Anda di halaman 1dari 102

FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

MODUL II Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan BBL


ADAPTASI ANATOMI DAN FISIOLOGI DALAM KELAHIRAN
DAN PERSALINAN

Ditulis Oleh :
Julietta Hutabarat, S.Psi,

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2022/2023
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Lembar Pengesahaan

1. Mata Kuliah : Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas & BBL


2. Kode Mata Kuliah : 6.204
3. Judul Modul : Adaptasi Anatomi & Fisiologi
dalam kelahiran dan persalinan
4. Penyusun Modul : Julietta Hutabarat, S.Psi, M.Keb
5. Penempatan : Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan
Semester II
Disahkan dan digunakan bagi kalangan sendiri

Medan, Januari 2023

Ketua Jurusan kebidanan Penulis


Medan

Arihta Sembiring SST, M.Kes Julietta Hutabarat, S.Psi, M.Keb.


NIP : 197002113199803200 NIP: 196707201989032002

Mengetahui

Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan

RR.Sri Arini Winarti


Rinawati,SKM.M.Kep NIP :
196711101993032002

Page 2
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN


KEBIDANAN MEDAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

VISI

Menghasilkan lulusan bidan profesionalisme dalam asuhan kebidanan


komprehensif yang unggul dalam hypnotherapy kebidanan.

MISI

Untuk mewujudkan visi keilmuan tersebut dirumuskan misi yang akan


dikerjakan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan kebidanan dengan mengikuti
perkembangan IPTEK kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian kebidanan untuk mengembangkankeilmuan
kebidanan.

3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip


pemberdayaan keluarga.

4. Mengembangkan pelayanan kebidanan dengan unggulan


hypnotherapydalam asuhan kebidanan

Page 3
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Modul Bahan Ajar untuk mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul
Bahan Ajar ini dibuat sebagai pedoman dalam mempelajari teori mata kuliah
Fisiologi kehamilan, persalinan, nnifas, dan BBL khususnya tentang materi
“Adaptasi Anatomi dan Fisiologi dalam Persalinan, Hormon yang Berpengaruh
dalam Proses Persalinan, Mekanisme Persalinan Vertex, Fetal Postioning dan
Fetal Skull, Mekanisme Persalinan Berdasarkan Konsep Teori, Mekanisme
Persalinan Presentase Muka (Mento Anterior Kiri) dan Fisiologi dan Fungsi Nyeri
Pada Persalinan’.

Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan modul bahan ajar ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Medan, Januari 2023

Page 4
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................2
VISI MISI................................................................................................................3
KATA PENGANTAR............................................................................................4
DATAR ISI..............................................................................................................5
KEGIATAN BELAJAR I......................................................................................7
A. Pengertian Adaptasi Persalinan.....................................................................7
B. Adaptasi Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi.....................................9
C. Adaptasi Fetus dalam Persalinan................................................................20
KEGIATAN BELAJAR II..................................................................................28
A. Hormon yang berpengaruh dalam proses persalinan..................................28
B. Defenisi Hormon.........................................................................................29
C. Jenis-jenis Hormon yang berpengaruh dalam persalinan...........................29
D. Kontraksi dalam persalinan.........................................................................31
KEGIATAN BELAJAR III.................................................................................33
A. Pengertian Mekanisme persalinan..............................................................33
B. Presentasi Verteks.......................................................................................34
C. Mekanisme Persalinan Presentasi Vertex (oksiput anterior)......................34
D. Mekanisme Persalinan Presentasi Vertex (oksiput posterior).....................45
KEGIATAN BELAJAR IV................................................................................47
A. Fetal Positioning dan Fetal Skull................................................................47
B. Presentasi Janin...........................................................................................49
KEGIATAN BELAJAR V..................................................................................58
A. Pengertian Presentasi Bokong.....................................................................58
B. Mekanisme Persalinan Presentasi Bokong.................................................59
C. Mekanisme Persalinan Presentasi Bokong (sakrum anterior kiri)..............61
D. Pertolongan Persalinan pada presentasi bokong.........................................65
E. Angka Persalinan Presentasi Bokong..........................................................66

Page 5
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR VI................................................................................67


A. Defenisi Presentasi Muka............................................................................67
B. Cara Mendiagnosa Letak Muka..................................................................68
C. Diagnosisi Kedudukan Left Mento Anterior..............................................68
D. Mekanisme Persalinan Left Mento Anterior...............................................69
E. Etiologi Presentasi Muka............................................................................72
F. Defenisi Nyeri Persalinan............................................................................73
G. Fisiologi dan Fungsi Nyeri Persalinan.........................................................74
H. Komponen Fisiologi Nyeri Persalinan.........................................................75
I. Klasifikasi Nyeri Persalinan.........................................................................76
RANGKUMAN.....................................................................................................77
TUGAS MANDIRI...............................................................................................80
KUNCI JAWABAN.............................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................93

Page 6
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR I

ADAPTASI ANATOMI DAN FISIOLOGI


ORGAN REPROSUKSI DAN ADAPTASI FETUS
DALAM Fisiologis dalam
1.Perubahan
Persalinan PERSALINAN

A. Pengertian Adaptasi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau bukan jalan
lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Mochtar, 2022). Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks, hingga janin turun ke dalamjalan
lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban didorong keluar melaluijalan
lahir (Annisa, dkk. 2021). Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap abnormal jika prosesnya terjadi pada
usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai dengan penyulit.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir (Annisa, dkk. 2021). Persalinan normal adalah pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau
persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepalPersalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai purta) sejak uterus
berkontraksi dan menychublan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahinya plasenta secara lengkap. Ibu belum imparta jika kontraksi
terus tidak mengakibatkan perubahan serviks (Marmi, 2022) tanpa melalui alat-alat
atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam .

Page 7
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai


secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama
proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 24 minggu lengkap. Setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Definisi persalinan menurun Helen Varne adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan aterem (bukan Prematur atau postmatur), mempunyai onset yang spontan
(tidak diinduksi), tidak lebih dari 24 jam sejak saat awitanya (bukan partus presipitatus
atau partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi vertex (puncak
kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artificial
(seperti Forceps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat), dan
mencakup kelahiran plasenta yang normal.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persalinan
merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan
lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau bukan jalan lahir, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) kemudian berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum masuk tahap inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks

Page 8
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

B. Adaptasi Anatomi dan Fisiologi


Organ Reproduksi Dalam Persalinan

a. Sistem Reproduksi
Organ genital wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu genital interna dan genital
eksterna. Arteri pudendi yang merupakan cabang arteria femoralis memberikan vaskularisasi
ke genital eksterna. Sebagian drainasenya menuju ke limfonodi inguinalis dan sebagian ke
limfonodi iliaka eksterna. Cabang nervus pudendus dan nervus perinealis memberikan
invervasi ke vulva. Alat reproduksi dalamwanita terdiri atas ovarium, saluran reproduksi,
uterus dan vagina.Genetalia Eksterna

Struktur reproduksi genetalia eksterna secara kolektif disebut sebagai vulva yang
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, kelenjar bartholini dan klitoris. Vulva
terbagi menjadi sepertigabagian bawah vagina, klitoris dan labia.Secara umum organ-organ
genetalia eksternal memiliki tiga fungsi yaitu:
1. Memungkinkan sperma masuk kedalam tubuh
2. Melindungi organ genetalia interna dari infeksi mikroorganisme
3. Sebagai organ dalam persetubuhan/intercourse Berikut adalah bagian-bagian dari genetalia
eksterna wanita:

1. Mons Veneris/Mons Pubis

Merupakan bagian yang terletak di anterior, terdiri dari jaringan lemak, menonjol di
atas simpisis pubis dan setelah pubertas ditutupi olch rambut publis yang kasar dan keriting
karena folikel rambut sangat oblik. Mons pubis berbentuk segitiga terbalik, memanjang dari
bagian atas garis rambutpubis ke bawah, meluas dari bagian atas garis rambut kemaluan ke
klitoris. Mons pubis berfungsi sebagai bantalan sewaktu berhubungan seksual. Selain itu
mons pubis mengandung kelenjar yang mensekresi feromon, suatu substansi zat yang terlibat
dalam ketertarikan seksual. Lapisan lemak di bagian anterior simfisis os pubis dan ditutupi
oleh kulit. Pada masa pubertas daerah ini ditumbuhi rambut pubis

Page 9
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

2. Labia Mayora

Dua lipatan bulat besar dari jaringan lemak yang tertutup oleh kulit yang bertemu di
depan mons pubis dan merupakan lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan
belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada
pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Pada bagian bawah
perineum, labia mayora menyatu (padakomisura postererior). Pada saat kedua labia mayora
berjalan ke belakang ke arah anus, kedua labia menjadi lebih datar dan menuju ke depan
korpus perinalis. Permukaan sebelah dalam labia mayora halus dan mengandung kelenjar
keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea)sedangkan permukaan
luarnya setelah pubertas akan tertutup oleh rambut
Labia mayora terdiri dari jaringan lemak, mengandung keringat dan kelenjar sebasea
yang menghasilkan sekresi lubrikasi/pelumas. Labin mayora menutupi dan melindungi celah
urogenital. Selama pubertas. rambut pubis muncul pada labia mayora. Bagian labia mayora
bertema ke bawah ke belakang membentuk komissura posterior (frenulum). 3. Labia minora
Merupakan dua lipatan berwarna merah muda yang lebih kecil dibanding labia
mayora dan lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut
tetapi mengandung sejumlah glandula sudorifera dan glandula sebasea. Labia mayora terletak
memanjang di bagian dalam labia mayora. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos, dan
ujung serabut saraf. Daerahyang ditutupi labia minora disebut vestibulum. Masingmasing
labia minora terbagi menjadi dua lipatan di bagian anterior.

Lipatan bagian atas mengelilingi klitoris dan berbentuk untuk membentuk prepusium.
Dua lipatan bagian bawah melekat pada permukaan bawah klitoris disebut frenulum.
Sedangkan fossa vestibula vaginae (fourchette) merupakan lipatan tipis yang terbentuk dan
terletak dibawah posterior kedua labia minora, yang dapat mengalami robekan pada
terjadinya robekan perineum saat melahirkan
3. Klitoris

Merupakan struktur terkecil yang sangat sensitif dan erektil, terletak di dalam lipatan
prepusiumdan frenulum. Terdiri atas kaput/glans klitoridis yang terletak di bagian superior
dan korpus klitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Bagian ini homolog
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada klitoris dan di
klitoris tidak terdapat uretra. Banyak terdapatpembuluh darah dan ujung serabut saraf
sehingga sangat sensitif

Page 10
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

4. Hymen dan introitus vagina

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaituselaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang
kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, klibiformis,
septum, atau fimbriae. Akibat koitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang
menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk hymen
postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek
yang tampak pada wanita yang pernah melahirkan (para). Hymen yang abnormal, misalnya
primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genetalia interna.

5. Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri atas mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, hymen, vestibulum, orifisium uretra eksternum, serta
kelenjar-kelenjar pada dinding vaginaSecara kolektif genetalia eksterna disebut vulva.
Berbentuk lonjong. vulva melindungi organ-organ genetalia eksterna. Vulva pada bagian
anterior dibatasi oleh klitoris, lateral labia minora dan dorsal olch perineum. Bagian
vestibulum dikelilingi oleh introitus vagina (vaginal opening), meatus uretra. Di Dalam vulva
terdapat beberapa muara yaitu 2 muara kelenjar bartholini dekat dengan fourchette dan 2
kelenjar skene dekat meatus uretra.Pada saat ada stimulasi/rangsangan, kelenjar Bartholins
akan mengeluarkan cairan kental sebagai bahan pelumas/lubrikasi pada saat hubungan
seksual sehingga meminimalkan rasa nyeri sedangkan kelenjar skene ini homolog dengan
kelenjar prostat pada pria.
6. Perineum

Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (muskulus levator ani, muskulus koksigis) dan diafragma urogenitalis (muskulus
perinealis transversus profunda, muskulus konstriktor uretra). Perineal body adalah raphe
median muskulus levator ani, antaraanus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan,
kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

Page 11
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

2. Genetalia Interna
Organ genetalia internal membentuk jalur (saluran genital) yang terdiri dari: Vagina,
Uterus, Tuba Faloppi dan Ovarium. Secara umum organ-organ genetalia internal memiliki
fungsi yaitu:
1. Sebagai organ dalam persetubuhan/intercourse

2. Saluran jalan lahir / birth canal

3. Tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio dan fetus

4. Tempat fertilisasi/pembuahan

5. Produksi dan pelepasan sel telur & hormon

Berikut adalah bagian-bagian dari genetalia internal wanita:


1. Vagina

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi serviks uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral, terletak antara kandung kemih dan
rektum. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dinding depan
vagina (9 cm) lebih pendek dari dinding belakang (11 cm). Dilapisi epitel skuamosa berlapis,
yang berubah mengikuti siklus haid.Fungsi vagina yaitu untuk mengeluarkan ekskresi uterus
pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi(persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas
dalam secara klinis yaitu forniks anterior, posterior, dan lateralis di sekitar serviks uteri. Titik
Grayenbergh (G-Spot) merupakan titik daerah sensorik di sekitar anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal. Pada dinding vagina terdapat lipatan-
lipatan yang berjalan sirkuler yang disebut dengan rugae, terutama pada bagian bawah vagina.
Setelah melahirkan rugae akan menghilang.Walaupun terdapat lendir vagina, selaput ini tidak
mempunyai kelenjar sama sekali sehingga tidak dapatmenghasilkan lendir, mungkin lebih
baik disebut kulit.Ke dalam puncak vagina menonjol ujung serviks yang disebut porsio. Oleh
porsio, puncak vagina dibagi dalam empat kuadran yaitu forniks anterior, forniks posterior,
serta forniks lateral kanandan kiri. Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung
glikogen. Glikogen ini menghasilkan asamsusu karena adanya basil. Basil deoderlin membuat
vagina mempunyai sifat asam dengan pH 4,5 dan hal ini memberikan proteksi terhadap invasi
kuman.. Vagina terkait erat dengan banyak organ di daerahpelvis/panggul. Terletak obliq
membentuk sudut 450 dibatasi oleh:

Page 12
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

a. Bagian anterior: Vesika urinaria dan uretra


b. Bagian posterior: Rectouterine pouch, rectum, anus

c. Bagian lateral: Ureter dan musculus levator aniFisiologi vagina adalah:

a. Sebagai saluran keluarnya darah haid dan lender uterus

b. Sebagai tempat persetubuhan / coitus, menahan penis selama hubungan seksual

c. Menyimpan semen/sperma untuk sementara waktu

d. Sebagai jalan lahir persalinan

2. Korpus Uteri

Korpus uteri terdiri atas lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteridi intraabdomen (paling luar), lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga
lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman, dan sirkular) (tengah), serta
lapisan endometrium yangmelapisi dinding kavum uteri (dalam), menebal dan runtuh sesuai
siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi korpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesika urinaria. Proporsi ukuran korpus terhadap isthmus dan serviks uterus. Panjang
korpus uteri terhadap serviks uteri berbeda-beda. Pada anak-anak, panjang korpus uteri
setengah dari panjangnya serviks uteri, pada gadis remaja sama panjangnya dengan serviks
uteri, pada multipara korpus uteri dua kalipanjang serviks uteri
3. Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Dalam
keadaantidak hamil, uterus terdapat dalam ruangan uterus pelvis minor di antara vesika
urinaria dan rektum. Permukaannya belakangnya sebagian besar tertutup oleh peritoneum
sedangkan permukaan depan hanya di bagian atasnya saja yang tertutupi. Bagian bawah dari
permukaan depan melekat pada dindingbelakang vesika urinaria. Selama kehamilan berfungsi
sebagai tempat implantasi, retensi, dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya
kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus,isi konsepsi dikeluarkan.
Uterus merupakan alat yang berongga, berbentuk seperti bola lampu yang gepeng.
Bentuk danukuran uterus sangat berbedabeda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan
anak atau belum. Panjang uterus pada anak-anak 2-3 cm, pada nullipara 6-8 cm, pada
multipara 8-9 cm. Uterus terdiri atas korpus, fundus, kornu, isthmus, dan serviks uteri.
Bagiankorpus uteri di antara kedua pangkal tubadisebut fundus uteri (dasar rahim). Tepi
kanan dan tepi kiri tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan parametrium
kanan atau kiri.

Page 13
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Kavum uteri (rongga rahim) berbentuk segitiga dan lebar di daerah fundus serta sempit ke
arah serviks. Sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur (tuba Fallopii) dan
sebelah bawah dengan saluran leher rahim (kanalis servikalis)
4. Serviks Uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri atas pars vaginalis (berbatasan/ menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Serviks terdiri dari tiga komponen utama yaitu otot
polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin), dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dan lubang ostium uteri eksternum (luar,
arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum
(dalam, arah kavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium eksternum bulat kecil,
tetapi setelah memiliki riwayat melahirkan (primipara/multigravida) akan berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina iskiadika. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya
karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida, dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid

B. Adaptasi Organ Reproduksi Wanita Dalam Persalinan


1) Uterus

Pada saat persalinan, uterus terjadi perubahan, antara lain: Kontraksi uterus yang
dimulai darifundus uteri dan menyebar ke depan dan ke bawah abdomen. Miometrium secara
aktif berkontraksi untuk menimbulkan dilatasi serviks dan mendorong turunnya janin,
sedangkan serviks melunak dan membuka. Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium
berkontraksi dan berelaksasi seperti otot pada umumnya. pada saat otot retraksi, tidak akan
kembali ke ukuran semula tapi berubah ukuran yanglebih pendek secara progesif.
Dengan perubahan bentuk otot uterus saat proses kontraksi, relaksasi dan retraksi
maka cavumuteri lama kelamaan menjadi semakin
1. mengecil. Proses ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan janin turun ke pelviks.
2. Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR). Selama memasuki faseaktif,
uterus berubah menjadi dua bagian yang berbeda. yaitu Segmen Atas Rahim (SAR) dan
Segmen Bawah Rahim (SBR).

Page 14
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan maju,
dibentuk oleh corpus uteri. Segmen bawah analog dengan istmus yang melebar dan menipis
panjangnya kira-kira8-10 cm. Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika umur
kehamilan tua dan kemudian menipis sekali pada saat proses persalinan. Jadi secara singkat
segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen
bawah dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan
teregang yang akan dilalui bayi
Gambar 1.1 Perubahan Bentuk Uterus

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Pada gambar 1.1 pada gambar yang pertama menunjukkan bentuk uterus sebelum
hamil, padagambar yang kedua menunjukkan bentuk uterus pada saat kehamilan aterm, pada
gambar yang ketiga menunjukkan bentuk uterus pada persalinan kala I, pada gambar yang
keempat menunjukkan bentuk uterus pada persalinan kala II, pada gambar kelima
menunjukkan bentuk uterus abnormal dengan lingkaran bandl.
1) Lochea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari decidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Campuran antara darah dan decidua tersebut dinamakan Lochea, yang biasanya berwarna
merah muda atau putih pucat. Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari
pada kondisi asamyang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau yang amis meskipun
tidak terlalu menyengatdan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret mikroskopik
lochea terdiri dari eritrosit, peluruhan decidua, sel epitel dan bakteri. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi. Pengeluaran Lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan
warnanya, antara lain

Page 15
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

1) Lochia Rubra/ merah (kruenta) muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum.
Warnanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabutdari
decidua dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisamekoneum
dan sisa darah.
2) Lochia Sanguinolenta muncul pada hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum. Cairan berwarna
merah kecoklatan dan berlendir.
3) Lochia Serosa muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 postpartum. Warnanya kekuninganatau
kecoklatan. Terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit
dan robekan laserasi plasenta.
4) Lochia Alba berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum. Warnanya lebih pucat, putih
kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviksdan serabut jaringan
yang mati. Lochea rubra yang menetap pada awal periode postpartum menunjukkan adanya
perdarahan postpartum sekunder yang mungkin disebabkan tertinggalnya sisa/selaput
plasenta. Lochia serosa/alba yang berlanjut bisa menandakan adanya endometritis, terutama
jika disertai demam, rasa sakit atau nyeri tekan pada abdomen. Bila pengeluaran Lochia tidak
lancar maka disebut lochiastasis. Kalau Lochia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada
kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang
sering disebabkan retroflexio uteri. Lochia mempunyai suatu karakteristik bau yang tidak
sama dengan secret menstrual. Bau yang paling kuat pada Lochia serosa harus dibedakan
dengan bau yang menandakan infeksi. Lochia disekresikan dengan jumlah banyak pada awal
jam postpartum yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lochia rubra,
sejumlah kecil sebagai lochia serosa dan sejumlah lebih sedikit lagi lochia alba.Umumnya
jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum berada dalam posisi berbaring daripada
berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagianatas saat wanita dalam
posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri.Total jumlah rata-rata
pembuangan lochia kira-kira 8 hingga 9 oz atau sekitar 240 hingga 270 ml.
3) Serviks.
Selama proses persalinan serviks mengalami 2 perubahan yaitu :
1) Penipisan Serviks (effacement)
Penipisan serviks adalah pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula berupa
sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan
pinggiryang tipis. Penipisan serviks disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat
fundaldominan sehingga seolah-olah serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan
menjaditipis.

Page 16
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Batas antara segmen atas dan bawah (retraction ring) menjadi arah tarikan ke atas
sehingga seolah- olah batas ini letaknya bergeser ke atas. Serviks terangkat keatas
karena terjadipemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah
rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang
tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap. Pada kehamilan aterm
pertama, effacement biasanyaterjadi lebih dahulu daripada dilatasi. Pada kehamilan
berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan.
2) Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari penipisan serviks. Dilatasi serviks ialah
pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengandiameter
beberapa milliliter menjadi lubang yang dapat dilalui bayi, kira-kira 10 cm. Faktor-
faktor yang menyebabkan pembukaan serviks ialah Daya tarikan otot- otot serviks
menarik pada pinggir ostium secara terus- menerus saat uterus berkontraksi, waktu
berkontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi uterus terutama oleh
air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks, waktu kontraksi, bagian dari
selaput yang terdapat di atas canalis cervicalis ialah yang disebut ketuban, menonjol
ke dalam canalis cervicalis, dan membukanya.
Gambar 1.2 Proses dilatasi serviks

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan membran dari daerah ostium uteri
interna dengan sedikit perdarahan serta menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau
operculum. Pengeluaran lendir dan darah ini disebut sebagai bloody show yang
mengidikasikan telah dimulainya proses persalinan.

Page 17
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang terdapat


pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk
ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga seolaholah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk
semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena banyak pembuluh
darah. Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-
pinggirnya tidak
rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama
hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas
dari canalis cervikalis. Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang mengakibatkan serviks
memanjang . Karena hyperplasia dan retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh.
Ostium externum tidak serupa dengan keadaan sebelum hamil, pada umumnya lebih besar
dan tetap ada retakan danrobekan pada pinggirnya.

4) Vulva dan Vagina.


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
prosesmelahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.
Kondisi vagina setelah persalinan akan tetap terbuka lebar, ada kecenderungan vagina
mengalami bengkak dan memar serta nampak ada celah antara introitus vagina. Tonus otot
vaginaakan kembali pada keadaan semula dengan tidak ada pembengkakan dan celah vagina
tidak lebar pada minggu 1-2 hari pertama postpartum. Pada minggu ketiga postpartum rugae
vagina mulai pulih menyebabkan ukuran vagina menjadi lebih kecil. Dinding vagina menjadi
lebih lunak serta lebih besar dari biasanya sehingga ruang vagina akan sedikit lebih besar dari
keadaan sebelum melahirkan. Vagina yang bengkak atau memar dapat juga diakibatkan oleh
trauma karena proses keluarnya kepala bayi atau trauma persalinan lainnya jika menggunakan
instrument seperti vakumatau forceps Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalamvagina secara berangsur- angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.
5) Perineum
Perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada
keadaan sebelum melahirkan.

Page 18
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Perineum pada saat proses persalinan ditekan oleh kepala janin, sehingga perineum
menjadikendur dan teregang. Tonus otot perineum akan pulih pada hari kelima postpartum
meskipun masih
kendur dibandingkan keadaan sebelum hamil. Meskipun perineum tetap intack/utuh tidak
terjadi robekan saat melahirkan bayi, ibu tetap merasa memar pada perineum dan vagina pada
beberapa hari pertama persalinan. Ibu mungkin merasa malu untuk membuka perineumnya
untuk diperiksa oleh bidan, kecuali jika ada indikasi klinis. Bidan harus memberikan asuhan
dengan memperhatikanteknik asepsis dan antisepsis dan lakukan investigasi jika terdapat
nyeri perineum yang dialami. Perineum yang mengalami robekan atau dilakukan episiotomy
dan dijahit perlu diperiksa keadaannya minimal satu minggu setelah persalinan
Gambar 1.3 Perubahan bentuk parenium yang mengalami perobekan

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Gambar diatas merupakan bentuk parineum yang mengalami robekan pasca persalinan
yang terjadi karena vagina tidak meregang atau ketika kepala bayi terlalu besar untuk
diregangkanoleh vagina.
6) Payudara
Pembesaran payudara sebagai respons terhadap peningkatan kadar estrogen dan
progesteron. Puting dan areola menjadi lebih berpigmen, areola meluas melampaui areola
primer, terbentuk warna merah sekunder pada areola dan puting menjadi lebih ereksi.
Hipertrofi kelenjar sebaceous (minyak) yang muncul pada areola primer disebut Montgomery
tubercles dapat dilihat di sekitar puting susu.
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
 Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolaktinsetelah
persalinan.

Page 19
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

 Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-
3 setelah persalinan.
 Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

C. Adaptasi Fetus dalam Persalinan

Persalinan menimbulkan dampak besar pada janin dan penting untuk membantu
janin beradaptasi ke kehidupan ekstrauterus . Efek persalinan pada janin perlu
dipahami untuk membedakan antara respons normal sehat dan distres janin. Stres
persalinan secara refleks menyebabkan peningkatan kadar katekolamin ibu jauh di atas
kadar yang ditemukan pada wanita tidak hamil atau wanita hamil sebelum persalinan.
Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah
posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah aliran darah tali pusat kebanyakan apabila
janinyang sehat mampu mengompensasi stres ini,biasanya aliran darah tali pusat tidak
tergangguoleh kontraksi uterus atau posisi janin. Persalinan mendorong permbersihan
cairan paru janin. Takipnea transien, yang disebabkan oleh sisa cairan paru, lebih
sering pada bayi yanglahir dengan seksio sesarea elektif daripada mereka yang
dilahirkan pervaginam.
Penekanan dada secara mekanis akan menyebabkan keluarnya sejumlah kecil
cairan. Keadaan janin tidur tenang dan janin tidur aktif mendominasi sebelum
persalinan. Pada kala II persalinan, lama siklus perilaku menurun, hal ini berkaitan
dengan keseluruhanrangsangan sensorik dan penekanan kepala yang terjadi selama
tahap persalinan
1. Perubahan Pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem yang paling tertantang ketika perubahan dari
lingkungan intrauterine ke lingkungan ekstrauterine, bayi baru lahir harus segera mulai
bernafas begitu lahir ke dunia. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin
sebelum bayi lahir adalah plasenta Janin mengembangkan otot-otot yang diperlukan
untuk bernafas dan menunjukkan gerakan bernafas sepanjang trimester kedua dan
ketiga.Alveoli berkembang sepanjang gestasi, begitu juga dengan kemampuan janin
untukmenghasilkan surfaktan. fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada
tempat pertemuan antara udara- alveoli.

Page 20
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Ruang interstitial sangat tipis sehingga memungkinkan kontak maksimum


antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.

Janin cukup bulan mengalami penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum
persalinan dan selama persalinan. Itu terjadi sebagai respons terhadap peningkatan
homonstress dan terhadap peningkatan protein plasma yang bersirkulasi. Pada saat
lahir hingga 35% cairan paru janin hilang. Terdapat peristiwa-peristiwa biokimia,
seperti hipoksia relatif di akhir persalinan dan stimulus fisik terhadap neonates seperti
udara dingin, nyeri,cahaya, yang menyebabkan perangsangan pusat pernafasan.
Upaya mengambil nafas pertama dapat sedikit dibantu dengan penekanan
toraks yang terjadi pada menit-menit terakhir kehidupan janin. Tekanan yang tinggi
pada toraks ketika janin melalui vagina tiba-tiba hilang ketika bayi lahir. Cairan yang
mengisi mulut dan trakea keluar sebagian dan udara mulai mengisi saluran trakea.
Beberapa perubahan fisiologis pada transisi fetal neonatal antara lain adalah:
a. Sebelum lahir, paru terisi cairan dan oksigen yang dipasok oleh plasenta. Pembuluh darah
yang memasok dan mengaliri paru mengalami kontraksi sehingga sebagian besar darah dari
sisi kanan jantung melewati paru danmengalir melalui duktus arteriosus menuju aorta
b. Sesaat sebelum lahir dan selama persalinan, produksi cairan paru berkurang c. Selama
menuruni jalan lahir, dada bayi tertekan dan sejumlah cairan paru keluarmelalui trakea
c. Sejumlah rangsangan (stimulus) baik yang bersifat termal, kimiawi, maupun taktil memulai
terjadinya pernafasan
d. Tarikan nafas pertama biasanya terjadi dalam beberapa detik pascalahir. Tekanan intratoraks
yang tinggi diperlukan untuk mencapai hal ini, sebagian besar cairan paru terserap ke dalam
aliran darah atau limfatik dalam beberapa menit setelah lahir
e. Pengisian udara ke dalam paru disertai dengan peningkatan tegangan oksigen arterial, aliran
darah arteri pulmonalis meningkat dan resistensi vaskuler pulmonal kemudian turun
f. Penjepitan tali pusat menghilangkan sirkulasi plasenta yang memiliki resistensi rendah.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer dan peningkatan tekanan
darah sistemik
g. Terdapat penutupan fungsional duktus arteriosus akibat penurunan resistensi vascular
pulmonal dan peningkatan resistensi vaskular sistemik

Page 21
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

2. Perubahan Sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem.
Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan
menyebabkanterjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi- reaksi ini
dilengkapi dengan reaksi- reaksi yang terjadi dalam paru sebagairespons
terhadap tarikannafas pertama.
Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem bertekanan
rendah. Karena paru adalah organ tertutup yang berisi cairan, paru
memerlukanaliran darah yang minimal. Sebagian besar darah janin yang
teroksigenasi melalui paru dan malah mengalir melalui lubang antara atrium
kanan dan kiriyang disebut foramen ovale. Darah yang kaya akan oksigen ini
kemudian secara istimewa mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.
Karena tali pusatdiklem, sistem bertekanan rendah yang ada pada unit janin-
plasenta terputus.Sistem sirkulasi bayi baru lahirsekarang merupakan sistem
sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi, dan berdiri sendiri. Efek yangsegera
terjadi setelah tali pusat diklem adalah peningkatan tahanan pembuluh darah
sistemik (systemic vascular resistence).
Peningkatan ini terjadi pada waktu yang bersamaan dengan tarikan
nafas pertama BBL.Oksigen dari nafas pertama tersebut menyebabkan
sistem pembuluh darah paru relaksasi dan terbuka. Paru sekarang menjadi
sistem yang bertekanan rendah. Kombinasi tekanan yang meningkat dalam
sirkulasi sistemik, tetapi menurun dalam sirkulasi paru menyebabkan
perubahan tekanan aliran darah dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan
aliran darah di sisikiri jantung menyebabkan foramen ovale menutup.
Duktus arteriosus, yang mengalirkan darah plasenta teroksigenasi ke
otak dalam kehidupan janin. sekarang tidak lagi diperlukan. Dalam 48 jam
duktus itu mengecil dan secarafungsional menutup akibat penurunan kadar
prostaglandin E2 yang sebelumnya disuplai oleh plasenta Darah
teroksigenasi ini yang sekarang secara rutin mengalir melalui duktus
arteriosus, juga menyebabkan duktus itu mengecil.

Page 22
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Akibat perubahan dalam tahanan sistemik dan paru, dan penutupan


pintu duktusarteriosus serta foramen ovale melengkapi perubahan radikal
pada anatomi dan fisiologi jantung. Darah yang tidak kaya oksigen masuk ke
jantung neonates, menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru dan
dipompa ke semua jaringan tubuh lainnya.
3. Termoregulasi dan adaptasi fisiologi sistem metabolisme
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena
perubahan suhu lingkungan. Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi
sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi
0,60C dari pada suhu ibu. Pada saat lahir , faktor yang berperan dalam
kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi area permukaantubuh bayi
baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulsi lemak subkutan, dan derajat
fleksiotot.
Pasca lahir, neonatus harus menyesuaikan terhadap lingkungan dengan suhu
yang lebih rendah. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap hipotermi karena:
a. Memiliki area permukaan tubuh yang relatif besar dibandingkan massanya,
sehingga terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan panas (yang
berhubungan dengan massa), dengan kehilangan panas (yang berhubungan dengan
luas permukaan tubuh)
b. Memiliki kulit yang tipis dan permeabel terhadap panas
c. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (penahan panas)
d. Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas, karena
bergantung pada thermogenesis tanpa menggigil dengan menggunakan jaringan
adiposa (lemak) bentuk khusus yaitu lemak coklat (the brown fat).
e. Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan respons simpatis yang sangat
buruk. menggigil hanya terjadi pada suhu kurang dari 160C pada bayi aterm dan
tidak terjadipada bayi prematur sampai usia 2 minggu.
f. Bayi prematur tidak dapat meringkuk untuk mengurangi terpajannya kulit. Bahaya
yang dapat ditimbulkan dari hipotermi adalah peningktana konsumsi oksigen dan

g. energi sehingga menyebabkan hipoksia, asidosis metabolik, dan hipoglikemia,


apnea, cedera dingin pada neonatus, berkurangnya koagulabilitas darah, kegagalan
untuk menambah berat badan, dan meningkatkan kematian bayi baru lahir.

Page 23
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

4. Perubahan pada sistem Hematologi


Pada janin, tekanan oksigen rendah. Untuk mengkompensasi hal ini,
hemoglobin fetal (Hb F) memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan Hb F ini
memiliki afinitas terhadapoksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan
hemoglobin dewasa (Hb A). Oleh karena itu, saat lahir konsentrasi Hb jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan saat dewasa. Hb juga dipengaruhi oleh
waktu penjepitan tali pusat pada saat lahir dan posisi bayi relatif terhadap
plasenta. Jika tali pusat langsung dijepit. Hb akan lebih rendah jika
dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan transfuse plasental akibat
penjepitan yang terlambat dan dengan bayi diletakkan lebih rendah daari
plasenta Untuk saat ini salah satu perawataan rutin pada BBL adalah
pemberian vitamin K sebagai profilaksis terhadap penyakit perdarahan pada
BBL. Vitamin K dapat diberikan dalam dosis besar tunggal melalui injeksi
intramuscular yang memberikan pencegahan yang dapatdipercaya. Vitamin
K dapat membantu sintesis protrombin di hepar bayi sehingga dapat
mengurangi manifestasi perdarahan kulit yang umumnya terjadi pada BBL.
5. Perubahan Pada Sistem Castrointestinal Sistem gastrointestinal

pada bayi baru lahir cukup bulan relatif matur. Sebelum lahir, janin
cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Refleks
muntah dan batuk yang matur telah lengkap pada saat lahir. Sfingter jantung
(sambungan esophagus bawah dan lambung)tidak sempurna, yang membuat
regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada bayi baru lahir dan bayi
muda. Kapasitas lambung pada bayi cukup terbatas, kurang dari 30 ce untuk
bayi baru lahir cukup bulan.Usus bayi baru lahir relatif tidak matur. Sistem otot
yangmenyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien dibandingkan
pada orang dewasa sehingga gelombang peristaltic tidak dapat diprediksikan
Kolon pada BBL kurang efisien menyimpan cairan dari pada kolon orang
dewasa sehingga BBL cenderung mengalami komplikasi kehilangan cairan.
Kondisi ini membuat penyakit diare kemungkinan besar serius pada bayi
muda.

Page 24
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

6.Perubahan Pada Sistem Imun


Sistem imun neonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang
signifikan. Ketidakmaturan fungsional ini membuat neonatus rentan
terhadapbanyak infeksi dan responsalergi. Sistem imun yang matur
memberikan baikimunitas alami maupun yang diadapat (buatan).
1 Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau
meminimalkaninfeksi. Beberapa contoh imunitas alami meliputi:
1. perlindungan barier yang diberikan oleh kulit dan membran
mukosa kerja seperi saringan saluran pernafasan,
2. kolonisasi pada kulit dan usus oleh mikroba pelindung.
3. perlindungan kimia yang diberikan oleh lingkungan asam pada
lambung. Imunitas alami juga tersedia pada tingkat sel oleh sel-
sel darah yang tersedia pada saat lahir untuk membantu bayi baru
lahir membunuh mikroorganisme asing.

Tiga tipe sel yang bekerja melalui fagositosis:


(1) neutrofil polimorfonuklear
(2) monosit
(3) makrofag
Sedangkan sel-sel yang lain disebut sel pembunuh alami
(naturalkiller). Akhirnya neotrofil polimorfonuklear akan menjadi
fagosit primerdalam pertahanan penjamu (host), tetapi pada neonatus
neutrofil polimorfonuklear ini mengalami gangguan baik pada
kemampuan untuk bergerak pada arah yang benar dan dalam
kemampuannya untuk melekat pada tempat-tempat peradangan.
Kekurangan fungsi ini menyebabkan suatu kelemahan utamasistem
imunitas neonatus, ketidak mampuannya mencari dan membatasi
lokasi infeksi.
2. Imunitas yang didapat (Buatan)
janin melalui perjalanan transpalenta dari immunoglobulin
varietas IgG. Imunoglobulin lain seperti IgM dan IgA tidak dapat
melewati plasenta. Neonatus tidak akan memilikikekebalan pasif
terhadap penyakit atau mikrobakecuali jika ibu berespons terhadap
infeksi- infeksi tersebut selama hidupnya.Secara bertahap bayi muda
mulai menghasilkan antibodi sirkulasi IgG yang adekuat. Respons

Page 25
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

antibodi penuh terjadi bersamaan dengan pengurangan IgG yang di


dapat pada masa prenatal dari ibu.

7. Perubahan Pada Sistem Ginjal


Ginjal BBL menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan
penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi ini mudah
menyebabkan retensi cairandan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak
matur sehingga menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah
besar danketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak
mampu mengosentrasikan urine dengan baik, yangtercermin dalam
berat jenis urine dan osmolalitas yang rendah. Bayi baru lahir
mengekresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan,
seringkali hanya30-60 ml.

8. Ikterus Neonatorum Fisiologis


Ikterus neonatorum terjadi pada sekitar 60% bayi baru
lahir yang sehat.Pada sebagianbesar kasus kondisi ini
merupakan bagian dari adaptasi terhadap kehidupan
ekstrauterine. Bayimengalami ikterus akibat:
a. Konsentrasi hemoglobin yang tinggi saat lahir dan menurun dengan
cepat selama beberapahari pertama kehidupan
b. Umur eritrosit pada bayi baru lahir lebih pendek dari pada eritrosit
pada orang dewasa, schingga banyak eritrosit yang hemolisis. Akibat
hemolisis maka hemoglobin yang terkandung di dalamnya terurai
menjadi bilirubin tak terkonjugasi(indirek)
c. Imaturitas enzim-enzim hepar, khususnya UDP-glukoronil
transferase pada BBL menyebabkan gangguan proses konjugasi
bilirubin indirek dan ekskresinya.

Ikterus perlu mendapatkan perhatian khusus karena


kadar bilirubin indirek yang tinggi dapat memasuki sawar
darah-otak sehingga mengakibatkan kernikterus yang sudah
tentu membahayakan bayi Bilirubin merupakan produk dari
metabolisme hemoglobin dan protein hem lainnya.
Produk pemecahan awal adalah bilirubin tak terkonjugasi
Page 26
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

(bilirubin indirek),yangdibawa di dalam darah dalam keadaan


terikat dengan albumin.
Ketika ikatan albumin tersaturasi, bilirubin tak
terkonjugasi yang bebas dapat melewati sawar darah otak
karena bersifat larut lemak. Bilirubin tak terkonjugasi yang
berikatan dengan albumin dikonjugasi di hati (bilirubin direk),
yang dickskresikan melalui saluran empedu ke dalam saluran
cerna. Sebagian bilirubin diabsorpsi kembali dari saluran cerna.
Kernikterus merupakan ensefalopati bilirubin yang
disebabkan oleh deposisi bilirubin indirek di ganglia basalis dan
nukleus batang otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan
iritabilitas. letargis, sulit makan, demam, dan hipertonisitas
otot- otot yang bersifat akut yang menyebabkan kekakuan pada
leher dan batangtubuh dan kejang, koma, dan kematian.

Page 27
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR II

Hormon yang Berpengaruh


dan Kontraksi dalam
Menurut Bobak (2018), dan Varney (2018), keberhasilan bayi baru lahir
melalui adaptasi berpengaruh positif terhadap kehidupan selanjutnya.
Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh riwayat prenatal dan intranatal, seperti
kelainan congenital, penyakit-penyakit ibu, kekurangan gizi, KPD, hipoksia intra
uterine, prematuritas. Maturitas organ pada bayi baru lahir dengan masa gestasi
aterm lebih baik daripada preterm, sehingga adaptasi dapat dilalui dengan risiko
lebih rendah oleh bayi aterm.
Berikut adalah adaptasi bayi baru lahir :

A. DEFENISI PERSALINAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin plasenta,


selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009)
Persalinan adalah suatu proses fisiologis dimana terjadi aktivitas uterus
yang mengakibatkan dilatasi serviks sehingga terjadi proses pengeluaran hasil
konsepsi (Pitkin et al., 2003). WHO tahun 2002 mendefinisikan persalinan
normal adalah persalinan yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1) Spontan pervaginam
2) Tidak ada kelainan pada ibu
3) Tidak ada kelainan pada janin
4) Presentasi terbawah janin adalah presentasi belakang kepala
5) Umur kehamilan: 37-40 minggu
6) Kehamilan risiko rendah

Page 28
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

B. DEFENISI HORMON
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam
tubuh dan berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh,
seperti pertumbuhan, metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk
organ reproduksi.

C. Jenis-jenis Hormon yang Berpengaruh


dalam Persalinan

1. Estrogen
Estrogen adalah salah satu dari dua hormon seks utama yang dimiliki wanita.
satunya adalah progesteron. Estrogen bertanggung jawab untuk fitur fisik dan
reproduksi wanita. Pria juga memiliki estrogen, tetapi dalam jumlah kecil
2. Prolaktin
Hormon ini sering kali disebut dengan hormon ibu. Hormon yang dihasilkan oleh
pituitari ketika masa hamil dan menyusui ini, berfungsi untuk menyiapkan
payudara Anda untuk menyusui. Beberapa peneliti percaya bahwa hormon ini
bersama dengan oksitosin bertanggung jawab untuk menaikkan mood Anda dan
membuat Anda merasa lebih tenang saat menyusui. Selain itu, prolaktin juga
dipercaya berperan penting dalam tingkah laku keibuan Anda. Hormon inilah
yang membuat seorang ibu selalu memprioritaskan kebutuhan anaknya sebelum
memenuhi kebutuhannya sendiri.
3. Oksitosin
Pada wanita, oksitosin bertanggung jawab untuk menandakan kontraksi rahim
selama persalinan. Setelah bayi lahir, oksitosin juga berfungsi meningkatkan
laktasi dengan memindahkan ASI ke payudara. Saat bayi menghisap payudara ibu,
sekresi oksitosin menyebabkan ASI keluar sehingga bayi dapat menyusu. Bagi
pria, fungsi oksitosin kurang penting, tetapi memiliki peran dalam menggerakkan
sperma. Ini juga tampaknya mempengaruhi produksi testosteron di testis.

Page 29
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

4. Progesteron
Progesteron mempersiapkan endometrium untuk potensi kehamilan setelah
ovulasi. Ini memicu lapisan menebal untuk menerima telur yang dibuahi. Ini juga
melarang kontraksi otot di rahim yang akan menyebabkan tubuh menolak sel
telur.
5. Prostaglandin
Prostaglandin mengontrol beberapa proses dalam tubuh, terutama yang berkaitan
dengan proses penyembuhan. Ketika jaringan rusak atau terinfeksi, kelompok
hormon ini akan menciptakan reaksiyang menyebabkan rasa sakit, demam, dan
peradangan, yang memicu proses penyembuhan.
6. Relaksin
Relaksin sangat penting untuk proses reproduksi wanita. Tingkat relaksin
meningkat setelah ovulasi selama paruh kedua siklus menstruasi wanita, di mana
diyakini dapat mengendurkan dinding rahim dan mempersiapkannya untuk
kehamilan.
7. Kortison
Kortisol adalah hormon steroid yang dihasilkan oleh bagian korteks kelenjar
adrenal yang terikat oleh Corticoid Binding Protein (CBP) dan albumin. Kadar
kortisol normal dalam plasma darah berkisar antara 5- 25ʯg/100ml. Kadar
kortisol dalam plasma darah bergantung pada konsentrasi CBP dalam darah.
Peningkatan CBP dalam darah akan meningkatkan kadar kortisol dalam plasma
darah. Peningkatan CBP dalam darah terjadi pada kehamilan, penyakit hati, dan
pengaruh obat-obatan
8. β-Endorphin
Beta endorfin adalah salah satu zat endorfin yang dikeluarkan oleh otak pada saat
stres atau sakit, dan merupakan obat penghilang rasa sakit alami yang setara
dengan petidina. Hormon ini merupakan salah satu bentuk dari hormon endorphin
yang dikeluarkan otak saat Anda merasakan sakit atau stres. Beta- endorphins
merupakan hormon penghilang rasa sakit alami dalam tubuh, jadi ia membantu
Anda untuk mengatasi rasa sakit pada persalinan.
9. Catecholamines (CAs)
Hormon yang dikenal dengan hormon flight-or-fight ini terdiri atas hormon

Page 30
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

adrenaline dan noradrenaline (epinephrine dan norepinephrine).

Page 31
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

D. KONTRAKSI DALAM PERSALINAN

merupakan hormon yang keluar dari kelenjar adrenal di atas ginjal Anda yang
merupakan reaksi tubuh terhadap rasa takut, cemas, lapar, atau kedinginan. Saat
hormon ini aktif, aliran darah Anda akan dialihkan ke otot-otot utama tubuh Anda
dan organ-organ utama. Namun bila hormon keluar dalam jumlah besar dan di
waktu yang tepat dikarenakanperasaan takut dan cemas, kemungkinan ia akan
menyebabkan persalinan lebih lama dan fetal
A. Definisi Kontraksi
Kontraksi adalah salah satu ciri-ciri ibu hamil mau melahirkan dimana kondisi
perut ibu hamil mengencang dan keras. Dengan kata lain, kontraksi merupakan
sensasi yang muncul apabila calonibu siap untuk melahirkan.
B. Jenis-Jenis Kontraksi yang Terjadi Pada Ibu Hamil Jenis kontraksi pada ibu hamil dapat
terbagi menjadi dua, yakni asli dan palsu. Kontraksi sesaat sebelum melahirkan (early
labour) Kondisi ini ditandai dengan melebarnya mulut rahim atau serviks. Biasanya,
leher rahim atau serviks bisa melebar hingga 0-6 sentimeter (cm). Pada dasarnya, setiap
ibu mengalami pertanda mau melahirkanyang berbeda-beda.
C. Beberapa ciri-ciri kontraksi biasanya muncul sebagai berikut.
 Sangat nyeri di punggung.
 Kesulitan bernapas.
 Nyeri panggul.
 Rasanya tubuh sakit mulai dari belakang hingga menjalar ke depan.
 Mengalami kram yang sangat kuat.
 Saat semakin dekat dengan persalinan, kontraksi akan terasa lebih lama.
D. Penyebab Kontraksi Penyebab utama terjadinya kontraksi tentunya adalah proses
persalinan yang mulai berjalan. Meski demikian, sebenarnya ada hal lain pula yang
menyebabkan terjadinya kontraksi, di antaranya adalah:
1. Hubungan intim Kontraksi yang sebenarnya merupakan bagian dari tahapan persalinan
yang dimulai dengan dilepaskannya hormon prostaglandin dan oksitosin secara alami.
Hormon ini memicu kontraksi dan rangkaian hal lain yang mempersiapkan tubuh Bunda
untuk proses persalinan. Saat berhubungan intim, tubuh mengeluarkan hormon oksitosin
secara alami. Di sisilain, sperma juga mengandung hormon prostaglandin. Kedua hal ini
bisa menyebabkan terjadinya kontraksi pada ibu yang sedang hamil.

Page 32
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

2. Rangsangan pada putting Pijatan lembut pada puting memicu pelepasan hormon
oksitosin yang mendorong terjadinya kontraksi pada rahim. Hal ini bahkan terjadi ketika
ibu telah melahirkan sikecil. Saat menyusui si kecil setelah melahirkan, rangsangan pada
puting ibu akan menyebabkankontraksi yang membantu mengembalikan rahim ke ukuran
semula.

3. Akupuntur Terapi akupuntur biasanya dilakukan untuk merangsang energi dalam tubuh
menggunakan jarum tipis yang ditusukkan ke titik tertentu pada tubuh. Energi dalam
tubuh akanbertindak atas fungsi sistem atau organ tertentu. Hal ini dapat merangsang
aktivitas rahim dan pergerakan bayi sehingga bisa memicu kontraksi.
4. Berjalan Aktivitas berjalan membantu bayi bergerak ke bawah menuju panggul Bunda
sehinggaleher rahim akan mulai terbuka sebagai jalan rahim. Hal ini kemudian memicu
oksitosin yang menyebabkan kontraksi.

E. Upaya Penanganan Kontraksi


 Melakukan aktivitas ringan yang lebih banyak.
 Memperbanyak waktu istirahat.
 Mengubah posisi duduk atau berbaring.
 Jaga tubuh agar tetap rileks dengan berendam air hangat.
 Minum susu atau teh hangat.

Page 33
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR III

Mekanisme
Persalinan

A. PENGERTIAN MEKANISME PERSALINAN

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang


dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa
bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlansung sekitar 18-24
jam,dengan letak janin belakang kepala. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan yang dikutip dari : Varneys, 2018)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara
spontan (Manuaba, 1998; Wiknjosastro dkk, 2005). Pada akhir kehamilan, uterus
secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul kontraksi kuat secara ritmis
sehingga bayi dilahirkan (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan yang
dikutip dari : Guyton & Hall, 2022).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadipadakehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
yang dikutip dari : Saifuddin, 2007: 100).
Mekanisme persalinan adalah suatu hal yang sangat penting dalam praktek
obstetri. Mekanisme persalinan ini berkaitan dengan urutan gerakan-gerakan
fetus selama persalinan. Gerakan-gerakan ini terdiri dari suatu seri urutan
perubahan yang sesuai diameter panggul pada saat fetus berada pada bagian
tertentu jalan lahir. (Oktarina Mika : 2016)

Page 34
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

B. PRESENTASI VERTEX

Mekanisme Persalinan Vertex (Oksiput Posterior) Sama dengan POPP


(Posisi Oksiput Posterior Persisten). Perbedaannya pada presentasi Puncak kepala
tidak terjadi flexi kepala yang maksimal. Sedangkan lingkaran kepala yang
melalui jalan lahir adalah sircum firensia fronto oksipitalis sebesar 34 cm dengan
titik perputar yang berada di bawah simpisis adalah glabella. (Putri Y, dkk :
2022).
Gambar 3.1 Posisi Oksiput Posterior Persisten

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

C. Mekanisme Persalinan Presentasi Vertex (Oksiput


Anterior Kanan dan Kiri)

Menurut Harry Oxorn dalam buku Sulistyawati (2013: 106), Janin


dengan presentasi oksiput (ubun-ubun kecil) ataupun vertex (belakang kepala)
diperkirakan 96%, presentasi bokong 3%, muka 0,3%, dan bahu 0,4% dari
seluruh persalinan.
1. Faktor yang menyebabkan presentasi belakang kepala paling banyak adalah: Pada
akhir kehamilan bentuk uterus lonjong, ukuran atas bawah lebih panjang daripada
ukuran melintang, hal ini disebabkan terbentuknya segmen bawah rahim.
2. Fundus uteri lebih lebar dari bagian bawahnya.

Page 35
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

3. Air ketuban pada akhir kehamilan relatif sedikit sehingga dinding uterus
mendekati badan anak, dengan demikian bentuk uterus lebih memengaruhi letak
anak. Akibatnya anak menyesuaikan diri (akomodasi) dengan bentuk uterus,
ukuran panjang anak akan sesuai dengan ukuran panjang uterus. Bokong dengan
tungkai bawah merupakan ujung yang lebih besar daripada kepala, maka akan
menempatkan diri di fundus uteri yang lebih lebar sedangkan kepala di bagian
bawah uterus yang lebih sempit.

