Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN UKM DOKTER INTERNSIP

PERIODE FEBUARI – AGUSTUS 2022

DISUSUN OLEH :
dr. Aprilia Sartika
Sujirata

PUSKESMAS PLAJU
PALEMBANG
1. F1 Promkes- Pemberdayaan Masyarakat
JUDUL LAPORAN
Pembinaan Kader Posyandu Remaja di Posyandu Ceria

LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan remaja sangatlah kompleks karena berada pada masa peralihan
dari anak – anak ke dewasa. Sehingga, jika permasalahan tersebut tidak tertangani,
maka bisa berdampak terhadap masa depan nya bahkan kesehatan psikologisnya.
Keberadaan Posyandu Remaja merupakan solusi yang dapat ditawarkan di
masyarakat. Kegiatan Posyandu remaja merupakan salah satu kegiatan upaya
kesehatan berbasis masyarakat (remaja) yang dilakukan untuk memantau kesehatan
remaja dengan melibatkan remaja itu sendiri. Posyandu remaja juga merupakan
tempat untuk pemberian informasi kesehatan maupun informasi penting lainnya
kepada remaja secara rutin setiap bulannya. Tujuan dari Posyandu Remaja ini antara
lain melibatkan remaja dalam upaya intervensi terkait permasalahan remaja,
memantau kesehatan remaja secara berkala, mengedukasi remaja untuk hidup sehat,
menurunkan angka pernikahan dini, membekali remaja untuk mempersiapkan masa
depan nya dengan menjadi Generasi Berencana yang kreatif dan berwawasan luas.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Program pembinaan kader posyandu remaja dilaksanakan pada Sabtu, 21 Mei 2022,
bertempat di Posyandu Ceria, Kelurahan Bagus Kuning. Pelaksanaan kegiatan ini
berupa pembekalan materi tentang posyandu remaja dari petugas PKM Plaju calon
kader posyandu remaja seperti cara mengukur BMI/Status Gizi, cara mengukur
tekanan darah dengan tensimeter digital,dll. Selain itu, diberikan juga penyuluhan
mengenai materi mengenai kesehatan remaja antara lain: Fakta dan Mitos Mengenai
Haid/Menstruasi dan Langkah-langkah Menjadi Kader Remaja yang Baik.
2. F1 - Advokasi
JUDUL LAPORAN
Pekan Bulan Imunisasi Anak Sekolah Tahun 2019

LATAR BELAKANG
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bersifat akut dan biasanya
menyerang saluran pernafasan bagian atas seperti tonsil, faring, laring, hidung
namun, beberapa dapat ditemui di selaput lendir atau kulit dan kadang-kadang
konjungtiva atau vagina.
Diperkirakan sebanyak 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita disebabkan
oleh PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi). Menurut laporan WHO,
hasil evaluasi kejadian PD3I di Indonesia tahun 1972 sekitar 5000 anak meninggal
setiap tahunnya akibat difteri dan sebanyak 28.500 kasus difteri tenggorok ditemukan
pada balita. Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu
strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia
sehat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa
program imunisasi sebagai salah satu upaya pemberantasan penyakit menular. Sejak
tahun 1956, upaya imunisasi ini telah diselenggarakan dan mulai tahun 1977, upaya
imunisasi dikembangkan menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka
pencegahan penularan terhadap PD3I, yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak,
polio, tetanus, dan hepatitis B.

PERUMUSAN MASALAH
1. Predisposing Factor (Menunjang)
– kurangnya penerapan kebiasaan cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari.
– seringnya interaksi dengan orang lain yang mungkin mempunyai penyakit yang
bisa menular melalui udara.
– kurangnya pengetahuan masyarakat tentang proses penularan penyakit dan
pencegahannya.
– kurangnya perhatian terhadap kebersihan dan kerapian rumah.
2. Holistic Analysis
– Host: perilaku keluarga masyarakat yang tidak sehat karena belum memadainya
pengetahuan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat serta seringnya tidak
mengkonsumsi makanan yang sehat.
– Agent: Corynebacterium diphtheriae
– Environment: secara umum sudah banyak rumah penduduk yang memenuhi
kriteria rumah sehat dari segi pencahayaan, dinding, ventilasinya dan lantai.
Penataan rumah yang tidak rapi dan bersih bisa menjadi sarang berbagai macam
penyakit. Lingkungan sekitar yang padat penduduk dan agak kumuh dapat
berpengaruh besar dalam proses penularan penyakit.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Penyuntikan vaksin DT dan Td 0,5 cc secara IM di regio deltoid sinistra

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal: Selasa, 12 November 2019 (09.00 WIB - selesai)
Tempat: SD Xaverius 1 Palembang
Sasaran penyuluhan adalah para guru yang hadir pada pelaksanaan BIAS di SD
Xaverius 1 Palembang.
Sasaran imunisasi tambahan DT adalah siswa kelas 1, 2, dan 5 SD Xaverius 1
Palembang yang hadir di kelas saat dilakukan BIAS

