Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Widia Astutik, S.Pd
Instansi : SMK Lemuria

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya 1. Kajian literatur: Berdasarkan analisis
semangat dan a. Moslem et al menyatakan eksplorasi penyebab
motivasi belajar terdapat beberapa faktor yang masalah melalui kajian
siswa pada materi dapat mempengaruhi literatur dan wawancara
Kimia motivasi belajar siswa, dihasilkan bahwa
diantaranya adalah faktor motivasi belajar siswa
internal dan ekternal. dipengaruhi oleh kondisi
Faktor internal : siswa, lingkungan
- kondisi jasmani dan rohani sekolah, kemampuan
- cita-cita/aspirasi siswa dan upaya guru
- kemampuan siswa, dan dalam mengelola kelas,
perhatian. untuk mengatasi
Faktor eksternal : permasalah tersebut
- Kondisi lingkungan siswa didapatkan
- unsur-unsur dinamis Solusi :
dalam belajar 1. Penggunaan metode
- upaya guru dalam mengajar yang
mengelola kelas. bervariasi dapat
b. Menurut Djamarah dalam meningkatkan
Farihatun (2019) mengemukakan gairah belajar siswa
bahwa penggunaan metode 2. Pembelajaran kimia
mengajar yang bervariasi dengan metode
dapat meningkatkan gairah praktikum dapat
belajar siswa. meningkatkan
c. Menurut penelitian Bahriah, motivasi belajar
E.S. dan Abadi, S.M. (2016) siswa pada materi
motivasi belajar siswa pada ikatan kimia
materi ikatan kimia melalui 3. Materi yang
metode praktikum termasuk diajarkan sebisa
dalam kriteria tinggi. Hal ini mungkin
dapat terlihat dari persentase dikontekstualkan
rata-rata tiap indikator khususnya pada
motivasi belajar yang meliputi materi ikatan kimia
minat belajar dengan 4. Menggunakan
persentase 84,97% (tinggi), LKPD yang menarik
ketekunan dalam belajar untuk
dengan persentase 83,82% meningkatkan
(tinggi), partisipasi dalam kualitas
belajar dengan persentase pembelajaran
89,80% (tinggi), usaha untuk
belajar dengan persentase
85,79% (tinggi), dan besar
perhatian dalam belajar
dengan persentase 77,31%
(tinggi).
d. Priscylyo et al (2019)
menyatakan bahwa LKS
berbasis PBL yang
dikembangkan dapat
meningkatkan minat belajar
siswa dan dapat membantu
siswa untuk belajar secara
mandiri
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah, Guru
BK dan Rekan Guru Sejawat
penyebab rendahnya motivasi
belajar siswa adalah
1. Motivasi belajar siswa
rendah biasanya karena
adanya mas alah keluarga
(BK)
2. Sebisa mungkin
mengaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari
(Kepsek)
3. Melalui metode mengajar
yang berbeda tidak
monoton (Kepsek)
4. Menyiapkan LKPD yang
menarik (Guru Kimia)
2 Rendahnya 1. Kajian Literatur Berdasarkan analisis
literasi dan a) Hasil survei PISA eksplorasi penyebab
kemampuan menunjukkan bahwa siswa di masalah melalui kajian
numerasi siswa Indonesia memiliki literatur dan wawancara
pada materi kompetensi literasi dihasilkan bahwa literasi
Kimia membaca sekitar 70% dan siswa rendah di
termasuk masih pada level Indonesia, masih pada
bawah (OECD, 2018). Selain level bawah faktor yang
itu, keterampilan menyebabkan adalah
matematika dan sains siswa miskonsepsi,
di Indonesia berturut-turut pembelajaran tidak
sekitar 71% dan 60% yang kontekstual permasalah
juga masih pada level bawah tersebut didapatkan
(OECD, 2018) Solusi :
b) Fuadi et al. (2020) faktor- 1. Menggunakan
faktor yang menyebabkan bahan ajar yang
rendahnya literasi sains kontekstual untuk
peserta didik : menarik minat baca
1. pemilihan buku ajar siswa
2. miskonsepsi 2. Adanya pogram
3. pembelajaran yang tidak literasi dari sekolah:
kontekstual membaca sebelum
4. kemampuan membaca memulai
peserta didik pembelajaran
c) Menurut Suryono, S. (2019) 3. Mulai
pembelajaran dengan menggunakan
menggunakan metode Asesmen berbasis
contextual teaching and HOTS
learning dapat
meningkatkan aktivitas
siswa maupun guru selama
kegiatan pembelajaran
berlangsung, dimana rata-rata
aktivitas siswa secara klasikal
adalah 73,66%, aktivitas
kelompok sebesar 88,89%, dan
aktivitas guru selama
mengajar sebesar 90,79%
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah, Guru
BK dan Rekan Guru Sejawat
penyebab rendahnya literasi
dan numerasi siswa adalah
1. Karena efek pandemi anak-
anak ketergantungan
handphone (BK)
2. Harus ada progam literasi
dari sekolah contohnya
membaca buku sebelum
pembelajaran dimulai
(Kepsek)
3. Mengaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari
untuk menarik perhatian
siswa (Guru Kimia)
4. Soal-soal harus sesuai
dengan AKM untuk
meningkatkan
kemampuan literasi dan
numerasi siswa (Kepsek)
3 Pembelajaran 1. Kajian Literatur Berdasarkan analisis
belum berbasis a. Gaya belajarnya. Menurut eksplorasi penyebab
diferensiasi DePorter dan Hernacki masalah melalui kajian
sesuai gaya (2003:112), gaya belajar literatur dan wawancara
belajar siswa adalah kombinasi dari dihasilkan bahwa gaya
menyerap, mengatur, dan belajar masing-masing
mengolah informasi. Gaya siswa bervariasi, guru
belajar tersebut adalah perlu mengetahui gaya
auditori, visual dan kinestetik. belajar masing-masing
b. Wijayanti (2013) menyatakan siswa agar hasil belajar
perlunya mengetahui gaya siswa meningkat, dari
belajar siswa, akan permasalah tersebut
mempermudah guru untuk didapatkan
menyediakan lingkungan Solusi :
yang mendukung dan 1. Guru harus
mempermudah siswa mengetahui gaya
menyerap informasi secara belajar masing-
maksimal. Ada baiknya, masing siswa
selain mengetahui gaya belajar 2. Guru harus
siswa, guru pun harus tahu mengetahui minat
gaya belajar dirinya sendiri dan bakat masing-
agar tidak salah paham masing siswa
menanggapi cara belajar 3. Menerapkan
siswa. strateri
c. Hadi (2022) menyatakan pembelajaran
Strategi pembelajaran berbasis
diferensiasi merupakan diferensiasi untuk
upaya yang dapat dilakukan meningkatkan hasil
guna meningkatakan hasil belajar siswa yang
belajar siswa dengan merata
melakukan pendekatan
kognitif siswa yang heterogen
d. Andini (2016) menyatakan
model pembelajaran
berdiferensiasi ini telah
berdampak meningkatkan
inklusifitas di kelas.
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah dan
Rekan Guru Sejawat mengenai
gaya belajar siswa yang
berbeda adalah
1. karakter masing-masing
peserta didik harus
menjadi perhatian (BK)
2. Kesamarataan hasil belajar
siswa harus diperhatikan
(Kepsek)
3. Siswa istimewa memang
perlu perhatian khusus
jadi guru harus sabar
dalam mengajarinya (BK)
4 Pembelajaran 1. Kajian Literatur Berdasarkan analisis
hanya a. Hutasoit (2021) menyatakan eksplorasi penyebab
konvesional penerapan model masalah melalui kajian
(Teacher Center) pembelajaran TCL hanya literatur dan wawancara
dalam materi berfokus pada bagaimana dihasilkan bahwa metode
pemisahan zat siswa dapat mengikuti pembelajaran teacher
dan campuran pembelajaran yang center kurang
disampaikan guru merupakan memberikan hasil yang
objek yang menilai pekerjaan maksimal hal itu
siswa. Model pembelajaran disebabkan karena siswa
TCL kurang memberikan hanya berfokus pada nilai
hasil yang maksimal terkait tanpa ada belajar secara
