Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Nama : Dinar Karimah


Nim : 132010074
Kelas : PGSD 20 B1

Artikel yang di teliti :

Judul : PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL MELALUI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DI


SEKOLAH DASAR INKLUSI
DI YOGYAKARTA DAN SURAKARTA
Penulis : Dwi Kartikawati, Djudjur Luciana Radjagukguk, Yayu Sriwartini Dosen Universitas
Nasional Jakarta

1. Latar Belakang

Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya, bahkan
ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Penanaman nlai-nilai
multikultural dalam dunia pendidikan menjadi satu hal yang sangat penting. Sekolah
merupakan salahsatu tempat yang memegang peranan penting untuk pemahaman nilai-nilai
tersebut sejak dini. Komunikasi pendidikan melihat bahwa komunikasi yang terjadi di antara
pesertaindividu di dalam sistem pendidikan. Komunikasi pendidikan sangat besar
perannannya dalam keberhasilan pendidikan.

Dalam praktik pengembangan komunikasi pendidikan multikultural ini berarti membangun


satu jembatan emas bahwa setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain.
Interaksi yang terjadi satu sama lain tanpa memandang perbedaan. Inilah hal penting terjadi
di sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
pada satu kesatuan yang sistemik (Pratiwi, 2015: 237) Pada sekolah inklusi ini terdapat anak
berkebutuhan khusus yang tentunya memiliki keterbatasan dan kekurangan ketika
berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mengakomodasi
semua peserta didik dengan tidak mempedulikan keadaan fisik, intelektual, sosial emosi,
bahasa atau kondisi lainnya bahkan termasuk anak cacat. Sekolah inklusi adalah sekolah yang
memberikan layanan pendidikan sekolah reguler yang menerima anak anak berkebutuhan
khusus (ABK) dengan melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian ataupun sarana
dan prasarana, sehingga memberikan kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan.

Dalam komunikasi pendidikan, penanaman nilai-nilai multikultural bertujuan untuk


mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa untuk terciptanya keharmonisan
dalam menghadapi perbedaan. antara lain: (1) hidupnya kemauan dan perasaan untuk saling
berbagi (sense of sharing) dalam menjalin kehidupan bersama. (2) Munculnya secara sukarela
kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam partisipasi sosial, politik atau ekonomi
(committed and participation) (3) Terbiasanya masyarakat untuk bergabung dalam
perkumpulan (association) multikultural dalam rangka membuka dialog dan kerjasama yang
menguntungkan. (4) Kuatnya rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa persaudaraan
(sense of fellowship) yang tinggi sebagai modal dasar membangun iklim kondusif dalam
kehidupan sosial. (5) Terbinanya secara alamiah kemampuan saling memercayai dan
kekuatan dalam menyamakan persepsi tentang makna saling mengawasi (the possession of a
common faith) satu dengan yang lain sebagai kontrol sosial (Purwasito, 2015: 105)

Penanaman nilai-nilai multikultural di sekolah inklusi dilakukan dengan menggunakan pola


komunikasi yang terpadu yang melibatkan seluruh guru, siswa dan lingkungan sekolah. Maka
disinilah perlu dikembangkan komunikasi pendidikan mengenai nilai-nilai multikultural di
sekolah inklusi agar supaya anak berkebutuhan khusus ini tidak dianggap sebagai sosok yang
tidak berdaya, sosok yang harus dikucilkan dan sosok yang didiskriminasi. Tetapi justru perlu
dikembangkan penanaman nilai-nilai multikultural dalam lingkup komunikasi pendidikan,
yang pada akhirnya akan dapat tercapai penyelenggaraan pendidikan yang mampu
menghargai keragaman dan membentuk karakter manusia yang dapat memahami perbedaan.

2. Hasil Penelitian
Maka berdasarkan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian yaitu
penanaman nilai-nilai multikultural yang dibangun melalui komunikasi pendidikan di kedua
sekolah dalam penelitian ini yaitu SD Trirenggo Bantul Yogyakarta dan SD Al Firdaus
Surakarta, sebagai berikut:
a) Penanaman nilai-nilai multikultural di SD Trirenggo dan SD Al Firdaus

