Anda di halaman 1dari 4

Ada beberapa hal yang menjadi alasan kenapa saya mencoba menjadi guru penggerak.

Namun yang
menjadi alasan utama, adalah satu hal sederhana yang sebenarnya mungkin adalah alasan utama dari
seluruh Guru di Indonesia, yaitu meningkatkan kompetensi diri.

Jika saya harus bicara mengenai profil seorang guru ideal, maka dalam bayangan saya, sosok guru ideal
adalah sebagai berikut :

1. Guru yang dapat membuat seluruh peserta didik senang dengan kehadirannya.
2. Guru yang dalam proses KBM, mampu membuat peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Guru yang mampu membuat proses belajar mengajar, menjadi sebuah kondisi di mana peserta
didik mendapat tambahan informasi yang bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dalam kehidupan
peserta didik di masa depan.
4. Guru yang mampu melatih dan mengajarkan keterampilan dalam aspek tertentu kepada peserta
didik.
5. Guru yang inovatif.
6. Guru yang mampu menyampaikan informasi terkait materi dengan SIMPLE YET FUN &
INFORMATIVE.
7. Guru yang mampu menjadi teladan. Menanamkan visi dan kematangan berfikir kepada peserta
didik.

Begitulah visi ideal saya mengenai guru. Namun, kenyataannya, hal ini masih layaknya peribahasa Jauh
Panggang dari Api. Saya belum mampu memenuhi visi saya mengenai guru ideal tersebut, bahkan
dalam kapasitas 10 % sekalipun. Ada banyak hal yang masih menjadi penghalang bagi saya dalam
mewujudkan visi saya tersebut. Dari semua hal yang menjadi penghalang tersebut, yang paling saya
pahami adalah kekurangan dalam diri saya sendiri. Kekurangan yang saya miliki, saya sandarkan pada
aspek guru ideal versi saya di atas. Kekurangan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Saya belum mampu membuat seluruh peserta didik senang dengan kehadiran saya.
Sejujurnya,saya belum terlalu menyenangkan bagi beberapa peserta didik. Dan hal ini berdampak
pada fakta bahwa beberapa peserta didik seperti acuh tak acuh dengan kehadiran saya, bahkan
denga napa yang saya sampaikan di dalam kelas. Beberapa dari mereka menopang dagu dengan
ekspresi bosan, beberapabanyak yang memperhatikan jendela dengan rasa malas, bahkan akdang
ada yang tidur. Jumlahnya memang tidak banyak, dan bisa saya salahkan pada fakta mungkin
memang mereka kurang tertarik pada Biologi. Namun, seperti yang saya bayangkan mengenai
guru ideal, seharusnya memang guru hebat, bisa menarik perhatian peserta didik tidak peduli
terhadap minat mereka pada mata pelajaran apapun.
2. Terkait dengan kekurangan pertama di atas, dalam pemahaman saya, ketidaktertarikan peserta
didik dalam mengikuti KBM dan kehadiran saya sebagai seorang pengajar, akan berdampak pada
aktivitas siswa yang tidak komprehensif. Kedua hal ini sangat berkaitan dan sedikitnya membuat
saya mempertanyakan kapabilitas saya sebagai seorang guru. Dalam beberapa kesempatan, saya
Bersama rekan guru mengadakan konsultasi, dan mendapatkan fakta kalau beberapa peserta
didik memang tidak memiliki motivasi pada seluruh mata pelajaran, dan tidak perlu dirisaukan.
Namun saya, ingin menjadi guru di mana peserta didik yang tidak memiliki motivasi itu, tertarik
dengan pelajaran saya. Dan kenyataan kalau peserta didik ini tidak termotivasi dengan semua
mata pelajaran, termasuk mata pelajaran saya, membuat saya merasa bahwa saya sama saja
dengan guru biasa, standar, tidak ada kelabihan dan hanya sebutir pasir di pantai. Tidak ada yang
istimewa, dan hal ini, membuat saya cukup tertekan.
3. Saya merasa saya sudah cukup mampu meberikan informasi yang bersifat trivia bahkan informatif
dan seharusnya memiliki manfaat dalam kehidupan peserta didik, di masa kini atau di masa
depan. Tapi saya masih belum puas, dan merasa bisa lebih baik lagi dibanding apa yang sudah
saya capai sekarang.
4. Kekurangan saya yang paling fatal, adalah kekurangan saya dalam hal keterampilan praktikal.
Bukan dalam mengarahkan praktikum, tapi dalam keterampilan tangan yang berhubungan
dengan kreativitas dan kreasi yang berkaitan dengan materi yang saya sampaikan. Sementara
zaman semakin menuntus peserta didik lebih kreatif fan memiliki kemampuan evaluasi dan kreasi,
saya sebagai guru yang seharusnya mampu mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam
hal ini justru memiliki kekurangan besar.
5. Inovatif, adalah sebuah kata yang saya coba lakukan, namun masih belum optimal. Saya berharap
menjadi Guru yang tidak terpenjara oleh romantisme dan glorifikasi masa lalu. Saya merasa harus
mampu bergerak maju menyesuaikan pola pembelajaran Pendidikan sesuai zaman. Saya merasa
harus mampu memilih kegiatan yang menyenangkan peserta didik, namun tetap
mempertahankan keunggulan proses Pendidikan di masa lalu. Sudah mulai bisa saya jalankan,
namun masih belum optimal. Kegiatan pembelajaran sudah mulai berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran yang saya laksanakan sudah memakai pendekatan teknologi dan berbasis masalah
dan proyek. Namun jika ditelaah lebih lanjut, masih banyak kekurangan dan konsistensi yang
bermasalah dan pada akhirnya berdampak pada hasil akhir proses pembalaran yang diiharapkan
dari peserta didik.
6. Simple yet Fun & Informative. Kalimat sederhana yang tidak sesederhana kedengarannya. Yes,
saya bisa mengadakan pembelajaran yang quite simple and informative, namun saya merasa
belum maksimal dalam melaksanakan proses KBM yang fun. Saya masih terpaku pada proses
pembelajaran yang terkait materi di dalam buku. Bahkan dengan materi yang sudah diringkas
sekalipun, saya merasa informasi yang disampaikan masih terlalu Panjang.
7. Apakah saya sudah berhasil menanamkan kematangan mental, dan visi yang memadai pada
peserta didik saya? Tidak. Saya merasa masih jauh dari kemampuan yang sangat mulia ini.
Meskipun saya berusaha, saya tidak tahu seberapa besar pengaruh motivasi yang saya berikan
pada mental dan visi peserta didik.

Kekurangan-kekurangan yang saya paparkan di atas adalah sesuatu yang sangat saya harapkan tidak
terus saya miliki. Saya sangat kagum dengan banyak sekali mentor yang membimbing saya saat
menjalani kegiatan PPG. Saya sangat mengagumi beberapa guru senior yang saya kenal. Dan saya sangat
ingin bisa memiliki kecepatan berfikir untuk menghubungkan pengalaman realtime dengan materi yang
akan disampaikan sebagai apersepsi. Saya sangat kagum dengan kemampuan mereka dalam memotivasi
peserta didik untuk membangun rencana masa depan mereka. Saya sangat kagum dengan kemampuan
mereka menyelesaikan masalah peserta didik. Saya sangat kagum dengan kemampuan mereka untuk
membuat seluruh peserta didik aktif dan terlibat dalam kegiatan KBM. Saya sangat kagum dengan
kebijaksanaan mereka dalam menanamkan prinsip mental manusia dewasa pada peserta didik. Saya
sangat kagum dengan keceriaan dan keluwesan mereka dalam berhubungan sesame rekan guru
sejawat. Saya sangat kagum dengan rasa lapar mereka dalam meningkatkan kompetensi dan
keterampilan di usia mereka yang sudah mulai lanjut. Saya sangat kagum dengan kesabaran dan
keuletan mereka dalam melaksanakan tugas mereka sebagai guru. Dan saya sangat bertanya-tanya,
bisakah saya seperti mereka?

