Anda di halaman 1dari 2

Terdapat 657 (enam ratus lima puluh tujuh) karyawan CV.

Bahtera Indah sebagai penggugat


melawan CV Bahtera Indah yang dalam kasus ini sebagai tergugat.
Pokok gugatan perselisihan hak ketenagakerjaan terhadap perusahaan, ialah klaim penggugat
bahwa tergugat tidak membayar upah penggugat. Pada waktu unjuk rasa dan perusahaan
melakukan Lock Out. Perselisihan antara buruh dan perusahaan telah menempuh perundingan
Bipartit yang buntu, dilanjutnya dengan Mediasi di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Propinsi XXX,
yang selanjutnya Disnaker menerbitkan Anjuran tertulis pada tanggal 3 April 2016 dengan
substansi agar manajemen perusahaan menyusun struktur upah dan melakukan perundingan
dengan Serikat Pekerja (SP) terkait besaran/nilai fasilitas makan dan premi hadir bagi pekerja,
serta agar pihak perusahaan membayar upah selama mogok kerja 1 (satu) hari yang berlangsung
pada tanggal 21 Januari 2021 kepada pekerja/buruh, agar perusahaan membayar upah atas
penutupan (Lock Out) selama 13 (tiga belas) hari kepada pekerja/buruh, agar hubungan kerja
seluruh pekerja dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dapat diangkat menjadi pekerja
tetap. Dikarenakan tergugat tidak melaksanakan Anjuran Disnaker, sehingga demi kepastian
hukum maka perselisihan ini dihadapkan kepada Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
Duduk perkara bermula saat pelaksanaan kenaikan upah untuk tahun 2021, dimana pihak Tergugat
hendak menerapkan kebijakan upah tahun 2021 berdasarkan Rekomendasi Bupati XXX,
sementara Penggugat berketatapan hati agar upah tahun 2021 mengikuti keputusan Gubernur XXX
mengenai pelaksaan upah minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat tahun 2021.

Tanggal 11 Januari 2021 diadakan perundingan bipartit antara Penggugat dan Tergugat mengenai
implementasi besaran nilai upah tahun 2021, yang berjalan a lot dan pada akhirnya ditetapkan
bahwa untuk upah tahun 2021 diputuskan berdasarkan pada keputusan Gubernur XXX. Pada
waktu yang bersamaan, pihak Tergugat mengeluarkan kebijakan baru bahwa untuk hari libur
dilakukan secara bergilir, dan untuk waktu istirahat dari setengah jam dirubah menjadi 1 (satu)
jam, dan untuk lembur wajib 1 (satu) jam ditiadakan. Kebijakan baru tersebut dinilai merugikan
buruh, karena berdampak pada pengurangan pendapatan/upah yang biasa diterima tidak sebanding
dengan kenaikan upah minimum.
Pada tanggal 13 Januari 2021 diadakan perundingan ulang, yang hasilnya perusahaan tetap pada
kebijakan baru yang diterbitkannya dan Penggugat mengajukan 9 (sembilan) tuntutan.
Dikarenakan perundingan bipartit tidak menemui kata sepakat dan buntu, maka per 13 Januari
2021 Penggugat mengeluarkan Surat Pemberitahuan Mogok Kerja kepada Tergugat yang
ditembuskan kepada Disnaker, yang mana rencananya akan dilakukan pada tanggal 21 Januari
2014. Aksi Mogok Kerja berlangsung lancar, meski tidak menghasilkan apa-apa. Kemudian pada
tanggal 22 Januari 2014 Tergugat menerbitkan pengumuman tertulis yang berbunyi:
“Dipermaklumkan dengan hormat sehubungan dengan tidak terjadinya kesepahaman antara
karyawan dengan perusahaan CV. Bahtera Indah, berkenaan dengan kebijakan yang dikeluarkan
perusahaan, maka dengan ini perusahaan mengambil sikap untuk menutup perusahaan sementara
(Lock Out) dengan jangka waktu yang tidak ditentukan/tidak terbatas.
Penggugat melapor kepada Disnaker, yang kemudian memanggil kedua belah pihak, akan tetapi
pihak Tergugat tidak hadir pada tanggal 30 Januari 2021. Pada tanggal tersebut, ternyata Tergugat
memanggil para Penggugat untuk mengisi formulir isian daftar ulang. Tanggal 3 Februari 2021
Disnaker memanggil para pihak, yang mana baik Penggugat maupun Tergugat hadir, dimana
kemudian menghasilkan Perjanjian Bersama dengan bunyi :
1. Bahwa Pihak Pekerja siap bekerja di Perusahaan CV. Bahtera Indah, terhitung sejak
tanggal 6 Februari 2021, dengan program Perusahaan shift mundur, libur gilir, istirahat 1
(satu) jam serentak dan tanpa daftar ulang atau pendaftaran;
2. Bahwa Permasalahan mengenai tuntutan yang normatif akan diselesaikan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan dan yang tidak normatif akan diperselisihkan sesuai dengan prosedur
ketenagakerjaan;
3. Bahwa dengan disepakatinya Perjanjian Bersama ini pihak-pihak tidak akan mengadakan
tindakan intimidasi.
Penggugat mendalilkan, penutupan perusahaan (lock out) pada tanggal 22 Januari 2021 sampai 5
Februari 2021 sebagai balasan dari aksi Mogok Kerja yang dilakukan karyawan pada tanggal 21
Januari 2021 adalah melanggar ketentuan Pasal 146 Ayat (2) UU Ketenagakerjaan; Pasal 143 UU
Ketenagakerjaan; Pasal 144 UU Ketenagakerjaan; Pasal 145 UU Ketenagakerjaan. Untuk itu yang
menjadi permintaan dalam gugatan ini, agar perusahaan membayar upah saat Mogok Kerja terjadi
tidak terkecuali upah selama lock out terjadi.

Pertanyaan:
1. Apakah mogok kerja yang dilakukan oleh karyawan sah menurut hukum? Jelaskan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan
2. Apalah Lock Out yang dilakukan perusahaan sah menurut hukum? Jelaskan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
3. Apakah menurut Anda gugatan penggugat dapat diterima oleh hakim Pengadilan
Hubungan Industrial? Jealskan berdasarkan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai