Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nuhbatul maula

Mata Kuliah : Pengantar filsafat

Dosen Pengampu : Dr. Muhamad Munawar, M.Pd.I

A. BIOGRAFI AL KINDI

Ilmuwan muslim ini lahir dengan nama asli Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq Al-
Kindi. Ia merupakan putra dari Isaac bin Sabah yang lahir tahun 188 H (874 M). Al
Kindi mendapat julukan sebagai filsuf Arab dengan karya fenomenal mengenai
filsafat, Fi al-Falsafa al-Ula (Filsafat Pertama).

B. PEMIKIRAN FILSAFAT AL KINDI

Menurut Al-Kindi, agama dan filsafat tidak mungkin bertentangan. Agama di


samping sebagai wahyu juga menggunakan akal, dan filsafat juga menggunakan akal.
Yang benar pertama (Al-Haqq al-Awwal) adalah Tuhan. Dalam hal ini, filsafat juga
membahas soal Tuhan dan agama. Dan filsafat paling tinggi adalah filsafat tentang
Tuhan (seperti filsafat skolastik). Bagi Al-Kindi, orang yang menolak filsafat bisa
dianggap kafir, karena dia telah jauh dari kebenaran, meskipun dirinya menganggap
paling benar.
Apabila terjadi pertentangan antara nalar logika dengan dalil-dalil agama
dalam al-Qur`an, mestinya ditempuh dengan jalan ta`wīl yaitu interpretasi,
kontekstualisasi, atau rasionalisasi atas teks-teks keagamaan. Hal ini karena dalam
bahasa (termasuk bahasa Arab), terdapat dua makna: makna hakiki (hakikat, esensi)
dan makna majasi (figuratif, metafora). Namun demikian, menurut Al-Kindi, memang
terdapat perbedaan dari segi sumber data atau informasi antara agama dan filsafat.
Agama diperoleh melalui wahyu tanpa proses belajar. Sedang filsafat diperoleh
melalui proses belajar antara lain berpikir dan berkontemplasi. Sedangkan dari segi
pendekatan dan metode, agama dilakukan dengan pendekatan keimanan, sedang
filsafat dilakukan dengan pendekatan logika.
Al-Kindi juga menyinggung soal jiwa manusia. Menurutnya, jiwa tidak
tersusun, substansinya adalah ruh yang berasal dari substansi Tuhan. Dalam hal jiwa,
al-Kindi lebih dekat dengan pandangan Plato yang mengatakan bahwa hubungan
antara jiwa dan badan bercorak accidental (al-‘aradh).
C. KESIMPULAN

Al-Kindi merupakan pionir dalam melakukan pemaduan antara filsafat dan agama
atau antara akal dan wahyu. Sebagai seorang filosof, al-Kindi amat percaya kepada
kemampuan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang realitas. Tetapi
dalam waktu yang sama, diakui keterbatasan akal untuk mencapai pengetahuan
metefisis. Oleh karena itu, menurut al-Kindi, diperlukan adanya Nabi yang
mengajarkan hal-hal di luar jangkauan akal manusia yang diperoleh dari wahyu
Tuhan. 
Pemikiran filsafat al-Kindi merupakan pemikiran awal dan sebagai pembuka jalan
bagi para filosof sesudahnya.

D. TANGGAPAN

Beliau adalah Spesifikasi jenius yang serba bisa, menurut cacatan sejarah lebih dari
260 karya ilmiahnya membahas tentang perbintangan, musik, filsafat, matematika,
dan kedokteran. Beliau merevisi beberapa terjemahan dari bahasa yunani ke arab.
Beliau juga menulis sejumlah risalah tentang batu mulia dan permata. Yang patut kita
contoh dari belaiu adalah :

1.Jujur

2.bertanggung jawab

3.pendengar yang baik

4,komunikatif

5.selalu menolong

6.selalu bermusyawarah dengan baik kepada semua orang

7.cerdas

Anda mungkin juga menyukai