4. Jika kepala sudah di bawah sering terpegang oleh pintu atas panggul sehingga
presentasi tidak dapat berubah lagi. Presentasi janin dapat dipastikan atau
diketahui dengan palpasi abdomen dan dikonfirmasikan dengan pemeriksaan
dalam kadang sebelum atau saat persalinan. Pada kebanyakan kasus, presentasi
belakang kepala masuk ke dalam pelvis dengan sutura sagitalis dalam diameter
transvera

Kepala akan berusaha mengubah posisi agar diameter kepala yang


melewati jalan lahir adalah diameter yang terkecil dan jalan lahir yang dilewati
mempunyai diameter yang terbesar sehingga menghasilkan gerakan-gerakan
kardinal. Gerakan kardinal terdiri dari:
1. Engagement
2. Descent
3. Fleksi (Fleksion Interna)
4. Rotasi Interna (Interna Rotation)
5. Ekstensi (Ekstension)
6. Rotasi Eksterna (Eksternal Rotation
7. Ekspulsi (Ekspulsion).

1. Penurunan kepala/engagement
Penurunan kepala/engagement adalah mekanisme di mana diameter
biparietal yaitu diameter terbesar transvera janin pada presentasi belakang kepala
telah melewati pintu atas panggul (pelvic inlet) dan dapat dinilai dengan sampainya
bagian terendah kepala pada bidang H III atau station 0 setinggi spina ischiadika.
Pada multipara dan sebagian nulipara kepala janin masih mudah digerakan di
pintu atas panggul pada saat persalinan ini disebut floating.

Page 36
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura


sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Kepala dengan ukuran normal
biasanya tidak engaged dengan sutura sagitalis pada posisi anteroposterior.
Kepala biasanya memasuki pintu atas panggul pada diameter transversa atau
diameter serong. Secara klinis engegement diketahui dengan 2 (dua) cara yaitu:
a) Pemeriksaan luar, kepala sudah terfiksasi pada panggul.
b) Pemeriksaan dalam, bagian terendah pada atau di bawah spina ischiadica atau
station 0.

Penyebab terjadinya engegement adalah pengaruh otot uterus dan tonus


otot otot abdomen. Pada tiap kontraksi uterus, sumbu panjang uterus bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang.
Akibat perubahan bentuk uterus ini tulang punggung anak melurus dan kutub atas
akan tertekan pada fundus sedangkan kutub bawah ditekan kedalam pintu atas
panggul.
Gambar 3.2 Sinklitismus Terjadi pada Permulaan Persalinan

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Terjadinya engagement normal sangat dipengaruhi oleh tonus otot uterus


dan otot otot dasar panggul. Masuknya kepala ke dalam PAP dalam keadaan
asinklitismus yaitu bilasutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir tepat
di antara simfisis dan promontorium. Jika sutura sagitalis agak kedepan
mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka
dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus.

Page 37
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Ada 2 (dua) jenis asinklitismus :


a) Asinklitismus posterior: bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os. Parietal
belakang lebih rendah dari os. Parietal depan lebih rendah daripada os. Parietal
belakang.

Gambar 3.3 Asinklitismus Posterior

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

b) Asinklitismus anterior; bila sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os


parietal depan lebih rendah dari pada os parietal belakang.

Gambar 3.4 Asinklitismus Anterior

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan.
Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas Rahim
yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah Rahim sehingga terjadi penipisan
dan dilatasi serviks.(Putri Y, dkk : 2022).
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telahmenancap (engaged) pada pintu atas panggul. Fenomena ini
terjadi pada minggu-minggu akhir kehamilan. (Zakiyah Z, dkk : 2021)

Page 38
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

1 Descent

Turunnya kepala pada nullipara terjadi sebelum persalinan sedangkan


pada multipara descent biasanya terjadi bersamaan dengan engagement.
Turunnya kepala inidisebabkan oleh 4 (empat) faktor:
a) Tekanan karena cairan amnion
b) Tekanan langsung fundus terhadap bokong
c) Kontraksi otot abdomen
d) Melurusnya tubuh janin.

Mekanisme turunnya kepala biasanya dengan sutura sagitalis kepala fetus


lebih dekat ke simfisis yang mengakibatkan bagian terendah adalah os parietale
posterior. Disebabkan kontraksi uterus berlangsung turunnya kepala mengalami
kemajuan dan akibat fleksi lateeral leher fetus, sutura sagitalis berorientasi ke
sumbu bidang tengah panggul. (Putri Y, dkk : 2022).
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan
terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung
kontraksi funduspada janin, dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu
pada tahap kedua persalinan. (Zakiyah Z, dkk : 2021)

2 Fleksi
Pada saat memasuki pintu atas panggul, maka kepala akan berada dalam posisi
sutura sagitalis melintang. Karena diameter terlebar pada pintu atas pangguladalah
diameter transversal. Dengan turunnya kepala lebih jauh, maka kepala akan
mengalami tekanan dari:
a) Serviks
b) Dinding panggul
c) Otot-otot dasar panggul.
Dengan demikian resultan gaya yang bekerja pada bagian sinsiput (ubun-
ubunbesar) lebih besar dari oksiput (ubun-ubun kecil) sehingga kepala menjadi
fleksi dan diameter frontooccipitlis 11,5 cm akan digantikan diameter yang kecil
yaitu diameter suboccipito bregmatika 9,5 cm.

Page 39
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Dengan demikian kepala memasuki Penyebab pasti fleksi belum diketahui,


tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh respons pasif kepala terhadap tahanan
panggul saat kepala turun. Adanya dorongandari atas menyebabkan anak maju
tetapi mendapat tahanan dari pinggir atas pintu atas panggul, serviks, dan dinding
panggul atau dasar panggul. Akibat moment yang menimbulkan fleksi lebih besar
daripada moment yang menimbulkan defleksi, sehinggaterbentuk resultante gaya
atau kopel yang menghasilkan fleksi kepala.
Gambar 3.5 Fleksi

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi ringan dengan majunya
kepala biasanya fleksi juga akan bertambah pada gerakan ini, dagu dibawa lebih dekat
kearah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubunubun besar. Hal ini
disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis, dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter sub oksipito bremantika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai didasar panggul,
biasanya kepala janin berada dalamkeadaan fleksi maksimal. (Putri Y, dkk : 2022).
Fleksi, Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan kearah
dadajanin. (Zakiyah Z, dkk : 2021)

Page 40
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

3 Rotasi Dalam/Rotasi Interna.

Disebut juga putaran paksi dalam, yaitu pemutaran bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada oksiput terjadi gerakan dari posisi aslinya anterior terhadap simpisis
atau posterior terhadap sakrum. Saat bagian terendah kepala janin telah melewati
station 0 dan biparietal plane mencapai spina, kepala akan mengalami hambatan oleh
kedua tonjolan spina ischiadika kiri dan kanan, sehingga akan mengalami putaran
paksi dalam. Pada sebagian besar persalinan normal, kepala akan berputar ke depan
sehingga ubun- ubun kecil berada di depan (kiri atau kanan) karena diameter oblik
pada station +3 lebih besar dari pada diameter transversa,sehingga kepala dapat lebih
jauh dan terus berputar ke depan hingga ubun-ubun kecil akan bergerak ke arah
simpisis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Bila putaran paksi dalam
gagalterjadi sampai kepala telaih mencapai dasar panggul, maka putaran paksi dalam
akan terjadi pada satu atau dua kontraksi uterus berikutnya (multipara) dan tiga sampai
lima. kontraksi berikutnya (nullipara). Putaran paksi dalam sebelum kepala mencapai
dasar panggul lebih sering terjadi pada multipara dibandingkan nullipara.
Sebab-sebab putaran paksi dalam:
a) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala. .
b) Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat di sebelah
depan atas di mana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
c) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter ante roposterior.

Page 41
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Pemutaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan hingga bagian
terendahnya memutar ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian
terendah adalah ubun-ubun kecil dan akan memutar ke depan ke arah simpisis. Rotasi
ini sangat penting karena untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul. (Putri Y, dkk : 2022).
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap kali
terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan kepala hampir
selalu berputar saat mencapai otot panggul. (Zakiyah Z, dkk : 2021)

4 Ekstensi
Setelah rotasi interna kepala masih dalam possisi fleksi mencapai vulva
sehingga oksiput langsung berkontak dengan bagian anterior simfisis. Oleh karena
vulva arahnya keatas dan ke depan maka ekstensi harus terjadi sebelum kepala
melewatinya. Jika fleksi kepala yang tajam mencapai dasar pelvis maka akan
mengenai posterior perineum. Ketikakepala menekan dasar panggul terdapat dua
kekuatan:
a) Tekanan yang dihasilkan oleh uterus.
b) Adanya tekanan dari dinding panggul dan simfisis akan menghasilkan resultan yang
menyebabkan ekstensi.

Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah simfisis maka yang dapat maju
karena kekuatan tersebut diatas, bagian yang berhadapan dengan subocciput, maka
lahirlah berturut-turut pada pinggir perineum ubun ubun besar, dahi, hidung, mulut
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis,
kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi. (Zakiyah Z, dkk : 2021)
Sesudah kepala janin sampai didasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini desebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga
kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Sub oksiput yang tertahan pada
pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran (hypomochion), maka lahirlah
berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut,
dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
Page 42
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Gambar 3.6 Ekstensi

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring, di
dalam rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami
putaran dalam di mana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi
juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
iskiadikum sepihak. (Putri Y, dkk : 2022).

Page 43
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

5 Rotasi Eksterna

Ketika kepala sudah lahir maka oksiput kembali ke posisi semula. selanjutnya
kepala akan mengadakan putaran restitusi untuk menghilangkan torsi pada leher,
sehingga ubun-ubun terletak sesuai dengan punggung. diikuti putaran di mana bahu
dengan diameter bisakromial akan terletak pada diameter anteroposterior pintu bawah
panggul yang kemudian satu bahu terletak di anterior di bawah simfisis dan bahu
lainnya di posterior. Gerakan rotasi ekstema yang sebenarnya dan disebabkan karena
ukuran bahu (diameter bisakromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
di pintu bawah panggul. (Putri Y, dkk : 2022).Restitusi adalah gerakan berputar
setelah kepala bayi lahir hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu
atas. Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip
dengan gerakan kepala. (Zakiyah Z, dkk : 2021)
Gambar 3.7 Rotasi Luar

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

6 Ekspulsi

Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi
di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis. (Zakiyah Z, dkk : 2021)
Terjadi segera setelah rotasi eksterna, bahu depan akan tampak di bawah simfisis dan
perineum akan diregang oleh bahu belakang dan dengan datangnya his maka bahu depan akan
lahir serta menjadi hipomokhlion bagi lahirnya bahu belakang dan bagian tubuh lainnya
segera dikeluarkan. Kelahiran bahu dapat terjadi secara spontan, tetapi sering memerlukan
bantuan

Page 44
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

tangan. Dengan sedikit menekan kepala tanpa melakukan tarikan akan membantu bahu depan
berada di bawah simfisis. Selanjutnya dengan mengangkat kepala akan mengakibatkan
kelahiran bahu belakang terkendali.
Di atas telah diuraikan jalannya persalinan dengan positio occipito transverssa ialah
dengan ubun-ubun kecil kiri melintang. Kalau ubun-ubun kecil kanan melintang maka
jalannya persalinan sama, hanya ubun-ubun kecil sekarang memutar ke kanan artinya searah
jarum jam. Putaran paksi luar terjadi ke arah tuber ischiadikum sebelah kanan. Pada positio
occipito anterior putaran paksi hanya 45 derajat ke kanan atau ke kiri. Setelah paksi luar,
bahu depan sampai di bawah simpisis dan
menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnyaseluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir. (Putri Y, dkk :
2022).
Gambar 3.8 Mekanisme Persalinan Normal

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Page 45
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

D. Mekanisme Persalinan Presentasi Vertex (Oksiput


Posterior Kanan dan Kiri)

Presentasi puncak kepala adalah keadaan di mana puncak kepala merupakan bagian
terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan. Presentasi puncak kepala adalah
presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi minimal dengan sinsiput merupakan bagian
terendah. Presentasi puncakkepala adalah bagian terbawah janin yaitu puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan.
1) Etiologi
Letak defleksi ringan biasanya disebabkan:
a) Kelainan panggul (panggul picak).
b) Kepala bentuknya bundar.
c) Anak kecil atau mati.
d) Kerusakan dasar panggul. Penyebabnya lain memaksa terjadi defleksi kepala atau
keadaan yangmenghalangi terjadinya fleksi kepala.
e) Sering ditemukan pada janin besar atau panggul sempit.
f) Multiparitas, perut gantung.
g) Anensefalus, tumor leher bagian depan.

2) Patofisiologi
Pada kehamilan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada dalam
keadaan fleksi tetapi pada kasus ini fleksi tidak terjadi sehingga kepala dalam keadaan
defleksi, jadiyang melewati jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik
perputaran yang berada di bawah simfisis ialah glabella. Dengan posisi seperti itu
mengakibatkan terjadinya partus lama dan robekan jalan lahir yang lebih luas selain itu
karena partus lama dan moulage yang hebat maka mortalitas perinatal agak tinggi.
3) Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar ke depan atau
sesudah anak lahir caput terdapat di daerah UUB. Diagnosis kedudukan: presentasi puncak
kepala.
a. Pemeriksaan abdominal
1) Sumbu panjang janin sejajar dengan sumbu panjang ibu.

Page 46
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

2) Di atas panggul teraba kepala.


3) Punggung terdapat pada satu sisi, bagian-bagian kecil terdapat pada sisi yang berlawanan.
4) Di fundus uteri teraba bokong.
5) Oleh karena tidak ada fleksi maupun ekstensi maka tidak teraba dengan jelas adanyatonjolan
kepala pada sisi yang satu maupun sisi lainnya.
b. Auskultsi

Denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran bawah perut ibu, pada sisi
yangsama dengan punggung janin.
c. Pemeriksaan vaginal
1) Sutura sagitalis umumnya teraba pada diameter transversa panggul.
2) Kedua ubun-ubun sama-sama dengan mudah dapat diraba dan dikenal.
3) Keduanya sama tinggi dalam panggul.
d. Penanganan
1) Dapat ditunggu kelahiran spontan
2) Episiotomi
3) Bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan kepala bayi sudah didasar panggul,
makadilakukan ekstraksi forcep. Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75% bisa lahir
spontan. Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep biasanya anak yang lahir di
dapaticaput daerah UUB. (Putri Y, dkk : 2022).

E. TINDAKAN BIDAN

Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan
adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat
rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent
terlebih dahulu. Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi yang
lebih ketat kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan. Apabila dalam batas normal maka
bidan bisa memberikan pertolongan pada ibu dengan keadaan presentasi puncak kepala, tetapi
keadaan panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi harus siap dan persiapan
persalinan yang lainnya. (Putri Y, dkk : 2022).

Page 47
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR IV

FETAL
POSTIONING DAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan merupakan pengalaman emosional, periode waktu yang cukup melelahkan


serta sering memiliki dampak buruk pada wanita dalam proses persalinan yang melibatkan
kedua mekanisme fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis seperti kontraksi uterus dan
dilatasi serviks merupakan peran penting saat persalinan yang berkontribusi besar dalam
nyeri persalinan. (Kaltsum.U et al., n.d. 2018)
Ibu bersalin mengalami nyeri di satu atau beberapa bagian tubuh termasuk daerah
tulang belakang (serviks, toraks, dan lumbal), pelvis, dan genital, yang mulai dialami pada
awalkehamilan. Lordosis berlebih pada punggung bawah, fleksi depan leher, dan gerakan ke
bawah bahu biasanya terjadi untuk mengkompensasi rahim yangmembesar dan perubahan
pada pusat gravitasi. Selain faktor fisiologis, faktor psikologisseperti stres, cemas, rasa
kehilangan kontrol diri juga berkontribusi dalam hal tersebut.Rasa nyeri saat bersalin dapat
menimbukan kecemasan berlebihan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. (Kaltsum.U et
al., n.d. 2018)
Untuk mencegahnya umumnya para ibu bersalin membutuhkan upaya-upaya untuk
menghilangkan rasa tidak nyaman tersebut. Akupunktur, aromaterapi, kebebasan bergerak,
hidrasi, hidroterapi, pijat dan terapi sentuhan, musik dan lagu, dan pemberian dukungan
umum digunakan untuk menciptakan kenyamanan. Dengan menciptakan kenyamanan
membantu wanita mengontrol kemajuan persalinannya dan diimplementasikan berdasarkan
keinginan wanita itu sendiri dalam proses persalinannya. (Kaltsum.U et al., n.d. 2018)
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persalinan
merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir
kemudian berakhir dengaan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau yang hampir

Page 48
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilannya cukup bulan bulan(setelah 37 minggu) tanpadsertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) kemudian berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
belum masuk tahap inpartu jika berkontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
(Mutmainnah, Annisa. (2017).

1. Pengertian Fetal
Fetal dalam bahasa latin disebut dengan fetus, adalah mahkluk yang berkembang setelah
fase embrio dan sebelum kelahiran. Dalam bahasa Latin, fetus secara harfiah dapat diartikan
"berisi bibit muda, mengandung". Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu
kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dansistem organ terbentuk, hingga kelahiran.
Janin bisa disebut juga sebagai calon bayi.

1. Fetal Positioning
Posisi ibu memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi tegakmemberi
sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman dan
melancarkan sirkulasi darah. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok.
Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi untuk penurunanbagian terendah janin. Kontraksi
uterus lebih kuat dan lebih efisienuntuk membantu penipisan dan dilatasi serviks sehingga
persalinan lebih cepat. Posisi tegak dapatmengurangi insidensi penekanan tali pusat
(Indriyani, 2016).
Fetal Positioning terdiri dari beberapa bagian orientasi, orientasi janin digambarkan
menurut letak, presentasi, sikap, dan posisi. Hal ini dapat ditentukan secara klinis dengan
melakukan palpasi abdomen, pemeriksaan vagina, dan auskultasi, atau secara teknis
menggunakan USG atau sinar X. Pemeriksaan klinis kurang akurat atau bahkantidak mungkin
dilakukan dan diinterpretasikan.

Page 49
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

a. Letak Janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada pada sumbu ibu. Misalnya letak
lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu.Letak membujur dimanasumbu janin
sejajar dengan sumbu ibu , letak janin yang dimaksud bisa letak kepala atau sunsang.
(Mutmainnah, Annisa. (2017).
Letak adalahhubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu
panjang (punggung) ibu. Ada dua macam letak, yaitu (1) memanjang atauvertikal. dimana
sumbu panjang janin paralel dengan sumbu panjang ibu; (2) melintang atau horisontal, di
mana sumbu panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu. Letak memanjang
dapat berupa presentasi kepala atau presentasi sakrum.(Saswita,Reni 2014).

B. PRESENTASE JANIN

Presentasi (Presentation). Presentasi digunakan untuk menentukan bagianjaninyang ada


di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya
presentasi kepala, bokong, bahu, dan lain-lain.
Bagian terbawah janin adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan di dalam
jalan lahir. Bagian terbawah janin menentukan presentasi. Bagian terbawahjanindapat diraba
melalui serviks pada pemeriksaan vagina, Karena itu, pada letak memanjang, bagian
terbawah janin adalah kepala janin atau bokong, masing- masing membentuk presentasi
kepala atau bokong. Jika janin terletak pada sumbu panjang melintang, bahu merupakan
bagian terbawahnya. Jadi presentasi bahu teraba melalui serviks pada perabaan vagina.
a. Presentasi Kepala Presentasi kepala diklasifikasikan berdasarkan hubungan kepaladengan
badan janin
1) Biasanya kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu menempel pada dada.
Pada keadaan ini, ubun-ubun kecil (fontanela oksiptalis) merupakan bagian terbawah janin,
disebut presentasi puncak kepala (verteks) atau oksiput. Pada persalinan belakang kepala ,
kepala janin turun melalui pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring
sehingga ubun- ubun kecil dapat melintang, kanan melinytang, kiri melintang, kiri depan,
kanan depan, kiri

Page 50
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

belakang dan kanan belakang. Meskipun ubun-ubun kecil berada dikiri atau dikanan belakang
pada umumnya tidak akan terjadi kesulitan perputarannya kedepan, yaitu bila kepala janin
dalam keadaan fleksi dan panggul mempunyai bentuk serta ukuran normal. Dalam keadaan
fleksi, bagian kepala pertama mencapai dasar panggul ialah oksiput. (Mutmainnah, Annisa.
(2017).

Gambar 4.1 Presentasi Puncak Kepala

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

2) Kepala janin dapat mengambil suatu posisi di antara kedua keadaan ini.pada beberapa kasus
terjadi fleksi parsial dengan bagian presentasi adalah fontanel anterior (ubun- ubun besar)
atau bregma. Disebut presentasi sinsiput.

Gambar 4.2 Presentasi Sinsiput

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

3) Pada presentasi muka letak janin memanjang, presentasi kepala, bagian terendah janin
janin muka, sikap ekstensi sempurna. Presentasi muka terjadi jika sikap kepala janin adalah

Page 51
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

ekstensi lengka, oksiput janin bersentuhan dengan tulang belakangnya. Dan akan terjadinya
presentasi wajah. Sebagian besar terjadi selama persalinan dan terjadi presentasi vertex
dengan oksiput poterior. Hal ini disebut sebagai presentasi wajah sekunder. Leher janin juga
dapat mengalami hiperekstensi sehingga oksiput dan punggung saling menempel dan wajah
menjadi bagian terdepan di jalanlahir, disebut Presentasi muka. presentasi muka merupakan
presentasi kepala dengan defleksi maksimal hingga oksiput mengenai punggung dan muka
terarah ke bawah. Penyebab presentasi muka yaitu adanya pembesaran leher yang nyata atau
lilitan tali pusat di sekitar leher dapat menyebabkan ekstensi, janin anensefalus, panggul
sempit, janin sangat besar, paritas tinggi dan perut gantung. (Mutmainnah, Annisa. (2017).
Gambar 4.3 Presentasi Muka

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).


Dapat juga mengalami ekstensi parsial pada kasus lainnya, dengan dahisebagai
bagian terbawah, disebut presentasi dahi. Ketika persalinan maju, presentasi sinsiput atau
dahi hampir selalu berubah menjadi presentasi verteks atau muka karena masing-masing akan
mengalami fleksi atau ekstensi. presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan
kepalaberada diantara fleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Janin
dengan presentasi dahi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kemiringan anterior
uterus, kontraksi pelvis, polihidramnion dan abnormalitaskongenital misalnya, anensefalus.
Presentasi Bokong
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki atau kombinasi keduanya. Faktor resiko terjadinya presentasi bokong
adalah panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat pendek, kelainan uterus
(uterus arkuatum, uterus septum, aterus dupleks), terdapat tumor di pelvis minor yang
menggangu kepala janin ke pintu atas panggul, plasentaprevia, kehamilan ganda.

Page 52
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

 Apabila paha berada dalam posisi fleksi dan tungkai bawah ekstensi di depan badan, hal ini
disebut presentasi bokong murni (frank breech).

 Jika paha fleksi di abdomen dan tungkai bawah terletak di ataspaha, keadaan ini disebut
presentasi bokong sempurna (complete breech).
 Bila salah satu atau kedua kaki, atau satu atau kedua lutut, merupakan bagian terbawah, hal
ini disebut presentasi bokong tidak sempurna (incomplete breech) atau presentasi bokong
kaki (footling breech).

Gambar 4.4 Presentasi Bokong

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

b. Sikap atau Postur Janin


Pada bulan-bulan terakhir kehamilan janin membentuk suatu postur khas yang
disebut sebagai sikap atau habitus. Biasanya janin membentuk suatu massa ovoid yang
secara kasar menyesuaikan dengan bentuk rongga uterus. Dengan sendirinya.janin
menjadi melipat atau membungkuk sehingga punggungnya akan menjadi sangat
konveks, kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu hampir bertemu dengan
dada, paha fleksi di depan abdomen, tungkai bawah tertekuk pada lutut, dan lengkung
kaki bersandar pada permukaan anterior tungkai bawah. Pada semuapresentasi kepala,
lengan biasanya saling menyilang di dada atau terletak di samping, dan tali pusat
terletak di ruang antara kedua lengan dengan ekstremitas bawah.

Page 53
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Posisi janin adalah hubungan antara titik yang ditentukan sebagai acuan pada
bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir ibu. Karenaitu, pada
setiap presentasi terdapat dua posisi kanan atau kiri. Oksiput, dagu (mentum), dan
sakrum janin masing-masing merupakan titik penentu pada presentasi verteks, muka.
dan bokong. Efek persalinan pada janin perlu dipahami untuk membedakan antara
respons normal sehat dan distres janin. Stres persalinan secara refleks
menyebabkan peningkatan kadar katekolamin ibu jauh di atas kadar yang ditemukan
pada wanita tidak hamil atau wanita hamil sebelum persalinan. Sirkulasi darah janin
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah posisi ibu, kontraksi uterus,
tekanan darah aliran darah tali pusat kebanyakan apabila janin yang sehat mampu
mengompensasi stres ini, aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus
atau posisi janin.
Pada persalinan belakang kepala, kepla janin turun melalui pintu atas panggul
dengan sutura sagitalis melintang atau miring sehingga ubun-ubun kecil dapat berada
di kiri melintang atau miring sehingga ubun-ubun kecil dapatberada dikiri melintang,
kanan melintang, kiiri depan, kanan depan, kiri atau di kanan belakang. Meskipun ubun-
ubun kecil beradadikiri atau di kanan belakang pada umumnya tidak akan terjadi
kesulitan perputarannya.
1. Letak Membujur (longitudinal)
a. Letak Kepala : (97%) Letak Fleksi – LBK : (95,5%) :(1.5%)
b. Leatk Defleksi : (1,5 %)
 Letak Puncak Kepala
 Letak Dahi
 Letak Muka
2. Letak Sungsang - Letak Bokong : (2,5-3%)
 Letak bokong sempurna (complete breech)
 Letak bokong (frank breech)
 Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
3. Letak Lintang (Transverse Lic)
4. Letak Miring (Oblique Lie)

 Letak kepala mengolakFetal Skull


Kepala janin merupakan organ yang sangat sulit dikeluarkan dalam proses
persalinan. Ukuran kepala janin yang bermacam-macam perlu diketahui agar

Page 54
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

pengukuran lingkar kepala dan kesesuaian dengan pintu panggul dapat


diperbandingkan, sehingga proses persalinan normal melewati jalan lahir
dapatberjalan dengan baik. Secara umum bentuk kepala janin dan orang dewasa sama,
yang membedakan hanya pada ukuran, kekuatan struktur jaringan tulang, dan sutura.
Jaringan lunak kepala janin terdiri dari lima lapisan (S-C-A-L-P) yaitu: Skin (S:
Kulit), Connective tissue Aponeurosis Galea (A: fascia) lapisan ini merupakan lapisan
terkuat, berupa fascia yang melekat pada tiga otot yaitu ke anterior - m. frontalis, Ke
posterior
- m. occipitalis, Ke lateral m. temporoparietalis. Loose areolar tissue (L: jaringan areolar
longgar), lapisan ini mengandung vena emissary yang menghubungkan SCALP,vena
diploica, dan sinus vena intracranial (mis.Sinus sagitalis superior). Jika terjadi infeksi
pada lapisan ini, akan dengan mudah menyebar ke intracranial. Dan Perikranium(P:
periosteum), merupakan periosteum yang melapisi tulang tengkorak, melekat erat
terutama pada sutura karena melalui sutura ini periosteum akan langsung berhubungan
dengan endostium (yang melapisipermukaan dalam tulang tengkorak).

Kepala Janin dan Ukuran-Ukurannya


Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala ini pula yang paling banyak
mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan
kehidupan janin kelak: hidup sempurna, cacat, atau akhimya meninggal, Biasanya
apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.
 Tengkorak kepala janin, terdiri dari:
a) 2 buah tulang dahi (os. Frontale)
b) 2 buah tulang ulang ubun-ubun (os. Parietale)
c) 2 buah tulang pelipis (os. Temporal)
d) Tulang belakang kepala (os. Occipital)

 Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau
terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut
danrongga mata
Tulang hidung (os. Nassal)
a) Tulang pipi (os. Zigomatikum)
b) Tulang rahang atas (os. Maxillare)
c) Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)

Page 55
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

 Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantaratulang
tengkorak yang ditutup dengan jaringanikat disebut sutura.
a) Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
b) Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulang parietalis.
c) Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d) Sutura frontalis: antara ke-2 frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun
(fontanella).
1) Ubun-ubun besar (fontanella mayor)
 Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasuturasagitalis,dan sutura koronaria,
dan sutura frontalis.
 Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
 Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2) Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
 Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
 Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”

 Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm


a. Diameter suboksipito-bregmatika.
 Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar. Jaraknya 9,5 cm
 Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaransirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b. Diameter suboksipito-frontalis
 Antara foramen magnum ke pangkal hidung Jaraknya 11 cm
 Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan kedudukanfleksi
sedang, belakang kepala.
c. Diameter fronto-oksipitalis
 Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala.
 Jaraknya 12 cm.
 Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34 cm melaluijalan lahir pada letak
puncak kepala.
d. Diameter mento-oksipitalis
 Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
 Jaraknya 13,5 cm
 Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak dahi.

Page 56
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

e. Diameter submento-bregmatika
 Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
 Jaraknya 9,5 cm.
 Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak muka.
f. Ukuran Melintang
 Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9 cm.
 Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis denganukuran 8 cm.
g. Ukuran lingkaran
 Circumferentia Suboccipito Bregmatica (lingkaran kecil kepala)32 cm.
 Circumferentia Fronto Occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34cm.
 Circumferentia Mento Occipitalis (lingkaran besar kepala) 35 cm.

 Persendian Tulang Leher


Dalam persalinan letak kepala persendian tulang leher berperan penting karena
2. Bentuk kepala ovale (telur) sehingga setelah bagian besar lahir maka bagian kepalalainnya
mudah melalui jalan lahir.
3. Persendian tulang leher dalam bentuk persendian kogel sehingga dapat berputar kesegala arah
yamg memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam, dan letak persendian
leher agak kebelakang di tulang oksipitalis sehingga memberikan kemungkinan fleksi kearah
dada.

(Sumber : Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ).

Page 57
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Demikian kepala bayi dalam proses persalinan dapat menyesuaikan diri pada
jalan lahir yang berbentuk corong melengkung ke depan disebut putaran paksi dalam.
Sampai beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum
menyambung satu sama lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan secara
rapi. Keadaan ini memungkinkan jaringan otak berkembang menjadi lebih besar,
karena terdapat ruang yang bisa mengikuti besarnya otak.Kepala bayi dibentuk oleh
beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang di bagian belakang (tulang oksipital), 2
buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang di depan tulang
frontal). Di antara tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang
disebut sutura. Sutura- sutura ini ada yang membujur dan ada pula yang melintang.
Titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan
ubun- ubun belakang (kecil). “Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup
antara usia 6-20 bulan. Jika ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya
sudah menutup, bisa dikatakan menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang
sudah bersambungan satu sama lain, biasanya ubun-ubun juga ikut menutup. Istilah
medis untuk penutupan sutura ini, craniosynostosis, berasal dari kata cranio yang
berarti tulang tengkorak, yang berarti bergabung.
Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat
dini bisadilihat melalui bentuk kepala yang tak normal. Ketidaknormalan ini terjadi
karena pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup
belakangan. Ketidaknormalan bentuk itu tentu saja tampak berbeda-beda, tergantung
sutura mana yang menutup lebih dulu. “Sebagai contoh, kalau suturabagian depan
sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang, dan
akibatnya kepala jadi panjul.” “Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa
diketahui dari pemeriksaan yang dilakukansaat bayi baru lahir.” Dokter yangmenolong
persalinan biasanya dengan mudah bisa melihat kelainan itu. Ia akan curiga bila kepala
bayi tampak lebih kecil dibandingkan badan.

Page 58
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR V

Mekanisme
Persalinan

A. PENGERTIAN PRESENTASE BOKONG

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendah


bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insiden 3-4 % dari seluruh kehamilan
tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi bokong
merupakanmalpresentasi yang paling sering dijumpai (Winkjosastro, 2018).
Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai.
Penentuan jenis persalinan pada presentasi bokong masih menjadi kontroversi.
Persalinan pervaginam diasosiasikan dengan tingginya morbiditas dan mortalitas
perinatal dibandingkan dengan persalinan SC. Oleh karena itu, dalam beberapa dekade
terakhir terjadi peningkatan angka persalinan SC untuk menurunkan angka morbiditas
dan mortalitas tersebut.
Presentasi bokong adalah letak memanjang dengan dengan kelainan dalam
polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah dengan penunjuk sacrum. Sacrum
kanan depan (RSA = right sacrum anterior) adalah presentasi bokong dengan sacrum
janin ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter bitrochanterica janin
berada pada diameter obliqua dextra panggul ibu (Oxorn, 2010; h. 195).

Page 59
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

B. MEKANISME PERSALINAN
PRESENTASE BOKONG
Ganbar 4.5 Presentase Bokong

( Sumber : Sumarah, dkk. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. )

Pada presentasi bokong ada tiga mekanisme persalinan yaitu:

 Bahu dan tungkai bawah


1. Penurunan
Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanterica telah melewati PAP. Pada RSA
(night sacrum anterior) maka sacrum ada di kuadran kanan depan panggul ibu, dan diameter
bitrochanterica ada pada diameter obliqua kanan. Oleh karena bokong merupakan pembuka
yang kurang baik dibanding kepala, penurunan berjalan lambat dan mungkin bokong masih
tetap tinggi sampai persalinan sudah berjalan beberapa lama. Kebanyakan bokong tidak turun
sampai pembukaan lengkap dan ketuban pecah.
2. Fleksi
Untuk memudahkan lewatnya bokong melalui panggul, terjadi fleksi lateral pada panggul.
Panggul depan menjadi bagian terendah. Apabila presentasi bokongmurni, kaki janin dapat
menghambat penurunan bokong kedalam panggul.
3. Putaran paksi dalam
Panggul depan mendapat tahanan dari dasar panggul dan berputar ke depan bawah kearah
garis tengah. Diameter bitrochanterica berputar 45 derajat daridiameter oblique kanan
panggul ke anterioposterior. Sacrum berputar menjauhi gans tengah, dari kuadran kanan
depan ke kanan lintang.

Page 60
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

4. Bokong lahir dengan fleksi ke lateral


Panggul depan terbentur di bawah symphysis pubis,terjadi fleksi ke lateral, dan panggul
belakang keluar dan dilahirkan di atas perineum. Kemudian bokong jatuh ke arah anus dan
panggul depan tergelincir keluar di bawah symphysis.

 Bahu dan lengan


1. Masuk panggul
Bahu masuk panggul pada diameter oblique kanan panggul, ketika sacrum berputar
menjauhi garis tengah, dari kuadran kanan depan ke kanan lintang.
2. Putaran paksi dalam
Bahu bedpan berputar di bawah symphysis, dan diameter bisacromialis berputar 45
derajat dari diameter obliqua kanan ke diameter anterioposterior. Sacrum mengikuti dari
kuadran kanan depan ke kanan lintang.
3. Bahu lahir dengan fleksi ke lateral
Bahu depan terbentur dibawah symphysis dan bahu belakang dengan lengan dilahirkan di
atas perineum ketika tubuh bayi diangkat ke atas. Kemudian bayi diturunkan dan bahu depan
dengan lengan keluar di bawah symphysis.

 Kepala
1. Penurunan dan masuk panggul
Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai panggul. la mencapai panggul dengan sutura
sagitalis pada diameter oblique kiri. UUK ada dikuadran kanan depan panggul.
2. Fleksi
Flesi kepala terjadi seperti pada presentasi lain. Penting bahwa fleksi ini dipertahankan.
3. Putaran paksi dalam
Kepala sampai di dasar panggul dan mengadakan putaran paksi dalam sehingga ia
mencapai PBP dengan sutura sagitalis pada diameter anterioposterior, dahi pada lengkung
sacrum dan UUK di bawah symphysis. Sacrum berputar kearah pubis sehingga punggung ada
di depan.
4. Kepala lahir dengan fleksi
Diameter-diameternya sama dengan kedudukan UUK depan tetapi dalam arah yang
sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar di bawah symphysis, dan dagu, mulut, hidung, dahi,
bregma, dan UUK dilahirkan di atas perineum dengan gerakan fleksi (Oxom, 2010; h. 206).

