Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

“MEMAHAMI JENIS DAN MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM

PROSES KONSELING ANAK”

Disusun Oleh : Kelompok 7

1. Nadia Safitri (210106011)

2. Farny Ahyani (210106028)

3. M. Irwan Adzani (210106029)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa

karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat

untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan

sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran

Selama proses pengerjaan dan penyusunan makalah ini tentunya

tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan. Akan tetapi bantuan,

petunjuk, bimbingan serta masukan-masukan yang berharga dari berbagai

pihak akhirnya dapat membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih.

Mataram, 5 Maret 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I.......................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

A. Latar Belakang .............................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 5

BAB II ......................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .......................................................................................... 6

A. media yang dapat digunakan dalam proses konseling ................. 6

B. Proses Membangun Rapport dan Pendekatan Melalui Media yang

Digunakan ............................................................................................ 12

C. Proses Menggali Informasi dan Memahami Permasalahan Anak

Melalui Media yang Digunakan ............................................................. 13

BAB III ...................................................................................................... 17

PENUTUP ................................................................................................ 17

A. Kesimpulan ................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konseling anak merupakan proses pemberian bantuan pada anak yang

ditujukan untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan di

sekitarnya. Pelayanan pemberian bantuan konseling yang dilakukan,

diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap optimalisasi potensi

anak. Pemberian bantuan bukanlah tugas yang ringan. Hal ini karena

kinerja dalam proses konseling memiliki dampak yang berarti bagi

kehidupan individu tersebut. Sebagai konselor anak harus mampu

menerapkan keterampilan konseling sehingga anak bisa mengungkapkann

tentang permasalahan yang dialaminya. Keterampilan konseling anak

harus relevan untuk setiap tahap proses konseling. Secara umum proses

konseling terdiri atas serangkaian sesi, di mana konselor harus melakukan

peran dan fungsi konselor yang berbeda-beda. Ada tujuh keterampilan

konseling anak yang perlu dikuasai oleh konselor anak. Keterampilan

konseling anak tersebut meliputi (1) menjalin hubungan yang efektif dengan

anak, (2) mengobservasi anak, (3) mendengarkan secara aktif, (4)

meningkatkan kesadaran dan pemecahan masalah untuk memfasilitasi

perubahan, (5) menangani konsep diri anak dan kepercayaan yang

merusak diri, (6) secara aktif memfasilitasi perubahan,dan (7) mengakhiri

konseling (Kathryn Geldard & David Geldard, 2012: 126). Pelaksanaan

keterampilan konseling tersebut memerlukan dukungan dari media dan

4
aktivitas konseling anak yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

Pemilihan media dan aktivitas yang tepat menyesuaikan dengan

karakteristik anak secara fisik dan psikologis, masalah, perilaku, dan peran

keluarga. Media dan aktivitas tersebut meliputi hewan miniatur, bermain

dengan lempung, menggambar, melukis, menempel, dan konstruksi, buku

dan cerita, serta boneka tangan.

B. Rumusan Masalah

1. Media apa saja yang dapat digunakan dalam proses konseling ?

2. Bagaimana proses membangun rapport dan pendekatan melalui

media yang digunakan ?

3. Bagaimana proses menggali informasi dan memahami

permasalahan anak melalui media yang digunakan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui media apa saja yang dapat digunakan dalam

proses konseling

2. Untuk mengetahui proses membangun rapport dan pendekatan

melalui media yang digunakan

3. Untuk megetahui proses menggali informasi dan memahami

permasalahan anak melalui media yang digunakan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. media yang dapat digunakan dalam proses konseling

Media adalah bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti

media atau pengantar, yaitu media dari sumber berita atau informasi. Media

diartikan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai perantara atau

pengantar ketika guru mengajar atau membimbing siswanya. Terkait

dengan media sebagai perantara informasi, guru Bimbingan Konseling

(Guru BK atau Konselor Sekolah) juga membutuhkan media dalam

memberikan layanan bim- bingan dan konseling. Media bimbingan dan

konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan-pesan bimbingan konseling yang merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan keinginan konseli atau siswa untuk

mengenal dirinya sendiri. membimbing dirinya sendiri, dan mengambil

keputusan tentang masalah yang dihadapinya.

Pada dasarnya media bimbingan dan konseling tidak terbatas hanya

berfungsi sebagai perantara sebuah pesan, melainkan memiliki makna

yang lebih luas adalah segala alat bantu yang dapat diguna- kan dalam

melaksanakan program BK. Media bimbingan dan konseling terdiri atas dua

fokus penting, yaitu (1) peralatan atau perangkat keras (hardware) dan (2)

pesan yang dibawanya berupa (massage atau software). Dengan demikian,

media Bimbingan dan Konseling yang terpenting bukan peralatannya,

6
melainkan pesan atau informasi bimbingan dan konseling yang dibawakan

oleh media tersebut.

Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan bim bingan dan

konseling yang akan disampaikan kepada siswa, misal- nya "Menghindari

perilaku bullying, sedangkan perangkat (hard- ware) adalah peralatan yang

digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan bimbingan dan konseling,

misalnya: computer atau Laptop, LCD Proyektor, Smart TV, papan

bimbingan, dsb. Ketika guru BK memberikan layanan informasi, mala ia

dapat menggunakan media, seperti: papan tulis, selebaran, leaflet, papan

bimbingan, slide presentasi, laptop, dan LCD yang berisi bahan atau materi

informasi (seperti: informasi "Kiat Belajar Kelompok"). Dalam memberikan

la- yanan penempatan, seperti: program penjurusan diperlukan asesmen

tes maupun asesmen non tes untuk memahami potensi siswa.

Disamping itu, diperlukan media untuk menjelaskan persyaratan

pemilihan jurusan serta pilihan studi lanjut (misalnya: panduan pemilihan

program studi di PT). Demikian pula, untuk men dokumentasikan data siswa

dibutuhkan alat berupa: Hardisk ekternal, flashdisk dan penyimpanan awan

atau cloud drive. Dalam melaksanakan layanan konseling, sarana yang

diperlu kan adalah ruang konseling, kursi dan meja, kenndian media yang

digunakan adalah laptop, kamera recorder sebagai media pencatatan hasil

konseling, di samping suara guru BK berfungsi pula sebagai media proses

konseling. Selanjutnya, pada akhir semester atau akhir tahun, guru BK

membuat laporan kegiatan, maka ia memerlukan se jumlah media, bahkan

7
laporan kegiatan tersebut juga dapat berfungsi sebagai media. Dengan

demikian, bahwa media sangat diperlukan mulai dari membuat

perencanaan program sampai dengan penyusunan laporan akhir kegiatan.1

Kecocokan Media dan Aktivitas untuk Memperoleh Tujuan Dalam

Kathryn Geldard & David Geldard (2012: 217-223) kriteria media yang

digunakan dalam konseling anak diharapkan dapat mengarah pada

memfasilitasi anak untuk berkembang pada beberapa aspek berikut: (1)

Menguasai Masalah dan Peristiwa, (2) Menjadi Kuat Melalui Ekspresi Fisik,

(3) Mendorong Ekspresi Emosi, (4) Mengembangkan Keterampilan

Pemecahan, (5) Masalah dan Pengambilan Keputusan, (6)

Mengembangkan Keterampilan Sosial, (7) Membangun Konsep Diri dan

Harga Diri, (8) Meningkatkan Keterampilan Komunikasi, (9)

Mengembangkan Wawasan.

Sebagai contoh pemilihan media dan aktivitas yang dapat membantu

anak memahami peristiwa masa lalu atau pengalamannya melalui buku dan

cerita, aktivitas menggambar, melukis dan menempel, dan boneka tangan.

Buku dan cerita dapat mendorong anak untuk mengubah kisahnya. Anak

dapat menampilkan hasil cerita yang mereka inginkan bagi dirinya pada

tokoh-tokoh dalam kisahnya. Ragam Media dan Aktivitas dalam Konseling

Anak Secara umum yang telah diuraikan di atas terdapat bermacam-

macam media dan aktivitas dalam konseling anak. Berikut ini diuraikan

1Wayan Eka Paramartha, dkk., Panduan Praktis Penggunaan Media Dalam Bimbingan
Konseling, (Bandung: Nilacakra, 2022). hlm 3

8
secara khusus pada media dan aktivitas konseling anak yang sesuai untuk

diterapkan di Indonesia. Media dan aktivitas tersebut meliputi hewan

miniatur, bermain dengan lempung, menggambar, melukis, menempel, dan

konstruksi, buku dan cerita, serta boneka tangan.

Hewan Miniatur

Beberapa contoh kelompok hewan yang dapat digunakan sebagai

media konseling anak meliputi hewan peliharaan, hewan ternak, hewan

kebun binatang, reptil, serangga, dan hewan laut. Hewan miniatur

sebaiknya terbuat dari plastik dan mempunyai warna seperti warna aslinya

sehingga tampak realistis. Ukurannya dapat Hewan miniatur paling cocok

digunakan untuk anak usia 7 tahun ke atas. Hewan miniatur lebih cocok

digunakan sebagai media konseling individual dibandingkan konseling

kelompok. Penggunaan media hewan miniatur menargetkan pada persepsi

individu tentang orang lain dan hubungan antar orang lain.

Bermain dengan Lempung

Syarat yang dipenuhi anak agar aktivitas bermain dengan lempung

dipilih yaitu anak harus mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak.

Media lempung cocok untuk anak di atas usia 6 tahun ke atas. Tujuan

bermain lempung yaitu membantu anak berbagi cerita dengan acara

memakai lempung untuk mengilustrasikan elemen-elemen dari cerita

tersebut, membua anak memproyeksikan perasaan yang terpendam

sehingga bisa dikenali, membantu anak mengenaili cara menagani

9
masalah, memungkinkan anak mengalami keberhasilan menyelesaikan

tugas kreatif. Cara bermain lempung meliputi mulai bermain lempung,

menggunakan lempung untuk menghadapi masalah, menciptakan dialog

antara dua bentuk, mengakhiri permainan lempung, menggunakan

lempung dalam kelompok.

Menggambar, Melukis, Menempel, dan Konstruksi

Aktivitas menggambar, melukis, menempel, dan konstruksi sangat

cocok diberikan pada anak pra sekolah dan usia sekolah dasar dalam

bentuk konseling individual. Menggambar dapat juga digunakan secara

efektif pada konseling kelompok dan keluarga. Melukis dengan jari

merupakan media yang paling besar kemungkinannya menimbulkan

perilaku yang terbuka dan ekspresif pada anak. Aktivitas konstruksi atau

membuat patung dalam konseling anak misalnya meminta anak membuat

pohon, bunga, rumah yang dapat mewakili diri anak. Saat proses konstruksi

membutuhkan waktu penyelesaian. Konselor dapat mengamati cara anak

mengerjakan pembuatan pohon. Konselor akan memahami karakteristik

anak, misalnya konselor mengatakan: “ saya perhatikan Cika keas terhadap

diri sendiri ketika melakukan kesalahan”. Kesadaran anak pada perilakunya

akan meningkat sehingga masalah yang sesuai dapat dibahas.

Buku dan Cerita

Cerita anak melibatkan manusia, hewan, sosok-sosok khayalan, dan

semua jenis benda seperti kereta api, batu, jam, dan pot bunga. Manusia,

10
hewan, sosok khyalan, dan benda diberi keprbadian, kepercayaan, pikiran,

emosi, dan perilaku. Saat cerita dituturkan tema dikembangkan serta objek

dalam cerita merespon pikiran, emosi dan perilaku tertentu. Ketika anak

menyimak cerita mereka mengidentifikasi diri dengan tokoh atau tema,

peristiwa dari cerita tersebut. Selain menuturkan sebuah cerita untuk anak

aktivitas dalam konseling juga bisa melalui mengarang cerita. Konselor

mendorong anak untuk mengarang ceritanya sendiri. Anak akan melibatkan

diri sebagai tokoh dalam cerita. Anak memperoleh kesempatan

mengeksplorasi masalah,pikiran, emosi dan perilakunya.

Boneka Tangan

(Boneka Puppet) Konseling anak dengan media dan aktivitas

boneka tangan digunakan dengan cara meminta anak untuk membuat

drama. Tokoh-tokoh dalam drama diperankan oleh boneka tangan.

Konselor mengarahkan anak untuk mempersiapkan pertunjukan drama.

Boneka tangan lebih cocok digunakan pada konseling individual namun

juga bisa dilaksanakan pada konseling kelompok. Penggunaan media

boneka tangan memungkinkan anak mengeksplorasi dan memperluas

pemikirannya serta mendorong mereka untuk berinteraksi dan

berpetualang. Boneka tangan juga memfasilitasi dalam penyampaian

pesan moral yang mendidik dalam konseling.2

2Mufida Istati, Nurul Rahmi. "PENGUATAN KETERAMPILAN KONSELING ANAK :


MEMILIH MEDIA DAN AKTIVITAS YANG TEPAT". Jurnal ilmiah dalam implementasi
kurikulum bimbingan konseling berbasis KKNI. 2017. hlm 152-155

11
B. Proses Membangun Rapport dan Pendekatan Melalui Media

yang Digunakan

Membangun hubungan dalam konseling merupakan langkah pertama

dalam peroses konseling, membina hubungan sangatlah penting.

Konseling adalah bentuk khusus dari hubungan atau komunikasi

interpersonal. Berarti kaidah-kaidah yang berlaku dalam komunikasi,

berlaku juga dalam konseling. Suatu istilah yang banyak dipakai berkaitan

dengan membangun hubungan dalam konseling adalah rapport.3

Menurut Willis, rapport adalah hubungan yang ditandai dengan

keharmonisan, kecocokan, dan saling tarik-menarik. Rapport diawali dari

persetujuan, kesejajaran, kesukaan dan persamaan. Hal yang harus

ditekankan pada rapport adalah persamaan bukan perbedaan. Persamaan

akan membangun hubungan yang positif, sementara perbedaan hanya

akan memunculkan sikap resisten dan perasaan egosentris.4

Sementara itu Brammer, Abrego, dan Shostrom mendefenisikan rapport

adalah suatu iklim psikologis yang positif, yang mengandung kehangatan

dan penerimaan sehingga klien tidak terasa terancam berhubungan dengan

konselor.5

3 18 Jeanette Murad Lesmana, Dasar-dasar Konseling, (Jakarta: UI-Press, 2013), hlm. 103
4Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik
(Jakarta:Kencana, 2011), hlm.76.
5 Hirmaningsih, Indah Damayati, Psikologi Konseling, (Pekanbaru: Al-Mujtahadah
Press, 2015), hlm. 75

12
Geldard and Geldard (1997) memformulasikan beberapa atribut yang harus

ada dalam hubungan konselor dan anak dalam menjalankan proses

konseling, yaitu:

1. Adanya kesinambungan antara persepsi konselor dan dunia anak-anak

dengan memahami tentang apa dan bagaimana dunia anak

2. Hubungan harus eksklusif membangun dan menjaga hubungan yang

baik dengan anak-anak untuk membentuk kepercayaan pada diri anak pada

konselor.

3. Hubungan yang aman anak dapat mengeksresikan emosi dan perasaan

mereka dengan bebas.

C. Proses Menggali Informasi dan Memahami Permasalahan Anak

Melalui Media yang Digunakan

Tujuan pelaksanaan konseling anak ada empat tingkat penentuan tujuan

dalam Geldard & Geldard (2012: 3-4). Tujuan tingkat pertama bersifat

umum yang bisa diterapkan untuk semua anak dalam konseling. Tujuan

tingkat pertama meliputi 7 hal kemungkinan yang terjadi anak : (1) anak

menghadapi masalah emosionl yang menyakitkan, (2) anak memperoleh

tingkat keharmonisan dalam pikiran, emosi, dan tingkah laku, (3) anak

merasa nyaman dengan dirinya sendiri, (4) anak menerima

keterbatasannya dan kekuatannya serta merasa OK dengannya, (5) anak

mengubah tingkah laku yang mempunyai akibat negatif, (6) anak dapat

13
beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya, (7) memaksimalkan

kesempatan bagi anak mengejar tugas perkembangannya.

Penentuan tujuan konseling anak pada tingkat dua ditentukan oleh orang

tua saat membawa anaknya untuk mendapatkan konseling. Tujuan ini

berhubungan dengan agenda pribadi orang tua dan biasanya didasarkan

pada perilaku anak saat itu. Misalnya, jika anak mengotori dinding ruang

tamu dengan makanan, tujuannya orang tua menghilangkan perilaku ini.

Penentuan tujuan tingkat tiga merupakan tujuan yang dirumuskan oleh

konselor sebagai dampak dari hipotesis yang dimiliki konselor. Perkiraan

tentang mengapa anak berperilaku dengan cara tertentu. Misalnya seorang

anak yang suka mengoleskan makanan pada dinding ruang tamu adalah

dampak dari masalah emosional yang dimiliki anak. Jadi, konselor akan

menentukan tujuan berupa mengadapi dan memecahkan masalah

emosional anak.

Penentuan tujuan konseling anak pada tingkat empat muncul selama sesi

konseling. Tujuan yang diinginkan oleh anak, meskipun anak biasanya tidak

mampu mengucapkannya. Tujuan ini didasarkan pada material yang

dibawa anak dalam sesi konseling. Ada kemungkinan tujuan tersebut sama

dengan tujuan konselor tetapi ada juga kemungkinan berbeda dengan

konselor.

Berdasarkan empat tingkat tujuan pelaksanaan tersebut dalam

pencapaiannya memerlukan media dan aktivitas yang sesuai dengan

14
karakteristik anak. Anak dapat merasa nyaman dan terjalin hubungan yang

baik dengan konselor. Memilih media dan aktivitas yang tepat

menyesuaikan dengan karakteristik anak, masalah, perilaku, dan peran

keluarga.

Kecocokan Media dan Aktivitas untuk Berbagai Kelompok Usia Dapat

digunakan membantu dalam memilih media atau aktivitas yang secara

perkembangan paling tepat untu anak-anak. Sebagai contoh permainan

pura-pura imajinatif adalah aktivitas yang sangat tepat untuk anak

prasekolah antara usia 2 sampai 5 tahun. Aktivitas ini kurang menarik untuk

praremaja atau remaja, karena kematangan kognitifnya dan

kemampuannya untuk terlibat dalam pemikiran abstrak. Media dan aktivitas

yang cocok digunakan dalam konseling anak usia 6-10 tahun meliputi

buku/cerita,lempung, konstruksi, menggambar, melukis dengan jari,

permainan, permainan pura-pura imajinatif, hewan miniatrur, boneka

tangan/mainan tangan, baki pasir, simbol/figur, dan lembar kerja.

Beberapa anak mengalami kemunduran dalam perkembangan emosiona,

sosial, kognitif akibat trauma masa lalu dan masalah emosional. Pemilihan

media dan aktivitas perlu memperhatikan bentuk pelaksana konseling yang

akan dilaksanakan. Media dan aktivitas yang cocok digunakan dalam

konseling individual meliputi buku/cerita,lempung, konstruksi,

menggambar, melukis dengan jari, permainan, permainan pura-pura

imajinatif, hewan miniatrur, boneka tangan/mainan tangan, baki pasir,

15
simbol/figur, dan lembar kerja. Media dan aktivitas lempung, menggambar,

melukis dengan jari, permainan, dan boneka tangan/mainan tangan lebih

cocok digunakan dalam konseling kelompok.6

6
Mufida Istati, Nurul Rahmi. "PENGUATAN KETERAMPILAN KONSELING ANAK :
MEMILIH MEDIA DAN AKTIVITAS YANG TEPAT". Jurnal ilmiah dalam implementasi
kurikulum bimbingan konseling berbasis KKNI. 2017. Hlm 151-152

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai konselor anak harus mampu melibatkan anak-anak sehingga


mereka bisa bicara bebas tentang masalah-masalah yang menyakitkan,
maka kita perlu menggunakan keterampilan konseling verbal bersama
dengan strategi lain. Sebagai contoh, kita bisa melibatkan anak dalam suatu
permainan atau menggunakan media seperti boneka binatang, lempung
(tanah liat), atau berbagai bentuk barang kerajinan. Kita bisa melibatkan
sebuah cerita atau mengajak mereka dalam perjalanan khayalan. Sebagai
dampak dari penggunaan keterampilan konseling verbal bersama dengan
penggunaan media atau strategi lain. Kita mampu menciptakan
kesempatan bagi anak untuk bergabung dengan kita dalam proses
konseling yang memberi manfaat terapeutik. Kita sebagai konselor
memberikan kepada anak suatu lingkungan untuk menjalani perubahan
terapeutik. Pemilihan media dan aktivitas yang tepat menyesuaikan dengan
karakteristik anak secara fisik dan psikologis, masalah, perilaku, dan peran
keluarga. Media dan aktivitas tersebut meliputi hewan miniatur, bermain
dengan lempung, menggambar, melukis, menempel, dan konstruksi, buku
dan cerita, serta boneka tangan. Pemilihan media dan aktivitas dalam
konseling anak.

Setelah memahami tentang memilih media dan aktivitas dalam


pelaksanaan konseling anak diharapkan guru bimbingan dan konseling
serta konselor dapat menentukan media dan aktifitas yang tepat. Dukungan
orang tua juga sangat diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan
konseling anak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hirmaningsih, Indah Damayati, Psikologi Konseling, (Pekanbaru: Al-


Mujtahadah Press, 2015),
Mufida Istati, Nurul Rahmi. "PENGUATAN KETERAMPILAN KONSELING
ANAK : MEMILIH MEDIA DAN AKTIVITAS YANG TEPAT". Jurnal
ilmiah dalam implementasi kurikulum bimbingan konseling berbasis
KKNI. 2017 18 Jeanette Murad Lesmana, Dasar-dasar Konseling,
(Jakarta: UI-Press, 2013),
Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori
Dan Praktik (Jakarta:Kencana, 2011)
Wayan Eka Paramartha, dkk., Panduan Praktis Penggunaan Media Dalam
Bimbingan Konseling, (Bandung: Nilacakra, 2022)

18

Anda mungkin juga menyukai