Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH LAHIR DAN FAKTOR ILMU TAUHID

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Ilmu Tauhid

Disusun oleh : SUBLIANOR

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Quran memberi ajaran kepada semua umat dalam
segala aspek kehidupan. Hal ini merupakan suatu kepastian, karena Al-Quran merupakan
petunjuk bagi semua umat tanpa terkecuali ke jalan yang lurus.
Salah satu hal penting yang disebutkan oleh Al-Quran adalah ajaran mengenai aqidah.
Umat islam diwajibkan untuk mengimani semua perkara gaib yang disebutkan di dalamnya,
dengan demikian ia bisa disebut orang yang beriman. Dengan demikian, jiwa seorang muslim
selalu merasa diliputi hikmah dalam keadaan apapun. Hal ini akan berdampak pada sikap
(ibadah dan muamalah) muslim tersebut yang semakin baik.
Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim yang diceritakan Umar bin Khattab yang
berbunyi:
Yang artinya: Jibril berkata “ Kabarkan kepadaku tentang iman”. Rosul Allah
menjawab “ Engkau harus beriman kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitabnya, para
utusannya, hari kiamat, dan engkau harus beriman dengan qodar baik dan buruknya”.
Maka dari itu, pemakalah akan membahas sedikit tema tentang sejarah perkembangan
dan pertumbuhan Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pemakalah menyajikan beberapa
rumusan masalah yang sekiranya perlu dibahas pada tema sejarah perkembangan dan
pertumbuhan Ilmu Tauhid. Diantara rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa sebab-sebabnya lahirnya Ilmu Tauhid?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan dan pertumbuhan Ilmu Tauhid?
3.      Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam perkembangan dan pertumbuhan Ilmu
Tauhid? BAB II

PEMBAHASAN
A.    Sebab-sebabnya lahirnya Ilmu Kalam
Sejarah menunjukkan, bahwa pemahan manusia terhadap Ilmu Tauhid itu sudah tua
sekali, yaitu sejak diutusnya Nabi Adam. Dalam Al-Qur’an sebagaimana firman Allah dalam
surta Al-Anbiya’: 25,

‫وما ارسلنا من قبلك من رسول إال نوحى إليه أنّه آلإله إالّ اناْ فاعبدون‬
Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau seseorang rasul pun melainkan Kami
wahyukan kepadanya: Bahwasanya tiada Tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Aku,
maka sembahlah Daku.”1[1]
Dari dua sumber (Al-Qur’an dan Hadits) pada masa Rasulullah tidak ada yang
mempermasalahkan aqidah. Nabi SAW pun selalu berusaha menjauhkan mereka dari
kemungkinan yang dapat mendatangkan perselisihan dan perpecahan ummat (M. Abu
Zahrah: 108).2[2]
Ada beberapa faktor yang telah mendahului dan melatarbelakangi lahirnya ilmu kalam,
yaitu:
1.      Faktor Internal
a.       Al-Qur’an
Al-Qur’an selain mengajarkan untuk mengesakan Tuhan dan membenarkan keutusan Nabi
Muhammad SAW, dalam bidang aqidah menghidangkan bantahan terhadap orang yang
mengingkari adanya Tuhan. Selain itu, terdapat ayat-ayat muhkamat dan ayat-ayat
mutasyabihat, serta tidak sedikit mendorong ummat manusia agar dengan akal pikirannya
mau memikirkan nikmat, hikmat dan kesempurnaan segala ciptaanNya (A. Amin, 1965: 1-2).
b.      Kaum Muslimin
Pada awalnya agama hanyalah kepercayaan yang kuat tanpa mengadakan penyelidikan.
Kemudian datang masa penyelidikan dan membicarakan persoalan agama secara filosofis.
Datang pula orang-orang yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an di sekitar ijbar dan
ikhtiyar.
c.       Politik

2
Dalam politik, awalnya persoalan dalam penggantian Nabi SAW sebagai “kepala negara”
setelah wafat. Masalah ini diawali dengan fitnah kubra dengan terbunuhnya Utsman Bin
Affan yang menjadi malapetaka besar bagi ummat Islam. Ummat Islam mulai terpecah belah
secara politis menjadi beberapa sekte, kemudian merambat aspek ideologi hingga merambat
bidang aqidah. Timbullah problema siapa yang kafir siapa yang bukan kafir (Mu’min).
Akhirnya melahirkan beberapa golongan dan aliran yang masing–masing mempunyai paham
dan keyakinan berbeda.
2.      Faktor Eksternal
a.       Kepercayaan non Islam
Meluasnya daerah kekuasaan Islam pada dinasti Umayyah dan masa selanjutnya diikuti
pula oleh banyak prang-orang non muslimyang masuk Islam. Tidak semua orang yang masuk
Islam itu degan hati ikhlas, tetapi diantaranya ada yang terpaksa ataupun karena motif-motif
lain.
b.      Filsafat
Orang-orang Yahudi dan Kristen berusaha menyerang Islam dengan senjata filsafat,
bersamaan dengan itu kaum muslimin terdorong untuk mempelajari dan mempergunakan
filsafat didalam usaha mempertahankan Islam, khususnya bidang aqidah (A. Amin, 1965: 8).
B.     Sejarah Perkembangan dan Pertumbuhan Ilmu Kalam
Ilmu yang digunakan untuk menetapkan akidah-akidah diniyah yang didalamnya
diterangkan segala yang disampaikan Rasul dan Allah SWT tumbuh bersama-sama dengan
tumbunya agama didunia ini.
Adapun ilmu-ilmu yang menetapkan akidah-akidah Islamiyah dengan jalan
mengemukakan dalil-dalil dan mempertahankan dalil-dalil itu, tumbuh bersama–sama dengan
tumbuhnya Islam, dan dipengaruhi oleh perkembangan jalan pikiran dan keadaan umat Islam.
Ilmu ini telah melalui beberapa masa yaitu
a.    Masa Rasulullah SAW.
b.   Masa Khulafa’ur Rasyidin
c.    Masa Bani Umayah
d.   Masa Bani Abbas
e.    Masa sesudah Bani Abbas3[4]