Page 61
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

C. Mekanisme Persalinan Presentase


Bokong (sacrum anterior kiri)

Cara Melahirkan Presentasi Bokong


1. Cara Bracht
Gambar 4.6 Presentase Bokong Cara Bracht

( Sumber : Sumarah, dkk. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. )

Setiap ada his ibu disuru meneran. Bila bokong sudah lahir, penolong kemudian
memegang bokong janin tanpa melakukan tarikan dengan cara kedua ibu jari penolong di
letakkan pada paha janin sedangkan keempat jari pada kedua tanganmencengkram bagian
sakrum janin. Pada saat perut lahir, penolong mengendorkan tali pusat.
Karena tali pusat terjepit antara kepala janin dan panggul, maka janin harus lahir
maksimal 8 menit. Setelah skapula lahir, kemudian melakukan hiperlordosis, yaitu bokong
diarahkan ke perut ibu sampai seluruh kepala lahir. Bila terjadi kesulitan untuk kelahiran bahu
janin ataupunkepala, maka segera dilakukan manual ekstraksi parsial (Sumarah, 2010).

2. Cara Klasik

Gambar 4.7 Presentase Bokong Cara Klasik

( Sumber : Sumarah, dkk. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. )

Cara klasik bertujuan untuk melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Bahu belakang

Page 62
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

mempunyai daerah yang lebih luas dengan adanya kurvatura sakri. Adapun prosedurnyasebagai
berikut :
Setelah bokong bayi lahir, pegang bokong hingga kaki lahir. Jangan lupa untuk mengendorkan
tali pusat. Pegang bokong janin dengan menggunakan ibu jari yang berdampingan pada os
sakrum. Selanjutnya bayi ditarik ke bawah sehingga skapuladi bawah simpisis. Bila bahu
belakang bayi bahu kiri, maka bayi di pegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan
kaki, dengan cara jari telunjuk diselipkanpada kedua kaki janin, kemudian bayi di tarik kearah
kanan atas ibu. Bahu danlengan belakang kiri bayi dilahirkan dengan tangan kiri penolong.
Caranya dua jaritangan kiri menelusuripunggung bayi sampai dengan fosa cubiti. Lengan kiri
bayi dilahirkan dengan gerakan seolah-olah tangan bayi mengusap mukanya. Sementara pada
bahu belakang bayi bahu kanan dengan gerakan yang sama seperti bahu belakang kiri bayi.
Langkah selanjutnya memegang kaki janin dengan tangan penolong pada pergelangan kaki,
kemudian bayi ditarik ke bawah samping berlawanan arah dengan tarikan pertama, dengan
gerakan yang sama seperti melahirkan bahu belakang, lahirkan bahu bayi sebelah depan
(Sumarah, 2010).
3. Cara Muller
Gambar 4.8 Presentasi Bokong Cara Muller

( Sumber : Sumarah, dkk. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. )

Metode muller bertujuan untuk penanganan kelahiran bahu depan terlebih dahulu.
Caranya sebagai berikut :

Setelah janin lahir sampai perut, longgarkan tali pusat, pegang bokong janin dengan
menggunakan ibu jari sejajar pada os sakrum dan keempat jari di femur bagian depan.

Page 63
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Selanjutnya janin ditarik ke bawah sehingga skapula di bawah simpisis. Kemudian


melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan cara yang sama dengan klasik, untuk
melahirkan bahu depan, bayi ditarik ke bawah samping, kemudian dua jari menelusuri
punggung bayi sampai fosa cubiti, lengan depan lahir dengan cara seperti gerakan tangan
janin mengusap muka serta di tarik ke atas samping/kontra lateral untuk melahirkan bahu
dan lengan bawah (Sumarah, 2010).

4. Cara Lovset
Mekanisme kerja metode ini, bahwa bahu belakang selalu berada pada letak yang lebih
rendah dibanding dengan bahu depan sehingga dengan memutar bahu belakang menjadi bahu
depan, maka bahu akan lahir dengan mudah di bawah simfisis. Setelah bayi dalam posisi
anteroposterior, pegang bokong bayi dengan kedua tangan penolong. Tarik ke bawah sampai
skapula berada di bawah simfisis. Pegang bayi pada dada dan punggung, kemudian bayi
diputar 1800sampai bahu belakang berubah menjadi bahu depan dan lahir. Dengan arah yang
berlainan denganputaran pertama, bayi diulangi diputar 1800 sampai kedua bahu lahir
(Sumarah, 2010;).
5. Cara Mouritceau

Gambar 4.9 Presentasi Bokong Cara Mouritceau

( Sumber : Sumarah, dkk. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya. )

Manuver ini tujuannya untuk melahirkan kepala janin. Janin diletakkan dilengan kiri
bawah penolong seperti menunggang kuda. Jari tengah dimasukkan ke
dalam mulut sedangkan jari telunjuk dan jari manis diletakkan pada maksila untuk menjaga
kepala janin dalam keadaan fleksi. Tangan kanan memegang ke dua bahu janin dengan dua
jari diletakkan pada bahu kanan dan kiri leher. Pendamping persalinan diminta menekan
supra pubik. Janin kemudian ditarik ke bawah searah sumbu. (Sumarah, 2010).

Page 64
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

D. PERTOLONGAN PERSALINAN PADA PRESENTASE


BOKONG

Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan


kesabaran dibandingkan dengan pertolongan persalinan presentasi kepala. Selama terjadi
kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang mengancam kehidupan
janin, maka menolong tidak perlu melakukan tindakan yang bertujuan untuk mempercepat
kelahiran janin.

 Pimpinan persalinan :
a. Cara berbaring :
1. Litotomi sewaktu inpartu
2. Semi fowler
3. Melahirkan bokong :
4. Mengawasi sampai lahir spontan
5. Mengait dengan jari
6. Mengait dengan pengait bokong
7. Mengait dengan tali sebesar kelingking

 Ekstrasi kaki :
Ekstrasi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengancara
vaginal atau abdominal (seksio sesarea).

E. ANGKA PERSALINAN PRESENTASE BOKONG

Angka Persalinan Presentasi Bokong di RSUD dr. Soedarso Pendataan rekam


medik terhadap kasus persalinan dengan presentasi bokong di RSUD dr. Soedarso
Pontianak tahun 2008 - 2010 menemukan 289 kasus. sebanyak 267 berkas rekam
medik dijadikan sebagai subyek penelitian, terdapat 22 berkas rekam medik yang
dieksklusikan dalam penelitian ini dengan 15 rekam medik tidak ditemukan dan tujuh
berkas rekam medik tidak lengkap. Jumlah persalinan dari tahun 2008-2010 di RSUD
dr.Soedarso didapatkan sebanyak 4457 persalinan dan jumlah persalinan dengan
presentasi bokong sebanyak 289 kasus (6,48%).

Page 65
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

KEGIATAN BELAJAR VI

Mekanisme Persalinan Presentase


Muka (Mento Anterior Kiri) dan
Fisiologi dan Fungsi Nyeri Pada
Persalinan
A. DEFENISI PRESENTASE MUKA

Presentasi muka merupakan kelainan deflkeksi kepala. Pada presentasi muka


terjadi hiperekstensi maksimum kepala sehingga oksiput menempel dengan punggung
janin dengan demikian maka yang merupakan bagian terendah janin adalah mentum.
Dalam kaitannya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi
dengan mento anterior atau mento posterior.
Pada presentasi muka letak janin memanjang,presentasi kepala,bagian terendah
janin muka,sikap extensi sempurna,penunjuknya adalah dagu (mentum) dan diameter
pada waktu masuk panggul adalah diameter submentobregmatica sebesar 9,5 cm.
Bagian terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu; sedangkan pada
presentasi dahi bagian antara glabella dan bregma.Tetapi sering juga dijumpai
kedudukan diantara keduanya.
Beberapa posisi yang ditentukan oleh dagu(mento) yaitu:
 1.Left mento anterior (LMA)= dagu kiri depan
 2.Right mento anterior (RMA)= daga kanan depan
 3.Left mento posterior (LMP) = daga kiri belakang
 4.Ring mento posterior (RMP) = dagu kana belakang.

Page 66
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

B. CARA MENDIAGNOSA LETAK MUKA

Diagnosa presentasi muka ditegakkan melalui pemeriksaan VT dengan meraba


adanya mulut – hidung – tulang rahang atas dan “orbital ridges”. Kadang perlu
dibedakan dengan presentasi bokong dimana dapat teraba adanya anus dan tuber-
ischiadica yang sering keliru dengan mulut dan tulang rahang atas.Pemeriksaan
radiologis dapat menampakkan gambaran hiperekstensi kepala yangjelas dan tulang
muka diatas pintu atas panggul.
a) Palpasi

Teraba kepala sangat mengadah, cekung punggung kepala sangat memudik (sudut
fabre), dan belakang klepala menonjol
b) Auskultasi

DJJ jelas terdengar pada toraks janin


c) Pemeriksaan dalam

Teraba dagu yang runcing,mulut,hidung, dan lekuk mata


d) Poto rongen

Teraba kepala saat mengadah.

C. DIAGNOSIS KEDUDUKAN LEFT MENTO ANTERIOR

A. PEMERIKSAAN ABDOMINAL
1) Sumbu memanjang janin sejajar dengan sumbu memanjang ibu (Gb. 1A).
2) Di atas symphysis terdapat kepala. Pada permulaan persalinan kepala belum masukpanggul.
3) Punggung ada di sebelah kanan perut itu, tetapi oleh karena di belakang teraba denganjelas.
Bagian-bagian kecil ada di sebelah kiri dan depan. Extensi columna vertebralis menyebabkan
dada membusung dan punggung melengkung ke depan.
4) Bokong ada di fundus uteri.
5) Tonjolan kepala (occiput) ada di kanan. Gejala diagnostik yang penting pada sikap extensi
adalah bahwa punggung dan tonjolan kepala berada pada sisi yang sama.Kalau sikapnya flexi
maka tonjolan kepala dan punggung ada pada sisi yang berlawanan.

Page 67
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

6) Harus selalu diingat bahwa pada presentasi muka dengan dagu di depan punggungbayi dan
occiput ada di belakang. Sebaliknya kalau dagu di belakang maka punggung dan occiput ada
di depan.

B. DENYUT JANTUNG JANIN


Denyut jantung janin ditransmisikan melalui dinding depan thorax janin dan terdengar
paling keras di kuadran kiri bawah perut ibu, pada sisi yang sama dengan bagian-bagian
kecil.

C. PEMERIKSAAN VAGINAL
1) Kunci diagnosisnya adalah hasil pemeriksaan yang negatif, yakni tidak adanya puncak kepala
yang bulat. rata dan keras. Sebagai ganti puncak kepala dengan tanda- tandanya berupa garis-
garis sutura dan ubun-ubun, maka teraba bagian terndah yang lebih lunak dan tidak teratur.
Dipikirkan muka atau bokong. Terdapatnya bermacam- macam bagian muka akan
menegakkan diagnosis presentasi muka. Setelah persalinan lama maka edema yang nyata
dapat mengaburkan gambarannya.
2) Sumbu panjang muka ada pada diameter obliqua dextra panggul ibu (Gb. IB). 3) Daguada di
kuadran kiri depan panggul ibu.
3) Dahi ada di kuadran kanan belakang panggul ibu.
4) Pemeriksaan vaginal harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari perlukaan pada
mata.

D. MEKANISME PERSALINAN LEFT MENTO


ANTERIOR

A. EXTENSI

Oleh karena beberapa sebab kepala tidak mau flexi, tetapi extensi (Gb.2) sehingga
sebagai ganti LOP atau ROP ada RMA atau LMA. Anak masuk panggul dengan dagu lebih
dahulu. Diameter terendah pada presentasi muka (submentobregmatica) dan pada presentasi
belakang kepala (suboccipitobregmatica) keduanya adalah 9.5 cm. Ini adalah salah satu sebab
kenapa umumnya presentasi muka dengan dagu di depan dapat lahir spontan.

Page 68
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

B. PENURUNAN

Dengan dagu sebagai bagian terendah, muka masuk panggul pada diameter obliqua
dextra. Penurunan lebih lambat dibanding dengan pada sikap kepala flexi. Muka sudah
terletak rendah di dalam panggul sebelum diameter biparietalis melewati PAP. Pada waktu
dagu teraba setinggi spinaischiadica maka diameter trachelobregmatica masih di atas PAP.
Gambar 6.1 Mekanisme Persalinan

(Sumber : Faujiah, I,. Herliani, Y,.dan Diana, H,. 2018)

Page 69
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

A. PUTARAN PAKSI DALAM

Dengan penurunan dan moulage maka dagu mencapai dasar panggul kemudiandagu diarahkan ke
bawah, depan dan medial. Pada waktu dagu berputar ke depan 45° ke arah symphysis (LMA ke MA)
maka sumbu panjang muka menempati diameter anteroposterior panggul (Gb. 2C dan D). Dengan
penurunan lebih lanjut dagu keluar dibawah symphysis. Bahu masih berada pada diameter obliqua
sehingga leher terputar 45°. Bagian terpenting putaran paksi dalam adalah bahwa dagu harus berputar
kedepandi bawah symphysis. Kalau tidak maka persalinan tidak akan dapat spontan.
Putaran ke depan tidak akan terjadi sebelum muka mencapai dasar panggul danmungkin lama
baru terjadi yakni pada akhir persalinan. Penolong tidak boleh cepat putus asa.
Gambar 6.2 Putaran Paksi Dalam

(Sumber : Faujiah, I,. Herliani, Y,.dan Diana, H,. 2018)

A. RESTITUSI

Setelah kepala lepas dari vagina maka leher tidak terpilin lagi dan dagu berputarkembali 45°ke
tempat semula (Gb. 2J).

B. PUTARAN PAKSI LUAR

Page 70
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Bahu depan mencapai dasar panggul dan berputar ke arah symphysis, membawa
diameterbisacromial dari diameter obliqua ke diameter antero-posterior PAP. Dagu
berputar 45° lagi ke belakanguntuk mempertahankanhubungannormal antarakepaladenganbahu (Gb. 2K).
C. MOULAGE

Moulage (Gb. 3) menyebabkan kepala bertambah panjang pada diameter anteroposterior dan menjadi pendek dari
atas ke bawah. Dahi dan belakang kepala menonjol. Ini akan menghilangdalam beberapa hari.

E. ETIOLOGI PRESENTASE MUKA

Menurut Mochtar penyabab presentasi muka yaitu:


a. Primer
Sejak dari awal persalinan sudah terjadi letak muka, karena:
a) Ansefalus
b) Hidrosefalus
c) Congenital anomaly
d) Lilitan tali pusat pada leher beberapa kali
b. Sekunder
a) Panggul sempit
b) Tangan menumbung disamping kepala
c) Anak sangat besar
d) Plasenta previa atau plasenta letak rendah
e) Grande multipara

F. DEFENISI NYERI PERSALINAN

Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon tersebut memberikan umpan balik
ke hipotalamus untuk mensekresi oksitosin yag di keluarkan melaluihipofisis posterior. Pengaruh dari oksitosin
membuat terjadinya kontraksi otot myometrium yang berdampak terhadap munculnya respon nyeri dari ibu.
Nyeri melahirkan berbeda dengankarakteristik jenis nyeri yang lain. Nyeri melahirkan adalah bagian
dariproses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri yakni sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi, nyeri yang muncul adalah bersifat akut memiliki tanggang waktu yang
singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan sudah berakhir. Terdapat 2 fase

Page 71
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

pada kala 1 yaitu: fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam sedangkan fase aktif
yaitu pembukaan dari3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi atas fase
akselerasi (sekitar 2 jam), fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ), pembukaan 4 cm sampai 9 cm, fase deselerasi
(sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+10 cm).
Hampir semua ibu mengalami nyeri melahirkan. Melahirkan tanpa nyeri hanya dirasakan oleh sedikit ibu
hamil. Nyeri sangat sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat subjektif artinya antara
satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri tersebut. Perbandingan sakala nyeri
dengan indeks nyeri (0-50) MPI (McGill Pan Index) pada beberapa kondisi yang berbeda-beda yakni :
persalinan primipara skala indeks nyeri 38,persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78% primipara di
temukan 37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28% nyeri sedang (Manurung,2011)
Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan
proses persalinan. Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), penipisan serviks dan iskemia. Oleh karna rahim
adalah organ interna, maka nyeri yang timbul disebut nyeri viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perutdan menjalar ke arah paha (Judha, 2012).
Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim ialah nyeri visera.Nyeri ini berasal dari bagian
bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbal punggung dan menurun ke paha.Biasanya ibu bersalin
mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri interval antarkontraksi. Nyeri
melahirkan dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat regangan dan laserasi serviks,
vagina, atau jaringan perineum. Rasanyeri sering digambarkan sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat
jaringan meregang. Rasa nyeri juga dapat beralih sehingga dapat dirasakan di punggung, di pinggang, dan di
paha (Fauziah, 2015).

G. FISIOLOGI DAN FUNGSI NYERI


PADA PERSALINAN

Rasa nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis sumbernya, yaitu nyeri
visceral (nyeri yang dialami ibu karena: perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinankala I) dan nyeri
somatic (nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II persalinan).
Maryunani (2010;16), menyatakan bahwa fisiologis terjadinya nyeripersalinan terbagi sesuaidengan tahap
persalinan yaitu:

Page 72
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

a. Pergerakan anak bebas, misalnya pada hidramnion dan perut gantung


b. Posisi uterus miring.

1) Persalinan Kala I
Nyeri pada kala I terutama ditimbulkan oleh stimulus yang dihantarkan melalui saraf pada leher rahim (serviks)
dan rahim/uterus bagian bawah. Nyeri ini merupakan nyeri visceral yangberasal dari kontraksi uterus dan
adneksa.
Intensitas nyeri berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang
ditimbulkan. Nyeri akan bertambah dengan adanya kontraksi isometrik pada
uterus yang melawan hambatan oleh leher rahim/ uterus dan perineum. Selama persalinan bilaserviks uteri/leher
rahim dilatasi sangat lambat atau bilamana posisi fetus (janin) abnormal menimbulkan distorsi mekanik,
kontraksi kuat disertai nyeri hebat. Hal ini karena uterus berkontraksi isometric melawan obstruksi.
Kontraksiuterus yang kuat merupakan sumber nyeriyang kuat (Maryunani, 2010; 18).

Rasa nyeri yang dialami ibu bersalin karena perubahan serviks dan iskemia uteruspadapersainan kala I. Kala I
fase laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin
terjadi pada fase aktif dan transisi. Nyeri yang iburasakan pada fase ini berasal dari bagian bawah abdomen dan
menyebar ke daerah lumbal punggung dan menurun ke
daerah paha. Nyeri persalinan yang ibu rasakan hanya selama kontraksi dan pada interval antarkontraksi ibu
akan bebas dari rasa nyeri (Judha, 2012; 75). Gb 2.5 LokasiNyeri Persalinan KalaI (Judha,2012;75).

2) Persalinan Kala II
Pada akhir kala I dan kala II persalinan, nyeri somatik terjadi pada saat serviksuteri/leher rahimdilatasi penuh,
stimulasi nyeri berlangsung terus dari kontraksi badan rahim (corpus uteri) dan distensi segmen bawah rahim.
Terjadi peningkatan secara progresif tekanan oleh fetus terhadap struktur di pelvis dan menimbulkan
peningkatan nyeri somatic dengan regangan danrobekan fascia (jaringan pembungkus otot) dan jaringan
subkutan jalan lahir bagian bawah, distensi perineumdan tekanan pada otot lurik perineum. Nyeri ini
ditransmisikan melaluiserabut saraf pudental, yaitu suatu serabut saraf somatic yang keluar melalui S2, S3 dan
S4 segmen sacral.

H. KOMPONEN FISIOLOGIS
NYERI PERSALINAN
Page 73
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

a. Resepsi

Proses perjalanan nyeri selama persalinan berlangsung sesuai dengan fasepersalinan. Nyeri kala I
disebabkan oleh kontraksi uterus sehingga menyebabkanuterus tertarik dan servikdan mendatar (effacement) dan
dilatasi. Nyeri di kala II disebabkan oleh penurunan kepala dirongga pervis 21 dan menyebabkan peregangan
struktur jalan lahir bagian bawah. Bentuk stimulus merangsang pengeluaran zat klinis:histamine, bradkinin dan
kalium. Pengaruh dari zat tersebut nosiseptor aktif mentransmisi implus-implus nyeri. Impuls-impuls nyeri
dihantarkan kearah atas menuju subtansi gelatinosa didalam kornu dorsalis spinalis di torakal 10-12 sampai
lumbal 1 pada kala I, sedangkan impuls nyeri selama kala II ditrasmisikan melalui saraf pudendal ke nervus
sakralis ke 4 ke thalamus. Thalamus berfungsi untuk memproyeksikan nyeri ke korteks serebri yang selanjutnya
akan dipersepsikan.

b. Persepsi
Hasil persepsi implus nyeri ditrasmisikan kembali oleh efektor sebagai persepsi nyeri.Fase ini merupakan
titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada ssat individu menjadi sadarakan nyeri, maka akan terjadi reaksi
komplek. Persepsi menyadarkan kemudian individu dapatbereaksi.

c. Reaksi
Hasil persepsi di korteks cerebri di trasmisikan ke thalamus lalu ke system saraf
simpatis dan parasimpatis. Stimulasi pada cabang simpatis di saraf otonommenghasilkan respon fidiologis dan
perilaku.

Apabila nyeri berlangsung terus- menerus, maka systemparasimpatis akan bereaksi. Bentuk respon yang
ditampilakn ibu selama proses persalinan dapat berupa respon fisiologis dari stimulasi syararsimpatik (nyeri
ringan, sedang) respon fisiologi terhadap stimulus syaraf (nyeri berat dan dalam) dan respon psikologis.

I. KLASIFIKASI NYERI PERSALINAN

Menurut Regina (2011), klasifikasi nyeri persalinan adalah sebagai berikut:

a. Nyeri Viseral
Nyeri Viseral bersifat lambat, dalam dan tidak terlokalisir. Nyeri ini terjadi padapersalinan kala 1
akibat dari kontraksi uterus dan pembukaan serviks.
Implus nyeri selama kala 1 persalinan ini ditransmisi melalui T11-T12 segmen saraf spinal danbagian thorak dan
bagian atas lumbal saraf simpatis.Saraf-saraf tersebut berasal dari dalam uterus dan serviks. Lokasi nyeri ini

Page 74
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

adalah

Page 75
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

pada bagian segmen bawah abdomen dan menjalarke daerah lumbal bagian belakang dan turun sampai dengan
paha.
b. Nyeri Somatik
Nyeri somatik bersifat lebih cepat, tajam dan lokasinya jelas. Nyeri inibiasanya terjadipada akhir kala 1
dan selama kala II persalinan. Nyeri ini
disebabkan oleh adanya penurunan kepala janin yang menekan jaringan-jaringan maternal dan
tarikan peritoneum dan uterocervikal selama kontraksi.
Nyeri ini dapat disebabkan oleh tenaga waktu mengeluarkan bayi atau tekanankandung kemihdan masa pada
rectum implus nyeri selama kala II ini ditransmisikan melalui S1-S4 saraf spinaldan parasimpatis dari jaringan
perinal.
c. After Pain
nyeri ini terjadi selama kala III ketika uterus mengecil, robekan dari hasilditensi dan laserasi dari serviks,
vagina dan jaringan perinal.

Page 76
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

RANGKUMAN

Setelah persalinan seorang wanita akan banyak mengalami perubahan untuk


itu diperlukan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam
dirinya. Perubahan selama kehamilan meliputi perubahan pada sistem reproduksi,
sistem urinaria, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, payudara.Khususnya
yang belum sepenuhnya mengetahui akan perubahan yang terjadi, sering kali
perubahan tersebutmenimbulkan kekhawatiran. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu usia, pendidikan, dan pekerjaan. Untuk itu ibu hamil memerlukan
penjelasan, nasihat dan saranmengenai perubahan-perubahan yang terjadi selama
kehamilan khususnya dari bidan, perawat dan dokter sehingga ibu hamil tidak lagi
khawatir dengan perubahan yang dialaminya.
Nyeri persalinan merupakan sebuah pengalaman subjektif disebabkan oleh
iskemik otot uteri, penarikan dan traksi ligament uteri, traksi ovarium, tuba fallopii
dan distensi bagian bawah uteri, otot dasar panggul dan perineum. Pusat Data
Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia menjelaskan bahwa 15% ibu di Indonesia
mengalami komplikasi persalinan dan 21% menyatakan bahwa persalinan yang
dialami merupakan persalinan yangmenyakitkan karena merasakan nyeri yang
sangat, sedangkan 63% tidak memperoleh informasi tentang persiapan yang harus
dilakukan guna mengurangi nyeri pada persalinan. Berbagai upaya untuk
menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi ataupun dengan
nonfarmakologi. Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang
paling efektif dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur disebut juga
akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur. Teknik ini menggunakan tenik
penekanan, pemijatan, dan pengurutan sepanjang meridian tubuh atau garis aliran
energi. Teknik akupresur ini dapat menurunkan nyeri dan mengefektifkan waktu
persalinan. Oleh karena itu perlu adanya bukti literature review yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap intensitasnyeri persalinan kala I.

Page 77
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Mekanisme persalinan adalah suatu hal yang sangat penting dalam praktek
obstetri. Mekanisme persalinan ini berkaitan dengan urutan gerakan-gerakan fetus
selama persalinan. Gerakan-gerakan ini terdiri dari suatu seri urutan perubahan yang
sesuai diameter panggul padasaat fetus berada pada bagian tertentu jalan lahir.
Presentasi vertex adalah area kubah yang dibatasi anterior oleh frontanel
anterior dan jahitan koronal, posterior oleh frontanel posterior dan jahitan lamboid
dan lateral dengan 2 garisyang melewati emimesia parietal atau disebut juga
presentasi kepala. Presentasi kepala adalah situasi saat melahirkan dimana janin
berada dalam posisi yang membujur dan kepala memasukipanggul terlebih dahulu.
Dalam presentasi vertex kepala tertekuk dan oksiput memimpin.
Oksiput Anterrior (OA) atau dikenal dengan istilah vertex position dan
cepjhalic position merupakan posisi terbaik bagi bayi menjelang persalinan. Oksiput
anterior ini dimanaposisi kaki janin berada di atas, dengan kepala di bawah, wajah
yang menghadap punggung ibu dan bayi bersandar pada perut ibu. Saat posisi bayi
dengan oksiput anterior maka kepala bayitepat berada di panggul.
Persalinan merupakan pengalaman emosional, periode waktu yang cukup
melelahkan serta sering memiliki dampak buruk pada wanita dalam proses
persalinan yang melibatkan kedua mekanisme fisiologis dan psikologis. Faktor
fisiologis seperti kontraksi uterus dan dilatasi serviks merupakan peran penting saat
persalinan yang berkontribusi besar dalam nyeri persalinan. (Kaltsum.U et al., n.d.
2018)
Ibu bersalin mengalami nyeri di satu atau beberapa bagian tubuh termasuk
daerah tulang belakang (serviks, toraks, dan lumbal), pelvis, dan genital, yang mulai
dialami pada awal kehamilan. Lordosis berlebih pada punggung bawah, fleksi depan
leher, dan gerakan ke bawahbahu biasanya terjadi untuk mengkompensasi rahim
yang membesar dan perubahan pada pusatgravitasi.
Selain faktor fisiologis, faktor psikologis seperti stres, cemas, rasa kehilangan
kontrol diri juga berkontribusi dalam hal tersebut. Rasa nyeri saat bersalin dapat
menimbukan kecemasan berlebihan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
(Kaltsum.U et al., n.d. 2018).

Page 78
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Presentasi bokong adalah letak janin memanjang dengan bagian terendah


bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Presentasi bokong merupakan malpresentasi
yang paling sering dijumpai. Perawatan jenis persalinan pada presentasi bokong masih
menjadi kontroversi. Presentasi bokong memanjang dengan kelainan pada polaritas.
Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanterica telah melewati PAP.
Perawatan jenis persalinan pada presentasi bokong masih menjadi kontroversi.
Sacrum berputar ke arah pubis sehingga punggung ada di depan. Sebagai seorang
bidan dan tenaga medis kita harus melaksanakan tugas kita sesuai dengan standar
kompetensi bidan yaitu salah satunya menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan
maupun perilaku.
Pada presentasi muka letak janin memanjang, presentasi kepala, bagian terendah
janin muka, sikap extensi sempurna, penunjuknya adalah dagu (mentum, M) dan diameter
pada waktu masuk panggul adalah diameter submentobregmatica sebesar 9.5 cm. Bagian
terendahnya adalah bagian antara glabella dan dagu; sedang pada presentasi dahi bagian
antara glabella dan bregma. Tetapi sering juga dijumpai kedudukan di antara
keduanya.Mekanisme persalinan dengan presentasi muka terdiri dari densensus putar paksi
dalam - fleksi - ekstensi dan putar paksi luar, Nyeri pada proses persalinan diakibatkan
karena kontraksi uterus serta dilatasi mulut rahim dan segmen bawah rahim.Rasa nyeri yang
dirasakan merupakan signal untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan
proses persalinan, Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan dengan teknik massage yaitu
teknik kneadingdan teknik nafas dalam.

Page 79
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

1. Sebutkan perubahan sistem tubuh yang terjadi pada saat persalinan?


a. Vagina terasa lebar
b. Mual
c. Pusing
d. Kaki bengkak
e. Nyeri

2. Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 post partum. Merupakan ciriciri dari Lochia
a. Rubra
b. Sanguinolenta
c. Serosa
d. Alba
e. Purulenta

3. Struktur terbesar genetalia eksterna dan mengandung keringat dan kelenjar yang menghasilkan sekresi
lubrikasi/pelumas merupakan
a. Klitoris
b. Labia mayora
c. Labia minora
d. Vulva
e. Parineum
4. Berikut ini merupakan fungsi organ genetalia, kecuali
a. Tempat fertilisasi
b. Sebagai organ dalam persetubuhan/intercourse
c. Saluran jalan lahir/birth canal 81

d. Sebagai tanda mulainya preses laktasi


e. Tempat perkembangan embrio
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

5. Terletak di anterior, terdiri dari jaringan lemak, menonjol di atas simpisis pubis dan setelah pubertas ditutupi
oleh rambut pubis yang kasar dan keriting. Ciri-ciri diatas merupakan ciri-ciri dari
a. Labia mayora
b. Klitoris
c. Mons veneris
d. Vulva
e. Parineum

6. Secara u5mum organ-organ genetalia internal memiliki fungsi, kecuali


a. Sebagai organ dalam persetubuhan/ intercourse
b. Saluran jalan lahir/birth canal
c. Sebagai saluran keluarnya darah haid dan lendir uterus
d. Tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio dan fetus
e. Tempat fertilisasi/ pembuahan

7. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap hipotermi karena hal berikut, kecuali
a. Memiliki area permukaan tubuh yang relatif besar dibandingkan massanya
b. Memiliki kulit yang tipis dan permeabel terhadap panas
c. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi
d. Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan respons simpatis yang sangat buruk
e. Memiliki afinitas terhadap oksigen yang lebih tinggi

8. Hemoglobin fetal (Hb F) memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan afinitas terhad oksigen yang lebih tinggi
dibandingkan dengan hemoglobin dewasa disebut sebagai perubahan
a. Perubahan pada sistem Imun
b. Perubahan pada sistem hematologi
c. Perubahan pada sistem castrointestinal
d. Termoregulasi dan adaptasi fisiologi
e. Perubahan Sirkulasi

9. Selaput membrane tipis yang mengelilingi atau sebagian menutupi lubang / introitus vagina
82
disebut Hymen
a. Labia Mayora
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL
b. Labia Minora
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

c. Klitoris
d. Vulva

10. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 postpartum. Warnanya kekuningan atau kecoklatan. Terdiri dari lebih
sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta, merupakan ciri-ciri
dari Lochia..
a. Lochia Rubra
b. Lochia Sanguinolenta
c. Lochia Serosa
d. Lochia Alba
e. Lochia Kruenta

11. Testoteron, progesterone, estrogen, dan cortisol adalah jenis hormone yangmasuk ke dalam kelas hormone...
a. peptida
b. steroid
c. derivate asam amino
d. testosteron
e. insulin

12. Nama lain dari kelenjar hipofisa yaitu ...


a. Parathyroid
b. Master gland
c. Gaster
d. Neurohipofisa
e. Duodenum

13. Prolaktin adalah suatu hormone yang masuk ke dalam kelas hormone...
a. Testosterone
b. steroid
c. derivate asam amino
83
d. insulin
e. peptida
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

14. Salah satu kegunaan dari thyroksin adalah...


a. Untuk mengabsorpsi sumber energi
b. Untuk metabolisme tubuh
c. Sebagai sumber energy
d. Untuk pembakaran lemak
e. Untuk merangsang kelenjar thyroid

15. Thyroksin digunakan untuk beberapa metabolisme tubuh, antara lain ...
a. karbohidrat, lipid, vitamin
b. protein, lipid, vitamin
c. karbohidrat, lipid, mineral
d. karbohidrat, lipid, protein
e. protein, lipid, mineral

16. Salah satu fungsi dari kelenjar duodenum yaitu..


a. Mempercepat pengantaran nutrisi ke jaringan dan sel-sel setelahdalam bentuk khime
b. menghasilkan hormone epineprin
c. menghasilkan estrogen
d. kekebalan tubuh
e. menghasilkan progesterone

17. Kelenjar yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid adalah...


a. Pancreas
b. Hipofisis.
c. Kelenjar adrenalin (anak ginjal)
d. Paratiroid.
e. Thyroksin

18. Nama organ apa yang mengendalikan kelenjar hipofisa yaitu ...
a. Hati
b. Hipotalamus
84
c. Otak besar
d. Sumsum tulang belakang
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL
e. Otak kecil
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

19. Sumber penghasil hormon jenis katekolamin yaitu.....


a. Noradrenalin
b. Sel Kromafin
c. Norepinefrin
d. Adrenalin
e. Epinephrine

20. Bagian kelenjar dalam dinamakan.


a. Gonadokortikoid
b. Korteks
c. Glukokortikoid
d. Medula
e. Mineralokortiod
21. Ukuran lahir berturut-turut adalah...
a. Oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu
b. Bregma, dahi, mulut dagu, oksiput
c. Mulut, dagu, oksiput, bregma
d. Dahi, mulut, bregma, dagu
e. Dagu, oksiput, dahi, mulut
22. Dibawah ini merupakan pernyataan yang benar terkait oksiput posterior kanan dan kiri,kecuali
a. Posisi panggung bayi menghadap ke sisi kanan ibu
b. kindisi dimana punggung bayi berada di punggung ibu
c. memasuki pelvis dengan menghadap ke depan
d. posisi bayi telentang
e. occiput posterior OP kondisi punggung bayi menghadap punggung ibu dan menghadap kedepan
23. dibawah ini merupakan bagian janin dengan posisi sungsang saat dilakukan pemeriksaan dalam
a. muka
b. tangan
c. ubun-ubun
d. sacrum
e. dahi
24. Posisi janin mulai menetap dan tidak mengalami pe8ru5bahan signifikan setelah mencapai Mingguke......
a. Minggu ke- 36 kehamilan
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL
b. Minggu ke- 32 kehamilan
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

c. Minggu ke- 38 kehamilan


d. Minggu ke- 34 kehamilan
25. Apabila bayi dilahirkan aterm, maka persentase terjadinya malpresentasi bokong hanya berkisar
a. 5-8% kasus
b. 3-4% kasus
c. 6-9% kasus
d. 8-9% kasus
e. 10% kasus
26. Sinklitismus, asinklitismus, fleksi, putar paksi dalam, ekstensi, putar paksi luar, merupakan mekanisme
Penurunan kepala janin pada proses persalinan
a. Penekanan kepala janin pada servik
b. Penyesuaian diri janin dengan ibu
c. Terjadinya proses persalinan
d. Pengeluaran bayi dan plasenta