Saya termasuk dalam contoh guru yang masih sangat jauh dari kata matang. Dengan segala kekurangan
saya dan visi saya dalam mewujudkan diri sebagai guru ideal, saya kekurangan cara untuk meningkatkan
kompetensi. Dan dengan tantangan guru di Indonesia di masa depan, saya bingung harus bagaimana
untuk bisa meningkatkan kemampuan saya yang pas-pasan dan medioker ini? Dan di situlah muncul
program Guru Penggerak dari Kementrian Pendidikan & Kebudayaan.

Dalam pemikiran saya yang jauh dari matang ini, saya sangat termotivasi untuk berlajar Bersama para
guru di seluruh Indonesia dan difasilitasi oleh Instansi utama yang menaungi seluruh guru di Indoensia.
Dengan satu muara, maka saya berharap dapat mewujudkan idealism saya tentang guru dan
mewujudkan visi misi Pemerintahan tentang bagaimana Pendidikan Indonesia di masa depan. Saya
ingin melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan mengakomodir seluruh minat,
kemampuan, dan keterampilan mereka dan menjadikan peserta didik sebagai calon pemimpin di masa
depan yang berfikir kritis, berjiwa sosial dan tetap memegang teguh prinsip dasar Pancasila. Calon
pemimpin yang akan membawa Indonesia bersaing di dunia internasional, bahkan memimpin seluruh
negara di dunia. Dan saya berharap dengan mengikuti program guru penggerak ini, saya bisa menjadi
salah satu dari kepingan roda gigi yang mampu menggerakkan kendaraan Bernama Pendidikan
Indonesia ini menjadi lebih baik lagi.

Sayangnya kesibukan administrasi dan kehidupan pribadi menghalangi saya dari mengikuti program
guru penggerak di tahap pertama. Saya sudah merasa menyerah mengikuti kegiatan ini, namun ternyata
Tuhan YME masih memberikan saya kesempatan meningkatkan kompetensi dan mewujudkan visi saya
sebagai guru yang ideal.

Suatu pekerjaan akan terasa indah dan bermakna apabila dikerjakan dengan penuh semangat. Sosok
guru ideal seperti visi saya tentu tidak akan mudah diwujudkan. Namun saya berharap prinsip “tidak ada
kata menyerah” selalu saya pegang dengan teguh tanpa tergoyahkan sedikitpun. Semangat adalah
energi positif yang akan terus mendorong manusia menuju impiannya. Dan saya berharap semngat
tersebut, yang diakomodi oleh program guru penggerak ini menjadikan saya memiliki kapabilitas dalam
membimbing dan mengedukasi peserta didik saya agar berhasil di masa depan. Semangat yang saya
miliki harapannya membuat peserta didik saya termotivasi dan siap melakukan segala pekerjaan dengan
senang hati meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi. Saya berharap saya dapat menjadi contoh
sosok yang menjadi pelecut semangat mereka dalam berjuang di masa depan meskipun nantinya
merasa pekerjaannya melelahkan dan membosankan.

Selain itu, saya juga berharap bahwa dengan mengikuti program guru penggerak ini, saya bisa
mendapatkan informasi mengenai kurikulum terbaru, inovasi pembelajaran dan wahana untuk sharing
berbagai hal dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia. Saya berharap dapat Mengetahui berbagai
kekuatan maupun kelemahan yang terjadi di lapangan terkait kemampuan saya dan mempelajari
kemampuan guru sejawat. Saya juga berharap dapat Meningkatkan kualitas diri sehingga dapat menjadi
pribadi maupun guru yang bermanfaat bagi lingkungan terdekat. Selain itu, saya berharap dengan
meningkatnya kualitas saya sebagai seorang guru, saya bisa meningkatkan kualitas sekolah tempat saya
bekerja. Dan dapat meningkatkan juga kualitas rekan sejawat saya di sekolah saya.
Saya juga berharap semoga dengan kurikulum merdeka belajar yang sedang dikembangkan kementrian,
saya bisa menjadi bagian di dalamnya dalam memajukan proses pendidikan di Indonesia. Saya sangat
tertarik dengan visi Merdeka Belajar dan berharap kemerdekaan dalam proses KBM yang sedang
digagas oleh kementrian ini dapat menjadi perintis dalam kemajuan Pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai