Skripsi Appreciative Inquiry Christina Aprillia
Skripsi Appreciative Inquiry Christina Aprillia
Disusun Oleh :
CHRISTINA APRILLIA
N I M: 0220160463
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Teologi/Kependetaan
Di susun Oleh :
CHRISTINA APRILLIA
N I M: 0220160463
i
PERSETUJUAN
Pembimbing
ii
PENGESAHAN
Christina Aprillia
N I M. 0220160463
TIM PENGUJI
Yogyakarta,
Sekolah Tinggi Agama Kristen Marturia Yogyakarta
Ketua
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya dan sepanjang
pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh
orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi di
Perguruan Tinggi lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu saya ambil dengan
peraturan penulisan ilmiah yang berlaku. Apabila sewaktu-waktu terbukti bahwa
pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya, dan saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademik yang berlaku di
Sekolah Tinggi Agama Kristen Marturia Yogyakarta.
Christina Aprillia
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat, cinta kasih, dan
penyertaanNya maka peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan
judul: Pengaruh Metode Appreciative Inquiry dalam Katekisasi Sidi dan
Baptis Dewasa di Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS)
Batumarta Timur Wilayah Batumarta X. Peneliti percaya dan mengimani
bahwa Tuhan Yesus telah menyediakan masa depan yang indah bagi setiap
AnakNya, sehingga setiap tantangan dan hambatan yang ditemui dalam perjalanan
hidup ini, peneliti yakin semua yang terjadi merupakan proses yang harus penulis
lewati dengan penuh rasa syukur hingga pada akhir yang DIA janjikan, semua
akan indah pada waktunya.
Tentu setiap proses yang dilalui peneliti, Kasih Tuhan Yesus juga bekerja
pada pihak-pihak yang berada di sekitar peneliti, mereka memberi bantuan,
dukungan moril, dan finansial sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti untuk menyampaikan
rasa syukur dan terimakasih kepada mereka yang dengan setia dan ketulusan telah
mendukung penulis. Tidak dapat dipungkiri bahwa segala dukungan tersebut telah
membuat penulis mencapai gelar Sarjana Teologia (S.Th.) di Sekolah Tinggi
Agama Kristen (STAK) Marturia Yogyakarta. Ucapan terimakasih diperuntukan
kapada :
1. Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menuntut ilmu, menemukan
pengalaman baru, menemukan keluarga baru, mengembangkan diri dalam
dunia pendidikan dan pelayanan.
2. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dr. Sri Sulastri, M.Pd., yang dengan penuh
kasih setia memberikan waktu, kesabaran, pengetahuan, pengalaman, dan
juga senantiasa memberi semangat bagi peneliti dalam proses menulis dan
menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Seluruh dosen di STAK Marturia Yogyakarta, yang telah menjadi
pengajar, pembimbing, dan juga teman bagi peneliti selama empat tahun
belajar di STAK Marturia Yogyakarta.
v
4. Para karyawan STAK Marturia Yogyakarta yang telah mendukung penulis
dalam menjalankan studi dengan baik.
5. Keluarga besar Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS)
Batumarta Timur wilayah Batumarta X sebagai tempat penelitian skripsi.
Terimaksih karena dengan besar hati telah menerima dan memberikan izin
bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian.
6. Keluarga di Sumatera : “Bapak” dan “Mamak” tercinta, terimakasih untuk
doa, cinta, kasih sayang, semangat, jerih payah, kesabaran, dan segala
dukungan yang senantiasa diberikan. Peneliti menyadari apa yang peneliti
berikan saat ini belum dapat membalas apa yang sudah diberikan selama
ini.
7. Papa Pdt. Deny Davidson Talan, S.Th. dan mama Delvi Yuliana Penu,
yang juga selalu setia memberikan semangat, kasih sayang, doa, dukungan
dan dorongan yang positif bagi peneliti.
8. Seluruh teman dan sahabat di STAK Marturia Yogyakarta baik kakak
tingkat maupun adik tingkat, khususnya Angkatan 2016 yang unik dan
menyenangkan, terimakasih kesetiaan teman-teman untuk menghibur,
menemani, dan memberikan semangat bagi peneliti dalam setiap keadaan.
9. Semua pihak-pihak yang tidak sempat peneliti sebutkan namanya dan yang
tanpa sepengetahuan peneliti telah memberikan dukungan doa dan
semangat.
Terimakasih untuk segala bentuk dukungan yang telah diberikan, kiranya
Tuhan Yesus Kristus memberkati dan membalas segala kebaikan dan ketulusan
saudara-saudara terkasih bagi peneliti. Pada akhirnya peneliti berharap agar
skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pengetahuan dan bermanfaat bagi tugas
dan pelayanan setiap jemaat Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati.
Yogyakarta, November 2020
Peneliti
Christina Aprillia
NIM : 0220160463
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
2.4.1. Sejarah Singkat GKSBS Batumarta .................................. 22
2.4.2. GKSBS Batumarta Timur ................................................. 23
2.4.3. Profil GKSBS Batumarta Timur wilayah Batumarta ........ 24
2.5. Hipotesis ................................................................................. 25
2.6. Kerangka Berfikir ................................................................... 26
BAB III Metodologi Penelitian ............................................................... 27
3.1. Metode Penelitian ................................................................... 27
3.2. Rancangan Penelitian.............................................................. 27
3.3. Definisi Variabel Penelitian .................................................... 28
3.3.1. Metode Appreciative Inquiry ............................................ 28
3.3.1.1. Discovery ................................................................. 28
3.3.1.2. Dream ...................................................................... 29
3.3.1.3. Design...................................................................... 29
3.3.1.4. Destiny..................................................................... 29
3.3.2. Katekisasi Sidi dan Baptis Dewasa ................................... 30
3.4. Subjek Penelitian .................................................................... 30
3.4.1. Populasi Penelitian ............................................................ 30
3.4.2. Sampel Penelitian .............................................................. 31
3.5. Instrumen Penelitian ............................................................... 31
3.5.1. Kisi-kisi variabel metode appreciative inquiry ................. 31
3.5.2. Kisi-kisi Katekisasi Sidi dan Baptis Dewasa .................... 35
3.6. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 36
3.6.1. Metode Kuisoner ............................................................... 36
3.6.2. Dokumentasi..................................................................... 36
3.6.3. Wawancara ........................................................................ 37
3.7. Tehnik Analisis Data .............................................................. 37
3.7.1. Deskripsi Data ................................................................... 37
3.7.2. Uji Persyaratan Analisis .................................................... 38
3.7.2.1. Uji Normalitas ......................................................... 38
BAB IV Analisis Data Dan Pembahasan ................................................ 40
4.1. Deskripsi Data ........................................................................ 40
4.1.1. Pengujian Instrumen .......................................................... 40
ix
4.1.1.1. Uji Validitas ............................................................ 40
4.1.1.2. Uji Reliabilitas......................................................... 47
4.2. Uji Persyaratan Analisis ......................................................... 52
4.2.1. Uji Normalitas Data .......................................................... 52
4.2.2. Uji Linieritas ..................................................................... 53
4.3. Analisis Regresi Linier Sederhana.......................................... 54
4.4. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ................................ 56
4.5. Analisis Korelasi Pearson ....................................................... 59
4.6. Uji Hipotesis ........................................................................... 60
4.7. Uji Signifikansi ....................................................................... 61
4.8. Pembahasan ............................................................................ 61
BAB V Kesimpulan ................................................................................ 64
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 64
5.2. Saran ....................................................................................... 64
5.3. Refleksi Teologis .................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pengajar katekisasi disebut katekis atau katekhet, murid katekisasi disebut katekisan
atau katekumen. Sedangkan, proses belajar-mengajar disebut proses kateketis.
2
Abineno J.L C.H. Sekitar Katekese Gerejawi : Pedoman Guru, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2001), hlm. 19.
1
2
Tuhan secara lebih mendalam. Pada saat anak-anak sudah memasuki umur dua
belas tahun mereka wajib mengikuti katekisasi di gereja. Katekisan akan
mengikuti katekisasi selama dua sampai tiga tahun. Gereja memberikan tanggung
jawab penuh kepada Penatua yang dipercaya untuk mengajar dan membina murid
katekisasi.3
Di GKSBS Batumarta Timur wilayah Batumarta X, katekisasi dilaksanakan
dalam dua minggu sekali pada hari Minggu pukul 13.00-14.00 WIB berdasarkan
keputusan bersama oleh Majelis gereja. Katekisan mengungkapkan bahwa mereka
terkadang sulit untuk memahami atau mengerti pengajaran yang disampaikan
katekis. Metode penyampaian materi oleh katekis atau guru katekisasi cenderung
monoton dan terpaku dengan bahan materi. Katekisan dalam proses pembelajaran
hanya mencatat materi dan mendengarkan, tidak ada keterlibatan khusus seperti
diskusi atau sharing. Sebenarnya, di akhir materi katekis memberikan satu hingga
dua pertanyaan dan terkadang pertanyaan yang diberikan dijawab oleh katekis itu
sendiri. Karena katekisan kurang memahami materi yang di ajarkan.4
Penyampaian materi menggunakan metode yang demikian mengakibatkan
katekisan cenderung tidak memperhatikan katekis pada saat mengajar, mereka
cenderung asik dengan kesibukan mereka sendiri. Kesibukan yang dilakukan para
katekisan seperti mengobrol dengan teman sebelahnya, sibuk mencatat materi
bahkan ada yang sibuk dengan gawainya masing-masing. Mereka banyak
mengabaikan dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan katekis. Oleh
karena itu, proses kateketis di GKSBS Batumarta Timur wilayah Batumarta X
cenderung pasif. Sebenarnya, materi katekisasi yang disampaikan katekis cukup
menarik, hanya saja metode yang dipakai katekis kurang mampu menarik
perhatian katekisan. Metode yang di pakai tidak sesuai dengan kriteria katekisan.
Katekisan memiliki harapan yakni katekis mampu membawa suasana belajar
lebih menarik dan aktif agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan
dimengerti. Proses kateketis bisa menggunakan metode diskusi atau sharing
sehingga katekisan dapat bertukar pendapat dan pemikiran tentang materi yang
3
Wawancara dengan Pendeta GKSBS Batumarta Timur tentang katekisasi, pada hari
Kamis, 30 April 2020, pkl. 19.15 wib.
4
Wawancara dengan peserta katekisasi via whatsapp karena masih dalam masa karantina,
pada hari Kamis, 30 April 2020, pkl. 14.00 wib.
4
5
Hasil analisis penulis selama mengikuti proses belajar katekisasi yang pernah diikuti
terdahulu.
6
J.B. Banawiratma, Pemberdayaan Diri Jemaat dan Teologi Praktis Melalui
Appreciative Inquiry (AI), (Yogyakarta: PT Kanisius, 2014) hlm.14
5
7
Noelle C. Nelson, Ph.D, dkk.., The Power Of Appreciation, Kunci Kehidupan Yang
Penuh Daya, (Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2005), Hlm.14
6
8
Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi : Mixed Methods, (Bandung:
Alfabeta, 2003) hlm. 11.
9
Handari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1992) hlm. 63
8
10
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002)hlm.
52.
11
Prof. Dr. Sugiyono, Statiska Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2001) hlm . 57
9
12
J.B. Banawiratma, Pemberdayaan Diri Jemaat Dan..., hlm.2.
10
11
17
J.B. Banawiratma, Pemberdayaan Diri Jemaat Dan...,hlm.5-8.
13
18
J.B. Banawiratma, Pemberdayaan Diri Jemaat Dan...,hlm. 18
14
2.3. Katekisasi
2.3.1. Pengertian Katekisasi
Salah satu kurikulum gereja adalah katekisasi. Katekisasi merupakan
salah satu progam gereja yang di buat dalam bentuk pelayanan pendidikan
kristiani. Kata katekisasi atau katekese berasal dari bahasa Yunani yaitu
katekheo yang berarti menyampaikan informasi, petunjuk atau pengajar. Kata
ini sangat berhubungan dengan kata katekheis yang digunakan di dalam
kalangan gereja atau jemaat yang lebih khusus pengertiannya baik dalam
hubungan dengan pekabaran injil maupun kehidupan jemaat yaitu pengajaran
dalam kehidupan orang beriman dan percaya. Kata katekhein juga
mempunyai arti memberitakan, memberitahukan dan mengajar.19
Kata “katekisasi” juga berarti pelajaran. Istilah ini sudah lama dipakai
untuk pelajaran yang diberikan kepada siapa saja yang mau menerima dan
mengakui iman Kristen. Secara sistematis ajaran Kristen dilayankan kepada
orang yang di sebut „katekumen‟. Dengan mengikuti katekisasi mereka akan
mulai mengerti apa artinya menjadi Kristen. Di samping itu, mereka juga di
beri kesempatan untuk mendengar tentang jalan keselamatan dalam dan oleh
Yesus Kristus serta diajak mengikuti jalan itu. 20
Menurut tata gereja GKSBS, katekisasi adalah pendidikan iman
Kristiani yang dilakukan secara runtut, tertata dan terencana. Tujuan
katekisasi adalah untuk memperlengkapi anggota jemaat agar dapat
melaksanakan tugas panggilan gereja. Majelis Pimpinan Jemaat (MPJ)
bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan katekisasi. Pokok-pokok Ajaran
GKSBS menjadi bahan dalam pengajaran katekisasi. Pelayanan katekisasi
menggunakan modul dan materi katekisasi yang dibuat dan diterbitkan oleh
Sinode GKSBS.21 PAG GKSBS ini memuat pokok-poko ajaran tentang
Alkitab, Allah, ciptaan manusia, keselamatan, gereja, ibadah, sakramen, sidi,
pernikahan Kristen, tradisi, akhir jaman, dan hal lainnya (seperti sunat, puasa,
kerja, dan setan). Katekisasi diberikan oleh gereja bukan terutama untuk
19
Ch L J Abineno, Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru..., hlm. 5.
20
R.J Porter MA, Katekisasi Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF Cempaka
Putih, 1990)
21
Badan Pekerja Sinode GKSBS, Tata Gereja GKSBS dan Tata Laksana Pasal, Bab III :
Katekisasi, 2015, Hlm 74.
15
22
Pdt. Purwantara Rahmad, S.Th.,Katekismus Baru, (Yogyakarta,1992) hlm. 1
23
Dr. M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan Itu? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004)
hlm. 111.
24
E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2008) hlm. 109
25
Dr. M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan Itu?... hlm. 112.
16
29
E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen,..., hlm. 108
30
Christian De Jonge, Apa Itu Calvinisme? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) hlm.
236.
18
31
Ch L J Abineno, Sekitar Katekese Gerejawi: Pedoman Guru,...Hlm. 99-100
32
G. Riemer, Ajarlah Mereka: Kualitas Umat Kristiani Ditentukan Oleh Pembinaan
Kini, Pedoman Ilmu Katekese, (Yayasan Komunikasi Bina Kasih /OMF: JSksrts,1998 ),hlm.211-
212.
19
33
E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen...,hlm. 108.
34
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
35
Agus Supriyono, Jenis-jenis Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2009), Hlm. 1.
36
Paulo Freire, Pendidikan gaya bank atau banking education berusaha mengendalikan
pikiran dan tindakan, mengarahkan murid agar menyesuaikan diri terhadap pengajar, dan
menghalangi kemampuan kreatif seorang murid.
20
37
Eli Tanya, Gereja dan Pendidikan Agama Kristen: Mencermati Peranan pendagogis
Gereja, (Cipanas: STT Cipanas, 1999), Hlm. 37-38
38
Henoch, Budhiadi. 1996. Metode Katekisasi, Jurnal Pelita Zaman,Volume 11 No.1,
https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=648&res=jpz diakses 15 September 2020.
21
40
Uraian singkat sejarah gereja GKSBS Batumarta. Sejarah ini hanya ditulis dalam
bentuk lembaran kertas yang terdiri dari dua halaman dan tidak diketahui penulisnya. Lembaran
ini didapatkan peneliti dari salah satu majelis GKSBS Batumarta Timur. Beliau mengutarakan
bahwa lembaran ini adalah arsip berharga peninggalan tua-tua gereja pada waktu gereja GKSBS
Batumarta di rintis.
41
Hasil wawancara dengan para tua-tua gereja pada saat melaksanakan tugas pelayanan
Pra Stage di GKSBS Batumarta dan GKSBS Btumarta Timur pada Juni-Juli 2019.
24
2.5. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik dengan data.42
Oleh sebab itu, hipotesis yang diajukan oleh penelitian ini adalah:
1) H0 = Tidak Ada Pengaruh Positif Metode Appreciative Inquiry dalam
Katekisasi Sidi dan Baptis Dewasa di GKSBS Batumarta Timur Wilayah
Batumarta X.
42
Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.96.
26
Metode Appreciative
Inquiry (AI) Katekisasi
Sidi/Baptis Dewasa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
43
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), Hlm.6.
44
Prof. Dr. Sugiyono, Stastika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm. 29.
27
28
45
J.B. Banawiratma, Pemberdayaan Diri Jemaat Dan...,Hlm.5
29
46
Prof. Dr. Sugiyono, Stastika Untuk Penelitian,...,Hlm. 61.
31
Tabel 1
Data Populasi Katekisan GKSBS Batumarta Timur Wilayah Batumarta
X Tahun 2020
No Nama Usia (Th)
1 Anang Hermanto 17
2 Aprillia Yustika Dewi 17
3 Bagas Putro Raharjo 18
4 Diki Mariyanto 17
5 Dina Kristiani 16
6 Dwi Maria 17
7 Galuh Kurniawan 20
8 Kensya Selvin Natalia 16
9 Kristian Pratama 22
10 Oktoresa Tambunan 20
11 Pio Kristina 16
12 Rut Sela Natalia 16
13 Rimbo Beni Saputra 20
14 Setya Paulus 25
15 Sutopo 16
Sumber: Dokumen GKSBS Batumarta Timur wilayah Batumarta X
3.4.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.47 Sampel dari penelitian ini berdasarkan dari seluruh
populasi yang ada.
yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuisoner yang dibuat
sendiri oleh peneliti. Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu: instrumen penilaian metode appreciative inquiry dan instrumen katekisasi
sidi dan baptis. Penelitian ini menggunakan jenis instrumen angket atau kuisoner
dengan pemberian skor sebagai berikut;
1) SS : Sangat Setuju Diberi skor 5
2) S : Setuju Diberi skor 4
3) RG: Ragu-ragu Diberi skor 3
4) TS : Tidak Setuju Diberi skor 2
5) ST : Sangat Tidak Setuju Diberi skor 1
Agar mendapatkan sebuah hasil penelitian yang memuaskan, peneliti
menyusun rancangan kisi-kisi instrumen penelitian. Arikunto menyatakan bahwa
kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang
disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi
bertujuan untuk menunjukan keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan
sumber data atau teori yang diambil.49 Penelitian ini akan memberi penjelasan dari
setiap variabel yang ada, selanjutnya menentukan indikator yang diukur, hingga
menjadi item pernyataan.
3.5.1. Kisi-kisi variabel metode appreciative inquiry
Dalam penelitian ini indikator metode appreciative inquiry terdiri atas:
Tabel 2
Kisi-kisi Angket Variabel Appreciative Inquiry
No Variabel Kategori Keterangan Jumlah No.
Butir Butir
Item
1 Metode Discovery Memberikan apresiasi 2 1,2
Appreciati terhadap katekisan
ve Inquiry dalam setiap usahanya
dalam membangun
pengetahuan
49
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006), Hlm. 162.
33
Memfasilitasi katekisan 1 3
untuk lebih mandiri
melakukan eksperimen
Mengarahkan katekisan 2 4,5
mengidentifikasi atau
mencari sebuah makna
melalui sharing dan
dialog
Memberikan 4 6,7,8,
kesempatan kepada 9,
katekisan untuk berfikir
dan memahami materi
yang dipelajari
Menumbuhkan rasa 2 10,11
percaya diri katekisan
untuk melakukan
tindakan positif, karena
apapun tindakannya
akan di lihat sebagai
kelebihan dan
keberaniannya
Dream Katekisan diajak untuk 2 12,13
membayangkan
kemungkinan-
kemungkinan positif
yang mungkin terjadi di
masa depan melalui
pengalaman baik yang
pernah dialami
katekisan dalam
kehidupan sehari-hari.
34
Membimbing katekisan 1 25
untuk berkomitmen
Jumlah 25
50
Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,...,Hlm. 142.
37
51
Widoyoko, S. Eko Putro, Teknik Penyusunan Penelitian , (Yogyakarta: Pelajar, 2012),
Hlm.33-34.
52
Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,...,Hlm. 137-
138.
38
b) Mencari tedensi sentral yang terdiri dari : mean, modus, median, dan
standar deviasi
c) Mencari kedudukan masing-masing variabel
d) Mencari histogram distribusi frekuensi bergolong
Untuk mengetahui pengaruh metode appreciative inquiry dalam
katekisasi sidi dan baptis digunakan skor rerata ideal (Mi) dan simpangan
baku (SBi). Penentuan tingkat kecendrungan dibagi ke dalam empat kategori
sebagai berikut;
>Mi + 1,5 SBi = sedang
Mi < s.d ≤ (Mi + 1,5 SBi) = cukup
(Mi – 1,5 SBi) < s.d ≤ Mi = kurang
≤ (Mi – 1,5 SBi) = rendah
Interval kategori variabel didasarkan pada skor tertinggi dan skor
terendah dari variabel, kemudian dicari skor rerata ideal (Mi) dan skor
simpangan baku (SBi)
Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
Sbi = 1/6 (skor teringgi + skor terendah)
40
41
53
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, (Yogyakarta :
Mediakom, 2013), Hlm.19-25.
42
Tabel 4
Hasil Uji Validitas Variabel Metode Appreciative Inquiry (X)
dengan Teknik Corrected Item-Total Correlation
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
item1 219,53 163,410 ,563 ,709
item2 219,60 165,543 ,270 ,714
item3 219,67 158,952 ,681 ,701
item4 219,47 165,124 ,462 ,712
item5 219,80 163,886 ,458 ,710
item6 219,93 157,067 ,825 ,697
item7 220,00 158,143 ,569 ,701
item8 220,40 157,686 ,565 ,700
item9 219,87 155,695 ,669 ,696
item10 220,40 160,400 ,492 ,705
item11 220,07 175,781 -,396 ,733
item12 219,93 172,067 -,164 ,726
item13 219,40 167,114 ,327 ,716
item14 219,53 168,552 ,122 ,719
item15 219,47 163,981 ,571 ,710
item16 219,80 162,029 ,477 ,707
item17 219,60 165,114 ,387 ,713
item18 219,80 166,457 ,096 ,721
item19 219,67 162,810 ,552 ,708
item20 219,53 159,552 ,687 ,702
item21 219,53 170,552 -,046 ,723
item22 220,07 168,067 ,052 ,722
item23 219,93 161,924 ,503 ,707
item24 220,00 162,714 ,472 ,708
item25 219,53 162,267 ,663 ,707
skortotal 112,13 42,552 1,000 ,800
korelasi antara tiap item dengan skor total item yang sudah dikoreksi.
Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. Apabila r hitung lebih
besar dari r tabel (r hitung > r tabel ) dan r nilai positif, maka item
pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan sebaliknya apabila (r
hitung < r tabel) maka item pernyataan tersebut tidak valid.
Dari hasil uji validasi diatas, r tabel dicari pada signifikasi
0,05% yang ditunjukan pada tabel sebesar 0,514. Dengan demikian,
berikut dapat disampaikan hasil uji validasi dengan 15 responden
(N=15);
44
Tabel 5
Uji Validitas Data Variabel Metode Appreciative Inquiiry (X)
No Item r Hitung r Tabel Keterangan
Pernyataan
Item1 0,563 0,514 Valid
Item2 0,270 0,514 Tidak Valid
Item3 0,681 0,514 Valid
Item4 0,462 0,514 Tidak Valid
Item5 0,458 0,514 Tidak Valid
Item6 0,825 0,514 Valid
Item7 0,569 0,514 Valid
Item8 0,565 0,514 Valid
Item9 0,669 0,514 Valid
Item10 0,492 0,514 Valid
Item11 -0,396 0,514 Tidak Valid
Item12 -0,164 0,514 Tidak Valid
Item13 0,327 0,514 Tidak Valid
Item14 0,122 0,514 Tidak Valid
Item15 0,571 0,514 Valid
Item16 0,477 0,514 Tidak Valid
Item17 0,387 0,514 Valid
Item18 0,096 0,514 Tidak Valid
Item19 0,552 0,514 Valid
Item20 0,687 0,514 Valid
Item21 -0,046 0,514 Tidak Valid
Item22 0,052 0,514 Tidak Valid
Item23 0,503 0,514 Valid
Item24 0,472 0,514 Valid
Item25 0,663 0,514 Valid
45
Tabel 6
Hasil Uji Validitas Variabel Katekisasi Sidi dan Baptis Dewasa (Y)
dengan Teknik Corrected Item-Total Correlation
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
item1 166,53 124,695 ,310 ,670
item2 167,00 119,857 ,449 ,657
item3 167,47 118,410 ,541 ,653
item4 166,87 122,124 ,372 ,663
item5 167,33 125,238 ,091 ,673
item6 166,93 121,924 ,382 ,663
item7 167,27 113,781 ,737 ,638
item8 166,73 122,495 ,380 ,664
item9 166,93 119,638 ,303 ,660
item10 167,20 114,600 ,536 ,644
item11 167,47 121,838 ,137 ,671
item12 168,73 125,210 -,015 ,686
item13 167,27 124,067 ,038 ,680
item14 167,53 122,695 ,109 ,673
item15 167,13 121,981 ,307 ,664
item16 167,27 113,067 ,499 ,642
item17 167,07 114,638 ,569 ,643
item18 167,27 123,067 ,143 ,670
item19 166,47 126,552 ,000 ,675
item20 167,13 122,410 ,226 ,666
skortota
85,73 31,638 1,000 ,594
l
sidi dan baptis dewasa (y). Dari output tersebut dapat diketahui nilai
korelasi antara tiap item dengan skor total item yang sudah dikoreksi.
Nilai korelasi ini dibandingkan dengan r tabel. Apabila r hitung lebih
besar dari r tabel (r hitung > r tabel ) dan r nilai positif, maka item
pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan sebaliknya apabila (r
hitung < r tabel) maka item pernyataan tersebut tidak valid.
Dari hasil uji validasi diatas, r tabel dicari pada signifikasi
0,05% yang ditunjukan pada tabel sebesar 0,514. Dengan demikian,
berikut dapat disampaikan hasil uji validasi dengan 15 responden
(N=15);
47
Tabel 7
Uji Validitas Data Variabel Katekisasi Sidi dan Baptis Dewasa (Y)
No Item Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Item1 0,310 0,514 Tidak Valid
Item2 0,449 0,514 Tidak Valid
Item3 0,541 0,514 Valid
Item4 0,372 0,514 Tidak Valid
Item5 0,091 0,514 Tidak Valid
Item6 0,382 0,514 Tidak Valid
Item7 0,737 0,514 Valid
Item8 0,380 0,514 Tidak Valid
Item9 0,303 0,514 Tidak Valid
Item10 0,536 0,514 Valid
Item11 0,137 0,514 Tidak Valid
Item12 -0,015 0,514 Tidak Valid
Item13 0,038 0,514 Tidak Valid
Item14 0,109 0,514 Tidak Valid
Item15 0,307 0,514 Tidak Valid
Item16 0,499 0,514 Tidak Valid
Item17 0,569 0,514 Valid
Item18 0,143 0,514 Tidak Valid
Item19 0,000 0,514 Tidak Valid
Item20 0,226 0,514 Tidak Valid
4.1.1.2. Uji Reliabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam
mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukan hasl yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten
memberi hasi ukuran yang sama. Metode uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan Cronbach‟s Alpha.
Menurut Uma Sekaran, pengambilan keputusan untuk uji
reliabilitas sebagai berikut;
1) Cronbach‟s Alpha < 0,6 = reliabilitas buruk
48
54
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, ..., Hlm.30.
49
Tabel 10
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
item1 4,73 ,458 15
item3 4,60 ,632 15
item6 4,33 ,617 15
item7 4,27 ,799 15
item8 3,87 ,834 15
item9 4,40 ,828 15
item10 3,87 ,743 15
item15 4,80 ,414 15
item17 4,67 ,488 15
item19 4,60 ,507 15
item20 4,73 ,594 15
item23 4,33 ,617 15
item24 4,27 ,594 15
item25 4,73 ,458 15
Tabel 12
Hasil Uji Cronbach’s Alpha
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,813 4
Tabel 13
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
item3 4,00 ,655 15
item7 4,20 ,775 15
item10 4,27 ,961 15
item17 4,40 ,910 15
yang di hasilkan kurang dari 0,05 maka persebarannya dianggap tidak normal
sebaliknya jika hasil yang didapat lebih dari 0,05 maka dinyatakan
persebarannya normal, 55 dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 14
Uji Normalitas Menggunakan Kolomogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Appreciat Katekisas
ive i
Inquiry Sidi/Bapt
(X) is
Dewasa
(Y)
N 15 15
Mean 112,13 85,73
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 6,523 5,625
Absolute ,231 ,159
Most Extreme
Positive ,114 ,147
Differences
Negative -,231 -,159
Kolmogorov-Smirnov Z ,895 ,615
Asymp. Sig. (2-tailed) ,400 ,844
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
55
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, ..., Hlm.34
54
56
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, ..., Hlm.40
55
57
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, ..., Hlm.110
56
Tabel 16
Skor Total Variabel X dan Y
Skor Total Skor Total
Variabel X Variabel Y
121 94
120 93
118 92
116 91
115 91
113 89
113 87
113 85
112 84
112 82
111 82
111 80
107 79
106 79
94 78
Tabel 18
Koifisien
Model Summary
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of
l Square the Estimate
1 ,844a ,712 ,690 3,131
a. Predictors: (Constant), Metode AI (X)
Nilai R yang merupakan simbol dari koefisien. Pada tabel 18 diatas nilai
korelasi sebesar 0,844. Nilai ini dapat diintrepretasikan bahwa hubungan kedua
variabel penelitian ini berada pada kategori sangat kuat atau cukup. Melalui tabel
diatas juga diperoleh nilai R Square atau koefisien Determinasi (KD) yang
menunjukan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel
independen dan variabel dependen. Nilai KD yang diperoleh sebesar 71,2 %.
Sehingga dapat ditafsirkan bahwa variabel independen X memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 71,2 % terhadap variabel Y.
Tabel 19
Uji Nilai Signifikansi
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 315,495 1 315,495 32,184 ,000b
1 Residual 127,438 13 9,803
Total 442,933 14
a. Dependent Variable: Katekisasi Sidi dan Baptis (Y)
b. Predictors: (Constant), Metode AI (X)
Berdasarkan tabel uji signifikansi tabel 19 diatas, digunakan untuk
menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriteria dapat ditentukan
berdasarkan uji nilai signifikansi (Sig), dengan ketentuan jika nilai Sig. < 0,05.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai Sig. = 0,000, berarti Sig. < dari kriteria
58
Dari hasil uji diatas maka dapat dibentuk persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = a + bX
Y = 4,130 + 0,728 (X)
Berdasarkan hasil dari constant (a) sebesar 4,130 sedangkan nilai dari
appreciative inquiry adalah 0,728. Hasil tersebut dapat diartikan sebagai berikut;
1) Konstanta sebesar 4,130 berarti bahwa jika metode appreciative inquiry
(x) nilainya 0, maka katekisasi sidi dan baptis dewasa nilainya 4,130.
2) Koefisien regresi metode appreciative inquiry (x) 0,728 artinya jika
metode appreciative inquiry mengalami kenaikan satu satuan maka
katekisasi sidi dan baptis dewasa mengalami kenaikan peningkatan sebesar
0,728 satuan.
59
58
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, ..., Hlm.100.
60
Tabel 21
Hasil Analisis Korelasi Pearson Metode Appreciative Inquiry
dalam Katekisasi Sidi dan Baptis Dewasa
Correlations
Metode Katekisasi
AI (X) Sidi dan
Baptis (Y)
Pearson
1 ,844**
Correlation
Metode AI (X) Sig. (2-
,000
tailed)
N 15 15
Pearson
,844** 1
Correlation
Katekisasi Sidi dan
Sig. (2-
Baptis (Y) ,000
tailed)
N 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa antara variabel
metode appreciative inquiry (X) dengan katekisasi sidi dan baptis dewasa (Y)
mempunyai hubungan sangat kuat karena mempunyai nilai korelasi sebesar 0,844.
4.8. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diduga bahwa terdapat hubungan antara
pengaruh metode appreciative inquiry dengan katekisasi sidi dan baptis dewasa
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa metode appreciative inquiry memiliki pengaruh yang signifikan
dan positif dalam katekisasi sidi dan baptis dewasa di GKSBS Batumarta Timur
Wilayah Batumarta X. Pada hasil analisis tabel 18 juga menunjukan bahwa
koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,712 atau 71,2 %. Sehingga dapat
59
Duwi Priyatno, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS, ..., Hlm.115
62
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut;
1) Metode appreciative inquiry memiliki pengaruh yang signifikan dan
positif dalam katekisasi sidi dan baptis dewasa di GKSBS Batumarta
Timur Wilayah Batumarta X dengan Sig. 0,000 < 0,05. Hasil penelitian
membuktikan bahwa metode appreciative inquiry memberikan kontribusi
pengaruh positif sebesar 71,2% atau dapat dibulatkan menjadi 71%
terhadap katekisasi sidi dan baptis, 29% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti oleh peneliti.
2) Penerapan metode appreciative inquiry dalam katekisasi sidi dan baptis
dewasa di GKSBS Batumarta Timur Wilayah Batumarta X memberikan
pengaruh positif dan signifikan, yaitu: pelaksanaan katekisasi tidak
monoton; katekisan merasa lebih enjoy dan santai dalam proses katekisasi;
katekisan mampu memahami materi dengan baik; sharing dan diskusi
menggerakan suasana katekisasi lebih aktif; katekisan merasa dihargai dan
diapresiasi sebagai pribadi karena tidak hanya menjadi pendengar;
katekisan termotivasi melakukan tindakan positif untuk membentuk
karakter sebagai orang beriman dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristtus.
5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan, ada beberapa saran yang peneliti
sampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, yakni sebagai
berikut;
1) Bagi pengajar katekisasi atau katekis, kemampuan utama yang dituntut
untuk dimiliki katekis dalam melaksanakan metode appreciative inquiry
adalah penguasaan dan keterampilan menggunakan pertanyaan-
perntanyaan positif untuk menggali pengalaman-pengalaman inspirantif,
kisah-kisah sukses, impian tentang masa depan, serta kekuatan-kekuatan
64
65
dicari, maka itulah yang akan didapatkan. Ketika kita mencari sesatu yang positif,
maka yang positif pulalah yang didapatkan. Sebaliknya, apabila kita mencari yang
negatif, maka yang negatif pulalah yang didapatkan. Pendeta Anugerah Kristian60
juga pernah mengatakan bahwa “semakin seseorang memikirkan kelemahannya,
maka ia akan menjadi sangat lemah. Tetapi, ketika seseorang mampu memikirkan
kekuatannya, ia akan menjadi sangat kuat”. Sekalipun banyak sekali pergumulan
dan hambatan dalam sebuah organisas atau komunitas, juga termasuk pelaksanaan
katekisasi, yang perlu dilakukan ialah fokus pada kekuatan dan nilai-nilai positif
yang ada bukan pada kelemahan. Keberhasilan pencapaian tujuan katekisasi juga
berasal dari kekuatan kerjasama atau feed back yang baik antara katekis dan
katekisan, saling berusaha untuk menjalankan pelaksanaan katekisasi dengan
suasana yang menyenangkan, saling bertukar pikiran dan pendapat, saling
menghargai pendapat, dan hal-hal positif lainnya.
