The U.S. and its partners should lead in holding Putin accountable and pressing for a reversal.
Vladimir Putin sekali lagi menjadikan invasinya ke Ukraina sebagai perang yang efektif
terhadap pasokan pangan global. Setelah membatalkan kesepakatan lama untuk mengizinkan
ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam, Putin menyerang pelabuhan Ukraina untuk
melumpuhkan kemampuan penanam makanan utama untuk memasok pasar dunia. Tindakan
ini segera menaikkan harga biji-bijian, menyandera orang-orang termiskin di dunia atas
tuntutan Moskow. Pertikaian baru Putin kemungkinan besar akan merusak upayanya untuk
membangun dukungan politik dari China dan Global South.
3. Langkah Selanjutnya
Negara dan institusi yang mendukung Ukraina dan aturan hukum internasional melawan
kekerasan Putin tidak memiliki solusi tunggal untuk eskalasi baru ini. Namun sebagai
permulaan, peran negara-negara Eropa akan sangat vital. Dengan terputusnya Laut Hitam
sebagai rute ekspor, rel, jalan, dan pelabuhan tetangga Eropa Timur Ukraina adalah satu-
satunya alternatif—yang secara logistik lebih sulit dan mahal. Lima negara tersebut —
Bulgaria, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia — berjanji minggu ini untuk
membantu memindahkan biji-bijian Ukraina ke pasar dunia sambil menjanjikan lobi
pertanian mereka sendiri untuk tidak memotong harga domestik dengan membeli sendiri
saham Ukraina.
Jerman dan mitra Eropanya sedang mengerjakan sebuah rencana. Menteri Luar Negeri
Jerman Annalena Baerbock mengatakan kepada pers hari ini bahwa dia dan diplomat
Eropa lainnya sedang menjajaki opsi kereta api untuk mengangkut biji-bijian Ukraina.
Tetapi biaya yang lebih besar dari upaya itu berarti bahwa, untuk menjaga pasokan
makanan lebih tersedia bagi negara-negara dari Haiti hingga Guinea, Malawi, Sudan
Selatan, dan lainnya, tidak ada alternatif nyata selain menekan Kremlin untuk
menghentikan serangan politik dan militernya terhadap biji-bijian dan kapal-kapal yang
mengangkutnya.