Terdapat potensi radikalisme sekitar kita; siapapun bisa terhasut pengaruhnya.
Menduduki jenjang pendidikan tinggi tidak menjamin kita terhindar dari potensi terjerat aliran radikal mengatasnamakan Islam. Mempelajari sains atau ilmu eksak juga bukan berarti tidak mungkin terjerumus ke dalam kepercayaan yang menyimpang tersebut karena orang- orang yang mempelajari rumpun ilmu eksak sering kali berpikir secara black and white sehingga bila mereka sudah percaya akan suatu teori atau perspektif, mereka akan mengimani hal itu tanpa menerima bantahan. Sekitar 40% masyarakat Indonesia belajar agama dari sosial media. Hal ini berarti masyarakat butuh menyadari akan bahaya mudahnya penyebaran kebencian di sosial media terlebih lagi sebagai umat Muslim, kelemahan terbesar kita terletak pada politik. Masih sering sekali Muslim mencelakai atau membenci sesama umatnya hanya karena perbedaan perspektif politik. Kelemahan tersebut sering kali dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan mereka. Mengatasnamakan Islam dalam gerakan politik akan sangat menguntungkan pihak tersebut karena Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Kita sebagai Muslim, mengetahui hal itu, harus paham akan pentingnya menerima ragamnya perbedaan; sadari bahwa bahkan sesama Muslim akan terdapat banyak perbedaan. Perbedaan di antara umat Muslim bisa dilihat dari dua kelompok Liberal dan Literat. Kubu Liberal memiliki pemahaman yang terlalu longgar sedangkan kubu Literal memiliki pemahaman yang terlalu kaku dan keras. Kedua kelompok memiliki kekurangannya masing-masing yang sangat bertolak belakang. Maka dari itu, mahasiswa sebagai umat pertengahan wajib mempelajari bagaimana penerapan agama yang lurus dan benar tanpa harus ekstrem kepada salah satu kutub atau kubu. Dari isu perbedaan yang memicu konflik yang tak kunjung selesai di antara umat Islam ini, mahasiswa wajib menyadari pentingnya bijak menanggapi perbedaan-perbedaan antar sesama; mengingat kembali ajaran Islam yang mengutamakan kasih sayang sesama. Mahasiswa memiliki peran penting dalam mempromosikan dialog antar sesama dan pendidikan yang benar tentang Islam serta dapat menjadi perantara yang menghubungkan berbagai kelompok dan membantu menghilangkan stereotip dan prasangka.