BAB V (Revisi 1) Perbaikan Dari Sandy Yg Abis Di Asist Pak Ketut
BAB V (Revisi 1) Perbaikan Dari Sandy Yg Abis Di Asist Pak Ketut
Pada bab pelaksanaan dan pembahasan ini akan dibahas mengenai pekerjaan
Renovasi dan rehabilitasi Gedung Kantor Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air
Povinsi Sulawesi Tengah. Adapun data teknis pada lokasi konstruksi adalah sebagai
berikut:
a. Struktur Bangunan : Beton bertulang
b. Jumlah Lantai : 4 (empat) Lantai
c. Tinggi Basement : ± 2,83 m
d. Tinggi Lantai 1 : ± 4,50 m
e. Tinggi Lantai 2 : ± 4,20 m
Waktu pelaksanaan kerja praktek pada rentang waktu 09 Juni 2020 sampai
dengan 05 Desember 2020 dengan item Pekerjaan Pile Cap, Pengecoran Plat Lantai
Basement, Pekerjaan Wrapping, Pekerjaan Perkuatan Kolom (Jacketing), dan
Pemasangan Partisi/Dinding Bata Ringan (Hebel) untuk lantai Basement, lantai 1,
dan lantai 2.
V-1
Gambar 5.1 Tampak Depan
Sumber : RKS Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulawesi Tengah
V-2
Gambar 5.2 Tampak Atas
Sumber : RKS Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulawesi Tengah
V-3
5.1 Pekerjaan Bore Pile
V-4
Gambar 5.4 Denah Bore Pile Lt. Satu
Sumber : RKS Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulawesi Tengah
V-5
Bore Pile adalah jenis pondasi dengan elemen beton bertulang yang
dimasukan ke dalam lubang bor. Pondasi ini digunakan untuk memindahkan
beban berat bangunan ke tanah atau lapisan batuan yang lebih keras.
Untuk ukuran bor pile, direncanakan tinggi bore pile 6 m dengan diameter
25 cm.
2. Proses Pengeboran
V-6
lokasi titik bor dipindah. Setelah pengeboran telah mencapai kedalaman
yang direncanakan, Kemudian masukkan tulangan bor pile yang telah
dirakit ke dalam lubang yang sudah dibor.
3. Pengecoran
V-7
5.2 Pekerjaan Foot Plat
V-8
Keterangan : Tebal Plat Lantai Basement = 12 cm
V-9
Foot Plat digunakan sebagai pondasi untuk mengikat tiang pancang yang
sudah terpasang dengan struktur yang berada di atasnya. Tujuan dari pembuatan
pile cap agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak
menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada
pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom Foot Plat juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Pada bangunan ini telah ada pile cap exsiting, sehingan pile cap rencana akan
dibangun dibawahnya dengan dimensi yang lebih besar. Sehingga, tanah
disekeliling pile cap rencana akan digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap
yang telah direncanakan.
V-10
2. Dibuat lantai kerja terlebih dahulu tanpa minimum ketebalan.
Pekerjaan ini meliputi tulangan tulngan yang berdiameter D19, dengan tinggi
60cm dan untuk Panjang dari setiap pile cap rencana bervariasi. Jadi, setiap
titik yang dibuatkan pile cap ada yang tidak sama, Akan tetapi rata rata
memakai Panjang 200cm. Sekaligus pemasangan bekisting yang terbuat dari
kayu dan triplek.
V-11
4. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran
pada pile cap.
V-12
2. Pembesian Plat Lantai
Dengan tahapan ini, mulailah pekerja untuk merakit tulangan plat lantai.
Dengan menggunakan tulangan diameter Ø10 dan jarak antar tulangannya 150
mm (Ø10-150).