Nilai Multikultural SD Al Firdaus SD Trirenggo


Pluralisme Selalu ditanamkan bahwa Guru mengajarkan bahwa anak
keragaman suku, budaya, dan reguler dan anak inklusi adalah
juga perbedaan kemampuan sama
adalah bukan sebuah hal yang
menjadi masalah Guru mengajarkan pada saat
bermain, harus melebur satu sama
Guru mengajarkan untuk lain, tidak boleh membeda-
selalu melibatkan anak reguler bedakan dan mengejek terhadap
dan anak inklusi dalam seluruh anak anak ABK
pengajaran dengan menganut
“budaya tidak meninggalkan”.
Tidak melakukan diskrimasi
Humanisme Memahami keberadaan anak Menanamkan toleransi melalui
ABK dengan mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia, PKN
toleransi dan IPA yaitu dengan tujuan untuk
. bisa menghargai, menghormati
Anak anak ditanamkan saling dan saling membantu orang lain
berbagi, sebagai contoh
apabila mereka punya bekal Menanamkan jiwa tolong
makanan maka tidak boleh menolong terhadap anak anak
segan-segan untuk membagi ABK
dengan temannya.
Menamakan empati terhadap
Selalu menanamkan toleransi anak- anak ABK.
dengan sesama terutama
dengan para siswa ABK Mengajarkan ngemong orang lain
dan berlatih sabar
Menamakan nilai-nilai
toleransi melalui cerita Peduli terhadap sesama,
Menanamkan rasa hormat membantu kalau ada yang
terhadap orang yang lebih tua, ABK misalnya membantu
guru dan lain lain kesulitan dalam memakai dan
melepas kaos pada saat olahraga
Tidak ada perbedaan anak
ABK dan reguler dalam Selalu menanamkan peduli
perlakuan terhadap lingkungan.

Selalu menanamakan motivasi


untuk anak anak ABK untuk
selalu ikut serta berpartisipasi
dalam perlombaan
Demokratis Menanamkan sikap mandiri Menanamkan pemahaman bahwa
melalui ketrampilan wirausaha anak ABK pun layak
diikutsertakan dalam kegiatan
Guru tidak melakukan pilih yang ada, dengan tidak
kasih dalam pembelajaran membedakan.

Menyediakan media Menyediakan media komunikasi


komunikasi terbuka baik terbuka baik komunikasi langsung
komunikasi langsung kepada pada anak atau orangtua dengan
anak anak ataupun orangtua melalui pertemuan orangtua
dan juga melalui rapat, (POT) untuk menjadi media
pertemuan orangtua, menyampaikan keluhan, saran,
konseling, dan lain-lain dan lain-lain.

Selalu menanamkan sistem Selalu menanamkan sistem


Pendidikan untuk semua, atau Pendidikan untuk semua, atau
education for all. Yaitu semua education for all. Yaitu semua
siswa harus memperoleh siswa harus memperoleh
perlakuan yang sama, perlakuan yang sama,
memperoleh pelajaran memperoleh pelajaran sehingga
sehingga memperoleh peluang memperoleh peluang untuk
untuk mencapai kompetensi mencapai kompetensi keilmuan
keilmuan yang ada. yang ada.

b) Komunikasi Pendidikan dalam Penanaman Nilai Nilai Multikultural

Unsur dalam komunikasi SD Al Firdaus SD Trirenggo


pendidikan
Komunikator Kepala sekolah harus peran dan fungsi kepala
mampu tidak sekedar sekolah harus bisa menjadi
memimpin tetapi juga contoh bagi seluruh warga
mengayomi seluruh warga sekolah dengan amanah
sekolah yang telah diberikan. Harus
bisa berfungsi sebagai
Guru harus dapat sebagai leader atau
menyesuaikan diri dengan pemimpin yang memiliki
kemampuan para siswa jiwa besar, sabar, percaya
terutama para ABK, kare- na diri, tanggungjawab, mampu
kemampuan dan gangguan menjadi teladan yang yang
yang dimiliki para siswa juga paling penting ada- lah
ABK berbeda-beda dan para memiliki emosi yang sta-
guru ha- rus mencari cara bil.
dan strategi supaya para
peserta didik cepat tanggap. Sekolah dan Guru
menerapkan kurikulum yang
Guru memberikan MOU adaptif
assesment kepada orangtua.

Sekolah dan Guru


menerapkan kurikulum yang
modifikasi.

Guru menggunakan model


kepengasuhan
Komunikan Menerapkan kelas yang Menerapkan kelas dengan
tidak ada pemisahan antara tidak ada pemisahan
anak reguler dan anak ABK
Selalu ditanamkan
Memberikan nasehat kepada pengertian kepada seluruh
anak anak reguler supaya siswa untuk tidak
bisa memahami anak ABK membedakan

Memberikan pendampingan
khusus secara inten terhadap
anak ABK
Pesan yang disampaikan Kepala sekolah selalu Pembelajaran berlangsung
menyampaikan di awal bisa dilakukan pada banyak
pembelajaran seperti lingkungan yang ada. Jadi
upacara untuk selalu tidak terikat pada kelas.
menghormati dan Menurut informan kepala
menyanyangi sekolah SD Trirenggo:’Kita
dapat memanfaatkan yang
Melakukan penyampaian ada di sekitar sekolah kita
materi pembelajaran dengan ini, bisa memanfaatkan
program pengayaan lapangan, kemudian kantin