Hasil penelitian ini mengajarkan pada peneliti bahwa kekuatan positif dapat
membangkitkan dan memotivasi untuk bangkit dari segala pergumulan dan
tantangan yang ada dalam kehidupan. Ketika seseorang hanya fokus pada
kelemahan atau keterbatasnya dan tidak mau berusaha untuk membuat suatu
perubahan yang positif, maka yang terjadi ialah ia akan menjadi sangat lemah.
Sebaliknya, ketika seseorang memikirkan kekuatan positif yang dimilikinya, ia
akan menjadi sangat kuat untuk bangkit dari pergumulannya dan mencapai tujuan
yang dimiliki. Hal yang paling diharapkan untuk terus ada dan ditingkatkan
adalah saling mengapresiasi. Sederhana, namun memiliki daya pengaruh positif
bagi kemampuan yang dimiliki seseorang.
Seperti kisah Yesus yang mengampuni perempuan yang kedapatan berzinah
(Yohanes 8:1-11). Ketika Ahli Taurat dan orang Farisi membawa perempuan
berzinah kepada Yesus dengan maksud untuk diadili dihadapan mereka. Mata
hati orang Farisi dan Ahli Taurat yang buta hanya melihat satu hal : menghukum
orang berdosa. Akan tetapi, Tuhan Yesus yang pengasih menentang mereka
dengan berkata “siapa yang tidak berdosa, yang pertama menghukum”, suasana
menjadi sunyi dan seorang demi seorang pergi. Karena tidak ada yang suci selain
Dia, Yesus penuh dengan cinta kasih, apresiasi dan pengampunan. Hanya dengan
60
Pdt. Anugerah Kristian, M.Th. adalah dosen di Sekolah Tinggi Agama Kristen
Marturia Yogykarta.
67
Abineno, J.L C.H,. (2001). Sekitar Katekese Gerejawi : Pedoman Guru. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Badan Pekerja Sinode GKSBS. (2015). Tata Gereja GKSBS dan Tata Laksana
Pasal, Bab III: Katekisasi.
Banawiratma, J.B. (2014). Pemberdayaan Diri Jemaat dan Teologi Praktis
Melalui Appreciative Inquiry (AI). Yogyakarta : PT Kanisius.
Bons-Storm, M. (2004). Apakah Penggembalaan Itu?. Jakarta : BPK Gunung
Mulia.
De Jonge, Christian. (2008). Apa Itu Calvinisme?. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Eko Putro, S., Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Penelitian. Yogyakarta:
Pelajar
Enklaar, I.H., E.G. Homrighausen. (2008). Pendidikan Agama Kristen. Jakarta :
BPK Gunung Mulia.
Henoch, Budhiadi. (1996). Metode Katekisasi, Jurnal Pelita Zaman,Volume 11
No.1, https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=648&res=jpz. Diakses
15 September 2020.
Nawawi, Handari. (1992). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Nelson, Noelle C. (2005). The Power Of Appreciation, Kunci Kehidupan Yang
Penuh Daya. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Porter, R.J. (1990) Katekisasi Masa Kini. Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF
Cempaka Putih.
Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta
: Mediakom.
Rahmad, Purwantara. (1992). Katekismus Baru. Yogyakarta.
Riemer, G. (1998). Ajarlah Mereka: Kualitas Umat Kristiani Ditentukan Oleh
Pembinaan Kini, Pedoman Ilmu Katekese. Jakarta : Yayasan Komunikasi
Bina Kasih.
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Kombinasi : Mixed Methods. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2001). Statiska Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Supriyono, Agus. (2009). Jenis-jenis Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Tanya, Eli. (1999). Gereja dan Pendidikan Agama Kristen: Mencermati Peranan
pendagogis. Gereja. Cipanas: STT Cipanas.
(2020, September 16). Retrieved from
http://repository.upi.edu/16456/4/T_PD_1201536_Chapter1.pdf,
(2020, September 17). Retrieved from
http://repository.upi.edu/16456/4/T_PD_1201536_Chapter1.pdf.
LAMPIRAN
Hasil Wawancara Pasca Penelitian
No Pertanyaan Responden
1 Menurut saudara bagaimana A Menurut saya pelaksanaan katekisasi
pelaksanaan katekisasi selama ini menarik, menuntun saya
selama ini, terutama untuk mengerti apa itu dewasa
sebelum adanya penerapan mengenai iman Kristen. Namun,
metode appreciative terkadang penyampaian pengajar
inquiry? kurang menarik perhatian murid
katekisasi sehingga suasana
pelaksaan katekisasi monoton.
B Sangat bosan mbak karena proses
pembelajaran sangat monoton,
pengajar hanya fokus pada materi
dan buku. Saya kesulitan untuk
memahami materi dengan baik.
Metode pembelajaran yang dipakai
pengajar selama ini kuranng seru,
banyak yang mengantuk pada saat
belajar katekisasi.
C Menurut saya pelaksanaan katekisasi
selama ini berjalan dengan baik dan
tidak ada kendala dalam memahami
materi yang disampaikan.
D Menurut saya kurang seru mbak
karena pengajar hanya fokus pada
buku materi. Pengajar katekisasi
juga sering memberikan pertanyaan
di dalam proses pembelajaran tapi
terkadang kami tidak bisa menjawab
karena kami tidak bisa memahami
materi dengan baik.