MONITORING DAN EVALUASI


– Dilakukan sweeping atau pelacakan bagi murid yang belum mendapatkan
imunisasi karena sakit, tidak masuk, atau sebab lainnya
– Kerja sama dengan orang tua murid, guru untuk pelaporan KIP (Kejadian Pasca
Imunisasi).
– Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah sweeping meliputi sasaran yang
mendapatkan imunisasi disbanding sasaran seluruhnya untuk menentukan
rencana tindak lanjut dari kegiatan yang telah ditentukan untuk perbaikan
kegiatan selanjutnya.
3. F1 - Kemitraan
JUDUL LAPORAN
Pembinaan UKS di SMP Negeri 56 Palembang

LATAR BELAKANG
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu wadah utama untuk pendidikan
kesehatan disekolah yang mempunyai sasaran utama yaitu seluruh warga sekolah
yang terdiri dari anak didik, guru, dan petugas-petugas sekolah lainnya. Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan, dan membimbing siswa, guru, dan masyarakat untuk menghayati,
menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Program pembinaan UKS dilaksanakan pada Rabu 25 Mei 2022 bertempat di SMP
Negeri 56 Palembang. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
- Penyuluhan PHBS dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
- Skrining Gizi Anak Sekolah Menengah Pertama
- Pemeriksaan Kesehatan Gigi
- Pemeriksaan Kesehatan Mata
4. F1 – Penyuluhan Gizi
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Pemenuhan Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil

LATAR BELAKANG
Pentingnya manfaat dan tujuan pemenuhan gizi nutrisi ibu hamil dan janin dalam rangka menjaga
kesehatan ibu hamil dan janin di dalam kandungan perlu untuk diketahui dan dipahami dengan baik
dan benar oleh para ibu-ibu dalam masa kehamilan. Pemenuhan asupan gizi ibu hamil perlu dijaga,
karena dalam masa kehamilan tentunya bagi para ibu hamil yang mendapatkan gizi seimbang dan baik
diharapkan dapat terhindar dan mencegah dari risiko kesehatan baik bagi janin dan ibu sendiri. Masih
kurangnya perhatian dan pemahaman akan pentingnya asupan gizi di masa kehamilan, perlu dilakukan
penyuluhan untuk menambah pengetahuan serta memotivasi para ibu hamil.
Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang,
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Gizi. Hasil SKRT 1995 menunjukkan
bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai
kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil yang
menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada
trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Diharapkan dengan adanya
penyuluhan ini, para ibu hamil mampu mengetahui dan memahami tentang perlunya
mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan dilaksanakan pada 19 Mei 2022 di Posyandu Kasih Ibu. Penyuluhan diberikan kepada para
ibu hamil yang datang ke posyandu mengenai pentingnya kecukupan gizi yang dikonsumsi selama
masa kehamilan.
5. F1 – Penyuluhan Kesling
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai PHBS di SMP Negeri 56 Palembang

LATAR BELAKANG
Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta
aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.
Penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan
melalui pedekatan usaha kesehatan sekolah (UKS). Salah satu faktor yang
mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan.
PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Berikut ini, beberapa indikator yang dipakai
sebagai tolak ukur penilaian PHBS di sekolah yaitu :
– Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
– Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
– Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
– Olahraga yang teratur dan terukur
– Memberantas jentik nyamuk
– Tidak merokok di sekolah
– Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
– Membuang sampah pada tempatnya

GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Rabu 25 Mei 2022 bertempat di ruang
pertemuan SMP Negeri 56 Palembang. Penyuluhan ini diikuti oleh guru dan siswa/i.
Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai pengertian PHBS, tujuan dan
manfaat menerapkan PHBS dalam lingkungan sekolah, jenis-jenis PHBS, serta
masalah yang akan timbul jika tidak menerapkan PHBS. Demikian diharapkan
melalui penyuluhan ini para peserta yang hadir dapat menerapkan PHBS di sekolah
serta memahami jenis-jenis penyakit yang dapat timbul akibat tidak berperilaku bersih
dan sehat.
6. F1 – Penyuluhan P2P
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Penerapan 3M di Sekolah Dasar

LATAR BELAKANG
Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan
oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
menyerang seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Upaya pengendalian
pandemi COVID-19 yang dapat dilakukan adalah 3M (Mencuci tangan, Memakai,
melepas, dan membuang masker, dan Menjaga jarak). Anak-anak usia dini baik pra
sekolah maupun usia sekolah dasar merupakan sasaran utama yang mendapat
perhatikan khusus dalam penerapan hidup sehat. Hal ini dikarenakan anak-anak
sangat aktif beraktifitas bersama teman-teman dan sering mengabaikan kebersihan
tangan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak-
anak usia 6 -10 tahun tentang 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga
jarak), yang dapat mengurangi kejadian infeksi virus Covid-19 pada anak-anak.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan 18 Maret 2022, bertempat di SD Patra
Mandiri 2 Palembang. Penyuluhan ini diikuti oleh guru dan siswa/I dan kegiatan
penyuluhan ini dirangkaikan dengan Kegiatan Pembinaan UKS.
Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai protokol kesehatan tentang 3M
(Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak).
7. F1 - Penyuluhan TB
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Penyakit TB Paru di Puskesmas Plaju

LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun 22%
antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke- 10 penyebab
kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO. Oleh sebab itu
hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan menjadi salah satu tujuan
dalam SDGs (Sustainability Development Goals).
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang
tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang SDGs menetapkan target
prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara prevalensi
TBC tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Sedangkan di Permenkes Nomor 67
Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis menetapkan target program
Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC
Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000
penduduk. Sementara tahun 2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau
25,40 per 1 juta penduduk.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan dilaksanakan pada Selasa 29 Maret 2022 di ruang tunggu pasien Puskesmas
Plaju. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberiaan edukasi mengenai penyakit TB paru,
faktor resiko, komplikasi yang dapat ditimbulkan serta cara pencegahannya. Peserta terlihat
cukup antusias menyimak materi yang diberikan.

8. F1 – Penyuluhan Jiwa
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Mengenai
Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya

LATAR BELAKANG
Masalah psikososial merupakan masalah yang banyak terjadi dimasyarakat. Psikososial
adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau
sebaliknya. Masalah psikososial adalah masalah yang terjadi pada kejiwaaan dan sosialnya.
Psikososial (Psychosocial) adalah hubungan antara kesehatan mental atau emosional
seseorang dengan kondisi sosialnya.
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk;
maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan
beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Data Riskesdas
2018 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan
gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6.1% dari
jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia
mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Senin 16 Mei 2022 bertempat di ruang
tunggu pasien Puskesmas Plaju. Penyuluhan ini diikuti oleh pasien yang sedang menunggu
antrean berobat. Selama penyuluhan, disampaikan informasi mengenai pengertian penyakit
jiwa, macam-macam penyakit jiwa, dan langkah yang harus dilakukan jika menemui pasien
yang dicurigai mengalami gangguan kesehatan jiwa.

9. Penyuluhan KIA
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Pentingnya ANC bagi Ibu Hamil

LATAR BELAKANG

Berdasarkan berbagai Penelitian yang telah dilakukan didapatkan Tinggi atau rendahnya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disuatu negara atau wilayah
sangat erat dengan bagaimana pelayanan obstetrik nya apakah sudah bermutu atau tidak .
Untuk mencegah AKI dan AKB meningkat diperlukan sosialisasi serta tindakan tim medis
untuk mencegahnya. Pada tahun 2010 AKI masih dalam kisaran 226 orang dan ada
kemajuan yaitu pada tahu 2015 telah menjadi 102 orang per tahun , walaupun begitu masih
belum mencapai target dari pemerintah yaitu sekitar 125/100.000 kelahiran dan 35/100.000
pada kasus AKB

Pentingnya mengetahui pengetahuan tentang ANC sangat diperlukan untuk masyarakat


karena itu penulis melakukan penelitian mengenai program ANC di Puskesmas Plaju.

GAMBARAN PELAKSANAAN
Kegiatan dilakukan pada tanggal hari Rabu 11 Mei 2022 di Posyandu Teratai Putih.
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh ibu hamil yang datang ke Posyandu. Adapun
penyuluhan yang dilakukan meliputi: sosialisasi mengenai ANC, membaca bersama
buku kia, sesi tanya jawab serta sharing ilmu. Diharapkan setelah ini pasien mengerti
betapa penting mengetahui ANC

10. Penyuluhan KB
JUDUL LAPORAN
Program Penyuluhan Alat KB

LATAR BELAKANG
Keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan
penjarangan kehamilan.
Dalam program KB Nasional saat ini harus dilakukan salah satu saja dari usaha
keluarga berencana yakni penjarangan kehamilan dengan pemberian alat kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Di Indonesia sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang
khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali sejak dulu
hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan
supaya pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya sampai empat.
Pentingnya mengetahui pengetahuan mengenai alat KB sangat diperlukan untuk
masyarakat karena itu penulis melakukan penelitian mengenai program penyuluhan
alat KB di wilayah Puskesmas Plaju.
GAMBARAN PELAKSANAAN
Kegiatan dilakukan pada hari Selasa 31 Mei 2022 di Posyandu Kasih Bunda. Sasaran
kegiatan ini adalah seluruh ibu yang datang ke Posyandu. Adapun penyuluhan yang
dilakukan meliputi pemberian materi mengenai program KB, serta manfaat dan
tujuannya. Dilakukan pula sesi tanya jawab. Diharapkan setelah ini pasien mengerti
dan ikut dalam program KB.
1. F3 - Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
JUDUL LAPORAN
Program Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita

LATAR BELAKANG
Vitamin merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yang
tidak dapat diprodksi oleh tubuh manusia sendiri. Sehingga vitamin in harus diperoleh
dari luar untuk memenuhi kebutuhan manusia . Sumber vitamin a berasal dari buah,
biji-bijian dan sayur.
Kurangnya vitamin A pada tubuh paling berdampak di bagian mata dan merupakan
indera yang sangat penting untuk indera penglihatan. Dan pada balita vitamin A
sangat dibutuhkan untuk kesehatannya, anak yang kurang vitamin A dapat mudah
terkena infeksi dan sangat rentan untuk mengalami rabun senja, kekurangan Vitamin
A juga menyebabkan mata menjadi kering.
Pentingnya mengetahui pengetahuan tentang pemberian Vitamin A merupakan hal
yang mendasari penulis untuk meneliti penelitian mengenai program “Pemberian
vitamin A pada bayi dan balita di posyandu dan puskesmas dempo, kota Palembang,
Sumatera Selatan”.
.

PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka diperlukan sosialisasi betapa
pentingnya pemberian vitamin A dan dampak jika balita tidak diberikan Vitamin A
sehingga penulis lebih menekankan untuk mensosialisasikan serta memberikan
Vitamin A pada masyarakat khusus nya pada bayi dan balita
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
– Sosialisasi
– Menentukan Umur pasien terutama bayi dan balita
– Pemberian Vitamin A warna Biru untuk usia 6-11 bulan dan Pemberian Vitamin
A Merah untuk usia 12-60 bulan.
– Pendokumentasian Hasil Kegiatan
– Penutup

PELAKSANAAN
Kegiatan dilakukan pada tanggal 10-15 Febuari 2020 , pada pukul 8 pagi sampai
pukul 12 siang dan untuk posyandu 8 pagi sampai dengan selesai , Sasaran kegiatan
ini adalah para pengunjung yang membawa bayi dan balita di posyandu atau
puskesmas.

MONITORING DAN EVALUASI


– Sosialisasi Berjalan dan Mudah diterima Masyarakat
– Tujuan dari sosialisasi tercapai
– Diharapkan setelah ini pasien mengerti betapa penting pemberian Vitamin A
sejak Dini.

2. F4 – SUPLEMENTASI GIZI
JUDUL LAPORAN
Program Pemberian Obat Cacing dan Pencegahan Infeksi Cacing

LATAR BELAKANG
Program pemberian obat pencegahan kecacingan pada anak dan balita diberikan
minimal 1 kali dalam setahun pada bulan Febuari. Obat cacing yang diberikan adalah
Albendazole dosis tunggal (400mg). sebelum pemberian obat cacing anak dan balita
harus sudah sarapan terlebih dahulu. Pada anak pemberian obat cacing tidak boleh
diberikan bersamaan dengan pemberian imunisasi dan pada balita bias diberikan
bersamaan dengan pemberian vitamin A.
Anak-anak sangat mudah terinfeksi cacing. Adapun bahaya cacingan pada anak yaitu
anak menjadi lebih rewel , kurang gizi dikarenakan cacing meghisap makanan pada
usus anak dan dapat juga menyebabkan anemia pada anak, anak dapat dipastikan
terinfeksi cacing jika ditemukan telur cacing pada tinja anak, salah satu upaya agar
anak tidak terinfeksi cacing yaitu dengan sering mencuci tangan terutama saat makan
atau setelah BAB dengan air mengalir dan mengunakan sabun
Pentingnya mengetahui pengetahuan pemberian obat cacing dan pencegahan pada
infeksi cacing merupakan hal yang mendasari penulis untuk meneliti penelitian
mengenai pengobatan serta pencegahan cacingan yang akan dilaksanakan posyandu
yang berada dalam wilayah puskesmas dempo.

PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka diperlukan pengetahuan yang
lebih, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut program pemberian
obat cacing dan pencegahan infeksi cacing pada anak dan balita tingkat posyandu
yang tercakup di wilayah puskesmas dempo periode 17 Febuari 2020-22 Febuari
2020”.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. Sosialisasi
2. Melaksanakan Kegiatan pemberian obat cacing
3. Tanya jawab
4. Pendokumentasian Hasil Kegiatan
5. Penutup

PELAKSANAAN
Kegiatan dilakukan pada tanggal 17-22 febuari 2020 , pada pukul 8 pagi sampai pukul
11 siang , Sasaran kegiatan ini adalah para pengunjung yang membawa anak-anak dan
balita di posyandu yang telah ditetapkan.

MONITORING DAN EVALUASI


Kegiatan Berjalan dengan baik
Tujuan dari sosialisasi telah dilaksanakan
Diharapkan setelah ini pasien tetap control untuk konsumsi obat cacing setiap tahun
1. F4 – SUPLEMENTASI GIZI
JUDUL LAPORAN
PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Bayi dan Balita

LATAR BELAKANG

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin. hingga menjadi bayi, anak,
dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam
bentuk Kurang energy Protein, kurang vitamin A, Anemia dan gangguan akibat kurang Iodium dan gizi
lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degenerative seperti Diabetes Mellitus,
jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi.
Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi gizi balita.
Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah
mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam
bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan
aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan. Memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai pembelajaran
bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan
lokal. Hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan
sebagai makanan pengganti makanan utama.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal. Jika bahan lokal terbatas
dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan
kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan. Diuatamakan berupa sumber protein
hewani dan nabati serta sumber vitamin dan mineral terutama berasaal dari sayur dan buah. PMT
pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan.
Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT pemulihan pabrikan merupakan
yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral.
Biskuit hanya untuk anak usia 12 – 24 bulan melalui pengadaan Departemen Bina Gizi Masyarakat
Depkes RI, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr. Jumlah persajinya
mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan 120 mg natrium.

Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu berupa Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan ) dan makanan tambahan
untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan keluarga.

PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang disediakan oleh kader
posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran penyuluhan kepada orang tua balita tentang
makanan kudapan ( snack ) yang baik diberikan untuk balita, sebagai sarana untuk membantu
mencukupi kebutuhan gizi balita, dan sebagai sarana untuk menggerakkan peran serta masyarakat
dalam mendukung kesinambungan penyelenggaraan posyandu.

PERMASALAHAN
- Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
- Anak tidak mendapat gizi yang memadai
- Anak menderita penyakit infeksi

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Perawatan/ pengobatan gratis di Rumah Sakit dan Puskesmas balita gizi buruk dan
keluarga miskin.
- Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa MP-ASI bagi anak 6 - 29 bulan dan
PMT pemulihan pada anak 24 - 59 bulan kepada balita gizi kurang dari keluarga
miskin.
- Pemberian suplementasi gizi (Kapsul vitamin A, tablet Fe).

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan
Hari/ Tanggal : Rabu dan Kamis/ 8-9 Januari 2020
Pukul : 08.00 WIB s/d 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Dempo
Peserta : Bayi dan balita yang datang ke Puskesmas Dempo

MONITORING DAN EVALUASI


- Kegiatan berjalan dengan baik
- Pengetahuan perkembangan berat bayi dan balita
- Peningkatan berat badan bayi dan balita

2. F4 – SUPLEMENTASI GIZI
JUDUL LAPORAN
PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Ibu Hamil

LATAR BELAKANG
Status gizi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan
di Indonesia. Anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil merupakan kelompok
rawan gizi yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang
ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi. Salah satu masalah kekurangan gizi
pada ibu hamil adalah Kekurangan energi kronik (KEK). Kekurangan energi kronik
(KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang
dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko
kematian mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat
bayi lahir rendah (BBLR). Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini juga
mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang mencapai
10,2% berdasarkan Kemenkes RI tahun 2016. Penyebab utama terjadinya KEK pada
ibu hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena
kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil. Untuk mengatasi kekurangan gizi
yang terjadi pada ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) perlu diselenggarakan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.
PERMASALAHAN
1. Ibu hamil menderita KEK dan anemia cenderung melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR).
2. Faktor risiko ibu hamil yang menderita KEK antara lain:
– Berat badan ibu sebelum hamil < 42 Kg
– Tinggi badan ibu < 145 cm
– Berat badan ibu pada hamil trimester III < 45 Kg
– IMT sebelum hamil < 17.0
– Ibu menderita anemia (Hb < 11g %)
3. Risiko kesakitan lebih besar terutama pada trimester III.
4. Risiko meninggal 5 kali lebih besar dan 6 kali lebih besar menderita infeksi juga.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
2. Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal Care
(ANC)
3. Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil tidak
lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
5. Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat badan ibu
hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan selanjutnya
mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan
Hari/ Tanggal : 11 - 29 Januari 2020
Pukul : 08.00 WIB s/d 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Dempo
Peserta : Ibu hamil yang berkunjung ke Poliklinik KIA Puskesmas Dempo

MONITORING DAN EVALUASI


– Dilakukan pencatatan dan pendataan ibu hamil dimulai identitas pasien, usia
kehamilan, kemudian dilakukan pengukuran BB, TB, LiLa dan status gizi ibu
hamil.
– Jumlah pasien ibu hamil yang datang ke Puskesmas Dempo selama periode bulan
Januari 2020 berjumlah 11 orang diantaranya 5 ibu hamil berstatus KEK dan 6
ibu hamil berstatus normal.
– Pemberian PMT pada ibu hamil periode bulan Januari 2020 adalah pemberian
tahap I (pertama)

1. F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak


Menular JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Merokok di SMAN 15 Palembang
LATAR BELAKANG
Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki peran sangat penting bagi agama,
bangsa dan negara. Majunya sebuah agama, bangsa, dan negara sangat ditentukan oleh sikap dan
prilaku generasi muda. Era globalisasi dan modernisasi yang terjadi sekarang memberikan pengaruh
besar terhadap cara bergaul dan gaya hidup anak-anak muda sekarang, diantaranya merokok,
penyalahgunaan narkoba dan sex bebas. Gaya hidup tersebut berpengaruh juga terhadap penyebaran
penyakit HIV. Untuk itu generasi muda khususnya remaja harus siap menghadapi pengaruh-pengaruh
tersebut yang tidak sesuai dengan aturan agama dan negara.
Rokok adalah benda yang mengandung nikotin dan zat kimia lainnya yang dapat menimbulkan
ketagihan dan menimbulkan penyakit di kemudian hari bila sering dikonsumsi dan dalam jangka
waktu lama. Kegiatan merokok tentu akan lebih banyak merugikan daripada menguntungkannya.
Remaja memiliki karakteristik yang rentan untuk mencoba rokok. Hal tersebut disebabkan karena
remaja sangat mudah dipengaruhi teman, rasa ingin tahu dan ingin coba-coba. Dengan kondisi
tersebut, dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai merokok dikalangan remaja guna menjaga masa
depan pemuda masa kini agar terhindar dari kebiasaan merokok.