V-13
3. Pengecoran Plat Lantai
V-14
5.4 Pekerjaan Perkuatan Kolom (Metode Wrapping dengan CFRP dan Jecketing)
V-15
5.5 Pekerjaan Perkuatan Kolom (Metode Wrapping dengan CFRP dan Jecketing)
V-16
Gambar 5.17 Denah Kolom Lantai 1
Sumber : RKS Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulawesi Tengah
V-17
Gambar 5.18
Gambar 5.10 Denah Kolom Lantai 2
V-18
D E F G H J
I
A B C 400 200 360 240
400
NAIK
K6 K6 K6
2
210 K6 K6 K6
3
500
K6 K6
4
360
K4 K3 K3
K5 K6 K6
5
450
K3 K2 K2 K6 K6
6 NAIK
450
K5 K6 K6
K3 K2 K2 K2 K2 K2 K2
7
540
NAIK
K3 K2 K2 K2 K2 K2 K2
8
210
K3 K2 K2 K2 K2 K2 K2
9
540
K3 K2 K2 K2 K2 K2 K2
10
450
K5 K5
K4 K3 K4
11
90
12
540
13
I K
A B C D E F G H J
V-19
J L M O
K N
360 400 360
K6 K6 K6 K6
NAIK
K6 K6 K6 K6
K6 K6 K6 K6
K6 K6 K6 K6
K6 K6 K6 K6
K6 K6 K6 K6
NAIK NAIK
K6 K6 K6 K6
K2 K2
K2 K2
NAIK
K2 K2 K2 K2
K2 K1 K1 K2
K2 K1 K1 K2
K5
K1 K1 K1 K1
K1 K1 K1 K1
K N
J L M O
V-20
O Q R S T U V X Y
P
240 360 200 400 400 450 450
K6 K6 K6
1
400
NAIK
K6 K6 K6
2
210
K6 K6 K6
3
860
K6 K6
4
K3 K3 K4
K6 K6 K5
5
450
K6 K6 K2 K2 K3
NAIK 6
450
K6 K6 K5
K2 K2 K2 K2 K2 K2 K3
4740
7
NAIK 540
K2 K2 K2 K2 K2 K2 K3
8
210
K2 K2 K2 K2 K2 K2 K3
9
540
K2 K2 K2 K2 K2 K2 K3
10
450
K5 K5
K4 K3 K4
11
90
12
540
13
P
O Q R S T U V X Y
V-21
5.4.1 Pemasangan CFRP (Carbon Fiber Rainforced Polymer)
CFRP adalah serat karbon yang didefinisikan sebagai serat yang
mengandung setidaknya 90% berat karbon. Serat karbon tidak menunjukkan
korosi atau pecah pada suhu kamar. Fungsi perkuatan dengan system CFRP
adalah untuk meningkatkan kekuatan atau memberikan peningkatan
kapasitas lentur, geser, axial dan daktilitas. Cara pemasangan CFRP adalah
dengan melilitkannya mengelilingi permukaan perimeter elemen struktur
yang diperkuat dengan menggunakan perekat epoxy resin.
(Karmila,Agoes,Tavio,2013)
Perkuatan struktur beton menggunakan komposit Serat FRP harus
didukung dengan perencanaan atau perhitungan yang merujuk pada standar
perhitungan Komposit Serat FRP agar kinerja perkuatan dapat berlaku
efektif.
V-22
Adapun sketsa dan ukuran pemasangan CFRP dapat dilihat pada gambar berikut.
V-23
Gambar 5.23 Denah Kolom Basement
Sumber : RKS Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Sulawesi
Tengah
V-24
Pada pekerjaan perkuatan kolom di Gedung Dnas Cipta Karya dan Sumber
daya Air menggunakan 2 metode yaitu Wrapping (CFRP) dan Jecketing. Metode
Wrapping digunakan pada bagian kolom untuk menahan tekanan horizontal yang
terjadi pada kolom, yang dipasangkan pada ¼ dari panjang kolom. Adapun spesifikasi
sebagai berikut :
1. Carbon Fiber Rainforced Polymer
2. Merk lem beton : Estowrap resin
Tahapan pekerjaan metode Wrapping meliputi :
1. Pencampuran Epoxy
Saat melakukan pencampuran, komponen MAPEI Epoxy dicampur
dengan proporsi parts A : parts B = 100 : 34,5 yang diaduk dengan mixer
berkecepatan rendah selama 3-5 menit. Kelembapan dan suhu saat
melakukan pencampuran epoxy adalah 10o C dan 38o C, kemudian priming
dengan epoxy pada seluruh permukaan beton.
V-25
Gambar 5.25 Priming Epoxy pada seluruh permukaan beton
2. Saturasi FRP
Setelah pelaksanaan priming, lembaran Carbon Fiber Rainforced
Polymer (CFRP) dipotong sesuai dengan kebutuhan permukaan beton yang
akan diperkuat, yaitu ¼ dari tinggi kolom (untuk basement : ± , lantai 1 : ±
1.125 m, dan lantai 2 : ± 1.05 m). Namun saat pemotongan, ada beberapa
pekerjaan pemasangan yang pemotongannya tidak sesuai kebutuhan
sehingga kolom tidak terselimuti secara penuh dan bagian tersebut hanya
ditambal saja. Kemudian dilakukan saturasi antasa Carbon Fiber
Rainforced Polymer yang dibasahi dengan MAPEI Epoxy.
V-26
Gambar 5.26 Pemasangan CFRP pada ¼ tinggi kolom (atas dan bawah)
4. Curing time
Waktu pengeringan dilakukan sesuai dengan ketentuan produsen
(24 - 48 jam) tergantung pada kondisi kelembapan udara dan temperatur,
namun saat pekerjaan di lapangan tidak ada perlakuan khusus untuk
pekerjaan pengeringannya.
V-27
Adapun contoh perkuatan kolom dengan metode Wrapping adalah sebagai berikut :
V-28
Pada pemasangan Wrapping, seringkali para pekerja tidak memperhatikan
kerapian dalam pemasangannya. Seperti saat dilakukan gerinda yang kurang
dalam ataupun saat pemotongan Carbon Fiber Rainforced Polymer yang kurang
panjang dan mengakibatkan sisanya harus ditambal.
V-29
4. Tulangan diameter 10 mm
V-30
1. Pembobokan
3. Pengeboran
V-31
Gambar 5.30 Pengeboran
4. Pemasangan tulangan.
V-32
Diameter ukuran kolom yang akan diperkuat dengan metode Jecketing
terdiri dari beberapa jenis. Sehingga ukuran dimensinya juga berbeda.
Ukuran dimensi dari kolom tersebut adalah sebagai berikut :
- Diameter Kolom K1 : Ø80 cm
- Diameter Kolom K2: Ø50 cm
- Diameter Kolom K3: Ø50 cm
- Diameter Kolom K4 : Ø50 cm
- Diameter Kolom K6 : Ø60 cm
5. Pembuatan bekisting
V-33
6. Pencampuran bahan beton dengan menggunakan mesin pencampur
beton (Concreting Mixer)
V-34
8. Pelepasan bekisting.
V-35
Adapun contoh perkuatan kolom dengan metode Jecketing adalah sebagai berikut :
V-36
5.5 Pemasangan Partisi/Dinding Hebel Bata Ringan
Pemilihan Hebel dikarenakan terdapat penurunan pada bangunan saat
terjadi gempa bumi 28 September 2018, sehingga saat dilakukan rehabilitasi dan
rekonstruksi digunakan Hebel untuk mengurangi beban bangunannya. Untuk
dimensi Hebel yang digunakan adalah 60cm x 20cm dengan ketebalan 10cm.
Adapun tahapan-tahapan dalam pekerjaan Hebel adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan benang
Pemasangan benang bertujuan untuk mengukur arah kerataan hebel yang
akan terpasang
2. Pencampuran material
Pencampuran material yang berisi air dan semen instan dengan
perbandingan 2:1 yaitu 2 ember air : 1 ember semen instan. Aduk
campuran tersebut hingga rata dan bersifat homogen.
3. Pemasangan Angkur
Pemasangan angkur pada kolom dan hebel dilakukan dengan masing2
jarak ±60 cm
4. Pemasangan Hebel
Sebelum dilaksanakan pemasangan Hebel, terlebih dahulu disiapkan
lapisan dasar berupa perekat pada bagian tiang kolom setebal 3mm dan
pada bagian alas bata ringan setebal 10-20mm. Setelah itu Pemasangan
V-37
bata dilakukan secara manual satu persatu, dengan dimulai dari salah satu
sudut seperti pada pemasangan batako. Setelah bata di pasang gunakan
palu untuk meratakan pemasangan dengan cara mengetok-ngetok pada
bata ringan. Selalu bersihkan sisa perekat yang menonjol dari permukaan
bata agar proses plester lebih mudah dan cepat nantinya.
V-38
Adapun contoh pemasangan Hebel adalah sebagai berikut :
V-39
5.5 Pembongkaran Tangga
V-40
V-41
V-42
Tahapan – tahapan pemasangan perkuatan untuk pembongkaran tangga :
1. Pemasangan Perkuatan Menggunakan Skafolding
V-43
Gambar 5.41 Pemasangan Perkuatan Menggunakan Skafolding
V-44
Gambar 5.42 Perkuatan Menggunakan Pipa Support
V-45
Gambar 5.44 Perkuatan Menggunakan Kolom Baja WF 200
V-46
5.6 Perhitungan Penulangan Kolom
V-47
Panjang Tulangan (cm)
ΣPanjang Total ΣPanjang
Gambar Tulangan Jumlah Diameter (mm) Berat (Kg/m³) Berat Total (Kg)
NO a b c d e f Tulangan (m) Tulangan (m)
A B C D E F = ΣE G=F × B H=G×D
b
1 4 10 0,62 6,0 400,00 6,00 4,12 16,48 10,16
b d
2 21 8 0,39 4,80 8,00 8,00 8,00 8,00 4,80 0,42 8,74 3,45
a
F
e
Berat Total Kolom = 13,60
Volume Beton = P × L × T
= 0,11 × 0,11 × 4
= 0,048 m³
Bekisting Kolom
Luas tiap Sisi (m²) Jumlah Total Luasan (m²)
A = 0,11 × 4 B C= A× B
0,44 4 1,76
Volume 1,76
Rasio = = = 36,36 m²/m³
Volume 0,05
V-48
Panjang Tulangan (cm)
ΣPanjang Total ΣPanjang
Gambar Tulangan Jumlah Diameter (mm) Berat (Kg/m³) Berat Total (Kg)
NO a b c d e f Tulangan (m) Tulangan (m)
A B C D E F = ΣE G=F × B H=G×D
b
1 16 19 2,22 11,4 400,00 11,40 4,23 67,65 150,49
b d
2 17 10 0,62 6,00 42,00 42,00 42,00 42,00 6,00 1,80 30,60 18,86
a
f
e
b
3 14 10 0,62 6,00 42,00 6,00 0,54 7,74 4,77
b
4 c 14 10 0,62 6,00 42,00 6,00 0,54 7,74 4,77
a
Volume Beton = P × L × T
= 0,5 × 0,5 × 4
= 1,00 m³
Bekisting Kolom
Luas tiap Sisi (m²) Jumlah Total Luasan (m²)
A = 0,5 × 4 B C= A× B
2 4 8
V-49
Panjang Tulangan (cm)
ΣPanjang Total ΣPanjang
Gambar Tulangan Jumlah Diameter (mm) Berat (Kg/m³) Berat Total (Kg)
NO a b c d e f Tulangan (m) Tulangan (m)
A B C D E F = ΣE G=F × B H=G×D
b
1 24 22 2,98 13,2 400,00 13,20 4,26 102,34 305,22
b d
2 17 13 1,04 7,80 57,00 57,00 57,00 57,00 7,80 2,44 41,41 43,13
a
b
3 29 13 1,04 7,80 57,00 7,80 0,73 20,81 21,67
b
4 c 29 13 1,04 7,80 57,00 7,80 0,73 20,81 21,67
a
Volume Beton = P × L × T
= 0,65 × 0,65 × 4
= 1,69 m³
Bekisting Kolom
Luas tiap Sisi (m²) Jumlah Total Luasan (m²)
A = 0,65 × 4 B C= A× B
2,6 4 10,4
V-50
5.7 Perhitungan Penulangan Balok BA 20/30 B 30/50
STRUKTUR
BALOK
LANTAI
1, 2 & 3
b d
1 3 16 1,58 5,00 30,00 300,00 30,00 5,00 3,70 11,10 17,51
a e
c
2 d 0 16 1,58 5,00 25,00 71,00 5,00 1,06 0,00 0,00
b
a
ed
b a
3 2 16 1,58 5,00 7,50 300,00 7,50 5,00 3,25 6,50 10,25
c
e
Berat Total Sloof = 47,82
Volume Beton = L × T × P
= 0,2 × 0,3 × 3
= 0,18 m³
Bekisting Sloof
Panjang Sisi (m) Panjang (m) Luas (m²)
A = 2 × 0,5 B C=A× B
0,6 3 1,8
Volume 1,80
Rasio = = = 10,00 m²/m³
Volume Beton 0,18
V-51
20/30 B 30/50 B 25/40
1
25 25
2
50
4
3
300
b d
1 2 16 1,58 5,00 50,00 500,00 50,00 5,00 6,10 12,20 19,25
a e
c
2 d 4 16 1,58 5,00 25,00 125,00 5,00 1,60 6,40 10,10
b
a
ed
b a
3 2 16 1,58 5,00 12,50 500,00 12,50 5,00 5,35 10,70 16,88
c
e
Berat Total Sloof = 99,23
Volume Beton = L × T × P
= 0,3 × 0,5 × 5
= 0,75 m³
Bekisting Sloof
Panjang Sisi (m) Panjang (m) Luas (m²)
A = 2 × 0,5 B C=A× B
1 5 5
V-52
Panjang Tulangan (cm) ΣPanjang Total ΣPanjang
Gambar Tulangan Jumlah Diameter (mm) Berat (Kg/m³) Berat Total (Kg)
NO a b c d e Tulangan (m) Tulangan (m)
A B C D E F = ΣE G=F × B H=G×D
b d
1 3 16 0,00 5,00 40,00 500,00 40,00 5,00 5,90 17,70 0,00
a e
c
2 d 3 16 1,58 5,00 20,00 125,00 5,00 1,55 4,65 7,34
b
a
ed
b a
3 3 16 1,58 5,00 10,00 500,00 10,00 5,00 5,30 15,90 25,08
c
e
Berat Total Sloof = 44,72
Volume Beton = L × T × P
= 0,25 × 0,4 × 5
= 0,5 m³
Bekisting Sloof
Panjang Sisi (m) Panjang (m) Luas (m²)
A = 2 × 0,5 B C=A× B
0,8 5 4
Volume 4,00
Rasio = = = 8,00 m²/m³
Volume Beton 0,50
V-53
5.8 Perhitungan Penulangan plat Lantai
Arah Y
Arah X
A B C D E F = ΣE G=F × B H=G×D
9,79
Volume Beton = L × T × P
= 4,7 × 0,12 × 6,7
= 3,779 m³
Volume Besi 9,79
Rasio = Volume Beton = 3,7788 = 2,59 Kg/m³
Bekisting Sloof
Panjang Sisi (m) Panjang (m) Luas (m²)
A B C=A× B
4,7 6,7 31,49
Volume 31,49
Rasio = = = 8,33 m²/m³
Volume Beton 3,78
V-54