Penggunaan metode
penyampaian pesan melalui
kurikulum modifikasi
Media media komunikasi langsung media komunikasi langsung
secara verbal face to face secara verbal

sarana dan prasana yang media penyampai nilai


mendukung ank ABK multikultural melalui
lukisan, ember digambar,
teknik media bercerita taman, kolam ikan, toilet.
Toilet yang mendukung anak
teknik role playing ABK.

teknik game playing yel yel


media outing lagu dan mars lagu sekolah
serta janji pelajar
membentuk kelompok
LCD, dan media
video pembelajaran, extrakulikuler
gambar- gambar, buku
bacaan, juga dengan Memanfaatkan lingkungan
kegiatan ekstrakulikuler yang ada, contohnya anak
anak masuk ke njogangan
memberikan multiple (Jawa: tempat sampah besar)
intelegence perbi tangan mengumpulkan barang
semua anak. barang bekas diolah jadi
hasil kerajinan.

Menggunakan media
olahraga untuk menanamkan
nilai -nilai positif pada anak
antara lain nilai toleransi,
menyayangi, dan lain-lain.
Lingkungan kondisi harus kondusif Berupaya untuk membuat
suasana nyaman, menarik,
target akhir pembelajaran indah dan sehat serta
adalah pada proses bukan kondusif buat anak-anak
pada hasil didik

para guru harus para guru harus memper-


memperhatikan kondisi dan hatikan kondisi dan karakter
karakter siswa karena para siswa.
siswa memiliki kondisi,
karak- ter dan kemampuan
yang berbeda- beda.

c) Analisis pada hambatan dalam penanaman nilai-nilai multikultural

Hambatan dalam penanaman SD Al Firdaus SD Trirenggo


nilai multikultural
Hambatan yang terjadi Keberagaman itu adalah SDM di sekolah ini boleh
fakta yang harus dihadapi dikatakan masih belum siap
bukan untuk dihindari. Jadi secara keseluruhan untuk
sekolah harus siap menerima mengelola inklusi, karena
kondisi siswa baik yang di mengelola sekolah inklusi
atas rata-rata ataupun di itu harus panggilan hati.
bawah rata-rata, terutama
untuk anak ABK. Sarana prasarana
memadai seperti
sarana prasarana yang belum tercukupinya sarana
sepenuhnya mendukung media belajar anak ABK,
kebu- tuhan siswa difable huruf braille, mainan lego-
utamanya lego, dan lain-lain.
untuk SDM secara umum Tidak semua guru bisa
sudah berkualitas menerima anak anak ABK
sehingga kepala sekolah
jumlah sekolah inklusi berjuang untuk
masih sedikit, kalaupun menyakinkan para guru dan
menerima tidak banyak orangtua
menerima yang ABK

3. Pembahasan

Dalam penanaman multikultural ini dapat membantu siswa untuk mengerti, menerima dan
menghargai orang lain terutama dalam sekolah inklusi baik di SD Trirenggo ataupun di SD Al
Firdaus dalam hal pemahaman perbedaan kemampuan. Karena di sekolah inklusi ini terdapat
pencampuran antara siswa reguler dan siswa anak berkebutuhan khusus. Dengan penanaman
nilai nilai multikultural ini di sekolah inklusi maka akan menjadi medium pelatihan dan
penyadaran bagi anak sebagai medium pembelajaran untuk dapat menerima perbedaan baik
perbedaan budaya, perbedaan agama, perbedaan etnis dan perbedaan kemampuan sehingga
mau hidup bersama dengan damai.

Dengan pembiasaan dalam kehdupan sehari-hari baik di kelas atau di luar kelas, maka akan
dapat membuka lebar pandangan bahwa tidak boleh memiliki pandangan negatif atas
perbedaan khususnya perbedaan kemampuan, karena secara tidak sadar, pandangan negatif
tersebut menciptakan gap tersendiri antara anak reguler dan anakABK. Suatu saat nanti
ketika para anak anak atau siswa sudah dewasa, mereka akan menjadi orang-orang yang lebih
bijaksana dalam menyikapi setiap perbedaan yang ada.

4. Rencana Penelitian Selanjutnya

Rencana penelitian berikutnya adalah


 mengembangkan penelitian ini dengan memfokuskan pada penelitian dan publikasi
tentang pembentukan karakter siswa sekolah dasar melalui penanaman nilai
multikultural dengan komunikasi pendidikan.
 Meneliti hambatan yang sudah disebutkan dan diteliti sebelumnya
 Merancang pembuatan kurikulum modifikasi yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan ABK

Anda mungkin juga menyukai