PERMASALAHAN
 Kurangnya pengetahuan remaja mengenai bahaya merokok
 Remaja cendrung menyembunyikan fakta bahwa mereka telah merokok
 Kurangnya tenaga kesehatan yang menangani masalah kenakalan remaja

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


 Edukasi kepada setiap peserta akan dampak buruk dan bahaya merokok
 Edukasi tentang meningkatkan kerohanian dan wawasan agar terhindar dari bujukan
untuk mencoba rokok
 Edukasi kepada setiap peserta mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Senin / 6 Januari 2020
Pukul : 09.00 WIB s.d. 11.00 WIB
Tempat : SMAN 15 Palembang
Peserta : 100 orang

MONITORING DAN EVALUASI


- Kegiatan berjalan dengan baik
- Peserta mendapat penyluhan
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan remaja
2. F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular

JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Hipertensi di Puskesmas Dempo Palembang

LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar
25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Karena hipertensi merupakan kondisi
yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer, hipertensi masih menjadi
tantangan besar di Indonesia. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah
tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua
pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.

PERMASALAHAN
− Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi
− Kurangnya perhatian masyarakat terhadap kontrol kesehatannya karena hipertensi
sering kali tidak menimbulkan gejala

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Edukasi kepada setiap peserta mengenai pentingnya kontrol kesehatan
- Edukasi kepada peserta mengenai penyakit hipertensi, komplikasi dan cara
pencegahannya
PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan
Hari / tanggal : Kamis / 9 Januari 2020
Pukul : 08.00 s.d 09.00
Tempat : Puskesmas Dempo
Palembang Peserta : 50 orang

MONITORING DAN EVALUASI


- Kegiatan berjalan dengan baik
- Peserta mendapat penyuluhan
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan masyarakat

3. F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak


Menular JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Narkoba di SMAN 15 Palembang

LATAR BELAKANG
Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki peran sangat penting
bagi agama, bangsa dan negara. Majunya sebuah agama, bangsa, dan negara sangat ditentukan oleh
sikap dan prilaku generasi muda. Era globalisasi dan modernisasi yang terjadi sekarang memberikan
pengaruh besar terhadap cara bergaul dan gaya hidup anak-anak muda sekarang, diantaranya
penyalahgunaan narkoba.
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah
bahan/zat yang apabila dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun
disuntikan dapat menghilangkan rasa sakit, mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan dan
perilaku seseorang kearah yang kurang baik. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi)
fisik dan psikologis.
Remaja memiliki karakteristik yang rentan terken kasus penyalahgunaan narkoba. Hal
tersebut disebabkan karena remaja sangat mudah dipengaruhi teman, rasa ingin tahu dan ingin coba-
coba. Terdapat sekitar 2 juta orang pengguna NAPZA di indonesia, mayoritas pengguna berumur 20-
25 tahun dan 90% pengguna narkoba tersebut adalah pria. Usia pertama kali menggunakan narkoba
adalah rata-rata 19 tahun.
Dengan kondisi tersebut, dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai narkoba dikalangan
remaja guna menjaga masa depan pemuda masa kini agar terhindar dari penggunaan narkoba.
Kegiatan ini di latar belakangi dengan apabila remaja pengguna narkoba ditemukan lebih awal maka
dapat dilakukan pengobatan serta rehabilitasi yang lebih optimal agar remaja tersebut tidak
mengalami sakit dan gangguan mental yang berat akibat konsumsi narkoba dalam jangka waktu lama.

PERMASALAHAN
- Kurangnya pengetahuan remaja mengenai bahaya narkoba
- Remaja cendrung menyembunyikan fakta bahwa mereka telah menggunakan narkotika
sehingga banyak remaja penyalahgunaan narkoba ditemukan saat telah mengalami
gangguan fisik dan mental yang berat.
- Kurangnya tenaga kesehatan yang menangani masalah kenakalan remaja

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Edukasi kepada setiap peserta akan dampak buruk dan bahaya narkoba
- Edukasi tentang meningkatkan kerohanian dan wawasan agar terhindar dari bujukan
untuk menggunakan narkoba
- Edukasi kepada setiap peserta mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan
Hari/Tanggal : Selasa / 7 November 2020
Pukul : 09.00 WIB s.d. 11.00 WIB
Tempat : SMAN 15 Palembang
Peserta : 100 orang

MONITORING DAN EVALUASI


- Kegiatan berjalan dengan baik
- Peserta mendapat penyluhan
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan remaja

4. F5 – Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular

JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Mengenai Tuberkulosis di Puskesmas Dempo Palembang

LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis menurun
22% antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke-
10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO.
Oleh sebab itu hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan
menjadi salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals).
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
SDGs menetapkan target prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000
penduduk. Sementara prevalensi TBC tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk.
Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis menetapkan target program Penanggulangan TBC nasional yaitu
eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC
adalah tercapainya jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000 penduduk. Sementara tahun
2017 jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1 juta
penduduk.