dengan penyerapan ilmu dan langsung dari permasalah
pemberian pengalaman secara tersebut didapatkan
langsung serta siswa hanya Solusi :
berfokus pada mencari nilai 1. Metode
b. Attard, A. (2010) pembelajaran
The benefits of scl for the Student center
students involved are many mampu membuat
and varied. Coming into an
academic community possibly siswa belajar
for the first time can shape the mandiri
way students think for the rest 2. Menerapkan metode
of their lives. SCL provides pembelajaran
skills for life, creates berbasis masalah
independent learners and seperti PBL/PJBL
responds to the changing pada materi
and differing needs of pemisahan
individual students. Below is campuran untuk
a list of what such benefits can meningkatkan
include: aktivitas siswa
- Making Students an dalam
Integral Part of the pembelajaran
Academic Community
- An Increased Motivation to
Learn
- Independence and
Responsibility in Learning
- Due Consideration for
Student Need
c. Nurhayati, H. (2011)
menyatakan model
pembelajaran berbasis
masalah dengan metode mini
project dapat (1)
meningkatkan penguasaan
konsep dan keterampilan
sains pada siswa pada topik
pemisahan campuran (2)
pembelajaran bersifat
”student center”. (3) melatih
siswa untuk kerja sama (4)
menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan menarik
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah dan
Rekan Guru Sejawat mengenai
Teacher Center adalah
1. guru hanya sebagai
fasilitator sehingga teacher
center tidak efektif karena
siswa tidak aktif dalam
pembelajaran (Kepsek)
2. metode mengajar yang
berpusat pada siswa bisa
menjadi solusi
pembelajaran (Kepsek)
3. metode pembelajaran
praktikum bisa jadi solusi
untuk meningkatkan
kinerja siswa (Guru Kimia)
4. metode pembelajaran
berbasis masalah menjadi
pilihan yang tepat (Guru
Kimia)

5 Pembelajaran 1. Kajian Literatur Berdasarkan analisis


belum variatif a. Menurut Djamarah dalam eksplorasi penyebab
hanya Farihatun (2019) masalah melalui kajian
menggunakan mengemukakan bahwa literatur dan wawancara
sumber belajar penggunaan metode mengajar dihasilkan bahwa hasil
seadanya yang bervariasi dapat belajar siswa rendah
meningkatkan gairah belajar karena pembelajaran
siswa. belum variatif, sumber
b. Rinaningsih (2021) belajar yang digunakan
menyatakan bahwa Handout seadanya dari permasalah
efektif dalam meningkatkan tersebut didapatkan
prestasi siswa, melalui Solusi :
mekanisme peningkatan 1. Guru harus
pemahaman, literasi dan menggunakan
keterampilan berpikir kritis metode
siswa yang dicapai jika pembelajaran yang
dibandingkan dengan bervariasi
pembelajaran tanpa handout 2. Sumber belajar
c. Suparman (2016) menyatakan yang seadanya
respon siswa LKS berbasis harus disiasati guru
kontekstual pada membantu dengan membuat
untuk mencapai tujuan berbagai sumber
pembelajaran pada materi belajar seperti
koloid LKS tersebut diperoleh handout/LKS/LKP
hasil persentase rata-rata D untuk menunjang
sebesar 77,07% dengan pembelajaran pada
kriteria baik. materi koloid
d. Adelia, R. (2017) menyatakan
LKPD yang dikembangkan
baik digunakan dalam
pembelajaran berbasis
proyek pada materi pokok
materi dan perubahannya
sehingga siswa mendapat
hasil belajar yang baik.
e. Haryani, S. et al (2022)
menyatakan media
pembelajaran bahan ajar
dalam bentuk e-modul korosi
dan e-book Minyak Bumi
terintegrasi konteks
kejuruan yang dikembangkan
memperoleh kriteria sangat
valid secara konstruk dan
memperoleh respon baik dari
siswa.