3
C.     Hal-Hal Yang Mempemgaruhi Ilmu Tauhid Dalam Perkembangan dan

Pertumbuhan
1.      Yang mempemgaruhi perkembangan ilmu kalam
a.       Al-Qur’an membantah pendirian orang musyrikin mengingkari agama dalam surat Al-
Jatsiyah: 24

‫ذلك من علم ’ إن هم‬hh‫ا لهم ب‬hh‫وقالوا ما هي إآل حيا تنا آل ّدنيا نموت ونحيا وما يهلكنا إّآل آل ّدهر ’ وم‬
}24{ ‫إالّ يظنّون‬  
Artinya: dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita
mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka
sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-
duga saja.
Al-Qur’an membantah paham orang yang menuhankan Isa a.s sebagaimana dalam surat Ali
Imran: 59
ّ  
}59{ ‫إن مثل عيسى عند هللا كمثل ءادم ’ خلقه من تراب ث ّم قال له كن فيكون‬

Artinya: "Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah"
(seorang manusia), Maka jadilah Dia."
Al-Qur’an membantah paham yang memperserikatkan sesuatu dengan Allah sebagaimana
dalam surat Al-Anbiyaa’: 22

}22{ ‫لو كان فيهما ءالهة إالّ هللا لفسدتا ’ فسبحن هللا ربّ العرش ع ّما يصفون‬   
Artinya: "Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang
mereka sifatkan."
b.      Al-Qur’an mnegharuskan kaum muslimin mengembangkan agama dan membelanya
sebagaimana dalam surat Al-Fath: 28

}28{ ‫ق ليظهره على الّذين كلّه ’ وكفى باهلل شهيدا‬


ّ ‫هو الّذي أرسل رسوله بالهدى ودين الح‬  
Artinya: "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak
agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi." 
c.       Di dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat mutasyabihat mendorong manusia untuk membahasnya
dan menerangkan sifat-sifat Allah seperti manusia.
Dalam surat Asy-Syura: 11
..... }11{ h‫ليس كمثله شئ ’ وهو السميع البصير‬
Artinya: "....tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha
mendengar dan Melihat."
Dalam surat Al-Maidah: 64
..... }64{ .....‫بل يداه مبسوطتان‬

Artinya: ".....tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka”

2.      Pengaruh yang bersumber dari kaum muslimin


a.       Kemenangan-kemenangan yang mereka peroleh dalam peperangan dan kemewahan hidup
menyebabkan mereka merasa aman tinggal dalam negeri mereka masing-masing dan
memperoleh kesempatan untuk membahasa masalah-masalah agama secara filosofis yang
tidak lagi membatasi hal-hal yang bersifat lahiriyah.
b.      Masalah-masalah politik dan perselisihan-perselisihan pendapat antar sesama muslim yang
mengakibatkan munculnya partai-partai. Puncak perselisihan terjadi di akhir masa
pemerintahan Utsman yang akibatnya Utsman terbunuh.
c.       Kemerdekaan berpikir dan bersuara, sangat sempurna di masa itu yang sesuai dengan watak
orang arab, bahkan dikuatkan lagi oleh Islam dengan dasar-dasar yang lempeng. Pada masa
itu terjadi pembunuhan lawan politik bertujuan menutupi politik yang buruk karena berbeda
pendapat tentang kemakhlukan Al-Qur’an.
3.      Pengaruh yang datang dari luar
a.       Setelah kaum muslimin merasa aman, mulailah mereka mengkaji akidah-akidah agama.
Karena banyaknya banyak ditemukan kitab-kitab myang disusun oelh partai yang dipandang
Islam ataupun prinsip-prinsip yang sama sekali tidak ada hubungannya dalam Islam,
misalnya mazhab Tanasukh (reinkarnasi) yang sebenarnya berasal dari agama Hindhu dan
seperti menuhankan Ali yang sama seperti agama Nasrani.
b.      Partai-partai Islam yang berusaha membela akidah Islamiyah, terutama golongan Mu’tazilah
yang tidak dapat menunaikan kewajiibannya sebelum mengetahui akidah serta dalil-dalil
akidah lawan dengan sebaik-baiknya.
c.       Mereka menemukan bahwa lawannya membela akidah dengan filsafah, maka mereka
menggunakan falsafah untuk melawannya dan mempelajari falsafah Yunani dan
memasukkan ke dalam Ilmu Tauhid yang dianggap menjadi alat untuk mempertahankan
akidah.4[19]

4[19] Ibid, hlm. 18-26


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam masalah internal asal mula timbulnya Ilmu Kalam yang terjadi dalam tubuh Islam
sendiri, yaitu ajakan dan bantahan dalam Al-Qur’an, kondisi kaum muslimin yang berusaha
membahas ayat-ayat ijbar dan ikhtiyar dan dibidang konstitusi khususnya dalam hal sistem
khalifah (politik). Secara garis besar faktor eksternal yaitu, adanya perembesan aqidah
agama-agama non Islam dan akibat logis penerjemahan buku-buku filsafat.
Tauhid di zaman Rasulullah saw tidak sampai kepada perdebatan dan polemik yang
berkepanjangan, karena Rasul sendiri menjadi penengahnya. Pada masa khulafaur rasyidin
terjadi polemik saat Utsman terbunuh dan muncul golongan Syi’ah dan Khawarij karena
perselisih paham. Sedang pada masa Bani Umayyah terjadi perbedaan dalam masalah akidah
dan terbentuk golongan Jabariyah, Qadariyah. Namun Qadariyah berlebur dengan
Mu’tazilah. Pada Bani Abbas, orang Yahudi dan Nasrani menjadi pegawai negeri yang
mencampuri dalam menterjemahkan kitab, sehingga tercipta partai-partai dan kitab-kitab
untuk memperkuat dalilnya maupun membantah dalil lawan. Setelah masa Bani Abbas, daya
kreatif menciptakan kitab melemah hanya menulis makna dan ibarat-ibarat kitab.
Hal-hal yang mempengaruhi Ilmu Tauhid yaitu, faktor dari Al-Qur’an membantah orang
yang mengingkari Allah dan Rasul dan ayat yang perlu ditakwilkan. Kedua faktor dari kaum
muslimin terjadi perdebatan-perdebatan sesama muslim. Ketiga, faktor dari luar yang
terpengaruh agama sebelum Islam.
Saran
Sebagai mahasiswa muslim kita harus paham dalam Ilmu tauhid baik pengertian, sejarah
perkembangan dan pertumbuhan Ilmu Tauhid, sebab-sebab lahirnya maupun faktor yang
mempengaruhi dalam pertumbuhan Ilmu Tauhid. Supaya tidak salah pemahan dalam Ilmu
Tauhid.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku. 2001. Sejarah dan Pengantar Ilmu
Tauhid/Kalam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Mufid, Fathul. Ilmu Tauhid/Kalam. 2009. Kudus: STAIN Kudus.
Lierboyo, Purna Siswa. 2008. ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM, Sejarah,
Manhaj, dan Pemikiran dari Masa Klasik sampai Modern. Kediri: KAISAR.
http://rintihanqolbi.blogspot.com/2011/10/sejarah-pertumbuhan-dan-
perkembangan_20.html# Sabtu, 28 Februari 2015 pukul 15.45 WIB

5
[1] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU
TAUHID/KALAM, (semarang: PT. Pustaka Rizki Putra), hlm. 1
6
[2] Drs. Fathul Mufid, M.S.I, ILMU TAUHID/KALAM (Kudus: STAIN Kudus), hlm. 6
7
[3] Ibid, hlm. 7-8
8
[4] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU
TAUHID/KALAM, (semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 3
9
[5] http://rintihanqolbi.blogspot.com/2011/10/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan_20.html# Sabtu, 28
Februari 2015 pukul 15.45 WIB
10
[6] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit., hlm. 4
11
[7] Ibid,
12
[8] Ibid, hlm. 6-7
13
[9] Ibid, hlm. 7
14
[10] Ibid, hlm. 8
15
[11] Drs. Fathul Mufid, M.S.I, ILMU TAUHID/KALAM, (Kudus: STAIN Kudus, 2009),
hlm. 11-12

10

11

12

13

14

15
16
[12] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit., hlm. 9
17
[13] Purna Siswa Lierboyo, ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM, Sejarah, Manhaj, dan
Pemikiran dari Masa Klasik sampai Modern. (Kediri: KAISAR, 2008), hlm. 17
18
[14] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit., hlm. 9
19
[15] Ibid, hlm. 10-11; Purna Siswa Lierboyo, ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM, Op.Cit.,
17
20
[16] Ibid, hlm. 10
21
[17] Ibid, hlm. 11-16
22
[18] Ibid, hlm. 16-17

16

17

18

19

20

21

22

Anda mungkin juga menyukai