PERMASALAHAN
− Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis
− Frekuensi penyakit ISPA yang gejalanya mirip penyakit Tuberkulosis banyak
ditemukan di Puskesmas Dempo

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


- Edukasi kepada setiap peserta mengenai etika batuk
- Edukasi kepada peserta mengenai penyakit hipertensi, komplikasi dan cara
pencegahannya

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan
Hari / tanggal : Jumat / 10 Januari 2020
Pukul : 08.00 s.d 09.00
Tempat : Puskesmas Dempo
Palembang Peserta : 50 orang

MONITORING DAN EVALUASI


- Kegiatan berjalan dengan baik
- Peserta mendapat penyuluhan
- Tenaga kesehatan dapat menjangkau dan memantau status kesehatan masyarakat

1. F6 - Upaya Pengobatan Dasar


JUDUL LAPORAN
Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di Rumah Makan Pagi Sore
LATAR BELAKANG
Pos UKK merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok kerja informal
utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan.

PERMASALAHAN
Faktor-faktor untuk meningkatkan angka keselamatan kerja di wilayah kerja
Puskesmas dempo.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala dan pemantauan kecelakaan kerja
kepada seluruh pegawai rumah makan pagi sore di daerah jalan jendral sudirman yang
ada di dekat RS Charitas

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jumat 15 November 2019
Pukul : 08.00 - 11.00 WIB
Tempat : Rumah makan pagi sore
Peserta : Seluruh karyawan

MONITORING DAN EVALUASI


– Kegiatan intervensi UKK pada Rumah Makan Pagi Sore sudah berjalan dengan
baik dan sudah dilakukan pengecekan kesehatan dan pemantauan kecelakaan
kerja
– Melakukan lebih banyak lagi penyuluhan tentang kesehatan kerja dan
memperbanyak poster tentang kesehatan kerja
– Memberikan pelatihan K3 bagi pengelola program dan mengikutsertakan seluruh
karyawan dalam penyuluhan K3
– Mengadakan APD yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. F6 - Upaya Pengobatan Dasar
JUDUL LAPORAN
Puskesmas Keliling (Pusling)
LATAR BELAKANG
Puskesmas Keliling merupakan salah satu dari tiga jaringan pelayanan puskesmas,
selain Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas Keliling Memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak
(mobile), untuk meningkatkan jangkauan jangkauan dan mutu pelayanan bagi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam
gedung Puskesmas. Puskesmas Keliling memiliki fungsi dan tugas yaitu memberikan
pelayanan kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport
rujukan pasien, Penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.

PERMASALAHAN
Masih kurang kesadaran pasien pada kegiatan puskesmas keliling

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Kegiatan Puskesmas keliling meliputi pemeriksaan status gizi, anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan farmakologis
maupun non farmakologis berupa penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat.

PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan
Hari/Tanggal : Senin 23 Desember 2019
Pukul : 09.00-11.00 WIB
Tempat : Rumah RT 20 Ilir
Peserta : 10 Orang

MONITORING DAN EVALUASI


Kesadaran pasien untuk datang berobat dan pemeriksaan kesehatan masih kurang dari
target sebelumnya 20 orang tetapi yang datang 10 orang.
Dari kegiatan puskesmas keliling intervensi sudah berjalan dengan baik.
3. F6 - Upaya Pengobatan Dasar
JUDUL LAPORAN
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
LATAR BELAKANG
Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko penyakit tidak
menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat,
kurang aktivitas dan merokok), berupa bentuk peran serta kelompok masyarakat yang
aktif dalam upaya promotif-preventif untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor
risiko PTM utama sekaligus peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan faktor risiko tersebut pada masyarakat, khususnya usia 25 tahun ke
atas. Yang dimaksud dengan PTM utama adalah diabetes, kanker, penyakit jantung
dan pembuluh darah, penyakit paru obstruktif kronis, dan gangguan akibat kecelakaan
dan tindak kekerasan.
Posbindu PTM dapat dilakukan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber
masyarakat yang sudah ada secara terpadu, rutin, dan periodik dengan memanfaatkan
sarana dan tenaga yang sudah ada. Kegiatan ini dilakukan oleh kader kesehatan yang
telah dibina bekerjasama dengan pihak puskesmas.

