Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1. UMUM
Dalam penanganan pekerjaan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, dapat
dipertanggung - jawabkan secara teknis, tepat guna dan tepat waktu maka
disusunlah suatu metode pelaksanaan pekerjaan supaya dapat berjalan dengan
lancar, efisien dan terarah. Berikut ini akan dijelaskan tahapan pelaksanaan
pekerjaan secara keseluruhan dengan mengacu pada Kerangka Acuan Kerja
(KAK).
III - 1
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Sebagai awal kegiatan survey maka dilakukan orientasi lapangan awal. Kegiatan
di lokasi dimulai dengan persiapan pengukuran, berupa :
III - 2
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 3
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Tabel 3.1 Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olah Raga
Jumlah
Kebutuhan Kriteria
Penduduk Standard
No. Jenis RTH Luas Lahan Lokasi dan
pendukung (m2/jiwa)
Min Penyelesaian
(jiwa)
1. Di tengah
Taman/ Tempat
250 250 1 kelompok
Main (RT)
tetangga.
2. Di pusat
Taman/ Tempat
2.500 1.250 0,5 kegiatan
Main (RW)
lingkungan
3. Sedapat
mungkin
Taman Kelurahan 30.000 9.000 0,3 berkelompk
dengan sarana
pendidikan.
4. Terletak di
jalan utama.
Sedapat
Taman Kecamatan 120.000 24.000 0,2 mungkin
berkelompok
dengan sarana
pendidikan.
5. Terletak
Jalur Hijau - Disesuaikan 15 m
menyebar.
6. Kuburan/ Pemakan 120.000 Disesuaikan Mempertimban
Umum gkan radius
pencapaian dan
III - 4
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Jumlah
Kebutuhan Kriteria
Penduduk Standard
No. Jenis RTH Luas Lahan Lokasi dan
pendukung (m2/jiwa)
Min Penyelesaian
(jiwa)
area yang
dilayani.
7. Di pusat
Taman Kota 144.000 0.3 wilayah/kota
8. Di dalam atau
Hutan Kota 480.000 Disesuaikan 4 kawasan
pinggiran
9. Disesuaikan
Untuk Fungsi
Disesuaikan 12.5 dengan
Tertentu
kebutuhan
Sumber: (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, 2008)
III - 5
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
dapat disebut sebagai RTH non alami diantaranya ialah taman, lapangan
olahraga, pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, 2008).
Keterangan:
Xij : Perubahan lahan RTH ke-j di wilayah ke-i
Xj : Total luas penggunaan lahan RTH di wilayah ke-i
X.j : Perubahan lahan RTH ke-j di semua wilayah
X.. : Total luas penggunaan lahan RTH
Interpretasi hasil nilai LQ ialah sebagai berikut.
a. Apabila nilai LQ > 1, menunjukkan terjadi konsentrasi penggunaan
lahan RTH di sub wilayah-i secara relative dibandingkan dengan
total wilayah
b. Apabila nilai LQ = 1, menunjukkan bahwa sub wilayah ke-i
memiliki penggunaan lahan RTH yang sama dengan rata-rata total
wilayah
c. Apabila nilai LQ < 1, menunjukkan bahwa sub wilayah i memiliki
penggunaan lahan RTH yang lebih kecil dibanding penggunaan
lahan secara umum yang ditemukan di seluruh wilayah.
III - 6
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
t
P0 . K (1+ R−C) −PAM −Pa
La=
Z
Keterangan:
La : Luas hutan kota yang diperlukan untuk kebutuhan air (Ha)
Po : Jumlah penduduk kota pada tahun ke 0
K : Konsumsi air per kapita (liter/hari)
R : Laju peningkatan pemakaian air (biasanya seiring dengan
laju pertambahan penduduk kota setempat)
C : Faktor koreksi (besarnya tergantung dari upaya pemerintah
dalam penurunan laju pertambahan penduduk)
PAM : Kapasitas suplai air oleh PAM (dalam m3/tahun)
T : Tahun ke Pa adalah potensi air tanah saat ini (m3/th)
Z : Kemampuan hutan kota dalam menyimpan air (m3/ha/th)
III - 7
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 8
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 9
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Kegunaan
Beberapa kegunaan yang didapatkan melalui Pemetaan Udara :
a. Pengamatan visual
b. Pemantauan progress proyek
c. Penghitungan/inventarisir stock lapangan
d. Pengecekan keadaan tanaman di perkebunan
e. Perencanaan desain proyek
f. Marketing property
Pengoperasian
III - 10
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Kamera Udara terdiri dari pilot-pilot yang handal dalam merencanakan dan
menerbangkan Drone untuk survey pemetaan dan tenaga kerja pengolahan
data yang handal, memungkinkan kami untuk memberikan anda pemetaan
udara yang terbaik.
Software uang digunakan dalam pengolahan data foto yang didapat menjadi
sebuah informasi yang digunakan untuk sesuai keperluan.
III - 11
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 12
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
b. Kesuburan tanah.
c. Kesesuaian lahan.
(m−1)
Indeks Fragmentasi =
(n−1)
Keterangan:
m : Jumlah polygon suatu jenis RTH pada satuan desa/kelurahan dan kota
n : Jumlah total polygon pada satuan analisis desa/kelurahan dan kota
III - 13
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 14
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Tabel 3.2 Contoh Tabel Analisis Skalogram dengna Skala Gutman (1=Ada, 0=Tidak Ada)
Jumlah Fungsi (Fasilitas Pelayanan) JF KF Hirarki
Wil
Penduduk 1 2 3 4 5
A 53.000 1 1 1 1 1 5 100% I
B 47.000 1 1 1 1 0 4 80% II
C 44.000 1 0 1 0 1 3 60% III
TF 3 2 3 2 2 12
Sumber: Muta’ali, 2015
III - 15
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 16
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
III - 17
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
Pra desain RTH terpilih yaitu mendesain lokasi RTH terpilih sehingga bisa
diketahui data teknis RTH, melipiti lebar, jenis dan kapasitas RTH dan lain
sebagainya.
3.5.3. Penggambaran
Gambar – gambar 2D dan 3D harus dibuat dengan manggunakan program CAD
serta diserahkan dalam cetakan ukuran A3 dengan skala yang pantas dan jelas.
Estimasi anggaran biaya didasarkan pada lima komponen biaya yaitu : biaya
bahan-bahan, buruh, peralatan, overhead, dan keuntungan yang dilakukan pada
tiap-tiap jenis pekerjaan. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut, biaya
asuransi dan pajak tenaga buruh sudah termasuk dalam harga buruh, biaya
III - 18
Laporan
Pendahuluan
Kajian Kolaborasi Masyarkat , Swasta Dan Pemerintah Dalam Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau/ RTH Di Kabupaten Blitar
asuransi alat berat dan asuransi operator sudah termasuk dalam sewa alat berat,
biaya tenaga buruh dan alat dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.
Daftar Volume
Pekerjaan
RAB TOTAL
III - 19