27. Dalam melakukan pertolongan persalinan, bidan harus mengetahui tahapan persalinan. Turun danmasuknya
kepala janin ke bidang PAP secara berurutan meliputi (C3)
a. Sinklitismus, anmiltismus portenor, asiklitinus anterior
b. Sunkhtimus, auklitismus anterior, asinllitismus posterior
c. Andlitismus anterior, middlitinus, amnklitismus posterior
d. Arlitinus posterior, Smilitiamus, amnitimas antenor

28. Diketahui, ibu dalam masa persalinan, saat dipampan meneran oleh bidan maka tahapanpersalinan yang
benar, sesuai dengan teori adalah (CS)
a. Sinklitismus, armklitismus, putar paksi dalam, fleksi, ekstensi, putar pakri luar
b. Sulitismus, asutus, fleka putar pak dalam, elunterum, putar palm lur
c. Siklitmus, inklitismus, putar pak dalam, fleks, ekstensi, putar palm huar
d. Armkliimaus, sinklitanus, fleksi, putar paksi dalam, ekstens, putar pak luar

86
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

29. Presentasi dahi adalah posisi kepala antara fleksi dan defleksi, sehingga yang menjadi bagianterendah adalah...
a. Dahi
b. UUB
c. UUK
d. Dagu
e. Kepala

30. Pada presentasi belakang kepala, oksiput biasanya memutar ke...


a. Depan
b. Menetap
c. Belakang
d. Ke lateral kanan

31. Persalinan spontan (spontaneous breech) Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibusendiri. Cara ini
lazim disebut...
a. Bracht
b. Klasik
c. Muller
d. Lovset
e. Mouritceau
32. Di bawah ini yang bukan cara melahirkan presentasi bokong ialah
a. Cara bracht
b. Cara klasik
c. Cara muller
d. Cara sacrum
e. Cara lovset
33. Yang tidak termasuk mekanisme persalinan pada persentase bokong yaitu?
a. Bahu dan tungkai bawah
b. Bahu dan lengan
c. Kepala
d. Kaki
87
e. Bokong
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

34. Apa teknik pertolongan persalinan yang dapat dilakukan pada bokong?
a. menopang bayi dengan memegang secara lembut pada tulang panggul dan tulangekor.
b. Menekan bagian keluarnya darah tepat di atas luka dan memberikan penutup lukayang tebal pada
bagian tersebut
c. meminta pasien menarik napas dengan kuat sambil menutup hidung dan mulutnya(reversed Valsava)
d. dilakukannya operasi tetap melakukan persalinan normal
35. Pada presentasi bokong, yang menjadi acuan penentuan presentasi adalah...
a. Bagian kepala janin
b. Bagian kaki janin
c. Bagian bokong janin
d. Bagian pinggang janin
e. Bagian tangan janin
36. Pada presentasi bokong, letak bokong pada bagian mana yang paling sering ditemukan?
a. Anterior kiri
b. Posterior kiri
c. Anterior kanan
d. Posterior kanan
e. Superior kanan
37. Bagian apa yang menjadi acuan untuk penentuan posisi pada presentasi bokong?
a. Tulang panggul ibu
b. Rahim
c. Punggung ibu
d. Kaki ibu
e. Perut ibu
38. Pada presentasi bokong, posisi apakah yang memungkinkan persalinan normal?
a. Sacrum anterior kiri
b. Sacrum posterior kiri
c. Sacrum anterior kanan
d. Sacrum posterior kanan

88
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL
e. Sacrum superior kiri

89
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

39. Apa yang dimaksud dengan ekstensi kepala pada persalinan presentasi bokong?
a. Kepala janin terlalu besar untuk lewat dari jalan lahir
b. Kepala janin tertekan ke bawah oleh kontraksi rahim, sehingga membentuk sudutdengan leher Rahim
c. Kepala janin sedang menghadap ke atas dan terbuka dengan baik
d. Kepala janin tertekan ke atas oleh kontraksi rahim, sehingga membentuk sudutdengan leher Rahim
e. Kepala janin menghadap kesamping
40. Apa yang harus dilakukan jika persalinan presentasi bokong terjadi pada ibu yang belumpernah melahirkan
sebelumnya?
a. Dilakukan operasi Caesar
b. Dilakukan persalinan pervaginam dengan alat bantu seperti forceps
c. Dilakukan persalinan pervaginam secara normal, dengan pengawasan ketat dankesiapan untuk
melakukan operasi Caesar
d. Tidak perlu dilakukan intervensi, karena persalinan presentasi bokong adalah variannormal dan akan
berjalan dengan baik
e. Dilakukan persalinan secara normal
41. Berikut ini adalah konfigurasi umum faktor resiko terjadinya persentasi bokong, kecuali ?
a. frank breech
b. complete breech
c. perfect breech
d. footling breech
42. Letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong sempurna) adalah?
a. Frank brech
b. Incomplete breech
c. Flaxed brech
d. Footling

43. Berikut ini beberapa faktor komplikasi persalinan letak sungsang, kecuali ?
a. Prematuritas
b. Asfiksia
c. Prolaps tali pusat
90
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL
d. Annacephaly

91
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

44. Seorang perempuan G2P1A0, usia kehamilan 39 minggu datang ke PMB. mengeluh mulesyang sering dan
ingin meneran. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, S 36,70C, P 20x/menit, palpasi fundus teraba
bagian bulat, keras, punggung kanan, ballotemen (+), HIS kuat dan teratur 5x/10 menit /50 detik. Pemeriksaan
dalam pembukaanlengkap, KK (+), teraba os. Sakrum dan kedua kaki bayi. Diagnosis apakah yang paling tepat
pada kasus tersebut?
a. Presentasi bokong murni
b. Presentasi bokong sempurna
c. Presentasi bokong tidak sempurna
d. Presentasi kaki
e. Presentasi ganda
45. Seorang perempuan yang umur kehamilannya 34 minggu datang ke praktek mandiri bidan ingin melakukan
pemeriksaan. Setelah bidan melakukan pemeriksaan palpasi leopold pada fundus teraba bulat, melengkung dan
keras, pada bagian perut sebelah kanan ibu teraba punggung janin dan DJJ terdengar jelas di atas perut ibu. Dari
kasus diatas ibu mengalami?
a. Letak sungsang
b. Letak kepala
c. Letak melintang
d. Letak bokong
e. Letak normal
46. Berlangsung selama berapa lama ketika ibu hamil yang melahirkan secara spontan dengan presentasi
belakang kepala tanpa terjadi komplikasi?
a. 18-24 jam
b. 3-6 jam
c. 30-40 menit
d. 5-10 menit
47. Prinsip penatalaksanaan cara klasik adalah?
a. Melahirkan bahu depan terlebih dahulu
b. Melahirkan bahu belakang terlebih dahulu
c. Memutar 180º untuk melahirkan bahu
d. Mencengkram bokong dan hiperlordosiskan
92
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

48. Seorang wanita tanpa perawatan prenatal dalam persalinan pada 38 minggu memiliki presentasi sungsang.
Saat sungsang dikeluarkan, terjadi spina bifida. Kepala tidak memberikan. Masalah apa yang mungkin terjadi?
a. Hidrosefalus
b. Disproporsi sefalopelvik
c. Fetal goiter
d. Incompletely dilated cervix
49. seorang perempuan usia 30 tahun, inpantu kala 1 fase aktif datang ke praktik mandir bidan dari hasil
pemeriksaan diperoleh, pada pemeriksaan abdomen teraba kepala janin 3/5 diatas symfisis pubis, PD portio tipis
lunak, pembukaan 8 cm, selaput ketuban utuh,teraba fontanel anterior dan orbita Presentasi janin pada kavas di
atas adalah?
a. Presentasi muka
b. Presentasi dahi
c. Presentasi majamuk
d. Presentasi bokong
50. Seorang bidan melakukan palpasi leopoid pada ibu multigravida dengan kehamilan 34 minggu, tinggi fundus
teraba bulat, melenting, dank eras, punggung janin berada di kanan, Djj terdengar di atas pusat ibu. Dari kasus
yang di alami wanita ini adalah?
a. Letak Sungsang
b. Letak kepala
c. Kehamilan melintang
d. Kepala janin letak normal
e. Letak bokong

93
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

51. Pada gambar di atas menunjukkan proses persalinan yang disebut dengan...
a. Fleksi
b. ekstensi
c. Ekspulsi
d. Rotasi

52. Urutan mekanisme persalinan normal di bawah ini yang tepat adalah...
a. Engagement, Fleksi, Putaran faksi dalam, Ekstensi, Putaran faksi luar, Ekspulsi
b. Fleksi, Engagement, Ekstensi, Putaran faksi dalam, Putaran faksi luar
c. Putaran faksi dalam, Fleksi, Engagement, Ekstensi, Putaran faksi luar, Ekspulsi
d. Ekspulsi, Rotasi dalam, Rotasi luar, Ekstensi

53. Pada persalinan kala berapa kah nyeri stomatic terjadi pada saat serviks uteri/leger rahimdilatasi penuh...
a. Kala 1
b. Kala 2
c. Kala 3
d. Kala 4
54. Yang bukan termasuk dalam klasifikasi nyeri persalinan adalah...
a. Nyeri viseral
b. Nyeri somatik
c. After pain
d. Persepsi

94
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

55. Bagaimana cara alami seorang ibu mengurangi nyeri pada persalinan?
a. Tidur dengan posisi telentang
b. Jalan jalan agar tidak terasa nyeri
c. Meminum obat
d. Kompres dengan air hangat, dan pijat punggung atau bahu
56. Mulainya persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memegang peranan penting dibawah ini faktor
mana yang mempengaruhi mulainya persalinan?
a. Adanya sakit perut
b. Adanya penipisan serviks
c. Masuknya nutrisi ibu pada saat bersalin
d. Penurunan kadar progesterone
57. Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan yaitu...
a. Proses pengeluaran plasenta sampai 2 jam persalinan
b. Proses pembukaan sa1-10 cm
c. Proses pengeluaran bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
d. Proses yang terjadi setelah 2 jam persalinan
58. Sinklistismus, asinklistimus, fleksi, putar faksi dalam, ekstensi, putar faksi luar, ibu dalam peranan dan
bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Apa sajakah yang mempengaruhi mulainya persalinan?
a. Masuknya nutrisi ibu pada saat bersalin
b. Persalinan dibantu dengan kekuatan dari luar
c. Penurunan kadar progesteron, teori oxytosin, ketegangan otot-otot, pengaruh janin, teori prostaglandin
d. Adanya nyeri hebat yang dirasakan oleh ibu

Kasus (soal 59 dan 60)


Ny. H umur 24 tahun melahirkan anak pertama 2 menit yang lalu. Plasenta belum lahir. Terdapat semburan
darah tiba-tiba dari jalan lahir, kontraksi uterus baik. TFU 2 jari diatas pusat.

59. Asuhan segera yang dilakukan Bidan pada Ny. H setelah kelahiran anak pertama adalah…
a. Meregangkan tali pusat
b. Menyuntikkan oksitosin
c. Melakukan masase uterus
93
d. Cek kemungkinan adanya janin kedua
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

60. Semburan darah yang di alami Ny. H disebabkan karena….


a. Inversio Uteri
b. Luka di jalan lahir
c. Lepasnya insersi plasenta
d. Adanya sisa selaput ketuban

94
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Kunci Jawaban

1. A 11. C 21. A 31.A 41. C 51. B


2. B 12. B 22. A 32.D 42. C 52. A
3. B 13. E 23. D 33.D 43. D 53. B
4. D 14. B 24. A 34.A 44. B 54. D
5. C 15. D 25. B 35.C 45. A 55. D
6. C 16. A 26. A 36.A 46. A 56. D
7. E 17. E 27. B 37.A 47. A 57. C
8. B 18. B 28. B 38.A 48. A 58. C
9. A 19. B 29. A 39.D 49. B 59. D
10. C 20. D 30. C 40. C 50. A 60. C

95
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, SW.2019.Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal dan Neonatal.


Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Amelia Paramitha, Cholifah. ( 2018 ). Buku Ajar Biologi Reproduksi .Sidoarjo :
UMSIDA Press.Halaman : 37-46
Aprina, dkk. 2017. Relaksasi Progresif terhadap Intensitas Nyeri Post Operasi BPH
(BenignaProstat Hyperplasia). Jurnal Kesehatan, Vol 8, No 2, E-ISSN 2548 5695.
Asrina, Shinta, Dewie, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta :
GrahaIlmu
Budiarti, K Dewi. 2011. Hubungan Akupresur Dengan Tingkat Nyeri dan Lama
PersalinanKala I Pada Ibu Primipara Di Garut. [Tesis]. Jakarta: Universitas
Indonesia. Cetakan 1. Jawa Tengah:NEM. {Halaman 87-104}
Dinda, N., Saleha, S., & Haruna, N. (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal
Patologi dengan Persalinan Letak Sungsang (Literatur Review). Jurnal Midwifery,
3(2), 88– 101.
Eka, Kurnia. Dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : C.V TRANS INFO
MEDIA
Faujiah, I,. Herliani, Y,.dan Diana, H,. 2018
Hartono, Radyanto Iwan Widya. 2012. Akupresur Untuk Berbagai Penyakit.
Yogyakarta:Rapha Publishing
Hastono, Sutanto Priyo dan Luknis Sabri. 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Indrayani, dan Djami, M. (2016). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : CV.
TransInfo Media Jakarta:EGC. {Halaman 125}
Kementrian Kesehatan. 2014. Pusat Data Dan Informasi. Jakarta SelatanMaryunani,
Anik. 2010. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.
Kurniarum A .2016.moduk bahan ajar cetak k9e6bidanan , asuhan kebidanan persalinan
dan Bayi baru lahir.jakarta.pusdik SDM kesehatan. 54 – 78

APAA
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

Kurniarum A .2016.moduk bahan ajar cetak kebidanan , asuhan kebidanan persalinan dan
Bayi baru lahir.jakarta.pusdik SDM kesehatan. 11- 20

Lusia. 2017. Konsep Dasar Kehamilan Dan Komplikasi. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Mary Persis H. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6.
Maryam, S. 2012. Peran Bidan Yang Kompeten Terhadap Suksesnya MDG'S. Jakarta:
Salemba Medika
Maternity, Dainty et al. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan. Tangerang Selatan:
BinarupaAksara Publisher.
Mutmainnah, Annisa, dkk. ( 2021). Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET
Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Rohani,et al. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurasih, & Nurkholifah. 2016. Intensitas Nyeri Antara Pemberian Kompres Air Hangat
Dengan Massage Punggung Bagian Bawah Dalam Proses Persalinan Kala I Fase
Aktif. Jurnal Care Vol.4 No 3
Oktarina Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi BaruLahir.
Edisi 1. Yogyakarta:Dccpublish. {Halaman 64}
Oxom, Harry. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
ANDIOFFSET
Prihartini, A. R., Maesaroh, M., & Widiastuti, F. (2022). Hubungan Antara Kelainan
Letak Janin Dengan Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Kabupaten
Indramayu. Menara Medika, 4(2), 173–183.
Putri Y, Yulianti S, dkk. Buku Ajar Fisiologi Kehamilan, Nifas, Dan BBL 2022.
Rinata s. widowati h. 2020. Buku ajar genetika dan biologi reproduksi.sidoarjo, jawa
timur. Universitas muhamdiya sidoarjo . 1 36.
Rohani, Reni Saswita, Marisah. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa
97
Persalinan.Jakarta:Salemba Medika
Setiyani A. Sekesi . Esyunanik. 2016 modul bahan ajar cetak kebidanan Asuhan
kebidanan neonatus , bayi , balita dan anak pra sekolah . Jakarta. Pusdik SDM
APAA
FISIOLOGI KEHAMILAN , PERSALINAN, NIFAS, DAN BBL

kesehatan . 3-10

Sidoarjo:IndomediaPustaka. {Halaman 2; 8-11}


Sulfianti, S., Indryani, I., Purba, D. H., Sitorus, S., Yuliani, M., Haslan, H., ... & Aini,
F. N.(2020). Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis.
Halaman; 17-18
Sumarah, dkk. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.
Sumarah, Y., Wiyati, N. (2020). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada
Ibu Bersalin).
Susilowati, Ika, 2021. Jurnal Kehamilan Sungsang. Jakarta: Stikes Kusuma Husad
(Diakses :14 Maret 2020).
Tepat, T., Kebidanan, G., Kaltsum, U., & Saleh, S. (n.d.). (2018) K U R S I P E R S A L
I N A N. Dare, DesaSukorejo, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur.
Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES) Yogyakarta: Fitramaya
Yulizawati, El Lusiana S. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan 2019. Edisi
Zakiyah Z, Dheska A. 2021. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Kehamilan,
Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:Respati Press. {Halaman 45-
46}
Zakiyah Zahrah, Dheska Arthyka, Ester Ratna Ningsih. ( 2020 ). Buku Ajar Fisiologi
Kehamilan,Persalinan, Nifas, dan BBL. Yogyakarta : Resprati Press. Halaman :
35-40, 45, 66 dan 67
Zakiyah, Zahrah., Palifiana,Dheska., & Ratnaningsih, Ester. (2020). Yogyakarta:
Respati Press. Hal 64

98

APAA

Anda mungkin juga menyukai