PERMASALAHAN
Puskesmas Dempo kota Palembang telah mulai menjalankan kegiatan Posbindu PTM,
yang dilakukan tiap bulan. Posbindu ini melibatkan kader-kader puskesmas, perawat
dan dokter yang bertugas di bagian pemeriksaan dan pengobatan. Posbindu PTM di
wilayah kerja Puskesmas Dempo melakukan senam lansia, penyuluhan penyakit tidak
menular, pengukuran tekanan darah, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan gula
darah, pencatatan dan pelaksanaan rujukan ke puskesmas dan rumah sakit. Beberapa
kendala masih ditemukan dalam penyelenggaraan Posbindu ini. Pada laporan ini
hanya akan dibahas mengenai posbindu penyakit tidak menular di Puskesmas Dempo.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Sebelum dilaksanakan kegiatan Posbindu PTM ini, koordinasi dilakukan dengan
petugas puskesmas untuk menjadwalkan penyuluhan, cek kesehatan dan pengobatan
gratis. Penyuluh bertugas menyiapkan diri dengan penguasaan materi penyuluhan,
cara penyampaian pesan, dan pengadaan media penyuluhan (lembar balik).
Penguasaan materi dilakukan dengan membaca buku atau mencari tulisan di internet.
Dalam kesempatan wawancara medis perorangan, memungkinkan memberikan
penyuluhan pribadi dalam bentuk konseling. Setelah selesai penyuluhan langsung
dilaksanakan cek kesehatan dan pengobatan gratis.

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa 17 Desember 2019
Pukul : 09.00 s.d. 11.00 wib
Tempat : Gramedia 17 ilir
Peserta : 30 orang

MONITORING DAN EVALUASI


Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko penyakit tidak
menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat,
kurang aktivitas dan merokok), berupa bentuk peran serta kelompok masyarakat yang
aktif dalam upaya promotif-preventif untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor
risiko PTM utama sekaligus peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan
mengendalikan faktor risiko tersebut pada masyarakat, dan tingkat pengendalian
faktor risiko penyakit tidak menular tergolong masih kurang, seperti salah satunya
masih terdapat karyawan yang merokok dan memiliki berat badan berlebih.
Serta follow up di bulan selanjutnya sangat diperlukan untuk melihat perkembangan
dan tingkat kendali faktor risiko penyakit tidak menular.

4. F6 - Upaya Pengobatan Dasar


JUDUL LAPORAN
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita

LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan
potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem
pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan
secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan
pelayanan, salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak.

PERMASALAHAN
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional selain mengetahui dan melaksanakan
tindakan keperawatan yang sesuai dengan SOP, hendaknya juga dibekali dengan
pengetahuan mengenai perkembangan kesehatan bayi dan balita di Indonesia
khususnya tentang konsep posyandu balita dan faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan posyandu tersebut.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu:
S : Jumlah seluruh balita di wilayah kerja posyandu
K : Jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah kerja posyandu
D : Jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja posyandu
N : Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada KMS
naik.Keberhasilan posyandu berdasarkan :
1. D/S , yaitu baik/kurangnya peran serta (partisipasi) masyarakat
2. N/S , yaitu berhasil/tidak program posyandu

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu 20 November 2019
Pukul : 09.00 s.d. 11.00 WIB
Tempat : Kantor kelurahan kepandean
Peserta : 15 orang

MONITORING DAN EVALUASI


Ibu tidak membawa balita ke Posyandu secara rutin. Banyak alasan ibu
tidakmembawa balita kembali ke Posyandu, misalnya karena kesibukan Ibu bagi Ibu-
ibu balita yang bekerja dan juga hal ini berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan
di posyandu hanya berupa penimbangan balita, sedangkan kegiatan imunisasi lainnya
dilakukan di puskesmas. seperti hal nya juga ibu telah melakukan penimbangan
ditempat lain seperti praktek dokter atau rumah sakit dan karena ibu lupa dengan
jadwal posyandu.
5. F6 - Upaya Pengobatan Dasar
JUDUL LAPORAN
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia

LATAR BELAKANG
Posyandu lansia merupakan upaya pelayanan kesehatan untuk lanjut usia di tingkat
masyarakat yang proses pembentukan dan penyelenggaraannya dilakukan oleh
masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat, lintas sektor pemerintah dan non-
pemerintah, swasta, dan lain-lain dengan menitikberatkan pelayanan pada upaya
promotif dan preventif.
Undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Salah satu upaya untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal adalah
pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia, termasuk
pelayanan kesehatan bagi usia lanjut yang bermaksud untuk meningkatkan derajat
kesehatan usia lanjut agar selama mungkin dapat aktif, mandiri, dan berguna.

PERMASALAHAN
Melihat hal tersebut diatas, dibutuhkan pembinaan oleh tenaga kesehatan bagi
posyandu lansia agar terpeliharanya kelancaran pelaksanaan posyandu lansia oleh
masyarakat, meningkatkan hasil kegiatan dan masyarakat dapat mengenal masalahnya
sendiri serta mampu mengatasinya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia akan dikembangkan lebih bersifat
mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan daya ingat, meningkatkan rasa
percaya diri dan kebugaran lansia. Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia
meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau
dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis 12 Desember 2019
Pukul : 09.00 WIB s.d. 11.00 WIB
Tempat : Kantor kelurahan 20 Ilir
Peserta : 20 orang

MONITORING DAN EVALUASI


a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau.
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk
menghadiri posyandu lansia.

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia


untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi
lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

Anda mungkin juga menyukai