E Menurut saya menarik mbak, apalagi
dalam pengajaran tersebut tidak
monoton seperti ngobrol padahal
sedang katekisasi. Pengajar
menjelaskan, murid katekisasi asik
dengan kesibukan masing-masing.
2 Menurut saudara bagaimana A Sangat menarik mbak. Melalui
pelaksanaan katekisasi metode ini, murid diberikan
menggunakan metode kesempatan untuk bertanya dan
appreciative inquiry mencari jawaban secara bersama-
kemarin? sama. Sehingga kita dituntut untuk
mau berfikir dalam mencari jawaban
dari pertanyaan teman kita dan
kitapun tidak mengantuk.
B Metode ini membuat pelaksaanan
katekisasi semakin seru, asik, dan
santai/enjoy mbak. Karena pengajar
tidak fokus ke materi secara terus
menerus, tetapi sering memberikan
pertanyaan sederhana untuk
memancing murid untuk bercerita.
Bahkan, apapun jawaban yang kita
jabarkan diapresiasi oleh pengajar.
C Sangat menarik mbak. Pengajar
seringkali memberikan ruang bagi
murid untuk diskusi dan sharing
mbak, nyari jawaban dari setiap
pertanyaan bersama-sama. Pengajar
juga mampu membuat suasana
belajar yang menyenangkan
sehingga murid tidak merasa bosan.
Bahkan dengan metode
pembelajaran yang seperti ini
membuat pelaksaanaan katekisasi
tidak terasa lama.
D Menurut saya baik mbak. Karena
melalui metode pelaksaanaan
katekisasi yang seperti ini melatih
keberanian murid untuk percaya diri
untuk menyatakan pendapatnya.
Penyampaian materi oleh pengajar
jelas, singkat dan mudah untuk
dipahami murid.
E Melalui penerapan metode ini di
dalam katekisasi, saya merasa bahwa
metode ini membantu saya untuk
memahami dan mengingat materi
dengan baik mbak. Karena dalam
proses pembelajaran pengajar tidak
memulu yang bicara, tapi kami juga
sebagai murid juga diberikan
kesempatan untuk menyampaikan
pendapat dan saling bertukar pikiran
dengan teman yang lain.
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH METODE APPRECIATIVE INQUIRY DALAM KATEKISASI
SIDI DAN BAPTIS DEWASA DI GKSBS BATUMARTA TIMUR WILAYAH
BATUMARTA X
PETUNJUK MENGERJAKAN
1. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang Anda anggap sesuai dengan
keadaan Anda pada kotak yang disediakan di sebelah kanan setiap
pernyataan
2. Setiap jawaban memperoleh skor yang telah ditentukan, sehingga tidak
ada jawaban yang tidak pendapat nilai
3. Pilihlah salah satu jawaban “
Ss (A) : artinya sangat setuju
S (B) : artinya setuju
Rg (C) : artinya ragu-ragu
Ts (D) : artinya tidak setuju
St (E) : tidak sangat tidak setuju
PERNYATAAN
No Pernyataan Jawaban
Ss S Rg Ts St
5 4 3 2 1
1. Mengapresiasi kehadiran katekisan di
awal pertemuan katekisasi menjadi
sarana untuk membangkitan semangat
belajar
2. Pelaksaaan katekisasi dapat berjalan
dengan baik apabila terdapat komunikasi
yang baik antara katekis dan katekisan
3. Pelaksanaan katekisasi menjadi media
untuk melatih kemandirian katekisan
4. Pelaksanaan katekisasi menjadi media
untuk menemukan sebuah makna baru
“pengetahuan baru”
5. Sharing dan saling berdialog dapat
menghidupkan pelaksaan katekisasi
6. Pelaksanaan katekisasi menjadi media
untuk saling bertukar pikiran dengan
katekisan yang lain
7. Katekis memberi kesempatan katekisan
untuk mengungkapkan pendapat
8. Pelaksanaan katekisasi menjadi media
bagi katekisan untuk berfikir lebih kritis
9. Katekis mengarahkan katekisan untuk
memahami materi dengan baik
10. Katekis melihat setiap tindakan
katekisan di dalam pelaksanaan
katekisasi sebagai kelebihan atau
keberanian katekisan
11. Penghargaan atau pemberian apresiasi
dari katekis dapat menumbuhkan rasa
percaya diri katekisan
12. Pelaksanaan katekisasi menjadi media
untuk mengungkap pengalaman-
pengalaman positif yang pernah di alami
katekisan
13. Pelaksanaan katekisasi mendorong
katekisan untuk membayangkan
tindakan positif yang dapat dilakukan di
masa depan
14. Pelaksaan katekisasi melatih katekisan
untuk selalu optimis dalam memandang
sesuatu dari sisi positif
15. Pelaksanaan katekisasi mendorong
katekisan untuk melakukan tindakan-
tindakan positif
16. Merencanakan tindakan positif di dalam
proses katekisasi dapat membentuk
karakter positif katekisan
17. Pelaksanaan katekisasi menjadi sarana
katekisan untuk merefleksikan tujuan
yang ingin diraih
18. Pelaksanaan katekisasi dengan suasana
belajar yang menyenangkan
mempermudah katekisan dalam
memahami materi
19. Hubungan timbal balik antara katekis
dan katekisan menjadi jalan tercapainya
tujuan pembelajaran
20. Keinginan atau motivasi yang sungguh-
sungguh untuk mau belajar menjadi
kunci keberhasilan pelaksanaan
katekisasi
21 Apresiasi dan penghargaan yang
diberikan katekis menjadi semangat dan
energi baru katekisan
22 Katekis mendorong katekisan untuk
melakukan tindakan nyata setelah
pelaksanaan katekisasi
23 Pelaksanaan katekisasi menjadi media
katekisan untuk menyesaikan masalah
24 Pelaksanaan katekisasi menjadi media
untuk melatih kebenarian katekisan
untuk menghadapi persoalan
25 Adanya komitmen melakukan tindakan
baik menjadi sarana katekisan untuk
memulian Nama Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari