga mereka lebih termotivasi dan dapat
mengeksplorasi materi pembelajaran secara mandiri.

2. Lebih Interaktif Media pembelajaran yang digunakan dalam proses


pembelajaran hendaknya dapat memungkinkan terjadinya proses interaksi
atau komunikasi dua arah antara guru dan siswa.

3. Bersifat Fiksatif Media pembelajaran hendaknya memiliki kemampuan


untuk menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek
atau kejadian.

4. Bersifat Manipulatif Media pembelajaran hendaknya bersifat


manipulatif, artinya media pembelajaran dapat menampilkan kembali
obyek atau kejadian yang telah disimpan sebelumnya dengan memberikan
beberapa modifikasi atau perubahan seperlunya sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran.

5. Dapat Mendukung Materi Pembelajaran


Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran harus
mampu mendukung materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
kepada siswa.

6. Mudah Digunakan

Media pembelajaran lebih mudah digunakan sehingga materi


pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

7. Bersifat Distributif
Media pembelajaran utamanya bersifat distributif, sehingga dapat
menjangkau khalayak yang banyak.
8. Bersifat Aksesibilitas
Media pembelajaran yang digunakan di mana saja dapat diakses oleh
guru dan juga siswa.

9. Sesuai dengan tujuan pembelajaran


Media pembelajaran yang digunakan populer disesuaikan dengan
fungsi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

10. Sesuai dengan karakteristik peserta didik


Media pembelajaran yang digunakan pilihan disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik terutama dalam hal kemampuan berpikir,
perkembangan peserta didik, serta pengalaman peserta didik.

11. Bersifat Eksplanatif


Media pembelajaran yang digunakan utamanya dapat memperjelas
penyampaian materi pembelajaran yang disampaikan secara lisan oleh
pengajar.

12. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera


Media pembelajaran yang digunakan kekasih dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera

D. PEMILIHAN MEDIA
Pembelajaran yang efektif tentunya memerlukan perencanaan yang
baik. Begitu juga dengan pemilihan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran akan membutuhkan perencanaan yang baik pula. Media
yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan semuanya
secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja.
Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media
pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-
kriteria dan langkah-langkah pemilihan media.
Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam
memilih media pembelajaran menurut Sudjana (1990) yaitu
1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran;
2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran;
3) kemudahan memperoleh media;
4) keterampilan guru dalam menggunakannya;
5) tersedia waktu untuk menggunakannya; dan
6) sesuai dengan taraf berfikir anak

E. PRINSIP PEMANFAATAN MEDIA


Dalam menentukan maupun memilih media pembelajaran tentunya
harus mempertimbangkan beberapa prinsip sebagai acuan dalam
mengoptimalkan proses pembelajaran.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:
1. Efektifitas
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada
ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan mencapai
tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi. Pendidik harus
dapat berusaha agar media pembelajaran yang diperlukan untuk
membentuk kompetensi secara optimal dapat digunakan dalam
pembelajaran.
2. Relevansi
Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan,
karakteristik meteri pelajaran, potensi dan perkembangan siswa,
serta dengan waktu yang tersedia.
3. Efisiensi
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-
benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat
biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud,
persiapan dan penggunaanya relatif memerlukan waktu yang singkat,
kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga.
Dapat digunakan Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar
dapat digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehingga
dapat menambah meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Kontekstual
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus
mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya dengan
mempertimbangkan aspek pengembangan pada pembelajaran life
skills.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah


memperlancar interaksi antara pembelajar dengan pebelajar sehingga
kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih
rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap pembelajar mungkin mempunyai penafsiran yang
berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu.
Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat
dihindari sehingga dapat disampaikan kepada pebelajar secara
seragam. Setiap pebelajar yang melihat atau mendengar uraian suatu
materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi
yang persis sama seperti yang diterima oleh pebelajar-pebelajar lain.
Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadinya
kesenjangan informasi diantara pebelajar di manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna,
baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas
melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik
minat pebelajar. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan
rasa keingintahuan pebelajar dan merangsang pebelajar bereaksi
baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran
dapat membantu pembelajar untuk menciptakan suasana belajar
menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu
pembelajar dan pebelajar melakukan komunikasi dua arah secara
aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang pembelajar
mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada pebelajar.
Namun dengan media, pembelajar dapat mengatur kelas sehingga
bukan hanya pembelajar sendiri yang aktif tetapi juga pebelajarnya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari pembelajar
adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum.
Sering terjadi pembelajar menghabiskan banyak waktu untuk
menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus
terjadi jika pembelajar dapat memanfaatkan media secara maksimal.
Misalnya, tanpa media seorang pembelajar tentu saja akan
menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran
darah manusia atau proses terjadinya gerhana matahari. Padahal
dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah
dijelaskan kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi
pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh pembelajar secara
verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai
secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin.
Dengan media, pembelajar tidak harus menjelaskan materi pelajaran
secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian
menggunakan media, pebelajar akan lebih mudah memahami
pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar pebelajar
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran
lebih efisien, tetapi juga membantu pebelajar menyerap materi
pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan
mendengarkan informasi verbal dari pembelajar saja, pebelajar
mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau
mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman pebelajar pasti
akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
pebelajar dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih
leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada
keberadaan seorang pembelajar. Program-program pembelajaran
audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan
komputer, memungkinkan pebelajar dapat melakukan kegiatan
belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat.
Penggunaan media akan menyadarkan pebelajar betapa banyak
sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam
belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah
sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan pebelajar di luar
lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap
materi dan proses belajar.
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik
sehingga mendorong pebelajar untuk mencintai ilmu pengetahuan
dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
Kemampuan pebelajar untuk belajar dari berbagai sumber tersebut,
akan bisa menanamkan sikap kepada pebelajar untuk senantiasa
berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif dan
produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang pembelajar
bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi pebelajar.
Seorang pembelajar tidak perlu menjelaskan seluruh materi
pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan
demikian, pembelajar akan lebih banyak memiliki waktu untuk
memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar pebelajar, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dan lain-lain.
9. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi
lebih konkrit
Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi
masyarakat misalnya dapat dijelaskan melalui media gambar pasar
dari yang tradisional sampai pasar yang modern, demikian pula
materi pelajaran yang rumit dapat disajikan secara lebih sederhana
dengan bantuan media. Misalnya materi yang membahas tentang
pusat pusat kerajaan Islam dinusantara dapat disampaikan dengan
penggunaan peta atau atlas, sehingga pebelajar dapat dengan
mudah memahami pembelajaran tersebut.
10. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan
waktu
Sesuatu yang terjadi di luar ruang kelas, bahkan di luar angkasa
dapat dihadirkan di dalam kelas melalui bantuan media. Demikian
pula beberapa peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, dapat
kita sajikan di depan pebelajar sewaktu-waktu. Dengan media pula
suatu peristiwa penting yang sedang terjadi di benua lain dapat
dihadirkan seketika di ruang kelas.
11. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
Obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu
jauh, dapat kita pelajari melalui bantuan media. Demikian pula obyek
berupa proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat, dapat
kita saksikan dengan jelas melalui media, dengan cara
memperlambat, atau mempercepat kejadian. Misalnya, proses
perkembangan janin dalam kandungan selama sembilan bulan, dapat
dipercepat dan disaksikan melalui media hanya dalam waktu
beberapa menit saja (Yamin, Martinis. 2006)
F. PEMBUATAN DAN PENYAJIAAN MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI
1. Perangkat Media Transparansi
Sejauh ini papan tulis dianggap sebagai media yang paling praktis
dan murah, sehingga setiap ruang kelas hampir pasti memilikinya. Tetapi
papan tulis memiliki berbagai kelemahan misalna dalam hal
keterbatasan jangkauan, kurangnya daya tarik, dan hanya dapat dipakai
secara langsung (tidak bisa dipersiapkan sebelumnya).
Sementara penggunaan proyektor slide atau film meskipun dipandang
dapat mengatasi kelemahan papan tulis tersebut namun biayanya cukup
mahal dan kurang praktis pengoperasiannya. Penggunaan OHP bisa
diangap sebagai jalan tengah antara media tradisional papan tulis
dengan media audio visual modern lainnya.