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah, Guru
BK dan Rekan Guru Sejawat
adalah
1. Siswa itu mudah bosan
ketika hanya
mendengarkan (Guru BK)
2. Pembelajaran yang variatif
sangat diperlukan untuk
meningkatkan hasil
belajar siswa (Kepsek)
3. Pembelajaran variatif
dapat didukung dengan
handout/LKPD yang
kontekstual (Guru Kimia)
4. Sebelum mulai mengajar
guru harus merancang
perangkat pembelajaran
tetapi faktanya bank guru
mengajar dengan spontan
saja(Kepsek)
6 Kurangnya 1. Kajian Literatur Berdasarkan analisis
pemanfaatan a) Nurchailli (2010) menyatakan eksplorasi penyebab
teknologi dalam penggunaan media masalah melalui kajian
menunjang pembelajaran berbasis TI literatur dan wawancara
pembelajaran dalam proses pembelajaran dihasilkan bahwa media
dalam materi kimia dapat meningkatkan belajar berbasis TI dapat
koloid hasil belajar siswa dimana meningkatkan hasil
Med ia pembe lajaran berbasis belajar siswa dan
TI dapat digunakan sebagai perangkat berbasis
sarana untuk melakukan teknologi sangat
kegiatan belajar yang bersifat dibutuhkan untuk
simulasi karena memiliki mencapai tujuan
kemampuan dalam pembelajaran dari
mengintegrasikan komponen permasalah tersebut
warna, suara dan animasi didapatkan
grafik (graphic animation), Solusi :
sehingga mampu 1. Guru harus kreatif
menyampaikan informasi dan dalam
pengetahuan secara lebih memanfaatkan
nyata. teknologi terkini
b) Triwahyudi (2021) 2. Media pembelajaran
menyatakan seluruh siswa berbasis teknologi
membutuhkan sangat efektif untuk
pengembangan perangkat menunjang
pembelajaran yang pembelajaran kimia
mengintegrasikan TPACK khususnya pada
untuk mencapai tujuan materi koloid
pembelajaran khususnya pada
materi kimia
c) Dewi, R.R (2017) menyatakan
n bahwa penggunaan modul
kimia berbasis SETS pada
materi koloid keseluruhan
mendapatkan persentase
sebesar 85,5% (Sangat Baik)
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah dan
Rekan Guru Sejawat mengenai
Teknologi dalam pembelajaran
kimia adalah
1. Sebagai guru harus up to
date dengan teknologi
yang berkembang agar
guru bisa menyiapkan
perangkat sesuai dengan
kondisi terkini (pakar)
2. Teknologi untuk
menunjang pembelajaran
sangat beragam
contohnya PPT interaktif,
video pembelajaran,
aplikasi android apalagi
yang materi kimia sudah
banyak di playstore dan
video animasi (Guru
Kimia)
3. Pemanfaatan teknologi
memang sangat berguna
untuk menunjang
pembelajaran akan tetapi
proyektor di sekolah
hanya dua saja sehingga
harus bergantian (Kepsek)
7 Penyusunan 1. Kajian Literatur Berdasarkan analisis
Asesmen belum a. Abidin (2014) eksplorasi penyebab
sesuai dengan Karakteristik asesmen masalah melalui kajian
capaian diantara- nya adalah literatur dan wawancara
pembelajaran dan generalisasi, hasil pe- dihasilkan bahwa
proses belajar nilaian kinerja harus dapat karakter asesmen harus
siswa digeneralisasikan dengan sesuai dengan
penilaian yang lain, kemampuan siswa, layak
autentik,penilaian harus ekonomis, praktis,
men- cerminkan konteks efisien, berbasis skor dan
kehidupan nyata, banyak ada prosedur penilaian
fokus, dapat mengukur dari permasalah tersebut
berbagai hasil belajar, didapatkan
dapat diterapkan dalam Solusi :
pembelajaran adil, harus 1. Penggunaan
memberikan penilaian asesmen harus
sesuai dengan kemampuan berbasis masalah
siswa, layak, dapat 2. Instrumen asesmen
digunakan karena pengetahuan harus
ekonomis, praktis dan berbasis HOTS
efisien, berbasis skor,
penilaian harus 3. Asesmen diagnostik
menggunakan skor dan harus dilaksanakan
prosedur penilaian masing-masing
b. Zuhaida, A., Haryani, S. guru mapel dalam
Susilaningtyas, E., (20014) kurikulum merdeka
menyatakan bahwa
asesmen metakognisi yang
dikembangkan
berdasarkan indikator-
indikator metakognisi
melalui pembelajaran
berbasis masalah meliputi
asesmen tes essay, kinerja,
sikap dan diri dengan
menggunakan instrumen
tes (soal uraian) serta non
tes (lembar observasi dan
angket). Kedua, hasil
enggunaan asesmen
metakognisi pada
instrumen tes berupa soal
(kategori sedang), asesmen
kinerja dan sikap
menunjukkan hasil
positif dengan level baik
serta keterampilan
metakognisi secara
umum meningkat pada
indikator keterampilan
planning dan evaluasi.
c. Afriani (2018) menyatakan
bahwa instrumen
asesmen pengetahuan
berbasis HOTS pada
materi elektrolit dan non
elektrolit sudah baik dan
dapat digunakan hal ini
dilihat dari nilai
reliabilitas dan daya beda
soal yang memiliki
kategori tinggi
2. Wawancara
Menurut hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah dan
Rekan Guru Sejawat mengenai
penyusunan asesmen adalah
1. Asesmen harus HOTS
untuk membiasakan siswa
(Kepsek)
2. Asesmen harus sesuai
dengan tujuan
pembelajaran dan proses
pembelajaran (pakar)
3. Asesmen diagnostik
diperlukan untuk
kurikulum merdeka (Pakar)
4. Asesmen harus sesuai
dengan materi dan berbasis
HOTS agar siswa tidak
dapat mencari jawabannya
di google (Guru Kimia)

DAFTAR PUSTAKA

Moslem, M.C., Komaro, M., Yayat. 2019. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan


Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Aircraft Drawing Di
SMK. Journal of Mechanical Engineering Education, 6 (2), 258-265.
Farihatun, S,M., Rusdarti. 2019. Keefektifan Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) Terhadap Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar. Economic
Education Analysis Journal, 8 (2). 635-651
Bahriah, E.S. dan Abadi, S.M. 2016.Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia
Melalui Metode Praktikum. Jurnal Kimia dan Pendidikan. 1 (1). 81-87
Suryono, S. 2019. Application Of Contextual Teaching And Learning In The Periodic
System Subyect Of Class X MIPA 3 SMA Negeri 5 Jember. Jurnal Biologi &
Konservasi. 1 (1). 17-21
Rinaningsih. 2022. Efektivitas Handout pada Pembelajaran Kimia dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa. 4(2). 103-111.
Priscylyo, G., Eriani, P., Andromeda. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Problem Based Learning Pada Topik Ikatan Kimia.Jurnal Tadris
Kimiya .(4)1. 1-10
Winata, A., Widiyanti, I.S., Cacik, S.2021.Analisis Kemampuan Numerasi dalam
Pengembangan Soal Asesmen Kemampuan Minimal pada Siswa Kelas XI SMA
untuk menyelesaikan permasalahan science. Jurnal Educatio. 7 (2). 498-508
Husnul Fuadi et al. (2020). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan
Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 108 – 116
De Porter, Bobbi. 2003. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Wijayanti, F.D. 2013. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan
Pembelajaran Di Kelas. Erudio. 2 (1). 7-10
Andini, D.W. 2016. “Differentiated Instruction”: Solusi Pembelajaran Dalam
Keberagaman Siswa Di Kelas Inklusif. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. 2 (3). 340-
349.
Hadi, W. Et Al. 2022. Desain Pembelajaran Diferensiasi Bermuatan Problem Based
Learning (PBL) Mendukung Critical Thinking Skill Siswa Pada Era Kenormalan
Baru Pascapandemi Covid-19. Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia. 11
(1). 56-68
Hutasoit, S.A. 2021. Pembelajaran Teacher Centered Learning (TCL) Dan Project
Based Learning (PBL) Dalam Pengembangan Kinerja Ilmiah Dan Peninjauan
Karakter Siswa, Jurnal Pendidikan Indonesia. 2 (10). 1775-1799.
Attard, angela, et all. 2010. student centred learning, toolkit for students staffs, and
higher education institution. education international and the european student
union, brussel, belgia,
Nurhayati, Heni. 2011. Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Metode Mini Project
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains
Siswa Pada Topik Pemisahan Campuran. S2 thesis, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Suparman. 2018. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Berbasis Kontekstual
Pada Materi Koloid. UIN Syarif Hidayatullah FKIP
Adelia, R. et al. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Kimia
Menggunakan Pendekatan Project Based Learning Di SMK Negeri 1
Balikpapan. FKIP : Universitas Mulawarman
Triwahyudi, S. et al. 2021 Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis TPACK
pada materi kimia SMA. Chempublish Journal. 6 (1).) 46-53
Nurchaili. 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dalam
Proses Pembelajaran Kimia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa .Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaa. 16 (6). 648-658
Dewi, R.R. 2017. Pengembangan modul pembelajaran berbasus SETS (Science,
Environment, Technology, and Society pada Materi Koloid. UIN Syarif Hidayatullah
Jalkarta
Haryani, S. et al. 2022. Penyusunan Bahan Ajar SMK Terintegrasi Konteks Kejuruan
pada Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 16 (2). 130-137
Zuhaida, A., Haryani, S. Susilaningtyas, E. 2014. Penyusunan Asesmen Metakognisi
Calon Guru Kimia Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan
Sains. 2(1)
Afriani et al. 2018. Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Berbasis HOTS
pada Materi Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal pendidikan dan Pembelajaran
Kimia. 7(2)

Anda mungkin juga menyukai