Diantara beraneka macam media yang telah dibicarakan maka


media transparansi agaknya merupakan media yang cukup populer
penggunaannya di 180 sekolah. Hampir semua sekolah telah memiliki
peralatan OHP, namun pemanfaatannya belum maksimal. Dibanding
dengan media pembelajaran modern lainnya (slide, film, video), OHP
merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati. Anggapan ini bisa
dimaklumi sebab untuk menggunakan OHP tata letak ruang kelas tetap
biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Selain itu dengan ruang kelas yang tidak perlu
gelap aktivitas siswa dapat berlangsung seperti biasa, dapat saling
melihat dan tetap dapat sambil mencatat. Keadaan sepertiini membuat
aktivitas belajar tidak terganggu.
2. Membuat sendiri Transparancy secara manual
Penggunaan OHP memerlukan media OHT atau sering disebut
transparancy film atau transparansi. Terbuat dari bahan plastik tembus
cahaya sehingga visual dapat diproyeksikan. Lembaran plastik biasanya
berukuran kertas folio. Ada beberapa kualitas plastik yang bisa
digunakan, mulai dari yang mahal dan bermerk khusus hinga yang paling
murah, bahkan bisa saja menggunakan plastik seperti yang dipakai
untuk taplak meja.
Di atas transparansi itu, guru bisa menyiapkan tulisan jauh sebelum
penyajian atau bisa langsung menulis sambil mengajar. Ada dua cara
yang dapat dilakukan untuk menghasilkan transparansi yaitu:

a. Dengan cara mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu


seperti:
1) Mencetak dengan bantuan komputer baik dengan full colour
(berwarna) maupun mono colour (hitam). Hal ini bisa menggunakan
plotter maupun laser atau printer biasa

2) Membuat gambar/tulisan dalam selembar kertas atau mengambil


dari buku, lalu difoto copy dalam plastik transparansi khusus

3) Melalui proses fotografi yang dicetak dalam film transparansi dan


masih ada cara-cara lain.

b. Dengan cara membuat sendiri secara manual


Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh guru dengan cepat, sederhana
dan murah. Secara singkat teknik pembuatannya dijelaskan sebagai
berikut:

1) Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan yaitu: plastik


transparansi (sesuai kualitas yang dikehendaki), OHT pen (marker
pen) atau spidol permanen, minyak penghapus (aceton), kapas dan
alat bantu tulis lain yang diperlukan. Bila diperlukan sediakan pula
bingkai OHT

2) Siapkan draft yang akan ditransparansikan dengan pensil pada


kertas, lalu dijiplak ke dalam transparansi. Sesuaikan ketentuan
ukurannya dengan bidang proyeksi
3) OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian
misalnya: bentuk tunggal, tumpang tindih (overlay), bentuk masking
(bisa dibuka ditutup), bentuk billboarding (diberikan lapisan
(transparansi berwarna) dll.

Selain itu dalam membuat rancangan visual dalam transparansi


perlu juga diperhatikan beberapa tips berikut:

1) Gunakan huruf dengan ukuran minimal 0,6 cm. Jika


menggunakan huruf yang lebih kecil dari itu, maka hasil
tayangan akan sulit terbaca oleh siswa yang duduk di belakang

2) Luas bidang transparansi yang ditulisi jangan melebihi


ukuran 18 x 22 cm. Jika melebihi maka akan ada sebagian
tulisan yang tidak tampak dalam tayangan

3) Sebaiknya dalam satu lembar transparansi tidak lebih dari


enam baris tulisan. Setiap baris maksimal berisi enam kata. Jika
lebih dari itu, transparansi akan terlihat terlalu ramai

4) Dalam satu lembar transparansi usahakan hanya berisi satu


topik permasalahan. Setiap transparansi agar diberi judul. Jika
satu lembar transparansi belum cukup untuk menuangkan satu
topik tertentu bisa disambung pada transparansi yang lain
dnegan diberi judul yang sama.

5) Bila transparansi diberi bingkai maka pada ruang bingkai


dapat diberi catatan kecil yang dianggap perlu

6) Lembar transparansi sebaiknya tidak hanya berisi tulisan,


tetapi dikombinasikan dengan gambar, bagan, grafik, foto,
skema atau simbol- simbol visual lainnya agar lebih menarik
dan tidak membosankan. Tulisan dan gambar diusahakajn
proporsional/ seimbang

7) Agar tayangan lebih menarik, gunakan variasi warna dan


bentuk huruf. Namun pemakaian warna jangan berlebihan
maksimal empat warna agar tidak terlalu ramai.

C. Teknik Menyajikan Transparansi OHP

Untuk dapat menyajikan media transparansi dengan baik, ada


baiknya diperhatikan saran-saran berikut:

a. Susunlah semua transparan yang akan disajikan dengan rapi.


Untuk memudahkan urutan sajian sebaiknya setiap lembar
transparan diberi nomor urut, mulai transparan pertama sampai
terakhir berdasarkan urutan sajian

b. Letakkan transparansi terlebih dahulu di atas OHP dengan baik


kemudian baru nyalakan lampunya

c. Periksa arah cahaya apakah posisi tayangan sudah tepat pada


layar. Arah tayang yang tidak tepat akan membentuk efek keystone
(menyempit pada salah satu sisinya). Jika mungkin posisi layar bagian
atas dibuat agak ke depan.

d. Aturlah letak posisi transparansi dan ketepatan fokusnya sehingga


memperoleh hasil visual yang lebih baik

e. Penerangan dalam ruangan tetap seperti biasa (kecuali jika ada


cahaya kuat yang masuk ruang, maka lampu di dekat layar bisa
dimatikan)
f. Gambar tulisan yang tertayang pada layar harus dapat terlihat
dengan mudah oleh seluruh siswa. Siswa harus dapat melihat dengan
bebas tanpa terhalang oleh guru atau siswa lain

g. Selama penyajian tetaplah menghadap ke arah siswa

h. Hindari membaca tulisan pada layar (kecuali ketika mengontrol


ketepatan fokus pada posisi tayangan)

i. Jangan menunjuk-nunjuk tulisan/gambar yang ada di layar tetapi


tunjuklah tulsan/gambar pada transparansi pada OHP

j. Tunjukan bagian materi yang sedang anda bicarakan. Sebaiknay


tidak menunjuk tulisan memakai jari, tetapi gunakan alat tunjuk
misalnya pensil yang runcing

k. Jika dianggap perlu tutuplah sebagian permukaan transparan


menggunakan kertas, kemudian dibuka berangsur-angsur sesuai
materi yang dijelaskan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.


Asyar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi GP Press Group.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem
Pendidikan Nasional.
Hamalik, O. (1994). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Hamdani. (2011). Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Pustaka setia.
Hamzah, A. (2003). Media Audio-Visual. Jakarta: Pustaka Media.
Lensufiie, T. (2008). Mengenal Konstruksi Kayu Untuk Furniture dan
Bangunan.
Bandung: Erlangga.
Making, M. Y. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Mekanika
Teknik
Berbasis Videoscribe dan Aurora 3D Presentation Pada Materi Konstruksi
Pelengkung Tiga Sendi. Skripsi Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.
Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.
Martono, B. (2008). Teknik Perkayuan. Jakarta: Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Mulyatiningsih, E. (2014). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Referensi GP Press Group.
Munir, M. (2013). Analisis Pengembangan Media Pembelajaran Pengolah
Angka
(Spreadsheet) Berbasis Video Screencast. Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan Volume 21, Oktober 2013. Yogyakarta: FT UNY.

Anda mungkin juga menyukai